Disclaimer: semua chara yang aku pakai milik diri mereka sendiri dan keluarganya.

Genre: romance, friendship (belum kerasa) ada saran lain?

Main pair: HaeHyuk, JongKey, 2min, HanChul, KyuMin and maybe another for future

Rate: T

WARNINGS: typho tak terkendali, jalan cerita hancur, gak nyambung, author masih sangat baru, OOC tingkat akut, gak jelas, gak layak baca, susunan kalimat yang sangat rancu dan masih banyak lagi

# # #

#Lee Hyukjae POV

Aku mendengus kesal, aku bingung.., sebenarnya apa yang ada di pikiran para wanita itu. Dari jendela kelasku yang berada di lantai dua sebelah kiri aku bisa melihat dengan jelas betapa para wanita terus menerus berteriak memuja sosok pria yang menurutku biasa-biasa saja, sang ketua OSIS SM senior high school plus ketua tim basket putra.

Aku akui dia mungkin tampan, pintar -baik olahraga atau akademik-, dan kaya. Tidak, aku sama sekali tidak iri dengan dia, aku sudah cukup bahagia dengan keluargaku sekarang ayah, ibu dan kakakku selalu membuatku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia, dan tidak lupa dengan sahabat-sahabat di sekelilingku.

Lalu apa yang membuat aku tidak menyukainya? Jawabannya adalah sikap sombong yang selalu dia tunjukan. Dia selalu memasang wajah menyebalkan seakan-akan tak ada orang yang lebih baik daripada dia dan cara jalannya yang seolah mengatakan dia pemilik dunia. Sungguh aku sangat muak dengan semua hal itu.

Aku bingung kenapa semua orang begitu memuja sosok dia yang begitu sombong dan menyebalkan itu!

"Hai, Hyukkie! Kau sedang memperhatikan ketua OSIS menyebalkan itu? Awas Hyukkie kau bisa jatuh cinta padanya.., jika kau terus memandangnya tanpa henti seperti itu!"

Aku menoleh ke arah kanan dan menampakkan sosok sahabatku, Key, yang sedang menyeringai ke arahku dan Taemin yang berdiri tepat di sampingnya.

"Candaanmu tidak lucu Key."Ucapku pelan sambil melempar death glare ke arahnya.

Hell…, membayangkan perkataan Key saja sudah membuat aku merinding! Tapi bukannya takut dengan death glare-ku Key justru terkekeh pelan dan itu sukses membuatku menjadi lebih kesal.

"Sudahlah Eunhyuk hyung, Key hyung, pertengkaran kalian tidak akan menghasilkan apa pun!"

Aku dan Key hanya bisa tercengang kaget mendengar perkataan Taemin yang sebenarnya satu tahun lebih muda dari kami itu bisa berkata cukup dewasa. Well, ini tidak akan begitu mengejutkan jika kita tidak mengingat keseharian Taemin yang biasanya sangat manja, terutama pada Key.

Taemin memag seharusnya masih kelas satu, tapi karena kecerdasannya, dia mengikuti akselerasi saat di junior high school, jadi sekarang dia satu angkatan denganku.

"YAAA! MY BABY SUDAH DEWASA!"

Aku dan Taemin hanya bisa sweetdrop melihat reaksi key yang amat sangat berlebihan.

"Tidak perlu berlebihan seperti itu juga sih, Key. Telingaku sakit mendengar suara cemprengmu!"

"YAK! Apa maksudmu kalau suaraku cempreng? Suaraku bahkan lebih enak di dengar dari pada suaramu!"

"Hei…!"

"Sudah-sudah, ngomong-ngomong besok ulang tahun ketua Donghae hyung kan? Apa kau akan ikut mengerjai dia Hyukkie hyung?"

"Tentu saja, aku tidak akan melepas kesempatan menyiksa dia."

Aku berkata seperti itu sambil menyeringai dan membayangkan hal apa saja yang akan dia dapatkan besok. Ya, aku memang akan ikut andil dalam mengerjainya, tapi bukan karena aku teman dekatnya atau sesuatu sejenisnya. Itu karena aku juga salah satu anggota OSIS -sekertaris OSIS- dan semua anggota OSIS memang suka tidak suka harus mengerjai ketua OSIS sombong itu. Dan aku termasuk ke dalam golongan menyukai ide mengerjai dia.

