Warning ! : cerita ini mengambil format AU, dengan Gender bender, juga alur yang bisa dikatakan cepat. Tiap karakter agak OOC. diikuti typo's dan miss typo yang nyelip tanpa disengaja.. Jika anda tidak menyukai fic ini silahkan untuk segera meninggalkannya, tentu anda cukup pintar untuk membaca warning ini 'kan….? terima kasih…

.

.

.

Tap….Tap…Tap…

lima pasang kaki bersepatu pantofel hitam mengkilap itu membisingkan lorong dengan lantai marmer mengkilap diterpa chaya lampu neon. Kelima pasang kaki itu masuk kedalam salah satu ruangan dan berhenti di salah satu ranjang.

"Mulai besok, perawatan anda akan dihentikan." ucap salah seorang dari pemilik kaki tersebut.


Disclaimer: Masashi Kishimoto

inspired story : from one of scene scent of the woman


"Ke-kenapa dok? saya akan membayar berapapun yang rumah sakit inginkan." ujar seorang bapak-bapak dengan gaya memohon pada orang yang mengucapkan hal ini.

"Karena istri anda sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tolong bapak biarkan saja ia pergi daripada ia harus menderita seperti itu selama 3 tahun ini." ucapannya cukup menusuk hati si bapak tersebut.


UCHIHA SASUKE & UZUMAKI NARUKO

slight pairing Sasuke dan Sakura


"Anda'kan dokter! tugas anda menyembuhkan bukannya malah membiarkannya!" nada suara si bapak-bapak mulai meninggi tak terima dengan keputusan dari dokter tersebut.

"Apa anda tidak sadar? istri anda sudah berada di rumah sakit ini selama 3 tahun dan kami dari rumah sakit tidak dapat mentolerir lagi. Masih banyak pasien yang butuh disembuhkan." sang bapak tersebut tertunduk menahan kesedihan dan amarahnya."Saya permisi dulu."

kepergiannya diikuti empat langkah pasang kaki lainnya yang pergi menuju ke ruangan selanjutnya.

.


Kanon1010 PROUDLY PRESENT…

-JUST BE FRIENDS -

have a nice read~..

dozo…~


.

Uchiha Sasuke, seorang dokter di rumah sakit Konoha Internasional bagian penyakit kanker. Sasuke adalah seseorang yang sangat arogan, ambisius, perfeksionis, dan juga sulit bersosialisasi. Dalam memberikan diagnosa kepada pasien-pasiennya, Sasuke juga terkenal sebagai seseorang yang tak punya perasaan. Tak heran jika ia menjadi salah satu dokter dengan jumlah pasien yang ditanganinya paling sedikit , karena tak ada yang menyukainya.

Saat ini Sasuke berserta keempat asisstennya sedang melakukan pemeriksaan rutin kepada semua pasien yang ditanganinya dan kejadian tadi adalah pasiennya yang ke 6 dengan penyakit kanker otak stadium 4. Harapan hidupnya sudah sangat tipis dan rumah sakit sudah tidak dapat memberikan bantuan lagi. seharusnya ia mengatakan hal itu dengan suara lemah lembut tetapi itulah Sasuke, dengan nada tajam nan menusuk ia mengatakan hal itu dengan entengnya tanpa memikirkan perasaan keluarga, bahkan pasien itu sendiri.

Sasuke telah berada di depan kamar pasien terakhirnya, salah seorang asisstennya membuka pintu kamar tersebut.

"Sepertinya dia pergi jalan-jalan lagi Uchiha-san." ucap salah seorang asisstennya yang berambut orange.

"Hn."

Tanpa kata-kata yang lain, cukup dua suku kata itu Sasuke memandang ranjang yang ditempati orang tersebut dengan malas dan langsung meninggalkan ruangan itu.

Baru beberapa langkah kakinya meninggalkan ruang rawat itu terdengar suara seseorang yang memanggilnya dari jauh.

"Dokter Uchihaaaa…."

