Summary: Hinata yang dari kecil tidak pernah bertemu dengan pria memutuskan untuk kabur dari rumahnya dan menginap di asrama pria. Tapi bagaimana caranya? Hinata adalah seorang wanita! Tentu saja, dengan menyamar menjadi pria ia akan bisa melihat pria yang sesungguhnya.
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto-sensei
Genre: Romance & Supranatural
Warning: OOC, Typo(s), Abal, Gaje, Kebanyakan dialog, Alur kecepetan, dan hal buruk lainnya.
Pairing: Hinata Hyuuga & Naruto Uzumaki
A/N: Hohoho~ Fic pertama Shinji di fandom Naruto XD Tentunya dengan pair NaruHina XD Semoga para authors dan readers semua suka dengan karyaku yang pertama di fandom ini ^^ Yosh! Daripada berlama-lama, mending langsung baca saja ceritanya..
.
.
.
~ Happy Reading ~
.
.
.
'Aku tidak pernah bertemu dengan pria dari kecil, mungkin kalau aku mau, aku bisa bertemu dengan pria yang sesungguhnya'
Klan Hyuuga, dimana semua mata mereka bewarna lavender. Ada perempuan dari klan tersebut yang bernama Hinata Hyuuga. Hinata tidak pernah bertemu sama sekali dengan pria sejak ia kecil. Hinata penasaran dengan pria yang sungguhnya itu seperti apa. Ia hanya pernah melihat dari majalah yang ia beli sembunyi-sembunyi dari orang tuanya. Tukang yang mengantarnya pun juga harus memberinya dengan hati-hati. Yah~ beginilah kehidupan Hinata.
Saat ini cerah? Ya! Tapi ada yang bermuram durja rupanya. Siapa lagi kalau bukan Hinata? Kalian bisa melihat dari kesehariannya. Bosan? Sangat membosankan! Hari-hari yang ia lalui adalah hari-hari yang membosankan. Setiap hari melakukan hal yang sama. Dari awal bangun tidur, lalu mandi, makan, minum, belajar, baca majalah, dan hal membosankan lainnya.
"Huh! Bosen!" keluh seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Hinata. Kalian tau kan? Hinata ini adalah gadis yang tak pernah bertemu dengan pria sama sekali? Bagaimana bisa ya? Tentu saja karena keluarga!
Sejak lahir sampai sekarang, ia selalu berada dirumahnya. Ia tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Bukan rumah biasa tentunya! Hinata adalah anak dari seorang bangsawan! Kalian tau kan? Anak bangsawan mana mungkin dibiarkan pergi sendirian, karena dimana-mana banyak kasus penculikkan. Karena itu, Hinata tidak pernah keluar dari rumahnya. Bermain di rumah, Belajar di rumah, semua serba di rumah.
Selain itu! Masa semua yang ada di rumah itu perempuan semua! Ada apa gerangan? Tentu karena keluarga! Mata Hinata tidak boleh terkotori oleh seorang pria. Kenapa begitu? Orang tua Hinata mengkhawatirkan Hinata akan terjerumus ke dalam kegelapan jika bertemu dengan seorang pria.
Kenapa seperti itu? Seorang pria dimata orang tua Hinata adalah Hina! Loh, kok begitu? Padahal ayah, kakek, kakak, , dan paman keluarga Hinata adalah pria! Benar-benar mengherankan. Tapi yang pasti, hanya pria luar saja yang hina. Itu sih kata mereka.
Yah~ kita lanjut saja ceritanya…
"Hina! Hina! Hina! Apaan tuh Hina! Semua pria dianggap Hina! Kalau begitukan aku jadi nggak bisa bebas" gerutu sang putrid, Hinata Hyuuga.
"Sudahlah Hina-chan, inilah nasibmu. Dan kau harus menerima nasibmu itu" celetus sang kakak, Neji Hyuuga. Baru saja Neji melangkahkan masuk kakinya ke kamar Hinata, Hinata malah menutup pintu dengan cepatnya.
"Hina-chan~ Apakah kau sekarang menolak kakamu ini? T_T" tangis Neji mengetok-ketok pintu kamar Hinata sambil sedikit membuka pintu.
