Fic ini terinspirasi dari lagu berjudul SPICE! oleh Kagamine Len dengan sedikit perubahan dan akan selesai di chapter dua.

Just enjoy :)

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

.

SPICE! © Minato (Ryuusei-P)

The singer : Kagamine Len

.

Story (lil edited) © Kira Desuke

.

A SasuSaku fiction

Warning : Mature contents, nc-17, explicit language, OOC, AU

.

"Ngh—ah..." desahan demi desahan terdengar dari sebuah apartemen mewah di tengah kota Konoha yang selalu bising ini. Suara decitan ranjang sudah berulang kali terdengar dan aura di sekitar apartemen ber-AC ini semakin panas. Laki-laki yang tadi berada di bawah—menikmati pelayanan perempuan di atasnya—kini berbalik hingga dia yang berada di atas sang wanita.

Pria itu menjilat bibirnya yang terasa kering. Dia kembali melanjutkan aksinya. Terus dan terus dia manjakan wanita di bawahnya. Dengan tangannya yang sudah profesional dia buat wanita tersebut puas dan menyebut namanya berulang kali setiap mendekati klimaks. Wanita berambut merah di bawahnya merasa kepuasan yang tak henti-hentinya. Melihat itu, sang pria menyeringai di bawah sinar rembulan. Peluh-peluh yang muncul di tubuhnya tidak dia pedulikan lagi.

Yang penting dia dan partner -nya merasa puas.

"Ah ah aaaaaah, Sasukeeeeee!"

.

.

SPICE!

.

.

"SASUKEEEEEE!"

Ucapkan terima kasih pada teriakan-teriakan para fangirls Uchiha Sasuke dari kelas XI-A di SMA Konoha—karena berkat mereka, pagi kali ini pun tidak bisa dilewati dengan tenang. Memang sudah bukan rahasia lagi kalau anak bungsu dari dua bersaudara itu memiliki wajah yang tampan, kekayaan, otak yang cerdas, dan berbagai hal bagus lainnya. Tentu saja hal-hal semacam itu membuatnya terkenal di kalangan para gadis dan membuatnya dibenci oleh sebagian besar kaum lelaki.

Sasuke menghela napas. Hari ini seperti biasa, dia akan kembali memakai topengnya, "Hai." Sapaan singkat, padat, dan jelas seperti itu saja mampu membuat para gadis berteriak senang. Apalagi ditambah senyuman tipis yang membuat para gadis itu semakin menggila. Sempurnalah sudah.

Uchiha Sasuke memang selalu seperti itu. Tidak ada yang tahu bagaimana sifatnya di balik semua keramahan yang ia tunjukkan. Tapi meski begitu, tidak ada yang peduli. Sasuke cenderung pendiam, dingin, egois, dann pendendam. Tapi berkat topengnya yang selalu dipakai sehari-hari, semua orang hanya bisa melihat kebalikan dari sifat aslinya. Sasuke juga dikenal sebagai badboy. Dia bisa sesuka hati memilih gadis mana yang ingin ditidurinya. Karena itu jangan heran jika setiap hari kau melihat Sasuke menggandeng tangan wanita yang berbeda-beda.

"Sasuke, hari ini tidur denganku ya!"

"Jangan! Sama aku saja!"

"Aku!"

"Aku!"

Kali ini tidak seperti biasanya, Sasuke memilih untuk meninggalkan para fansnya yang tengah berdebat. Dia sudah cukup lelah setelah melayani salah seorang kakak kelasnya kemarin malam. Sasuke menguap beberapa kali, dia kurang tidur hari ini—ah, sepertinya dia akan kembali tertidur di tengah pelajaran nanti. Saat Sasuke berbelok di tikungan, dia harus merasakan tubuhnya menabrak seseorang yang tengah berlari dari arah berlawanan. Dan Sasuke tahu orang yang dia tabrak ini adalah perempuan.