"Hm…, memangnya apa saja yang akan dilakukan oleh para anggota osis?"

"Tidak Key, tidak hanya anggota osis. Tapi, guru dan kepala sekolah juga ikut berpertisipasi."

"Memangnya sepenting apa sih ketua OSIS menyebalkan itu? Sampai kepala sekolah ikut mengerjai dia?" hanya dari cara bicaranya saja, semua orang dapat tahu kalau Key sangat kesal jika Lee Donghae atau ketua OSIS SSHS –SM senior high school- dianggap penting

"Yah..., dengan berat hati aku akui, memang sejak kepemimpinan dia persentase anak nakal berkurang sangat pesat dan lagi penghargaan yang kita dapat juga naik dengan pesat. Selain kelakuannya yang menyebalkan dia memang pemimpin yang berhasil"

Aku mengernyit bingung saat Key meletakkan telapak tangannya di dahiku.

"Apa yang kau lakukan Key!" aku sedikit membentaknya sambil menyingkirkan telapak tangannya dari dahiku.

"Hanya mengecek apa kau demam, sampai mampu berkata bijak seperti itu!"

"Hei! aku memang bijak tahu"

"Yah…, Hyukkie hyung, kau memang 'bijak'. Tapi aku rasa Key hyung ada benarnya, kau harus dicek apa kau sehat atau tidak bisa memuji Donghae hyung seperti itu. Jangan-jangan Key hyung benar kalau kau mulai jatuh cinta pada Donghae hyung karena terlalu sering menatap dia."

"Hei aku sehat dan aku tidak jatuh cinta pada ketua OSIS sombong itu! Aku hanya berbicara apa adanya! Memang benar, kan? Kalau kenakalan murid menurun drastis sejak dia jadi ketua OSIS? Dan apa-apaan nada yang kau pakai saat mengatakan aku bijak?"

"Yah memang benar sih tapi tetap saja…"

Dan apa pun yang akan diucapkan Taemin langsung terpotong saat Kim-songsaenim memasuki kelas.

.

.

.

# # #

.

.

.

Akhirnya pelajaran matematika itu selesai juga, hah sejak dulu aku memang lebih condong ke pelajaran menghafal bukan pelajaran hitung menghitung seperti itu, jadi jangan salahkan aku jika aku merasa seperti bebas dari penjara saat ini hanya karena pelajaran matematika usai.

"Hei Hyukkie kau terlihat seperti sedang terbang ke surga hanya karena jam istirahat datang, kau tahu?"

"Tentu aku tahu Key, karena aku memang merasa seperti itu, bisa bebas dari pelajaran matematika."

"Ayo kita ke kantin aku sudah lapar."

"Omo…, My baby sudah lapar? Kalau begitu, ayo kita ke kantin sekarang!" Seperti biasa, segala hal yang menyangkut Taemin selalu bisa membuat Key bereaksi berlebihan. Tanpa memperdulikan aku, dia menyeret Taemin ke kantin dan meninggalkan aku yang terpaksa berjalan terburu-buru untuk menyusul Key yang sudah menghilang dalam sekejap mata.

.

.

.

# # #

.

.

.

Entah hari ini hari sialku atau apa, di saat kami memasuki kantin kami berpapasan dengan ketua OSIS menyebalkan itu. Dan yang lebih menyebalkan lagi bukannya cepat mencari tempat duduk dia malah menatap tajam ke arahku yang tentunya langsung aku balas dengan death glare terbaik-ku. Acara tatap menatap kami terpotong saat Key menarik tanganku ke bangku yang telah dia cari dan Donghae yang di panggil oleh Yoona.

Yoona adalah bendahara OSIS di SM dan sudah menjadi rahasia umum kalau Yoona memiliki perasaan terhadap Donghae. Lalu, bagaimana dengan Donghae? Tidak ada yang tahu dengan isi otaknya, dia terlalu misterius –atau dalam kamusku terlalu aneh- untuk di baca.

Yoona atau Im Yoona adalah saudara sepupu dari Kyuhyun, sahabat dekat Donghae. Dan Kyuhyun adalah seorang namja yang aku sukai, walaupun tidak dengan sebaliknya. Karena, pada kenyataannya, Kyuhyun sudah memiliki namjachingu manis bergigi kelinci atau Lee Sungmin.

