Toilet

Inazuma Eleven © Level-5

Rated:

T semi M

Genre:

Romance, Humor

Main Chara (s):

Kazemaru Ichirouta, Gouenji Shuuya

Pairing:

GouenKaze

Warning:

Cuma sebuah drabble gaje, gak sampai 500 kata!


.

.

.


Gouenji dan Kazemaru merupakan sepasang kekasih. Mereka sudah menjalani hubungan itu selama hampir dua bulan, tepatnya dari sejak Kazemaru kelas dua SMA, dan Gouenji naik ke kelas tiga.

Awalnya, hubungan mereka baik-baik saja. Sampai ketika beberapa hari ini, Kazemaru terlihat seperti menghindari Gouenji, dan selalu pergi ke toilet.

"Kazemaru, kita ke atap, yuk," ajak Gouenji tiba-tiba. Kazemaru yang sedang berada di kelasnya, segera pergi dan meninggalkan si pemuda bawang yang kebingungan.

"Eh? Kau mau ke mana?" frustasi, Gouenji mengejar sang kekasih yang sepertinya berlari ke arah toilet itu. Kazemaru yang menyadari kalau dia diikuti buru-buru mempercepat larinya dan masuk ke toilet, membuka pintu di sebuah bilik, dan diam di sana.

"Kazemaru, buka pintunya! Apa yang terjadi denganmu?" Gouenji menggedor pintu bilik toilet. Tapi tak ada jawaban dari dalam sana.

Kesal, Gouenji menggedor lagi pintu bilik itu. Tapi kali ini dia tak berbicara sepatah kata pun. Ia ingin Kazemaru menjelaskan terlebih dahulu.

KRIT.

Pintu bilik terbuka, keluarlah Kazemaru dengan nafas yang terengah, dan wajah yang memerah hebat. Terlihat seperti tengah menahan sesuatu.

"Kau kenapa, sih?" tanya Gouenji. Kazemaru menggeleng perlahan.

"Ti-tidak ada apa-apa, kok. Sudah, ya, aku mau ke kelas dulu," ucapnya tergagap. Gouenji semakin curiga pada kekasihnya itu.

'Sebenarnya apa yang terjadi pada anak ini?' batinnya penasaran.


.

.

.


"Kazemaru, kau kalau mau putus bilang saja," lirih Gouenji saat ia meminta –tepatnya menyeret- Kazemaru untuk bicara di taman.

"Bu-bukan begitu… hanya saja…" ucapan Kazemaru terputus. Ia terlihat seperti sebelumnya, dengan wajah yang memerah dan nafas terengah.

"Hanya saja apa?" tanya Gouenji tak sabar.

"S-sepertinya aku punya penyakit aneh," lanjut Kazemaru sembari memalingkan wajahnya. Gouenji melihat, wajah kekasihnya itu semakin memerah, dan tubuhnya gemetaran hebat.

"Hah? Penyakit? Coba jelaskan gejalanya," pinta Gouenji. Kazemaru meneguk ludahnya.

"Setiap malam, aku selalu memimpikan Gouenji," kata Kazemaru malu-malu.

BLUSH.

Dan bisa dilihat wajah Gouenji yang mulai merona semerah apel.

"Setelah itu, sepraiku selalu basah. Kukira aku mengompol," di bagian ini, Gouenji sedikit berpikir sambil tertawa kecil.

'Dia memimpikan aku dan seprainya basah?' pikirnya pe-de sambil menyeringai.

"Lalu, setiap bertemu dengan Gouenji, aku serasa ingin pergi ke toilet," Kazemaru memainkan jemarinya. Malu. Sedangkan Gouenji hanya menyeringai mesum dan tetap mendengarkan.

"Tapi yang keluar bukannya urine," Kazemaru merona lagi. Seringaian Gouenji semakin melebar.

"Melainkan cairan yang lengket, dan warnanya putih, beda dengan urine," lanjut Kazemaru.

Gouenji memeluk Kazemaru yang wajahnya semakin menggoda itu, ia lalu berbisik,

"Kau tahu, itu bukan penyakit," ucapnya penuh kemenangan. Kazemaru mengeluarkan pandangan, 'Kalau bukan penyakit jadi apa?'

"Itu namanya…" Kazemaru menunggu. Yah, kalau bukan penyakit ya bagus, dong.

.

.

"EREKSI."


END!


Bwahahaha! Nista! Pendek pula!