Fanfic ini milik author Xavier Another tapi karena akun ffnnya bermasalah akhirnya di publikasikan di akun milik Mitsuki HimeChan.

Happy Reading

Xavier Another

present

Secret

NarufemSasu

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Prolog

.

.

Angin berhembus. Membuat butir-butir salju berterbangan mengikuti arah angin, menciptakan suhu malam yang semakin dingin menusuk kulit hingga ke tulang. Disana terlihat seorang anak laki-laki sedang duduk dengan pandangan kosong menatap kedua kaki telanjangnya yang memucat dan mengkerut akibat suhu yang semakin menurun.

Dari sudut matanya, mengalir setetes liquid bening yang jatuh begitu basah hingga ke pipinya dan turun ke rahangnya. Ingatan-ingatan tentang kejadian satu jam yang lalu berputar begitu saja, melintas dan tergambar di dalam kepalanya, membuat ia semakin kesal, benci dan bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia akan menghabisi orang itu, orang yang memiliki tato ular di pergelangan tangannya.

Tiba-tiba sepasang kaki kecil dan mungil muncul dihadapannya membuat ia harus mendongakkan kepalanya dan melihat seorang gadis kecil berambut raven sebahu dan memiliki manik berwarna hitam kelam seperti langit malam tanpa bulan dan bintang.

Gadis kecil itu membawa payung kecil bergambar beruang coklat di tangan kirinya dan tangan kanannya ia membawa sebungkus roti. Gadis kecil itu pun berjongkok menatap sepasang manik sapphire milik anak laki-laki itu.

"Amu asti apalkan?" tanyanya dengan cadel mengingat usianya masih lima tahun.

Anak laki-laki itu hanya diam saja memandangi gadis kecil yang berjongkok didepannya yang telah menyodorkan sebungkus roti dan menaruh payungnya ke jalan, lalu mengeluarkan kotak susu rasa vanila dari dalam saku mantel yang ia kenakan dan memberikannya pula kepada anak laki-laki itu.

"Untuk amu." katanya sambil menyodorkan kotak susu dan sebungkus roti.

"Untukku?" tanya anak laki-laki dan gadis kecil itu mengangguk sambil tersenyum kecil.

Anak laki-laki berambut pirang itu pun tersenyum dan menerima roti dan susu dari gadis kecil, "Terima kasih." ujarnya tulus.

"Um. Cama-cama, alau itu cacu au ulang uyu anti papa malah alau cacu dak ada di umah." sahutnya riang sambil menoleh kearah pintu gerbang besar dan mewah tak jauh dari tempat mereka berada.

"Ya udah kamu pulang gih, makasih ya." ujarnya lembut dan gadis kecil itu mengangguk lalu mengambil payungnya dan berlari begitu saja menuju pintu gerbang sebuah rumah mewah, dimana disana seorang satpam sudah menunggu nona mudanya.

"Cacu." gumam anak itu seraya menatap butir-butir salju yang berguguran dari atas langit, dipejamkannya kedua matanya dan kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang sempat hilang.

Bersambung~