Jujur aku rasa mereka cocok dan sepertinya mereka memang sudah pacaran, tiba-tiba aku tersentak, untuk apa aku peduli? Itu urusan mereka, dan hal itu sama sekali tidak berhubungan denganku.

Dan selanjutnya aku menghabiskan hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya bercanda dengan Key dan Taemin di sekolah, bertengkar dengan Kangin hyung di rumah, sama sekali tidak ada yang aneh.

.

.

.

# # #

.

.

.

Hari ini tanggal lima belas oktober yang artinya hari ulang tahun ketua-OSIS-berwajah-ikan-menyebalkan dan itu artinya hari ini aku akan mengerjai Donghae habis-habisan kukuku…,

Aku memulai hari ini dengan senyuman dan membayangkan reaksi dari wajah menyebalkan milik Lee Donghae saat kami mengerjai dia!

"Berhenti menyeringai Lee Hyukjae, kau tidak memiliki tampang iblis. Seringaian-mu hanya membuatku ingin melompati meja ini dan menendang wajahmu."

Aku mendelik marah ke arah Kangin hyung, aku heran kapan sih dia tidak merusak mood baikku?

"Diamlah Kangin hyung, suaramu merusak gendang telingaku!"

Dan kami pun saling adu death glare sampai sebuah suara 'lembut' menginterupsi kegiatan pagiku dan Kangin hyung.

"Hentikan kalian berdua! Kalian itu sudah bukan anak kecil lagi, tidak sepantasnya kalian bersikap seperti ini. Cobalah tunjukan keakraban kalian dengan cara yang wajar bukan dengan cara saling menghina atau….,"#author males nulis panjang-panjang

"Ya, umma…,"

Ucapku bersamaan dengan Kangin hyung, sepertinya telinga dia sudah sama panasnya dengan telingaku, apa lagi waktu umma mengungkit kata 'keakraban' aku sampai tidak tahan untuk tidak memutar kedua bola mataku.

"sudah-sudah lebih baik kita mulai makannya."

Dan suara Appa benar-benar menyelamatkan telinga kami karena sukses membuat umma menelan kembali apa yang ingin dia ucapkan. Bukannya kurang ajar tapi kalau umma sudah mengomel, dia tidak akan berhenti sampai berjam-jam dan saat ini aku sedang tidak ingin melewatkan kejadian langka dan seru di sekolah hanya karena terlambat.

#skip time#

.

.

.

# # #

.

.

.

Saat ini aku sedang berada di tengah lapangan bersama semua siswa, anggota OSIS, guru-guru, dan bahkan kepala sekolah yang menatap sinis terhadap Donghae yang berada di hadapan kami semua. Saat ini Donghae adalah tertuduh yang harus bertanggung jawab terhadap tuduhan berbuat asusila dan mabuk-mabukan di lingkungan sekolah, tidak hanya itu dia juga dituduh telah menjadi ketua OSIS yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan kekuasaan.

Tapi, ada satu hal yang membuatku salut terhadapnya, yaitu keyakinan yang dimilikinya walaupun kami sudah menyuruh seorang siswi untuk mengaku telah dilecehkan oleh Donghae dan bukti palsu lainnya. Tapi, aku sama sekali tidak bisa melihat ada rasa putus asa atau pun keraguan di matanya.

Dan tindakan yang dia lakukan selanjutnya amat sangat membuat aku dan semua orang di sini syok berat. Tindakan yang bahkan tidak terpikirkan olehku akan di lakukan oleh seorang Lee Donghae yang terhormat.

Dia Lee Donghae, sang ketua OSIS, menekuk kedua lututnya. Ya, seorang Lee Donghae berlutut di hadapan kami –yang sedang berusaha tetap menyorotkan tatapan sinis- dan berkata dengan amat sangat yakin, tanpa keraguan…,

"Aku, Lee Donghae, saat ini berani bersumpah di hadapan kalian semua. Bahwa aku tidak pernah minum-minuman keras dan tidak pernah berbuat asusila terhadap wanita ini, jangankan berbuat asusila, dia siapa pun aku tidak tahu. Dan lagi aku tidak pernah menyalahgunakan jabatanku saat ini. Kalau pun aku menggunakan kekuasaanku, itu semua memiliki tujuan yang masih berhubungan dengan kepentingan sekolah."

