Bleach © Tite Kubo (Mau pake gelar Eyang, Aki, Om, UncLe takut salah xixixi maklum belom kenalan)
From Me to You © udah tau punya my, apa perlu disebutin sodara"nya.. I, me,my, mine, myself, aye halah..
Pairing : Ichiruki dkk,
Genre : sedikit Romance, sedikit Humor, and sedikit ga jelas ^^a
Rated : K menjurus T
Warning : AU, typo (s), gaje, abal, OOC masih tanda tanya, OC juga masih tanda tanya, pokoke segala macem ketidakbaikan ada disini hehe ^^a
01. First Meet
Seorang gadis kecil berambut coklat sebahu berdiri cemas sambil menengadahkan kepalanya.
"Nee-chan, hati-hati!" Ucapnya penuh harap dan cemas.
"Apa yang kau lakukan disini, Yuzu." Ucap seorang pria yang tiba-tiba berdiri disampingnya. Karena tidak mendapat respon dari lawan bicaranya, sang pria ikut menengadahkan kepalanya karena penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh sang adik. Dan betapa terkejutnya dia ketika baru saja beberapa detik mengikuti arah pandang sang adik ternyata ada sesuatu yang turun dengan cepat dan indahnya dari atas pohon itu. Dan dengan tingkat kewaspadaan dan kecepatan yang tinggi sang pria berhasil menangkap sesuatu yang jatuh dari langit itu penuh dengan getaran jiwa.
"Dapat!" Ucapnya penuh dengan rasa lega ketika mendapati ditangannya kini tengah memangku seorang 'dewi' yang baru saja jatuh dari atas pohon.
"Nee-chan! Nee-chan tidak apa-apa?" Tanya sang gadis kecil pada wanita direngkuhan sang kakak.
'Sang dewi mungil' yang masih terkejut perlahan membuka helaian kelopak matanya ketika mendengar seruan dari sang gadis kecil yang mengkhawatirkannya. Dan ketika dia membuka matanya secara sempurna sang dewi tidak dapat mengalihkan pandangannya dari 'sang malaikat penolong'.
Waktu seakan berhenti untuk mereka berdua, ketika sang violet beradu pandang dengan sang amber tidak ada seorangpun yang bisa menolak pesona yang terpancar dari iris keduanya.
"Nee-chan~ ," Suara sang gadis kecil menyadarkan keduanya pada dunia nyata.
Sang violet hanya mampu mengerjapkan kedua mata untuk menyadarkan keterpanaannya, sedangkan sang amber dengan sangat berat hati menurunkan sang violet dari rengkuhannya. Dengan sedikit canggung keduanya mencoba untuk bersikap sewajar mungkin di hadapan gadis kecil.
"Nee-chan tidak apa-apa? Maaf, Yuzu membuat nee-chan terluka. Oni-chan, maafkan Yuzu, tadi balon yang baru saja Yuzu beli untuk Karin-chan tiba-tiba saja lepas dan menyangkut di pohon dan nee-chan yang kasihan melihat yuzu menangis akhirnya membantu yuzu mengambilkannya," Ucap sang gadis kecil Yuzu, sambil menahan tangisnya. Tetapi, sang kakak tidak bisa merespon perkataan sang adik karena dirinya masih terpana melihat sang dewi mungil yang tengah sibuk dengan benda yang sedang dipegangnya.
"Yuzu tidak menangis kan? Ini sesuai janjiku karena Yuzu tidak menangis lagi, aku berhasil mengambilkan balon Yuzu, lihatlah." Ucap sang dewi kecil sambil memberikan balon yang berhasil dia raih dengan susah payah di atas pohon itu.
"Aku sudah menambahkan beban agar balonnya tidak terbang lagi, jadi sekarang Yuzu bisa memberikannya pada Karin, dan… terima kasih sudah mengkhawatirkanku, aku tidak apa-apa koq lihat tidak ada yang terluka, kan? Jadi, bisa berikan senyumanmu padaku sekarang, karena aku lebih suka dengan senyuman daripada air matamu ini." Lanjut sang dewi mungil sambil menghapus sungai kecil yang tidak bisa ditahan sang gadis kecil karena ketakutannya. Sentuhan sang dewi mungil membuat sang gadis kecil tenang karena dia merasakan kehangatan di hati kecilnya yang telah lama tidak dia rasakan selama ini.