Tadinya Sasuke mungkin akan memaki perempuan yang menabraknya ini. Tapi bibirnya kaku seketika saat melihat siapa yang baru saja dia tabrak, "Ah, Uchiha-san. Maaf ya!" dan setelah mengucapkan itu, gadis berambut soft pink tersebut kembali berlari meninggalkan Sasuke yang terbengong.

Dalam waktu kurang lebih tiga puluh detik, pria berambut raven itu terpaku dalam posisinya. Sasuke menggelengkan kepalanya berusaha kembali seperti biasa. Sedetik tadi, dia sempat merasakan wajahnya memanas. Uchiha tersebut mendecih kesal, selalu saja begini—selalu saja dia terlihat seperti orang bodoh di depan gadis tadi—gadis yang disukainya—Haruno Sakura.

Haruno Sakura adalah gadis yang tidak terlalu menonjol. Dia memang sedikit lebih cerdas dari Sasuke dan memiliki wajah yang manis. Sasuke sudah menyukai gadis itu sejak kelas enam SD dulu. Memang, bisa dibilang mereka berdua adalah teman sejak kecil. Tapi mereka tidak pernah dekat, ditambah dengan Sasuke yang selalu populer di sekolahnya membuat jarak di antara mereka semakin jauh saja. Hal ini membuat Sasuke—yang tidak pernah memulai pembicaraan dengan orang lain, hanya bisa melihatnya dari jauh.

Dan berkat kekesalan itulah, Sasuke tidur bersama dengan banyak gadis. Melampiaskan seluruh hasrat dan nafsunya pada gadis-gadis bodoh yang malang. Setelah merasakan mereka lalu membuangnya dengan mudah, rasanya begitu menyenangkan. Ibaratnya seperti kau memakai lap sekali pakai. 'Gunakan sampai puas, lalu buang dan tinggalkan'.

xXx

"Kimi dake da yo," nante ne

Betasugi waraechau

Dareka to tsunagatte itai, dake?

oOo

Things like "You're my only one,"

I say it so often that I can laugh about it all day long.

I simply enjoy "doing it" with someone, you know?

xXx

Bukannya Sasuke tidak mau berusaha mendapatkan hati cinta pertamanya itu, tapi keadaan saat ini semakin susah saja karena...

"Kakashi-sensei!" lamunan Sasuke terbuyarkan begitu mendengar suara seseorang yang sangat dikenalinya. Dengan cepat Sasuke menoleh dan mendapati wajah gadis yang disukainya tengah memerah melihat seorang pria dewasa di hadapannya. Sasuke mendengus kesal dan segera memalingkan wajahnya.

Telinga Sasuke memanas mendengar pria dewasa yang dipanggil Kakashi tersebut tersenyum dan berkata, "Haruno, aku keberatan membawa dokumen-dokumen ini sampai ke bawah, maukah kau membantuku?" dan rasanya Sasuke ingin melompat dari lantai tiga begitu mendengar Sakura mengucapkan kata 'IYA!' dengan keras sampai orang-orang berbisik melihatnya.

Uchiha dengan model rambut raven tersebut sangat tahu gadis yang disukainya itu mempunyai sifat polos yang menggemaskan. Dan Sasuke akan merasa sangat menang jika sifat itu ditunjukkan di depannya seorang terang-terangan—bukan di depan guru setan bertopeng malaikat tersebut. Sasuke memilih untuk menatap halaman di luar sekolah lewat jendela di sampingnya. Dan betapa terkejutnya Sasuke melihat dua orang yang sangat dikenalinya tengah...

...berciuman?

BRAK!

Cukup sudah. Kesabaran Uchiha Sasuke sudah habis. Segera setelah menggebrak mejanya sendiri, Sasuke pergi meninggalkan kelasnya. Tanpa mempedulikan tatapan tatapan heran dari yang lain, Sasuke melangkahkan kakinya dengan keras tanpa tujuan. Dia hanya menuruti kemana kakinya berjalan. Dan yang tak pernah dia sangka adalah kakinya berhenti di depan perpustakaan sekolahnya.