Asal suara berasal dari arah belakang Sasuke, ia tau betul itu suara siapa. Tetapi ia menulikan pendengarannya dan terus saja berjalan tanpa memperdulikan teriakan dan langkah kaki yang sedang berlari mengejarnya.

"DOKTERRR UCHIHA-TEMEEE!"

Kali ini teriakan itu berhasil menghentikan langkah kaki Sasuke, sedangkan keempat asisstennya menahan tawa mendengar julukan yang kurang sopan tersebut ditunjukan untuk orang seperti Sasuke.

Sasuke kemudian berbalik badan dan memberikan tatapan mautnya kepada ke empat asissten dan si pemilik suara cempreng itu.

"Hos…hosh…hosh…" orang itu mencoba menetralkan napasnya yang terengah-engah karena mengejar Sasuke. "Dokter Uchiha, mau kemana? masih ada satu pasien lagi yang belum diperiksa, dan itu aku. Apa kau sudah lupa dengan pasienmu yang satu ini?"

Seorang gadis berumur 20an tengah memakai pakaian khusus pasien dengan warna putih dan garis-garis biru, ditangannya ia memegang sebuah dompet kecil.

"Hn, apa kau tau ini jam berapa?" balas Sasuke dengan datar.

Gadis berambut kuning cerah itu menyengir, menampakan senyum cerah lima jarinya dan membuat luka gores di kedua pipinya tertarik lucu.

"Tentu saja ini jam 4 'kan?"

"Jika anda sudah tau mengapa anda tidak ada di dalam kamar?"

"Haissh, dokter jangan memakai bahasa formal seperti itu di depanku. Tadi aku ke cafetaria saja kok." si gadis manis tersebut menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ke cafetaria? dengan membawa tas make up? kalau berbohong yang pintar sedikit, dobe." Naruto tertunduk malu mendengar kenyataan yang dikatakan Sasuke. Setelah mengatakan hal itu Sasuke berbalik siap berjalan meninggalkan sang gadis, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti karena suara dari si gadis.

"Terus? nasibku bagaimana? aku tidak diperiksa?"

"Besok, saat pemeriksaan rutin lainnya."

Kepergian Sasuke membuat gadis manis tersebut merengut dan ia pun segera bergegas kembali ke kamarnya daripada akan terkena omelan Sasuke yang lainnya.

..

...

Namanya Uzumaki Naruko, gadis kelahiran 10 oktober ini merupakan pasien tetap di rumah sakit Konoha Internasional sejak setengah tahun yang lalu. Gadis dengan rambut kuning cerah yang panjang ini divonis memiliki penyakit kanker kantung empedu yang masih terbilang penyakit langka. Di Konoha, Naruko hanya tinggal seorang diri. Ibunya berada di Suna ikut bersama ayahnya karena ada suatu pekerjaan yang mengharuskan mereka tinggal disana.

Naruko seharusnya sekarang berada di jenjang perkuliahan, tetapi karena vonis yang diberikan dokter, memaksanya untuk tidak melanjutkan pendidikan. Pikirnya hanya percuma saja jika ia melanjutkan tetapi hidupnya bisa menghilang kapan saja.

"Selamat malam Naruko-chan." sapa seorang suster dengan rambut berwarna birunya.

"Malam suster Konan, mengantarkan makanan ya?" balas Naruko pada suster yang telah dikenalnya tersebut.

"Iya, makan malam hari ini masih seperti biasa. Tapi shhhttt… jangan bilang-bilang ke dokter Sasuke ya, karena aku menambahkan Tempura di makananmu."

"Hontou? arigatou suster Konan."

Dengan lahapnya Naruko memakan makanan yang diberikan Konan. Bagi para suster disana, Naruko terkenal sebagai sosok yang ceria dan tidak rewel. Dokter – dokter muda dari divisi lainpun kadang terlihat sering sengaja melewati divisi tempat Naruko dirawat hanya untuk melihat keceriaan si gadis tersebut dan ada hal lain yang disukai mereka dari Naruko, adalah situs web-toon yang dimiliki Naruko.