Setelah merasa semuanya beres, sang dewi mungil langsung berpamitan kepada sang gadis kecil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada sang malaikat penolong, walau tidak ada respon dari sang pemilik mata amber itu.
Sang amber bukannya tidak merespon, melainkan dia masih terpana akan pesona sang dewi mungil, hingga mulutnya tidak mampu berkata apapun walaupun sebenarnya ingin, tubuhnya terasa kaku walaupun sebenarnya ingin sekali merengkuh sang dewi kedalam dekapannya lagi. Sedari tadi mata ambernya tidak bisa lepas dari sosok sang dewi yang tengah berbicang dengan adiknya, melihatnya memberikan sedikit kasih sayang pada adik kecilnya membuat perasaannya terasa hangat seketika.
Pikiran sang amber berusaha merespon siapakah sosok sang dewi yang tiba-tiba terjatuh dalam rengkuhannya? Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya? Jika, benar dimana? Apakah sang dewi memang dikirimkan oleh Tuhan untuknya? Apakah sang dewi memang ditakdirkan untuknya? Tapi, rasanya itu benar, karena sesaat sang dewi jatuh dalam dekapannya dia merasa seperti orang bernyawa, jantung berdetak kencang, nafas yang seakan memburu, hati yang menghangat, perasaan yang sulit digambarkan.
Bagaimanapun, dia tidak bisa menyangkal bahwa pertemuannya dengan sang dewi membuatnya menjadi seorang manusia yang sempurna. Karena sebelumnya, dia merasa menjadi seorang manusia yang tak bernyawa, apapun yang dilakukannya akan terasa sangat membosankan, apa yang dilihatnya seakan tidak bermakna, apa yang dirasakannya terasa hambar tanpa rasa sedikitpun. Tapi, setelah pertemuan beberapa menit lalu dengan sang dewi membuat hidupnya berubah seketika.
"Oni-chan…" Panggil sang adik penuh kekhawatiran karena melihat sang kakak tidak juga merespon sejak sang dewi pergi meninggalkan mereka beberapa menit lalu.
Sang kakak yang tersadar akan lamunannya memberikan senyuman terbaik yang dia punya pada adik kecilnya itu. Senyuman yang telah lama hilang dari wajahnya kini terukir kembali di wajah tampan sang pemuda amber. Sang adik yang sedikit terkejut dengan perubahan sang kakak yang tiba-tiba pada akhirnya memberika senyuman yang terbaik yang dia miliki juga, dalam hati dia berkata 'Oni-chan, selamat datang kembali.'
Dan sang kakak mengajak adiknya untuk kembali pulang ke rumah mereka sambil bergandengan tangan dan berdoa dalam diam di sepanjang perjalanan 'Tuhan, pertemukanlah kembali aku dengan sang dewi mungil, karena aku yakin dialah yang telah kau ciptakan hanya untukku."
02. Meet Again
Sudah seminggu ini keadaan pemuda berambut orange kembali 'normal'. Normal menurut pemikiran seluruh temannya, karena sehari setelah tahun ajuran baru dimulai kembali pemuda orange itu datang ke sekeloh dengan tindakan 'tidak normal' – menjawab seluruh sapaan kepadanya. Tapi itu hanya berlangsung satu hari karena hari berikutnya sang pemuda merasa kehilangan jiwanya lagi – merasa harapan dan doanya tidak dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Dan seperti hari-hari sebelumnya, sang pemuda orange nampak tidak bersemangat menjalani sisa hidupnya hari ini sampai ketika ada seorang gadis yang hampir terjatuh di hadapannya akibat berkejar-kejaran dengan seorang temannya. Dengan sigap tangan kokoh sang pemuda orange menarik tubuh sang gadis agar tidak terjatuh, dan alhasil pemuda itu berhasil menarik sang gadis kedalam pelukannya.