Sasuke menghela napas. Bolehlah, mungkin saja membaca buku yang berbobot bisa sedikit melepaskan kepenatannya. Sasuke memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Perpustakaan cukup sepi hari ini—wajar karena jam baru menunjukkan pukul delapan pagi dimana seharusnya pelajaran sudah dimulai dan semua anak kini berada di dalam kelas. Saat Sasuke tengah memilih-milih buku di rak paling belakang perpustakaan, pria yang memiliki bola mata obsidian itu menangkap suara di sekitarnya. Sasuke menoleh mencari sumber suara, dan dia mengerti begitu melihat seorang gadis cantik yang memiliki rambut indigo di belakangnya. Laki-laki tampan itu mengangkat sebelah alisnya.

Ah, Hyuuga Hinata.

"Ada apa, Hyuuga-san?" tanya Sasuke dengan senyum mautnya. Ah, sepertinya Sasuke tak perlu bertanya lagi, dia bisa mengerti dengan melihat wajah gadis itu memerah di hadapannya.

Hinata memainkan jarinya, "E-Etto..." tingkahnya sangat gelisah dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. "A-Aku suka kamu, Sasuke-kun..." bisik Hinata sangat pelan. Wajahnya sudah semerah kepiting rebus sekarang. Sasuke tertawa dalam hati mendengar itu. Dia menatap Hinata dari bawah sampai atas. Well, tidak buruk.

Kalau dipikir-pikir, Sasuke baru saja patah hati melihat Sakura tadi mencium guru sialan yang disukainya. Sasuke mengeratkan kepalan tangannya—berusaha melupakan kejadian tadi. Di depannya kini ada mangsa yang sangat empuk. Bagaimana kalau lupakan saja kejadian yang menyakitkan itu, dan bersenang-senang? Sasuke menyeringai mendengar bisikan di dalam dirinya. Tangan kanannya kini bergerak menarik dasi yang dipakai gadis yang memiliki bola mata lavender tersebut. Hinata tersentak kaget tapi tangannya serasa beku—tidak bisa bergerak—begitu bola matanya tersedot ke dalam bola mata onyx yang mempesona di depannya.

"Kebetulan," Sasuke mendekatkan tubuhnya pada gadis di depannya. Pria berambut biru dongker itu bisa mendengar degupan jantung sang gadis Hyuuga. Tangan kiri Sasuke memainkan rambut Hinata yang lembut. Dengan sedikit menundukkan kepalanya, Sasuke berbisik di telinga Hinata. Napasnya yang lembut membuat telinga sensitif itu memerah dan memanas, "aku juga menyukaimu, Hinata-san..." dengan sederet kalimat bisikan setan itu, Hyuuga Hinata kini jatuh ke dalam perangkap Uchiha Sasuke. Kalau sudah begini, dia tidak akan bisa keluar dengan mudah. Pesona Uchiha memang tidak bisa ditepis semudah membalikkan telapak tangan.

Fuh, Sasuke merasa beruntung kakinya membawa dirinya menuju perpustakaan. Karena kini untuk sesaat dia bisa melupakan gadis itu.

xXx

"Aishiteru," da nante ne

Kakehiki da yo koi no geemu wa

Ochita hou ga make desho?

oOo

Things like "I love you,"

That's merely what I say to trap you.

In a love game, the one who falls first is the loser, right?

xXx

Sasuke masih dengan setia menjilat leher Hinata ketika gadis itu masih melantunkan melodi indahnya di dalam perpustakaan yang besar ini. Tangan kanan laki-laki itu meraba perut rata perempuan yang kini ada di pangkuannya. Merambat naik hingga menyentuh kedua buah dada besar yang tertutupi oleh bra. Hinata mendongakkan kepalanya begitu Sasuke mulai meremas salah satu buah dada yang semakin lama ujungnya semakin mengeras. Begitu tangan yang lain ikut membantu tangan Sasuke yang lainnya untuk meremas kedua buah dada, desahan keras Hinata tidak bisa terelakkan lagi.