"Kau tidak mungkin menolakku kan~?" tanya Neji dengan nada menggema dengan posisi seperti suster ngesot. Berjalan dengan cara mengesot, rambut tergurai ke depan, mengesot mendekati sang adik, lalu menarik kaki Hinata.
"Kyaa! Neji-nii membuatku takut tau" teriak Hinata berusaha melepas cengkraman Neji dari kakinya. "Lagian, ngapain sih Neji-nii bergaya seperti hantu saja. Oh ya, Kenapa Neji-nii ada disini? Harusnya kan sekarang masih ada di sekolah?" lanjut Hinata naik ke atas kasur.
"Yah~ Seperti yang kau tahu, aku ini sedang bolos" jawab Neji dengan bangganya. Ia sedang menuju ke tempat penyambutan tamu di kamar Hinata.
"Bolos! Neji-nii ini gimana sih! Harusnya Neji-nii jangan bolos! Ayo balik ke sekolah!" teriak Hinata menarik Neji keluar dari kamarnya. Sesampainya di depan pintu kamar, Neji mulai beraksi lagi.
"Apakah Hina-chan menolakku? Apa sekarang aku dianggap Hina olehmu?" Tanya Neji dengan muka yang suram.
"Tidak, Aku tidak menolak Neji-nii kok. Kalau gitu ayo masuk lagi" ajak Hinata, mereka sekarang sedang duduk berhadap-hadapan dengan makanan dan minuman di depan mata mereka.
"Hina-chan! Sejak kapan kau menyiapkan perjamuan itu?" Tanya Neji setengah kaget. Karena, sejak tadi tak ada apa-apa di atas meja. Hanya sebuah taplak meja yang menghiasi meja. Dan sekarang, telah tersedia teh, biskuit, dan makanan yang lainnya.
"Neji-nii lupa ya?, gerakanku ini cepat!" pamer Hinata. Hinata memiliki kelebihan, yaitu bergerak dengan cepat. Jadinya semua pekerjaan yang ia lakukan akan terselesaikan dengan cepat. Selain itu, ia juga bisa membaca masa depan orang. Ia menyadari kemampuannya itu saat dia SMP. Dan hanya ia saja yang mengetahui kemampuannya itu.
"Ya, kau memang cepat" ucap Neji lalu menyeruput the yang telah tersedia. Mereka mengobrol lama sekali. Tak sadar waktu menunjukkan sudah sore hari. Neji memutuskan untuk kembali ke asrama.
"Hina-chan, aku kembali ke asrama dulu ya. Jaa~" pamit Neji keluar dari kamar Hinata.
"Neji-nii, jalannya hati-hati" ucap Hinata dengan tiba-tiba dengan nada peringatan seraya membereskan alat-alat yang kotor.
"Apa?"
Prang!# itu suara jatuh loh. Tapi kok seperti suara pecah ya? Apa yang pecah?
"Neji-nii, apa kau sebuah kaca? Kok suara jatuhmu kaya suara pecah?" Tanya Hinata dengan polosnya. Ia membantu Neji berdiri dengan mengulurkan tangannya.
"Bukan Hina-chan, itu suara barang yang pecah. Dan asalnya dari dapur. Mau kesana?" ajak Neji seraya mulai dengan ancang-ancang berlari.
"Mau!" jawab Hinata lalu berlari duluan menuju dapur.
"Hei!"
Neji dan Hinata berlari menuju tempat yang mereka tuju. Yaitu dapur dimana terdapat suara barang yang pecah tadi berasal. Sesampainya di dapur tersebut, mereka menemukan sesorang yang sudah tewas di tempat.
Kebencian, Kemalangan, Penderitaan, Kematian –
"Tidaaak!" teriak Hinata menutup telinganya dan jatuh ke lantai. Sepertinya telah muncul bayangan yang mengerikan di otaknya. Sepertinya itu adalah masa depan seseorang.
Neji mendengar Hinata yang berteriak dan Hinata yang sedang terjatuh di atas lantai. Neji menghampiri Hinata lalu menanyakan keadaan Hinata. Neji membantu Hinata berdiri dan membawanya ke kamar. Sesampainya di kamar, barulah Hinata menjawab keadaannya. Hinata menjawab bahwa ia baik-baik saja.