Lagi-lagi waktu seakan berhenti untuk kedua insan yang tengah mengatur debaran jantung mereka sendiri. Sang pemuda orange merasa hidup kembali, hatinya berkata 'Benarkah dia?' sambil melepaskan pelukannya dengan sangat perlahan untuk melihat sosok yang ada dalam dekapannya itu. Dan seperti sang pemuda orange, sang gadis bermata violet memejamkan mata untuk menyadarkan dirinya sendiri sambil berkata dalam hati, 'Tidak mungkin dia, kan?'
Dan ketika Iris mata keduanya bertemu kembali, lagi-lagi keduanya hanya bisa terdiam sambil memandang satu sama lain mencoba mengartikan pancaran sinar yang terlihat dari pesona keduanya. Dunia hanya milik mereka berdua sampai teman sang gadis bermata violet memukul kepala berambut orange dan menarik paksa temannya untuk menjauh dari dekapan sang pemuda yang sedang meringis kesakitan.
Dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya, keduanya hanya mampu menatap satu sama lain sambil melemparkan senyum terbaik yang mereka punya. Sang pemuda lagi-lagi hanya bisa terpaku menatap kepergian sang gadis bermata violet yang semakin menjauh tanpa mampu berkata sepatah katapun. Begitupun dengan sang gadis yang hanya bisa pasrah di tarik menjauh oleh temannya.
Tetapi, dalam hati mereka berdua berkata 'Akhirnya kita bertemu lagi'. Satu yang pasti, dalam hati sang pemuda bergumam pada dirinya sendiri 'Aku Milikmu'.
Dan ternyata satu yang diyakinkan sang pemuda 'Tuhan sangat menyayanginya', karena dia menemukan 'sang takdir' berada di dekatnya kini. Dan setelah pertemuan kembali beberapa saat lalu pemuda itu bersikap 'tidak normal' kembali karena menurut teman-temannya pemuda orange itu sudah tergolong dalam kategori 'gila' – melamun menatap pemandangan di luar jendela dengan 'tersenyum'.
Pojok curhat nenk kate:
Hai, minna... bertemu lagi dengan nenk kate disini hehehe ^^a
gomen... bukannya selesain my stories lagi" menyimpang nyh hehehe... maklum strez kambuh nyh, mau bikin klimaks di my stories tapi gak tega ngetiknya hikz.. jadinya ya begitulah, belom siap batin buat di publish hehehe...
and disela-sela rasa sedih yang menjalar karena gak rela bikin ichiruki adegan sad, jadinya ya jadi terlintas ide seperti ini, tapi lagi-lagi kenapa gaya bahasanya jadi seperti ini ya? nenk juga bingung padahal dalam kotak bayangan imajinasi *yang kaya dikomik-komik gitu* nenk ngebayangin bakal jadi adegan lucu plus kocak karena bakal ada dialog" yang ichiruki lontarkan satu sama lain or kaya ada celetukannya Keigo, Ishida, Ran, dll. tapi kayaknya nenk lagi-lagi gak kompeten bikin kaya gtu hikz... T_T
and sewaktu selesai ngetik and ngebaca ulang, hue... lagi" kaya gini.. so gimana menurut readers and para senpai? emang seperti inikah gaya penulisan nenk? tapi kali ini nenk mencoba dari sudut pandang orang ketiga "Author", apakah sudah bisa disebut berhasilkah? kalau belum tolong disampaikan agar nenk bisa memperbaikinya di episod mendatang hehehe.
makanya untuk yang episod kali ini masih pendek, nenk mau tau tanggapan para readers and senpai sekalian, biar di chap depan bisa nenk maksimalkan. ow ya, untuk episod ini emank sengaja belom make nama pemeran utamanya, coz ceritanyakan mereka belom kenalan masih lirik-lirikan gtu,,, jie.. prikitiww...
So, Akhir kata, mohon riview and c u all in next episod ^^,
Arigatou... ^^,
