Disclaimer : All character © J.K. Rowling. Story © D'rain

Rated : T

Timeline : Tahun ketujuh setelah perang Hogwarts. Murid yang tidak sempat melanjutkan tahun ketujuh (karena perang) mendapat kesempatan untuk belajar lagi di Hogwarts.

Warning : OOC, Typo, dan kekurangan lainnya silahkan dikritik agar bisa membuat cerita yang lebih baik kedepannya.

Happy Reading and Review, please...


Chapter 1 : Hari yang Buruk

Semua murid kini memandang Draco dengan aneh saat ia berjalan menuju meja Slytherin. Pria berwajah runcing pucat dengan rambut pirang dan mata abu-abu menatap semua yang ada di asrama itu dingin. Sial, batin Draco, gara-gara berita murahan itu. Dari jauh dia bisa melihat senyuman mencela yang dilayangkan Gregory Goyle dan Blaise Zabini kepadanya. Sementara Pansy Parkinson yang duduk disamping Daphne Greengrass, terlihat kesal sekaligus bersimpati saat Draco muncul.

"Apa benar berita itu―eh?" tanya Blaise, bahkan ketika Draco belum mendaratkan dirinya ke bangku.

"Draco, siapa gadis itu? Aku akan dengan senang hati mengumpulkan beberapa anak untuk memberinya pelajaran, kalau kau mau." sahut Pansy.

"Kalian tidak perlu ikut campur dalam hal ini," tukas Draco yang membuat temannya tercengang, "aku bisa menyelesaikannya sendiri."

"Yah–err, baiklah," jawab Pansy salah tingkah, "aku yakin gadis itu buta, Draco. Atau mungkin saja dia hanya pura-pura menolakmu, supaya dia membuatmu penasaran."

"Hei Draco, apa gadis itu si Granger?" tanya Blaise membuat Draco melotot.

"Jangan gila Blaise. Aku masih waras dan masih punya selera dalam memilih gadis. Bagaimana bisa kau berpikiran bahwa gadis yang menolakku adalah si darah-lumpur Granger? Aku bahkan tak sudi menyebut namanya".

"Well, anggap saja kami semua merasa kau sedikit lunak pada geng Potter itu setelah kejatuhan Pangeran Kegelapan." ungkap Blaise terus terang.

"Whooo–tunggu dulu, jadi benar-benar ada gadis yang menolakmu?"

Draco tidak memberi respon apapun pada pertanyaan yang dilayangkan Goyle. Dan hal ini bukannya memperbaik keadaan.

"Draco! Gadis macam apa yang bisa menolakmu?" teriak Goyle yang membuat beberapa kepala menoleh ke arah mereka. "Kau, si Draco Malfoy, Pangeran Slytherin. Aku penasaran gadis seperti apa dia... pasti sangat cantik dan menarik, bukan? Apalagi karena sebelumnya belum pernah ada gadis yang menolakmu, kebalikannya, mereka malah mengejar-ngejarmu." lanjutnya mengerling Pansy.

"Tutup mulutmu, Goyle. Kau mau membuat harga diriku hilang atau apa?" protes Draco.

"Maaf teman, aku hanya tidak bisa mempercayainya."

"Bukankah Draco sudah menyuruhmu untuk tutup mulut Goyle? Atau kau perlu bantuanku untuk menjahit mulut besarmu itu?" Pansy mencibir kesal.

"Ooh–apakah itu mengganggumu, Pence? Kau hanya cemburu karena Draco sudah tidak tertarik padamu lagi, sekarang." balas Goyle tak mau kalah.

"Sudahlah kalian berdua!" hadang Blaise dan Draco sangat berterima kasih untuk itu. Setidaknya Blaise membantunya mengurangi rasa pusing yang menjalar di otaknya.

Draco kemudian menatap Daphne yang tampak tidak tertarik dengan pembicaraan ini. Daphne, bisa dikatakan adalah Hermione Granger versi Slytherin. Selalu membaca buku kemanapun ia pergi. Dan tentu saja, yang paling cerdas di antara semua murid Slytherin.