Sasuke tidak bisa menahan seringaiannya mendengar desahan kenikmatan perempuan yang kini tengah dimanjanya. Laki-laki berambut raven itu menangkap bibir ranum sang gadis Hyuuga dan melumatnya dengan ganas hingga bibir itu memerah. Tangan kanannya kini turun merambat lagi sementara tangan kirinya masih bekerja di bagian dada. Menurunkan sedikit celana dalam yang mengganggu pekerjaannya, Sasuke memasukkan jari pertama ke dalam lubang Hinata, "Ahk..." rintih gadis malang itu. Dan hanya dengan memasukkan satu jari saja, Sasuke mengerti gadis keturunan bangsawan tersebut masih perawan.

Sasuke tersenyum lebar sekarang. Ini sudah kesekian kalinya, badboy itu merebut hal yang paling berharga dalam hidup wanita. Dan jangankan merasa kasihan, laki-laki setan itu tidak pernah peduli. Bagi Sasuke, wanita adalah lap sekali pakai. Setelah lap itu dibuang, maka dia tidak akan pernah melihat lagi bagaimana keadaannya. Sasuke akan membiarkan lap itu terinjak-injak, hancur, hingga tidak lagi berbentuk. Meskipun lap yang malang itu berteriak-teriak meminta agar dia berbalik, dia tidak akan melakukannya. Hei Sasuke, kau selalu menganggap Kakashi adalah setan bertopet malaikat, bukan?

Apakah kau tak sadar kalau kau sendiri juga begitu?

"Aaaaaah!" klimaks pertama yang dicapai Hinata melepaskanmu dari alam khayalanmu. Gadis itu terengah-engah sementara kau menarik tanganmu yang penuh dengan cairan putih dari dalam tubuhnya. Hinata sedikit membuka matanya menatapmu yang mengeluarkan seringaian dan menjilat cairan itu dengan menggoda. Sampai mengemut jarimu sendiri, seolah itu adalah sirup paling enak di dunia ini. Tak sadarkah kau, perbuatanmu itu membuat gadis malang itu semakin terangsang dan terjebak dalam perangkapmu semakin jauh?

xXx

Nigakute amai shiroppu,

Boku dake ni namesasete yo

Kasaneta hada to kimi no teisuto de

Boku no koto o mitashite!

oOo

Your bitter and sweet syrup,

let me be the only one to lick it.

With our touching naked skin and you taste,

let me be completely filled and satisfied!

xXx

Aksi Sasuke terus berlanjut, tidak pernah mempedulikan keringat keringat yang menempel di tubuhnya yang halus dan tubuh gadis itu. Desahan mereka berdua memenuhi bagian belakang perpustakaan ini tanpa ada yang mendengar. Saat Sasuke memasuki tubuhnya, Hinata mendesah keras dan tidak bisa berhenti. Setiap gesekan rasanya seperti beribu pedang kenikmatan menikam dirinya begitu dalam. Hinata tidak bisa keluar, tidak. Tidak akan bisa. Meskipun kenyataannya permainan ini akan selesai kelak, Hinata tidak akan merasakannya.

Gadis keturunan Hyuuga itu sudah terlanjur bodoh memasuki neraka dunia. Kenikmatan ini hanyalah sesaat, laki-laki itu membutuhkannya hanya sebatas untuk pelampiasan nafsu. Mungkin Hinata mengira, hanya saat ini saja dia akan terjebak ke dalam perangkap Uchiha Sasuke. Tapi sebenarnya tidak. Hinata bagaikan seekor kelinci putih malang yang masuk ke dalam perangkap seorang pemburu yang tidak akan pernah kembali untuk mengambil sesuatu di dalam perangkapnya. Dan tanpa alasan yang jelas, Hinata mulai menangis di tengah kegiatan Sasuke memberi kenikmatan dunia padanya.

