Title : Who am I?
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Genre : Mystery (Semi Romance)
Pairing : Ino x NaruHina
Rated : T
A.N : Maaf yah kalau Fic-nya jelek. Author lagi kena penyakit 'Writter Block' nih. Juga banyak 'typo'-nya. Ya udah! Gak usah basa-basi lagi, langsung aja ! Cekidot..
...
Tap..
Tap..
Tap..
Ditengah gelapnya malam, Naruto, pemuda tampan, rambut blonde, dan mata sebiru saphire tengah berlari menyusuri seluk beluk Konoha City. Wajahnya menunjukan kekhawatiran yang mungkin cukup besar.
"Sial! Aku terlambat." Gerutunya tak karuan. Pantas saja ia khawatir, hari ini, hari spesial bagi Hinata Hyuuga, kekasihnya. Hari dimana Hinata memasuki umurnya yang ke 17 tahun, dan dia terlambat akan hal itu.
"Gommene Hime, eh.." Tiba-tiba Naruto merasa ada sesuatu yang kurang dari dirinya. Tapi apa? Mandi sudah, berpakaian rapi sudah, parfum sudah, oh iya, bunga spesial untuk Hinata.
"Sebaiknya Aku ke toko bunga Yamanaka dulu, masih tersisa 10 menit."
Dia pun segera berlari menuju toko yang dimaksudnya itu. Akhirnya Dia sampai, sebuah tokoh indah namun sederhana.
"Eh, Naruto. Mau beli bunga yah?" Tanya penjaga toko itu, seorang gadi berambut pony-tail pirang, Yamanaka Ino.
"I-iya nih I-Ino." Ucapnya gugup, Ino hanya bisa tersenyum tipis, "Eh, ngomong-ngomong kamu tidak pergi ke 'Birthday Party'-nya Hime?" Tanya Naruto, Ino pun menyambutnya dengan sarkatis.
"Aku sudah pergi dari siang dan memberinya salam. Namun Aku balik lagi untuk menjaga toko." Jelas Ino dengan sebuah senyuman 'palsu', "Oh iya, kamu mau bunga apa Naruto?" Tanya Ino pada Naruto yang sedang bingung tentang apa bunga yang cocok untuk Hinata.
"Ah? Oh iya, bunga Lavender aja deh Ino." Ucapnya cepat, waktu di arlojinya menunjukan pukul 8 : 56 waktu setempat, "Eh, dipercepat yah Ino."
"Iya-iya, nih bunganya." Ino pun menyodorkan sebuah bunga berwarna ungu-lebih tepatnya lavender, bunga kesukaan Hinata, "Ah, iya Naruto.. Kau harus membay-" Tiba-tiba muka Ino tertunduk, orang yang dicarinya pun sudah menghilang dari tokonya.
'Feuh, harus isi daftar utang lagi deh' batin Ino.
"Cepat Naruto, cepat. Bisa-bisa kamu mengecewakannya." Naruto sedang berlari sekencang-kencangnya. Sejenak dia melirik arlojinya, '8 : 58 ? Dua menit lagi. Waduh, gawat nih!" Pikirnya. Dia terus berlari tanpa memikirkan apapun yang ada didepannya. Sesekali dia hampir jatuh bahkan menabrak orang lain.
"8 : 59.." Rumah Hinata sudah mulai nampak. Naruto pun menambah kecepatannya, "8 : 60."
TING TONG ..
Tepat waktu. Naruto pun membunyikan bel yang terletak didepan pagar rumah milik anak tunggal sekaligus pewaris Klan Hyuuga itu.
"Eh, Naruto datang !" Tiba-tiba keluar seorang wanita berambut merah jambut yang terkesan manis dengan gaun dengan warna senada pula.
"Ah-hah-hah.." Akibat dari lari-larinya itu, Naruto menderita kelelahan yang cukup membuat dia tidur selama 7 jam.
"Hinata, ehm.." Sakura pun berdehem pada Hinata, bintang hari ini.
"I-Iya Sakura-chan?" Hinata pun menghampiri Sakura yang berada di teras rumah elit itu.
"Si Baka datang!" Ucap Sakura kasar. Hinata hanya tertawa kecil, namun, Dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.
Memang hari ini Dia tampak cantik, dengan rambut yang disisir kebelakang dan dibiarkan terurai lurus, sebuah poni menghiasi wajahnya yang cantik jelita, ditambah gaun putihnya yang membuatnya semakin anggun.