Hinata duduk di kasurnya yang empuk disusuli dengan Neji yang juga ikut-kutan duduk. Neji menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Hinata. Dan Hinata menjawab…
"Kebencian, Kemalangan, Penderitaan, Kematian" Hinata mulai menjelaskan pada Neji.
"Kebencian, Kemalangan, Penderitaan, Kematian. Apa maksudnya?" Tanya Neji yangtak mengeti apa maksud dari perkataan Hinata.
"Kebencian, ada orang yang dibencinya. Lalu dengan tragisnya dia membunuh orang yang ia benci tersebut. Kebencian yang begitu besar membuat dia menjadi lupa diri. Kemalangan yang ia rasakan tentu akan menjerumuskan diri dia sendiri ke dalam penderitaan. Lalu, dengan kematiannyalah dia akan mengakhiri kehidupannya" jelas Hinata membuka kaca jendela.
"Lihat, itulah akhir dari semua permainan ini" lanjut Hinata menunjuk ke bawah jendela.
"Kyaaa!" disambut dengan teriakkan orang yang melihat orang yang tewas tersebut.
Neji yang melihat hal tersebut langsung menuju tempat kejadian yang disusul dengan Hinata. Neji masih belum mengerti apa yang disebutkan Hinata tadi, tapi yang pasti dia tidak bisa tinggal diam saja. Neji beserta Hinata berlari menuju tempat tersebut dan akhirnya mereka telah sampai di tujuan.
"Yah~ dia adalah pelaku pembunuhan tersebut. Terbunuh hanya karena anjing liar yang ganas menerkamnya. Sepertinya, sudah cukup untuk dia hidup" kata Hinata membuat Neji penasaran dari mana dia tau bagaimana cara kematian pembunuh tersebut.
"Darimana kau tahu?" Tanya Neji selagi ia memeriksa pelaku yang telah tewas tersebut. Hinata beranjak dari tempatnya, "Kematian adalah masa depannya" jawab Hinata menjauh dari tempat kejadian.
_ Hinata Sensation _
Hinata berhenti sejenak.
"Aku di kamar kalau Neji-nii mencari" ucap Hinata. Hinata berjalan menuju kamarnya untuk menenangkan diri. Sesampainya di kamar, ia melihat ke bawah jendela. Lalu melihat pelaku yang sedang dibawa ke mobil jenasah. Lalu tanpa sengaja Hinata melihat orang lewat dan tanpa sengaja membaca masa depan pria tersebut.
'saat pertama kali kita bertemu, sekilas aku melihatmu seperti perempuan loh'
"Hah~ ucapan yang aneh. Pria tersebut, berbicara dengan siapa ya nanti? Di waktu yang akan datang?" pikir Hinata menutup jendelanya tersebut lalu bersandar di tembok untuk merasakan dinginnya tembok tersebut.
Kejadian yang tak terduga telah membuat kepalanya panas. Apalagi selama satu hari itu dia melihat dua orang yang tergeletak dengan adanya darah dimana-mana. Kepalanya panas, yah~ panas. Bukan karena demam, tapi karena mengingat kejadian tersebut.
"Hina-chan" panggil Neji. Neji memasuki kamar Hinata dan melihat Hinata yang tertidur di sebelah tembok. Neji mengangkat Hinata ke atas kasur dan menyelimuti Hinata dengan selimut. Setelah itu, Neji berjalan keluar kamar.
"Sepertinya, kejadian tadi membuatnya kelelahan" kata Neji seraya meninggalkan tempat tersebut.
Hinata bermimpi, kejadian yang begitu menyenangkan. Di mimpinya tersebut, Hinata menjalankan kehidupan layaknya manusia biasa. Tidak ada hal-hal yang membosankan. Sekolah bersama-sama, Bermain bersama, Belajar bersama, dan semuanya dilakukan bersama.
'Aku lebih suka dirimu yang asli dibandingkan dengan dirimu yang palsu'
Tring! Tiba-tiba Hinata terbangun dari tidurnya. Ternyata sudah pagi, Matahari kini telah memberikan cahayanya. Hinata membuka jendela kamarnya dan menghirup udara yang segar. Sambil memikirkan mimpinya tadi, Hinata telah memutuskan sesuatu. Ia akan merubah jalan hidupnya! Ia akan merubah kehidupannya yang lama yang selalu dilakukan sendirian menjadi dilakukan bersama-sama. Itulah keputusannya!
