NARUTO © Masashi Kishimoto

Warning AU, pendek—banget, plotless, Indonesian!setting, dan hal lain yang harus diperhatikan.

Listening to Body Language – Jesse McCartney ft. T-Pain while writing the story


Lesson: Sport

by ladymxthyst


PIIP–! PIIP–!

Ukh... sudah pagi lagi...

Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh. Dengan malas aku merangkak—yah, benar-benar merangkak—keluar menuju kamar mandi. Lalu mencuci mukaku dan menyikat gigi.

Ah... hari ini ada pelajaran olahraga, ya...

Dengan malas ku ambil handuk bermotif sushi di balkon kamarku dan kembali menuju kamar mandi. Seorang Chouji Akimichi harus semangat! Yosh!


Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat delapan belas menit. Sekitar dua belas menit lagi, pelajaran olahraga akan dimulai. Namun, aku sudah mengganti baju seragamku dengan kaus olahraga.

Aku dan beberapa teman seperti Naruto, Gaara, dan Lee sudah berada di lapangan. Sambil menunggu Gai-sensei datang, kubuka keripik kentang yang baru kubeli di kantin. Namun tepat setelah kantung keripik kentang milikku terbuka, suara cempreng milik Gai-sensei menginterupsi.

"Ayo semua! tinggalkan kegiatan kalian sejenak dan berkumpul di lapangan! Kumpulkan semangat masa muda kalian! Yoshaaa!" koarnya penuh semangat.

Ah... keripik kentangku...


Satu setengah jam berlalu. Menyisakan seluruh murid yang tergeletak di pinggir lapangan. Yah... walau ada beberapa seperti Lee yang masih terlihat bugar. Namun yang pasti, aku bukan termasuk orang-orang itu.

Tubuh gempalku tergeletak tak berdaya. Membiarkan kaus olahraga putihku kotor akibat debu yang ada. Persetan dengan debu, Gai-sensei ingin membunuhku.

Sepuluh menit bergilir. Semua yang tadinya terbaring di lapangan perlahan bangkit dan pergi untuk ke kantin atau mengganti baju. Semuanya pergi dan tinggal aku sendiri disini. Yah... sendiri.

Aku pun akhirnya memutuskan untuk bangun dari posisiku. Ku sentuh lapangan dengan kedua tangan, lalu mencoba untuk duduk. Namun sayangnya usahaku gagal. Kuulangi beberapa kali, namun hasilnya sama.

Apa tidak ada yang mau menolong...? pikirku sedih.

Namun beberapa saat kemudian, terdengar suara seseorang memanggil namaku.

"Chouji! Bangunlah! Kubawakan makanan..." ujar gadis berkulit eksotis yang ku kenali bernama Karui.

Perlahan ku buka kedua mataku, yang berhadapan langsung dengan kedua iris emas yang berkilauan—tentu saja, emas kan berkilau.

Kulihat ia membantuku untuk duduk, dan meyodorkan sebotol air mineral dan sebuah kotak bento berukuran jumbo.

Perlahan bulir air mata keluar dari mataku. Terharu dengan perbuatan kekasihku Karui.

"Hiks... terima kasih Karui... hiks.." ucapku sambil menangis dengan tidak elitnya. Persetan dengan kelakuanku. Karui memang yang terbaik!

"Sudah, Chouji... ayo habiskan, sengaja kubuat untukmu." balasnya dengan tersenyum. Aku pun mengangguk dan segera membuka kotak bekal itu.

"Hmmmm... ittadakimaaasu!"

.

.

Fin.


a/n merupakan kumpulan flash-fiction tentang pelajaran-pelajaran. Jadi, di setiap mata pelajaran, tokohnya bisa beda atau bisa juga sama. Yah, itu tergantung mood aja *dilempar*