"Konnichiwa Hime-chan. Maaf Aku datangnya sedikit telat." Ucap Naruto sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
'Sedikit telat katanya?' Batin Sakura cengo. Hinata sepertinya berpikiran sama, namun dia tidak terlalu menanggapinya.
"I-Iya, Na-Naruto-kun silahka-kan ma-masuk!" Hinata pun mempersilahkan Naruto masuk dengan gugupnya. Sambil berjalan masuk, Naruto pun membetulkan jas hitam miliknya, rambutnya yang dibiarkan acak membuat penampilannya terkesan urakan, namun tetap keren.. Biasa, mau ketemu sama 'calon mertua'
"Arigatou Hime-chan." Naruto pun memberikan bunga Lavender yang tadi dibelinya kepada Hinata, "Ini hadiahmu Hime, bungamu." Naruto pun mulai menggombal, senyum tipis terukir diwajahnya, namun.. Dia tidak sadar Hinata sekarang sudah memerah, semerah tomat. Sakura yang melihat ekpresi Hinata hanya bisa tertawa kecil.
"Naruto, kau memang tidak canggung yah!" Sakura pun berjalan masuk duluan, meninggalkan pasangan itu.
"Hai Naruto, bagaimana masa mudamu?"
"Naruto datang? Merepotkan!"
"O Hei Naruto."
"Ouugh."
"..."
Itulah sapaan yang didapatnya ketika memasuki rumah Hinata yang tidak lain. Berasal dari Rock Lee, Nara Shikamaru, Inuzuka Kiba, Akamaru (anjingnya Kiba), dan Aburame Shino.
"Hai semua!" Balas Naruto pada teman-temannya.
"Naruto, Ino tidak datang yah?" Tanya seorang laki-laki berambut hitam sebahu dan kulit pucat, Sai dengan senyum 'palsu'-nya.
"Kenapa? Kamu khawatir?" Goda Naruto, Sai pun tertawa kecil, "Eh, malah ketawa!" Lanjut Naruto
"Tidak." Ketus Sai cepat. Naruto pun mengangkat sebelah alisnya.
"Benar?" Godanya lagi. Sai hanya bisa tersenyum, namun kali ini merupakan senyum asli.
"Yap!"
"Dia ada keperluan, jadi tidak datang." Naruto pun melirik kearah Hinata, "Hinata!" Panggil Naruto.
"I-Iya Naruto-k-kun?"
"Dimana calon mer-eh, Paman Hiashi?" Tanya Naruto gugup, tindakannya sudah seperti Hinata.
"A-Ayah ada keperlu-luan bisnis d-di Iwagaci-city Naruto-kun." Hinata sepertinya agak susah menyelesaikan kalimatnya karena kegugupannya itu.
"Oh, iya-iya." Cengiran kembali memandang di anak Mantan Gubernur itu, 'Syukurlah!' Batin Naruto puas mendengarnya. Benar saja, tatapan DAUGHTER COMPLEX mode : ON miliknya setiap saat membuat Naruto merinding.
"Hinata, Happy Birthday!" Teriak salah seorang tamu dari arah barat, Hinata pun mencari-cari asal suara itu, namun nihil, tidak ada seorang pun yang mengaku memberikan salam itu.
"Na-Naruto-kun.." Hinata pun mulai ketakutan. Dia segera berlari dan memeluk Naruto dengan erat.
"Eh-Ada apa Hinata-chan?" Tanya Naruto bingung. Hinata terus memeluk Naruto tanpa memberikan sepatah kata pun, "Hinata?" Naruto semakin bingung.
"Ehm!" Dehen Sakura melihat perlakuan Hinata kepada Naruto, "Masih pacaran aja.." Naruto yang mendengar itu pun langsung menjadi salah tingkah.
"Tidak kok!" Bela Naruto. Muka Hinata berubah merah ketika mendengar perkataan Sakura.
'Udah 2 tahun pacaran, Hinata masih canggung aja yah?' Batin Sakura.
Angin bertiup makin kencang, jendela dari rumah lantai 4 itu terbuka.
"Huh, dinginnya!" Keluh Sai, bulu kuduknya pun berdiri. Hening sesaat..
Buuugh! Suara keras dari lantai 3 terdengar nyaring, memecahkan keheningan diantara tamu-tamu itu.
"Apa itu?" Teriak Kiba diiringi ekspresi yang kurang biasa.