Yah~ Hari tersebut berlalu. Orang tua Hinata ternyata telah tiba di rumah tempat Hinata berada. Kini, mereka bertiga telah berada di ruang keluarga. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu. Bicara tentang masalah keluarga, tentang keadaan Hinata, tentang perjalanan orang tua Hinata, dan hal yang lainnya. Sampai, ke pembicaraan terakhir. Hinatalah yang memulai pembicaraan tersebut.
"Ma, Pa, Hinata mau mengakhiri semua kehidupan yang telah kalian putuskan" kata Hinata tiba-tiba. Papa mama yang tadi sedang asyik berbicara dan tertawa sekarang malah menunjukkan muka yangtegang kepada anakknya tersebut.
"Apa maksudmu nak? Kau tidak suka melakukan kehidupan yang sudah kami tentukan?" Tanya Mama Hinata duduk disebelah Hinata.
"Emangnya kamu mau kehidupan yang seperti apa?"Tanya Papa Hinata mengambil Koran dan membacanya.
"Aku mau kebebasan!"
Mama Hinata yang tadinya minum teh dengan tenangnya, setelah mendengar perkataan Hinata, Teh tersebut telah keluar dari mulutnya. Sedangkan Papa Hinata yang tadi telah membaca Koran dengan tenangnya, setelah mendengar perkataan Hinata, Ia meletakkan Koran dengan kasarnya.
"Hinata, apa maksud perkataanmu yang tadi?" Tanya Mama Hinata dengan lembutnya. "Kata-katamu tadi telah membuat telinga Papa sakit. Lalu, apa alasanmu mau hidup dengan bebas?" lanjut sang Papa.
"Aku sejak kecil, tidak pernah melihat pria. Aku selalu dikurung di rumah, aku sama sekali tidak pernah merasakan kebebasan" ucap Hinata berdiri lalu berjalan menuju jendela dan membuka jendela tersebut.
"Selama ini, aku tidak pernah bertemu dengan pria yang sesungguhnya. Berbicara, bertatapan, bermain, aku selalu melakukannya sendiri. Aku kesepian, selain itu, aku mau bisa hidup bagaikan orang biasa. Dan, aku mau berteman dengan seorang pria, tidak hanya seorang, tapi banyak pria. Kalian berdua pasti tidak tau, selama ini aku selalu membeli majalah untuk melihat pria itu bagaimana, melihat pria dari kejauhan, itu semua kulakukan karena aku belum pernah berhadapan langsung dengan pria, dan aku mau itu dapat terwujud!" jelas Hinata panjang lebar dan melihat pria yang lewat.
Tiba-tiba Papa Hinata menutup jendela tersebut dengan kasarnya. Setelah melakukan aksi tersebut, Papa Hinata menuju ke tempat duduknya lagi dan membaca Koran lagi.
"Papa tidak akan menyetujuinya" jawabnya singkat.
"Tapi kenapa? Aku hanya meminta permintaan kecil tersebut" ucap Hinata dengan nada rendah.
"Tentu saja papa tidak mengijinkan! Pria itu Hina! Kau tau itu!" bentak Papa Hinata dengan kasarnya.
"Mereka tidak hina! Kalau papa menyebut mereka hina, itu artinya papa juga hina! Karena papa juga seorang pria!" ucap Hinata tak kalah sama papanya sendiri.
"Itu berbeda! Pokoknya tidak akan papa biarkan kau bebas! Papa tidak akan memberikan kau kebebasan!" bentak Papa Hinata keluar dari ruang keluarga disusul dengan sang mama.
"Aku berhak menentukan jalan hidupku!" teriak Hinata berlari menuju kamarnya. Kini ia telah berada di kamarnya. Menyiapkan koper, memasukkan beberapa pakaian ke dalamnya, alat-alat yang digunakan untuk berpergian yang cukup lama. Meninggalkan rumah, Ya! Hinata akan kabur dari rumahnya.