Tepat begitu dia selesai berbicara, para anggota OSIS melempar tepung terigu ke arah ketua kami. Dan Donghae yang masih terkejut dan memproses semuanya, hanya diam mematung saat semua orang menertawakannya dan mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Dan sebelumnya aku sudah yakin dia akan mengamuk atau marah, tapi ternyata perkiraanku salah.

Deg.

Dia Lee Donghae tersenyum!, Lee Donghae yang terkenal misterius dan dingin tersenyum, bukan menyeringai dan yang lebih mengejutkan lagi dia tersenyum kearahku!. Biar ku ulang sekali lagi, seorang Lee Donghae tersenyum kepadaku yang notaben-nyaadalah rival debatnya di setiap tempat!

Dan sekarang aku lah yang mematung di tempat aku berdiri dan memproses semuanya. apa aku sedang bermimpi Lee Donghae tersenyum ke arahku?

Ah, sudahlah mungkin maksudnya dia tersenyum ke arah semua orang hanya mungkin sudutnya kebetulan mengarah ke tempat aku berdiri. Dan kami semua bergantian mengucapkan selamat ulang tahun padanya termasuk aku, walaupun keberatan, tapi ya sudahlah…, lagi pula setelah kejadian tadi setidaknya dia punya nilai plus untuk keyakinannya di mataku.

.

.

.

# # #

.

.

.

Acara perayaan ulang tahun Donghae sudah selesai, sekolah juga sudah bubar. Tapi aku belum bisa pulang karena hari ini aku harus piket terlebih dahulu. Aku pulang paling terakhir dari anak-anak piket lainnya karena aku mendapat jatah piket mengangkat kursi. Begitu yakin kalau kelas sudah rapih aku melangkah keluar kelas.

Aku terkejut begitu mendapati sebuah pemandangan 'langka' saat aku keluar dari kelas. Donghae sudah berdiri menyandar pada tembok di hadapan kelasku. Well, entah dia tersesat atau apa, aku tidak peduli. Aku sudah akan pergi begitu saja tanpa memperdulikan keberadaannya saat dia tiba-tiba memanggilku dan membuatku mengurungkan niatku untuk pergi.

"Lee Hyukjae, ada yang ingin aku bicarakan denganmu"

"Ada apa Donghae?"

Aku sudah menyangka dia hanya sedang bermain-main denganku saat dia tidak juga menjawab pertanyaanku dan justru mengalihkan tatapannya ke arah lain. Dan dia membuatku sangat terkejut saat dengan tiba tiba dia menekuk salah satu kakinya di hadapanku.

"Aku menyukaimu."

"APA?'

"Kau mendengarku Hyukkie, dan bisakah kau tidak berteriak?"

"Oh, oke. Aku anggap itu artinya telingaku masih belum waktunya pergi ke THT, jadi apa kau benar-benar Lee Donghae ketua OSIS SM senior high school?"

"Apa matamu tertinggal di suatu tempat?" dia menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain tanpa berusaha untuk mengurangi nada sarkasmenya.

"Aku anggap itu artinya mataku belum membutuhkan kaca mata, dan apa kau sedang bercanda?"

Aku rasa aku tidak bisa lebih terkejut lagi saat tiba-tiba dia berdiri dari posisi dia sebelumnya dan mendorongku ke tembok, sebelum mengunci gerakanku dengan menggenggam pergelangan tanganku dan menekan tubuhku ke tembok.

"Dengarkan aku baik-baik, ini benar-benar aku, Lee Donghae, ketua OSIS SM high school dan pendengaranmu masih sangat baik. Aku Lee Donghae, telah jatuh cinta padamu sejak penerimaan siswa baru sampai sekarang kita sudah kelas XI perasaanku sama sekali tidak berubah. Dan kau! Lee Hyukjae, apa kau mau menjadi kekasihku?"

Aku mematung kaget mendengar ucapannya, aku tidak pernah menyangka. Bagaimana mungkin dia benar-benar memiliki 'perasaan' padaku, sementara setiap kami 'berbicara' maka semuanya akan berujung pada pertengkaran.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu jawabanmu 3 hari lagi. Mengerti?"

Yang bisa aku lakukan saat ini hanya diam dan memproses semua yang sedang terjadi dan saat semua sudah masuk ke dalam kepalaku, aku hanya bisa mengangguk pasrah.