"Naruko-chan, apa kau sudah mengupload cerita baru di web-toonmu itu?" tanya Konan dengan wajah penasaran, wajar saja karena Konan adalah salah satu penyuka cerita web-toon yang dibuat Naruko.

"Belum, ini sedang aku kerjakan. Besok pagi baru bisa di cek."

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu ya dan jangan lupa istirahat." pamit Konan pada Naruko dan dibalas dengan anggukan dan senyum manis dari Naruko.

Naruko sangat suka menggambar. ia ingin sekali masuk kuliah dengan jurusan animasi 3D, tetapi kembali penyakitnya menghentikan keinginannya tersebut. Selama ini Naruko sering mengupload cerita komiknya di sebuah situs bernama web-toon. Dimana ia selalu membuat cerita komik dengan tokoh Utama Sasuke.

...

...

Keesokan paginya, Naruko masih terlelap di alam mimpinya. sesekali ia tampak menggumamkan sesuatu yang tak dapat dimengerti. wajar jika jam telah menunjukan pukul 9 pagi tetapi ia belum juga terbangun karena semalaman mengerjakan web-toonnya.

Hari baru, hari yang membosankan juga buat Uchiha Sasuke. Dokter muda ini nampak mengerutkan dahinya dari jauh ketika melihat pemandangan dimana suster Konan bersama suster Shizune serta beberapa dokter lainnya sedang berkumpul di meja kedua suster itu sambil melihat ke sebuah komputer.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" suara berat Sasuke seketika membuat semuanya mendadak kaget.

"Eng… i-itu.. " Jugo salah seorang disana tampak sangat gugup mejawab pertanyaan Sasuke. Sasuke hanya memandang Jugo dari atas sampai bawah seakan-akan tengah mengintimidasinya.

"Kami sedang melihat hasil pemeriksaan nona Uzumaki." jawab Suigetsu salah seorang asissten Sasuke cepat.

"Hn," Sasuke nampak tak mau peduli lagi dengan apa yang tengah mereka lakukan dan melanjutkan perjalannya menuju ruang kerjanya.

Sebenarnya yang sedang mereka liat adalah hasil upload webtoon terbaru dari Naruko, dimana disana terpampang gambar, sebuah komik dengan 6 panel. Gambar pertama gambar Naruko versi chibi sedang berlari mengejar seseorang, lalu gambar ke dua Sasuke versi chibi dengan muka juteknya dan seterusnya yang dimana komik tersebut menceritakan tentang kejadian kemarin.

Tentu saja, penggambaran Naruko tentang Sasuke yang out of charcter sangat lucu sehingga membuat para dokter muda dan suster itu tertawa.

...

...

Di lain tempat, tepatnya di tempat sang tokoh pembicaraan hari ini nampak sedang berkutat di depan tumpukan kertas mengenai laporan-laporan kesehatan para pasiennya. Mata onyxnya tertumbuk pada satu laporan mengenai Uzumaki Naruko, tetapi ketika ingin melihatnya lebih lanjut kegiatannya terinterupsi oleh suara ketukan pintu.

"Masuk,"

"Permisi dokter, ada yang ingin bertemu anda katanya dia mengetahui anda atas rekomendasi dari dokter Obito." jelas si suster berrambut coklat.

"Hn, suruh dia masuk."

Tak lama kemudian masuk seorang gadis cantik berambut sama seperti bunga khas dari Jepang duduk di hadapan Sasuke. Aroma cherry yang khas dari gadis itu membuat Sasuke terpaku sejenak karena mengenali betul aroma tersebut.

"Sakura?"

"Uchiha? Uchiha Sasuke? benarkan?" Sakura tak kalah terkejut mendapati teman lamanya berada dihadapnnya saat ini. "Aaaah~ benar ini si Uchiha sombong itu 'kan? haissshh sekarang sudah menjadi dokter sekarang?"

"Hn, ada urusan apa kesini?"

"Hei Sasuke-kun, sapalah teman lamamu ini kau tidak kangen denganku?"