Tatapan dingin Draco tampaknya bisa dirasakan oleh Daphne yang kemudian berhenti membaca bukunya. "Ada apa? Kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya Daphne dengan sinis.

Pansy semakin terlihat kesal saat perhatian Draco justru terarah pada gadis di sebelahnya. Pansy, meskipun sudah putus dari Draco, rupanya masih menyimpan perasaan padanya. Mudah menyimpulkan hal itu jika dilihat dari sikapnya yang selalu kesal kalau Draco memperhatikan gadis lain.

"Tidak. Hanya heran saja." jawab Draco dingin.

"Hey, Malfoy!" seru seseorang dari balik bahunya dan dari suaranya, Draco sudah mengenali sosok itu.

"Huh, ternyata cuma Weasel. Maaf, tapi waktuku terlalu berharga untuk sekedar berbicara denganmu."

"Oh–apa itu yang dikatakan gadis itu saat menolakmu? Aku sangat prihatin saat mendengar berita itu, kau tahu. Rupanya kau sudah kehilangan wibawamu, ya?" seru Ron Weasley bersemangat.

Draco Malfoy berdiri dan berbalik, diikuti beberapa anak Slytherin yang juga berdiri. "Kau beruntung karena aku sedang tidak ingin mencari gara-gara denganmu, Weasel."

"Dan itu pasti efek dari penolakan sadis yang kau alami, bukan? Aku sangat salut padanya. Sampaikan salam terhangatku untuknya, oops tapi, itu kalau dia masih mau bertemu denganmu." Ron nyengir lebar. Dia sangat puas membuat Draco mati kutu seperti ini.

Detik berikutnya Draco mengangkat tongkatnya dan mengacungkannya tepat di hidung Ron. Tetapi Ron yang gesit sudah sedari tadi menyambar tongkatnya dan mengacungkan tepat di dada Draco. Untunglah saat itu Hermione dan Harry datang dan berhasil menghalangi mereka berdua untuk saling meluncurkan mantra.

"Sudahlah, Ron. Jangan habiskan waktuku untuk hal seperti ini." celoteh Hermione. "Dan kau!" mengalihkan pandangannya untuk Draco, "tidak perlu repot-repot melayangkan kutukan pada Ron, aku yakin kau akan tergeletak duluan sebelum kau berniat mengutuknya. Ron sudah sangat berpengalaman dengan hal itu." Hermione melirik Ron yang kemudian tersenyum.

"Ternyata kau masih suka ikut campur, Granger!" geram Draco tanpa mengurangi tatapan jijiknya terhadap Hermione. Tatapannya semakin tajam saat Hermione menatapnya galak.

"Turunkan tongkatmu, Malfoy! Apa kau berharap aku mengurangi poin asramamu?" ujar Harry. Draco tentunya tahu, sebagai ketua murid, Harry Potter mempunyai hak untuk mengurangi poin asrama. Dan dia tidak akan mau berurusan dengan ketua murid yang ingin membuat poin asramanya menurun.

"Ajarkan saja temanmu ini sopan santun, Potter! Lain kali dia berani membuka mulut kotornya untukku, aku akan membuatnya membeku detik itu juga."

"Oh–aku tidak sabar menantinya kalau begitu." balas Ron.

Draco meluncur pergi meninggalkan aula besar. Ia tiba di koridor yang gelap dan kosong dan menghentikan langkahnya. Sosok yang untuk sementara ini tidak ingin ditemuinya, mendadak muncul di hadapannya.

~ To Be Continued ~


A/N : Di chapter berikutnya akan kita ketahui siapa sosok gadis yang menolak Draco Malfoy. Chapter 2 akan di post kalau review sudah mencapai 5. Silahkan berspekulasi tentang siapa gadis yang menolak Draco pada kolom review dibawah.