At Night
It's YoonMin Fanfiction
Min Yoongi - Park Jimin
by : Kiddo
.
.
.
Yoongi menyesap segelas teh darjeling yang dibuat 15 menit yang lalu.
Meresapi rasa tenang dan hangat yang dihantarkan cairan berwarna coklat kemerahan dengan aroma khas tersebut.
Diluar petir dan hujan masih berlomba-lomba. Berpesta ria membasahi segala yang ada dibumi dan membuat beberapa anak kecil diluar sana menangis dan berlari kedekapan ibu mereka karena takut oleh suara petir yang menggelegar.
Yoongi sediri hanya mengeratkan selimut tebal yang dibawanya dari kamar. Kembali mencari posisi nyaman disofa empuk berwarna merah marun yang warnanya tidak terlalu jelas karena minimnya cahaya.
Memejamkan mata menikmati sensasi hangat yang juga terpancar dari perapian dihadapannya yang berjarak lima belas langka dari posisinya.
Yoongi nyaris terseret ke alam mimpi jika saja pintu kayu jati sebagai akses keluar masuknya tidak berbunyi tanda kunci terbuka dan berderit tanda pintu terdorong. Hembusan angin seakan mendorong sesosok pemuda lainnya yang membuka pintu tersebut untuk bergegas masuk kedalam rumah.
"Hyung?" gumamnya.
Yoongi hanya bergumam 'hm'. Menanggapi panggilan pemuda itu.
Terdengar derap langkah kaki yang cepat dan terkesan tergesa-gesa dan tak lama kemudian pemuda itu sudah dengan nyamannya menempatkan diri dalam pangkuan pemuda lainnya.
"Aku pulang" gumanya di leher pemuda yang menjadi tumpuan hidupnya.
Yoongi hanya mengangguk dan tersenyum samar.
"Kau kehujanan, sana mandi" pintanya namun tak diindahkan sang pemuda yang kini malah bertingkah seperti se-ekor anak kucing.
"Kau bisa sakit Jim" timpalnya lagi membuat yang dipangku merenggut kesal.
"Selama ada Yoongi hyung, aku tidak takut sakit" elaknya layaknya anak kecil membuat Yoongi benar-benar tersenyum. Menunjukan deretan giginya yang rapi.
"Ganti bajumu setidaknya," bujuknya lagi.
Kali ini pemuda itu menurut.
Bergegas dia berlari menuju kamarnya berbekal senter kecil dan kembali dengan cepatnya seolah takut ditarik oleh gelapnya ruangan.
"Ingin teh Jimin?" tawar Yoongi ketika pemuda itu kembali ke pelukkannya.
Jimin menggeleng. Mengeratkan pelukkannya pada sang dominan, meletakan kepalanya yang dihiasi dengan surai oranye tepat dimana sang jantung dominan berada. Menikmati detakan yang bagaikan lagu pengantar tidur terbaik.
"Baiklah, ayo tidur," ajak Yoongi yang kini merubah posisinya menjadi berbaring.
Menata bantal sofa supaya lehernya tidak sakit dan membiarkan Jimin tetap diatasnya. Menyelimuti mereka berdua.
Sebuah kecupan lembut mendarat dikening Jimin, ditambah dengan jemari yang sibuk mengusap helaian oranye pemuda itu membuat Jimin semakin mengantuk.
"Aku mencintaimu hyung"
"Aku juga"
.
.
.
End