"Ngh ah, Sasuke...kun..." Sasuke memajukan tubuhnya lebih kencang dari sebelumnya. Belum, masih belum. Pria bermuka dua itu tidak mempedulikan air mata yang keluar dari mata partnernya. Jauh dari itu, Sasuke malah tersenyum senang. Sepertinya dia menyadari kalau wanita Hyuuga di bawahnya mulai merasa ragu akan dirinya.

"Kau memang pintar seperti yang dibicarakan, Hinata-san..." bisik Sasuke di tengah kegiatannya memaju memundurkan tubuhnya. Uchiha bungsu itu mencengkram karpet di bawah tubuh Hinata, melumat bibir ranum itu sekali lagi dan menjilatnya. Sasuke mempercepat gerakannya, "Tapi sayang, kau sudah kalah."

"AAAAAAH!" dan tepat setelah desahan terakhir Hinata, gadis itu jatuh pingsan karena kelelahan. Sasuke menatap dalam diam wanita yang sudah melepaskan kata gadis di dalam hidupnya itu. Memejamkan mata seraya mengatur napas, Sasuke berdiri dari posisinya. Tanpa kata-kata lagi, pria keturunan Uchiha itu memakaikan baju Hinata kembali dan meninggalkannya di belakang rak perpustakaan.

Sasuke memasukkan kedua tangannya kembali ke dalam saku celananya. Begitu keluar dari perpustakaan, Sasuke melihat sudah banyak anak-anak yang keluar dari kelas. Ah, sepertinya waktu istirahat telah tiba. Sudah berapa jam dia di dalam perpustakaan? Sasuke tertawa kecil memikirkannya. Pemilik bola mata onyx yang mempesona itu segera berjalan menuju kelasnya, berharap akan ada seseorang yang bisa memberinya catatan pelajaran yang sempat tadi dia tinggalkan. Tapi sayang perkiraannya salah, sudah tidak ada siapapun di dalam kelas. Pasti semuanya berlari menuju kantin.

Tadinya Sasuke ingin masuk saja ke dalam kelas dan tidur sampai bel selesai istirahat berbunyi. Tapi langkahnya terhenti begitu saja ketika dia mendengar suara seseorang di punggungnya, "Uchiha-san!" Sasuke tersentak kaget dan segera menoleh, dia sangat tahu suara ini, "Kau dari mana saja? Ada PR yang harus dikerjakan dan dikumpulkan besok," Haruno Sakura menatap Sasuke jengkel, lalu dia segera memberikan laki-laki di depannya selembar kertas, "ini soalnya. Jangan lupa ya!" ucap Sakura lagi. Sasuke sempat terdiam hingga dia menerima kertas dari gadis itu.

"...Terima Kasih." Kata Sasuke setelah dia memegang kertas tersebut. Sakura tersenyum lebar dan mengangguk. Wajahnya sangat menggemaskan, pipinya yang sedikit chubby membuat Sasuke sangat ingin mencubitnya. Lalu bibirnya... Tapi gara-gara melihat bibir itu, Sasuke kembali mengingat kejadian di halaman sekolah. Ah membayangkannya saja, rahang Sasuke langsung mengeras, berusaha menahan dirinya untuk tidak meledak.

"Baiklah, Uchiha-san! Aku ke—"

"Ha-Haruno-san!" spontan Sasuke memanggil nama keluarga Sakura. Mendengarnya, pemilik bola mata hijau emerald itu segera menghentikan langkahnya. Dia menatap Sasuke dengan tatapan ingin tahu. Mendapat tatapan seperti itu membuat Sasuke grogi sendiri. Sasuke merasa bodoh, padahal dia tidak tahu apa yang harus dia bicarakan, "Itu..."

