Title : Wound Inside

Disclaimer : Inspirasi dan plot dasar berasal dari Manga Sho-Ai Lovely Sick karya Ohmine Shouko. Karakter yang digunakan milik diri mereka masing-masing dan FF ini merupakan karya saya.

Cast : DBSK Members

Pairing : Yunjae

Rate : T (untuk saat ini, kemungkinan untuk naik rating sangat ada)

Warning : Yaoi

A/N : Lovely Sick hanya sebagai inspirasi dan plot dasar dari FF ini tanpa ada maksud menjiplak. Setiap komentar, review, saran dan ide cerita untuk FF ini sangat saya hargai. Happy Reading, ne~

Summary : Kim Jaejoong, bocah berumur 17 tahun yang diselamatkan dan diadopsi oleh Jung Yunho, seorang dokter muda 5 tahun lalu dari sebuah kecelakaan maut. Kehilangan kedua orangtua membuat kepribadian periang Jaejoong berubah 180 derajat. Ketus, pendiam, penyendiri dan egois berkebalikan dengan Jung Yunho yang kalem, ceria serta ramah. Walaupun begitu Yunho tetap mencintainya, lebih dari apapun.

0. PROLOG

Kakinya mengetuk-ngetuk besi tempat tidur dengan tidak sabar.

Ruangan itu sama familliarnya dengan kamarnya—atau mungkin lebih familiar lagi. Lima tahun yang lalu, tempat bernuansa putih netral itu hanya sebuah tempat umum tanpa arti lebih. Layaknya anak kecil lainnya, dia tidak pernah menyukai bau pahit obat-obatan. Menghindari dokter dan takut setengah mati pada suntik. Wajah manis yang selalu menjadi bahan cubitan teman-teman ibunya itu akan menekuk kesal jika kata 'rumah sakit' terngiang di telinganya. Lima tahun lalu, dan hanya dengan satu malam itu semuanya berubah.

Lenyap segampang mematikan lilin.

Suara riuh yang sedari tadi timbul tenggelam dari luar ruangan membuat sosok berpara manis itu menolehkan kepalanya. Suara-suara yang tadi hanya sekedar angin dalam telinganya tertangkap lebih jelas saat sosok yang dia hapal namanya tersebutkan.

"Selamat pagi, Dokter Jung," beberapa suara wanita—perawat kemungkinan besar—menyapa seseorang bermarga Jung itu.

"Kau ada operasi jam 2 nanti," secara samar ditangkapnya lagi suara. "Dan oh! Jaejoongie sudah menunggumu!"

Namja imut itu merengut, membuat bibirnya manyun—pout—sedikit. Dia tidak pernah suka dengan panggilan itu. Jaejoongie, cih... betapa kanak-kanak sekali panggilan itu. Wajahnya yang datar dan ketus makin cemberut tak suka. Berulang kali dia mengatakan jangan-panggil-aku-seperti-itu tapi tak satupun menggubrisnya. Kecuali Jung Yunho—Dokter Jung.

Pria itu, dokternya itu, wali sahnya, hanya dia yang tersenyum dan berhenti memanggilnya Jaejoongie. Walau mengganti dengan panggilan lain yang entah bagaimana membuat tidak bisa menolak—bahkan suka.

Boo—BooJae.

"Bagaimana?" dengan kehati-hatian yang layak, Yunho menggerakkan kaki di depannya itu. Sedangkan pemiliknya meringis kecil. "Sakit," gumamnya pelan datar walau nada merengek terselip di dalamnya.

Kim Jaejoong. Bocah berumur 17 tahun itu 5 tahun lalu dilarikan ke UGD tempat dia magang dalam keadaan berdarah-darah. Tubuhnya penuh goresan—perkiraan oleh pecahan kaca. Tapi bagian terburuknya bukan di sana. Kaki kanannya patah, nyaris hancur tepatnya. Frektura terbuka sepanjang lutut hingga pergelangan kaki. Lumpuh, itu vonis yang dijatuhkan dokter olehnya ketika disaat yang sama kedua orang tuanya tak dapat diselamatkan dan meninggalkan putra satu-satunya yang cacat seorang diri.

Dia lebih baik mati saja. Hanya itu yang dulu terlintasi dalam pikiran namja cantik itu, kata yang pertama kali diucapkannya pada Yunho setelah tiga minggu tak berkata apa-apa. Terngiang dalam benaknya saat rambut hitam halus Jaejoong itu jatuh menutupi wajah, menutupi ekspresi yang tiga minggu ini hanya datar dan membatu. Saat dengan bibir bergetar dan nada putus asa yang sarat Jaejoong berkata.

"Dr Jung, aku mau mati."

Dia berbekal nekat saat mengajukan diri dalam rapat akan menjadi wali sah Jaejoong. Bukan nekat karena ragu. Tidak, dalam waktu yang sikat dia menyadari bahwa dia telah mencintai bocah di bawah umur yang diselamatkannya. Bibir merah manis itu, manik hitanya yang bulat besar, ekspresi polosnya, segalanya. Yang diperlukannya hanyalah kesediaan Jaejoong. Dan saat dia berlutut di depan bocah berumur 12 tahun itu, bocah rapuh yang telah kehilangan segalanya bahkan keinginan untuk hidup. Jaejoong mengatakan iya.

Dan dari situ segalanya dimulai. Segalanya.

RnR ya?

Kalau banyak yang review dilanjutin...

Kalau enggak yang jadi kenang-kenangan aja xD

Ide-ide plot boleh lho A