Akan Hinata lakukan saat waktu sudah malam hari. Tapi yang pertama-tama Hinata harus menyembunyikan koper tersebut dari kamarnya. Karena bisa saja ada yang melihat koper tersebut dan mengetahui bahwa Hinata mau kabur.
"Aku akan melakukan sesuatu yang kuinginkan"
Malam haripun tiba, semuanya sudah pada tidur. Kecuali tokoh utama kita yang satu ini. Hinata telah menyiapkan semuannya. Kabur dari rumah! Tentu saja tidk lupa menyiapkan surat untuk kata-kata terakhir. Hinata turun menggunakan tali yang telah ia siapkan beberapa jam yang lalu. Ia berhasil kabur? Tentu saja! Ia dengan mulusnya kabur dari rumah tersebut.
~ FLASHBACK ~
'Tidak mudah untuk keluar dari rumah ini, aku akan menjalankan suatu rencana yang besar!'
Hinata membuat minuman yang begitu banyak, mungkin sejumlah orang yang berada di rumah tersebut. Tidak lupa untuk memasukkan obat tidur untuk semuannya. Setelah jadi, Hinata langsung menuju satu persatu orang yang berada disana dan memberikan minuman yang telah Ia buat tadi. Hinata ingin melihat dengan mata kepala sendiri bahwa orang tersebut telah meminum minuman tersebut. Setelah selesai, Hinata langsung mencari mangsa yang lain.
Semuanya sudah, tinggal kedua orang tuannya. Kalau yang dua ini, harus menggunakan cara yang lain. Hinata menukar minuman mereka berdua saat orang tua Hinata sedang keluar ruangan.
Lalu Hinata bersembunyi… Saat itu juga orang tua Hinata masuk ke ruangan tersebut dan langsung saja meminum minuman itu. Dalam hitungan detik, Orang tua Hinata sudah tidur dengan pulasnya.
'Dengan begini, aku bisa melakukan apa yang kuinginkan'
~ FLASHBACK END ~
Hinata pergi dengan cepatnya. Menjauh dari rumah yang sudah ia tinggali beberapa lamanya. Berpisah dengan semuanya, menjadi orang baru yang akan merubah kehidupannya, Bebas!
Paginya~
"Tuan! Nyonya! Aku menemukan surat dari Putri Hinata!" teriak Maid yang telah menemukan surat tersebut. Surat tersebeut berisikan seperti ini…
Pa, Ma, Seperti yang kalian ketahui, aku telah kabur dari rumah ini. Kalian tahu kenapa? Karena aku sudah cape tinggal di rumah itu. Selain itu, aku menginginkan kebebasan! Kebebasan yang selama ini kalian tidak wujudkan kepada anak kalian ini. Kalian tidak usah mencariku, karena kalian tidak akan pernah menemukan orang yang bernama Hinata Hyuuga. Karena Hinata yang dulu sudah tidak ada lagi. Melainkan Hinata yang baru yang melakukan kehidupan yang ia suka.
Yah! Seperti itulah isi suratnya. Cukup singkat membacanya, tapi perlu waktu yang lama untuk mencarinya. Karena, Hinata Hyuuga telah hilang.
"Pa, gimana ini?" Tanya sang mama yang mencemaskan anaknya.
"Tidak usah khawatir, kita lihat seberapa lama dia bisa bertahan" kata sang papa membejek surat tersebut.
Sedangkan di tempat Hinata~
"Kini, Hinata Hyuuga telah hilang. Yang ada sekarang adalah Sho Hiragami. Aku akan memulai kisahku yang baru sebagai seorang pria! Lalu, tinggal di asrama pria dan bersekolah di sekolah yang kuinginkan!"
To Be Continue
Hohoho~ Akhirnya selesai juga Shinji mengetik cerita yang satu ini. Bagaimana Pendapat? Saran? Kritik? Tumpahkanlah semuannya di dalam kotak yang bernama Kotak Riview. Berilah suatu komentar supaya Shinji dapat melanjutjan chap berikutnya lagi dan tentunya lebih baik dari chapter yang ini…
Yap! Cukup sekian saja dari Shinji. Kalau begitu silakan tunggu chap berikutnya di hari yang akan datang tentunya XD
Jaa~
~ Kotak Riview ~
.
.
.
.
.
V