"Ya?"

Sasuke menelan ludah. Berulang kali dia memikirkan topik apa yang bagus untuk dibicarakan dengan gadis di depannya. Tapi semakin dipikirkan, semakin panas dingin saja suhu tubuhnya. Akhirnya, "Aku... ingin bicara berdua denganmu saja... di atap gedung sekolah... bisa?" tanya Sasuke, berkali-kali dia menarik napasnya yang terus memburu. Sakura membentuk mulutnya seperti huruf 'O' tanda dia mengerti dan mengangguk.

"Baiklah! Sepulang sekolah ya, Uchiha-san. Sekarang aku pergi dulu. Jaa!" setelah mengucapkan kalimat itu, Sakura melambai ke arah Sasuke dan berlari berlawanan arah. Sasuke hanya bisa diam menatap punggung kecil gadis polos itu.

Sekarang Sasuke sudah kembali ke tempat duduknya. Berusaha mencari topik yang bisa dia bicarakan dengan gadis yang selalu dipujanya. Tapi dia tidak kunjung bisa menemukannya. Mencari topik begini saja tidak bisa. Cih, sepertinya dia menjadi Uchiha yang paling bodoh di dunia ini. Sasuke menggaruk rambutnya frustasi.

.

.

.

Tapi, saat itu... lagi-lagi... bisikan setan merasuki dirimu.

Harusnya jangan kau dengarkan bisikan itu. Bukankah hanya dia yang tidak mau sakiti di dunia ini? Iya kan? Iya kan? Sudah menjadi hukum tidak tertulis bahwa Uchiha Sasuke tidak boleh menyakiti Haruno Sakura dan hukum itu sudah ada sejak kau menyadari kau mencintainya, benar kan? Apa hukum itu masih berlaku untukmu, Sasuke?

Kalau memang iya, jelaskan padaku. Apa maksud dari...

...seringai kejammu itu?

.

xXx

"Chokusetsu atte hanashitai n da."

Mochikaketa boku no nerai atari

Aishiaeba dou de mo yoku naru yo

Kagi o akete rabirinsu e

oOo

"I want to meet you in person and have a talk."

That's your own weakness that I always aim at.

As long as we fall in love,

things will be just fine, right?

xXx

.

.

To Be Continued

.

.

Hemm, oke mulai dari mana dulu ya ==a

Mulai dari sejarah (?) fic ini dulu aja ya lol. Sebenarnya aku sudah tahu lagu Spice! ini dan arti liriknya yang sangat-amat-Lemon dari sejak zaman kapan boa—saya sendiri juga sudah lupa hoho~ #plak Lalu ada slight SasuHina ya di sini. Saya sih gak ada maksud apa-apa selain demi kelancaran cerita. Dan setelah saya pikir-pikir lagi, cewek yang pas untuk adegan di atas barusan itu Hinata. Karena saya memikirkan cewek baik-baik pemalu yang terlalu mencintai Sasuke tapi malah jadi korban yang malang -_-

Sebenarnya waktu aku bilang mau bikin fic SasuSaku rate M multichapter yang baru, aku sama sekali gak kepikir bikin fic ini. Aku juga sudah punya banyak idenya kok di kepala tinggal milih salah satu ide lalu diketik saja ahahaa #jdug Tapi entah kenapa tiba-tiba suka lagi sama lagu ini hehe jadinya dibikin deh. Lagipula fic ini hanya dua chapter. Jadi begitu fic ini selesai, Insya Allah aku bikin SasuSaku`rate M multichap sesuai keinginan para readers :D

Oh ya tambahan, cuma mau memperingatkan di next chapter bakal hard lemon dan memakai sedikit kekerasan. Bagi yang tidak kuat, diharap mundur. Karena kalau kalian nanti kebayang-bayang setelah baca fic ini, saya kan gak bakal peduli ._. #tengil

Yosh, RnR? Thanks before :)