"Maaf saya sedang bekerja saat ini, bukan acara reunian."

"Baiklah, sombongnya masih melekat ya." Sakura tertawa kecil melihat sifat teman kecilnya yang tidak berubah sedikitpun. "Aku disuruh kesini sama dokter Obito, dimana selama ini dia yang menangani penyakitku. Tetapi beliau mendadak dipindah tugaskan di luar negeri."

"Kanker hati, itu penyakitmu kan?"

"Huum, bagaimana kondisi terakhirku ini Sasuke-kun?" Saat Sakura bertanya, nampak Sasuke terus menatap wajah gadis cantik itu dan sempat terpana lalu ia langsung mengembalikan stoic facenya dan mencari data kesehatan Sakura.

"Saat ini sedang stabil, asalkan tidak terlalu banyak beraktifitas. Untuk saat ini sebaiknya kamu dirawat disini selama tiga sampai lima hari untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium."

"Baiklah…."

...

...

Di dalam Kamar rawat tempat Naruko berada, Nampak gadis muda tersebut sudah terbangun dari tidur lelapnya dan tengah asik merias wajahnya dengan bedak yang tipis dan sedkit eyeliner. Namun ia segera menyembunyikan alat make-upnya karena tiba-tiba pintu kamarnya dibuka.

"Dokter Uchiha-teme!" tariaknya girang. "Apa kau datang untuk memeriksaku?"

Sasuke berjalan santai seakan-akan tak ada makhluk lain di dalam kamar tersebut, Naruto memanyunkan bibirnya karena kesal di acuhkan oleh Sasuke, tetapi wajahnya berubah menjadi tanda tanya ketika melihat seseorang berjalan di belakang Sasuke.

"Ini ranjangmu, nanti siang aku akan kemari melakukan pemerikasaan."

Setelah berkata seperti itu, Sasuke pergi meninggalkan Sakura yang tengah memandangi ruang kamar rawatnya dan matanya terpaku pada seorang gadis muda yang sedang memandanginya dengan wajah lucu.

"Apa kamu dirawat disini juga?" tanya Sakura memecah keheningan diantara mereka. Naruko segera menyadarkan lamunannya dan tersenyum manis pada wanita disampingnya.

"Iya, namaku Uzumaki Naruko nee-chan sendiri siapa? pasien baru?"

"Aku Haruno Sakura dan betul aku pasien baru disini."

Naruko memandang Sakura dengan berbinar-binar, akhirnya setelah sekian lama ia dirawat di rumah sakit ini ia mendapatkan teman sekamar juga. Karena sifatnya yang mudah akrab dengan orang lain, dalam sekejap Sakura dan Naruko menjadi akrab dan ia menganggap Sakura seperti kakaknya sendiri.

...

...

Tak terasa hari-hari telah dilewati oleh Sakura dan Naruko, tetapi ada satu hal yang nampak jelas ada yang berubah dan itu membuat perasaan Naruko tidak nyaman.

"Besok, kau sudah boleh pulang dan datang lagi dua minggu lagi untuk pemeriksaan rutin." ujar Sasuke kepada Sakura saat berada dikamarnya.

Naruko yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa terbengong mencoba menjabarkan hal yang berubah dari Sasuke. Ya, dokter Uchiha Sasuke berubah menjadi- errrr - lebih lembut dalam berbicara walau wajahnya masih datar. Apa mungkin perubahannya itu karena…

"Baiklah, terima kasih Sasuke." jawab Sakura dengan lembut seperti biasa.

"Hn, apa perlu kupanggilkan taksi?" tawar Sasuke yang makin membuat Naruko melongo.

"Tidak perlu, aku naik kendaraan umum saja."

"Hn, kalau begitu aku permisi dulu dan jangan lupa dua minggu lagi."

Saat Sasuke sudah beranjak pergi, Naruko buru-buru mengejarnya untuk mengetes apakah perubahan itu hanya untuk dia saja atau memang sudah berubah.