"Gruk!" Akamaru sepertinya mencium bau yang tidak biasa.
"Ada apa Akamaru?" Tanya Kiba pada anjingnya. Secara tiba-tiba Akamaru berlari menyusuri tangga yang sepertinya menuju ke lantai 3, "Tunggu!" Kiba pun berlari mengikuti Akamaru dan diikuti oleh Sai, Naruto, Lee, Hinata, Sakura, dan Shino yang penasaran.
.
"Huh, sudah jam 9. Saatnya tutup!" Ino pun segera membersihkan tokonya dan mengkunci pintu masuknya.
Dari arah jam 2, sebuah mobil Van hitam melaju dengan kecepatan tinggi dan berhenti tepat didepan toko Ino itu, 'Siapa ini?' Tanya Ino dalam hati. Terlihat, 10 orang turun dari Van tersebut, mereka semua memakai jas hitam bermotif awan merah.
"Perkenalkan! Namaku Deidara, un." Salah seorang dari mereka pun menjabat tangan Ino yang lagi ketakutan setengah mati.
"A-Anda siapa y-yah?"
"Kami dari Akatsuki Corp. Ini pemimpin kami, namanya Pain!" Lanjut Deidara, "Dia Konan, Kakuzu, Hidan, Itachi, Kisame, Zetsu, Sasori no Danna, dan yang terakhir disana, Tobi!"
"Ma-maksud saya, ka-kalian ma-u ap-apa?" Kegugupan-lebih tepatnya ketakutan-Ino sudah memuncak.
"Kamu tidak perlu tau, Cantik!" Ucap Pain datar, namun terlihat senyum diwajahnya.
"Pain!" Gertak Konan, Kunoichi kertas yang membenci sifat 'mesum' Pain, "Kami datang kesini, karena ingin menjeputmu.."
"Menjemput?" Tanya Ino tidak percaya. Raut wajahnya menunjukan kekhawatiran.
"Biarkan Aku menyelesaikan kata-kataku! Kami datang kesini, karena ingin menjeputmu pulang ke Ayahmu di Kumo city." Jelas Konan. Ino hanya mengangguk, namun dalam hatinya masih ada keraguan akan perkataan Konan itu.
"Bagus, jika kau mengerti, masuklah ke Mobil.. Cantik!" Kali ini Pain menekankan kalimatnya tepat dikata 'Cantik'.
"Pain, berhentilah memanggilnya cantik!"
Ino pun segera masuk ke Van hitam itu, yang segera melaju.. Menjauh dari Konoha.
.
"Guuuk!" Akamaru pun berhenti didepan kamar milik kakaknya Hinata, Neji Hyuuga yang telah meninggal 2 tahun lalu akibat bunuh diri.
"Ka-kamar Neji-nii?" Tanya Hinata seolah tidak percaya.
"Tunggu, kalian mencium bau itu?" Tanya Kiba pada Naruto dkk yang mengikutinya tadi.
"Ya, tapi samar-samar sekali!" Sakura pun mulai menanggapi.
"Bau?" Tanya Naruto dan Lee bersamaan. Kiba pun mengangguk.
"Bau bunga Lavender.." Ketus Hinata cepat, tidak dengan kegugupan. Jreeng! Semua orang disitu tiba-tiba merinding.
"La-Lavender? Oi Hinata. Apa Neji-san suka bunga Lavender?" Tanya Sakura gugup, namun inernya terus menyemangatinya agar tidak gugup.
"Tidak kok."
"Lalu?" Tanya mereka semua bersamaan minus Shino dan Hinata.
"Yang A-Aku tau, Neji-nii suka sekali bunga Anggrek, apa lagi pemberian Tenten." Jelas Hinata. Naruto dan Lee pun hanya ber"oh"ria.
"Hinata, menurutmu siapa yang menyukai bunga Lavender selain dirimu?" Tanya Kiba cepat. Hinata pun mulai berpikir.
"Ino! Ya, dia menyukai bunga Lavender." Timpal Sakura. Semua menatap Hinata yang hanya mengiyakan.
"I-Ino?" Kali ini Sai yang tidak percaya.
Buuugh! Sebuah suara keras terdengar dan..
"KYAAAAAA"
-TBC-
...
Feuh, akhirnya habis juga Chap 1-nya. Bagaimana? Jelek kah?
Yah, Akhir kata, Mohon diReview
...