Setelah melihat anggukanku dia langsung melepas pergelangan tanganku dan melenggang pergi meninggalkan aku yang langsung jatuh terduduk.

Setelah mengumpulkan kesadaran yang masih mampu aku dapatkan aku berdiri dan melangkah pulang seperti orang linglung.

.

.

.

# # #

.

.

.

Saat ini aku sudah berada di kamarku dan merenung terhadap semua kejadian yang terjadi hari ini, atau tepatnya kejadian sesaat sebelum aku pulang sekolah –pernyataan cinta Donghae-. Aku tahu percintaan sesama jenis itu sudah bukan hal yang tabu lagi.

Tapi, demi nama tuhan penguasa alam! Itu Lee Donghae! Pangeran es sempurna! Dan dia menyatakan cinta padaku? Aku bahkan bingung, mana yang lebih membuat aku syok. Kenyataan Donghae seorang gay, atau kenyataan yang di sukai Donghae adalah aku?

Tapi, Donghae mengatakan kalau dia mulai menyukaiku sejak penerimaan murid baru? Itu berarti sudah satu setengah tahun yang lalu, dan lalu bagaimana dengan Yoona? Bukankah Yoona menyukainya?

Oh, sudahlah memikirkan hal ini hanya membuat otakku semakin penuh!

Tapi tidak aku pungkiri kalau aku merasa berdebar saat dia menyatakan perasaanya, dan begitu pula saat dia tersenyum ke arahku. Mungkin aku bisa mencoba hubungan ini, lagi pula mengharapkan perasaan Kyuhyun sepertinya terlalu mustahil. Semua orang sudah tahu kalau Kyuhyun sangat mencintai kekasihnya, Lee Sungmin.

Dan yah…, kemungkinan 3 hari lagi aku akan menerima Donghae. Tapi itu kalau dia mau berpacaran dengan cara backstreet, karena aku tidak yakin dengan reaksi Key dan Taemin nanti kalau mereka tahu aku berpacaran dengan mantan musuhku yang juga merupakan orang yang tidak begitu mereka sukai. Belum lagi dengan reaksi kedua orang tuaku nanti, dan lagi, aku belum siap menghadapi amukan fans girl Donghae yang tidak perlu ditanyakan jumlahnya.

Hah.., ya sudah keputusanku sudah bulat sekarang. Kalau dia mau backstreet aku akan menerimanya. Tapi kalau dia menolak, aku juga menolak!

.

.

.

Tbc

a/n: sebelum ada yang salah paham, fic ini sebelumnya pernah di publish di fandom lain dengan character lain. Jadi kalau nemuin ff yang mirip, liat nama authornya juga ya? Dan lagi, kalau ada reader yang menemukan nama orang berkepala pantat ayam (?) a.k.a uchiha sasuke dkk harap maklum, itu artinya ada yang gak ke-adit. Saya keburu frustasi sama maslah edit-mengedit yang masih aja ada typo yang ketinggalan.

Dan maaf, kalau banyak pemilihan peran yang kurang sesuai dengan character mereka di ff kebanyakan, soalnya aku kekurangan orang sih.

Dan harus aku akui, aku rasa sifat Donghae melenceng jauh dari sifat dia di ff lain ya? Sok punya sifat misterius sama cool dan stoic gimana~ gitu…,

Ada yang masih inget saya? Itu lho yang buat ff honesty kemarin?#sok laku

Saya tadi baca review...,

saya mau ngomong buat Kamiyama Kaoru, yang bilang kalu ff honesty kurang mesum

"M-m-m-ii-mian, mianhamnida…, bener-bener minta maaf, sumpah maaf sedalam-dalamnya, author masih dibawah umur #well, aku tahu banyak yang gak pernah mikirin ini, termasuk aku# aku sanggup baca, tapi kalau buat, ya ampun~ pernah sekali bikin adegan kissing, dan sejak sebelum sampai sesudahnya, keringet dingin aku gak bisa berhenti!"

Jadi maaf ya, dan yah, ff honesty nanti aku buat sequel, tapi gak tahu jadinya kapan, aku usahain rated M, itu juga kalau ada yang mau ya…, tapi aku gak jamin seru lho!

Saya minta review dari kalian semua ya!

Akhir kata

.

.

R&R and don't be silent reader!