"Dokter Uchihaaaa….." teriak Naruko yang lumayan keras sehingga Sasuke menoleh menatap gadis mungil itu berlari ke arahnya.

"Hn, ada apa?"

"Sakura-nee boleh pulang kan? apa aku juga boleh pulang?"

"Tidak."

"Heee kenapaa? kalau keluar sebentar? aku bosan di rumah sakit terus." Naruko mengerucutkan bibirnya bergaya ngambek kaya anak kecil.

"Memangnya kamu ada keluarga di luar sana? lagipula tubuhmu sedang tidak stabil jika terjadi sesuatu diluar sana bagaimana? jangan merepotkanku lagi." dengan datar dan dingin Sasuke mengucapkan hal yang tak ingin Naruko dengar.

"Oh begitu, saya permisi." Naruko berbalik badan dan kembali ke kamarnya dengan wajah tak bisa diartikan dan itu pertama kalinya juga Sasuke mendengar nada datar dari cara bicara Naruko.

...

...

...

Sudah dua hari Naruko mendiamkan Sasuke. Dia masih bercanda dan tertawa kepada suster dan dokter lain tapi pengecualian pada Sasuke. Sasuke marasa itu bukan hal yang pantas untuk dipikirkannya, tetapi setiap kali pemeriksaan harian ia menjadi pasien yang manis diam dan menurut. Biasanya ada aja celotehan dari bibir mungil itu bahkan tak jarang ia mendapati Naruko tak mau melihat wajahnya.

Hal itu membuat Sasuke merasa sesuatu yang tak disadarinya yaitu – sepi…

"Hahahahha… jadi Dokter Sui menembak suster Karin ya? cieeee nanti akan kubuatkan di web-toon boleh ya."

Nampak Naruko tengah asik bercanda gurau dengan Suigetsu salah satu asissten Sasuke dan juga suster Karin di cafetaria. Memang siang itu sedang saatnya istirahat dan kedua orang yang bersama Naruko tersebut memang cukup akrab dengannya.

Sasuke yang baru saja masuk ke cafetaria melihat wajah gadis yang sedang tertawa bahagia itu, segera saja duduk disamping mereka tetapi dengan posisi membelakangi, bisa dikatakan ia ingin menguping apa yang sedang mereka bicarakan.

"Naruko-chan, jangan aku malu." Suigetsu menutup wajahnya yang nampak sudah memerah, seharusnya Karin sebagai cewe yang malu, tetapi malah Suigetsu yang malu.

"Hahah dokter Sui lucu banget." Naruko mulai meredakan tawanya dan menghapus airmata akibat tertawa. "Hah~ tapi suster Karin beruntung sekali ada yang menjaga sekarang, aku ingin sekali merasakan jatuh cinta seperti kalian."

Suigetsu dan Karin saling berpandangan, siapapun yang dekat Naruko tau kalau gadis itu hanya seorang diri di Konoha. Oleh karena itu mereka menjaga gadis itu agar tetap tersenyum.

"Suatu saat nanti akan ada yang bisa membuatmu jatuh cinta kok." Karin mengelus perlahan dan penuh sayang rambut pirang itu. "Untuk sekarang masih ada kami semua yang menyangimu Naru-chan."

"Hai! eh sudah jam setengah satu, sebentar lagi pemeriksaan harian. Aku kembali ke kamar ya."

Suigetsu dan Karin menatap lirih kepergian Naruko.

"Bagaimana kalau besok kita ajak dia jalan-jalan?" ucap Suigetsu memecah keheningan.

"Jalan-jalan? boleh saja sih, aku merasa ia sangat kesepian, keliatan jelas dari pancaran matanya yang kosong. Ehmm.. kalau begitu kita ajak yang lain juga." usul Karin tapi intusiasnya terhenti ketika mengingat satu nama. "Bagaimana izin dengan Dokter Uchiha?"

"Biar aku yang atur, jika ia tak mengijinkan kita cari jalan lain. Ia tak berhak mengekang Naruko, dia tak pernah tau apa yang Naruko rasakan seperti kejadian dua hari lalu 'kan?"

"Iya, pertama kalinya aku mendengar Naruko menangis."

Perkataan dari Karin membuat Sasuke menghentikan acara makannya. Ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman mendengar penuturan Karin tersebut, segera saja ia beranjak pergi meninggalkan cafetaria.

...

Naruko kembali ke kamarnya dengan diam, walaupun ia menyapa beberapa pasien, dokter dan suster selama perjalanan ke kamar tetapi hatinya masih sangat sakit akibat perkataan Sasuke tempo hari.

"Hah~ ayo Naruko kamu harus semangat!" Naruko berucap sendiri menyemangati dirinya.

Tak beberapa kemudian Sasuke masuk dan seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin dan benar juga apa yang Sasuke rasakan, bahwa Naruko sedang menghindarinya.

"Tubuhmu sedang stabil, jika besok ingin pulang atau berjalan-jalan ku ijinkan." ujar Sasuke memancing Naruko, tetapi gadis itu tetap memberikan tatapan datar.

"Tidak perlu, percuma juga mau keluar aku tak memiliki siapa-siapa." jawabnya datar. "Dan juga aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa jika terjadi sesuatu pada tubuh lemahku ini."

"Dobe,- "

"Maaf dok, jika sudah selesai bisa keluar? aku ingin istirahat, tubuhku lemas." Naruko memotong perkataan Sasuke dan tidur membelakangi tubuh Sasuke yang masih terdiam berdiri memandangi Naruko.

"Baiklah jika itu maumu."

Sasuke membuka pintu dengan kasar dan menutupnya juga seperti itu. Sebenarnya Naruko tidak sepenuhnya ingin tidur, ia hanya tak ingin melihat Sasuke yang membuatnya mengingat kembali perkataan menyakitkan itu.

...

Keesokan paginya, Naruko yang diberitahu oleh Karin dan Suigetsu bahwa mereka akan berjalan-jalan dengan yang lain, sudah siap dengan baju terusan berwarna kuning gading selaras dengan rambutnya yang digerai sehingga menerbangkan helaian rambut tersebut. Tetapi kedatangan Sasuke, membuatnya kaget.

"Shhtt suster Konan, kenapa bisa ada dokter Uchiha disini?" bisik Naruko pada konan yang sedang memasuka peralatan piknik.

"Entahlah mendadak ia mengatakan ingin ikut serta."

"Ah, jadi gak asik nih piknik kita kalau ada dia, yang ada suasana jadi suram." Naruko berkata dengan gaya hiperbolanya, membuat Sasuke yang mencuri dengar berdeham dengan kencang. Tapi dengan segera Naruko mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Yosh! karena semua sudah siap mari kita berangkat!" teriak Suigetsu yang di sahut penuh semangat dengan semuannya.

...

...

...

London bridge is falling down~ falling down~

London bridge Is falling down ~

My fairy lady~

Naruko berdendang ringan menyanyikan lagu anak-anak khas dari negeri ratu Elizabeth tersebut, membuat beberapa orang yang mendengarnya tertawa kecil.

"Naruko, kenapa kamu menyanyikan lagu anak-anak seperti itu?" tanya Karin yang duduk di depan Naruko.

"Hmmm kenapa ya? karena aku suka aja." jawabnya polos dibalas dengan dengusan mengejek dari Sasuke.

"Gadis seumuranmu harusnya menyanyikan lagu percintaan." Konan menambahi.

"Cinta? hahahah tak terpikirkan olehku. Jangankan soal cinta, soal kesembuhanku saja belum jelas." tawa Naruto yang malah membuat yang lainnya terdiam.

"Kau bisa sembuh." akhirnya keluar juga suara dari Sasuke.

"Ya ya kalau aku sakit terus menerus, yang ada hanya merepotkan dokter Uchiha saja." Sasuke memandang Naruko dengan tatapan tak suka atas pernyataan gadis tersebut. "Hoaaammm! tiba-tiba aku merasa mengantuk."

..

..

..

…To Be Continue…..