Inside the Room

This story belongs to Fujimoto Yumi

Cho Kyuhyun X Lee Sungmin

Are belong to God and themselves

Romance, Fluffy

Yaoi, BL, Shonen-ai, BoyXBoy, Lemon content!

Plotless! And maybe PWP! Doctor!Kyu, Nurse!Min

Leave the page immediately if you don't like!

Don't force yourself to read this.

I rarely open Screenplays fandom, so, I'm sorry if there's same plot or anything.

But this idea definitely mine.

Enjoy 'kay~

And don't forget to leave a review if you read this.

.

.

.

A Super Junior Couple Fanfiction

Inside the Room

Series 1 – KyuMin – Patient Bed Stories

by Fujimoto Yumi

.

.

.


Koridor rumah sakit itu terlihat renggang. Sangat sepi karena jam sudah menunjukkan pukul duabelas malam lebih. Mungkin hanya sesekali ada keluarga pasien yang lewat. Di dalam ruangan berpapan 'Cho Uisanim' itu, perawat laki-laki bername-tag Lee Sungmin tengah terbaring di atas ranjang putih pasien di kamar praktek dokter muda itu.

Tubuh sang dokter muda bernama Cho Kyuhyun itu menghipit Sungmin. Bibir mereka menempel seolah diberi lem.

Selagi bibirnya menekan bibir shape M milik perawat pribadinya itu, tangan Kyuhyun menjelajah ke segala arah. Berusaha untuk melepas satu persatu kancing pakaian kerja Sungmin.

"Chohhh~ Ui-uisanim~ Ugh!" desah Sungmin ketika tangan Kyuhyun menemukan titik sensitif di dadanya. Dan lagi ketika ciuman mereka terlepas, saliva keduanya merambah keluar yang kemudian dokter Cho menurunkan area jajahan lidahnya menuju leher Sungmin.

Sungmin semakin mendesah ketika lidah itu menari bebas di lehernya, memberikan sensasi menggila yang memang sudah biasa ia rasakan ketika bersama dengan dokter kesayangannya itu.

"Kyuhh Uisanimhh~" Sungmin merasa semakin mengeras. Apalagi ketika Kyuhyun mulai menjilati dada bahkan melahap putingnya yang sudah menegang. "Pleasehhh Kyuhhh~ aahhmmmphh!" dan desahannnya kembali terkunci, saat bibir Kyuhyun kembali meraup bibir merahnya.

Beberapa menit kemudian, ciuman itu kembali terlepas. Kyuhyun semakin memajukan tubuhnya yang bahkan sudah bertumpu di atas tubuh pemuda manis itu. Tangannya masih memilin kedua nipple Sungmin, sedangkan lidahnya kembali menjelajah.

"Ughh~ anhh~"

"Kau sudah bekerja baik hari ini, Ming."

'Slrup'

Satu jilatan di bawah telinga Sungmin sontak membuat tubuh namja manis itu mengejang. Apalagi saat dengan sengaja kaki Kyuhyun menyenggol miliknya yang sudah keras.

"Kyuhhh~"

"AH!"

Kyuhyun menggigit nipple kanan Sungmin dan agak menariknya. Begitu terus terkadang juga mengemutnya. Hal itu ia lakukan bergantian dengan nipple satunya. Mengabaikan panggilan Sungmin terhadap dirinya.

"Kyuhhh~ pleasehh~"

'Sret'

"Eh?"

"Ini sudah malam, Ming. Lebih baik kita pulang, yuk?" Kyuhyun menarik diri sebelum memberikan gigitan keras di leher putih yang terekspos itu.

Sungmin memandang sebal dokter di depannya ini. "Tidak mau. Selesaikan du—"

"Besok aku ada operasi, sayang. Kita lanjutkan besok, 'kay? Lagipula ini sudah hampir pukul dua dini hari. Tidak lucu jika ada yang mengintip percintaan kita, kan?"

"Haaa? Memangnya siapa yang mau mengintip? Teman-teman satu spesiesmu itu?"

"Siapa yang tahu?"

"Aiiiish! Dasar evil nyebelin!"

Dan Sungmin hanya bisa terus mencibir dokter muda yang merangkap kekasihnya itu. Sambil ia membereskan penampilannya yang berantakan. Sedangkan Kyuhyun membereskan meja kerjanya lalu melirik ranjang pasien di ruangan prakteknya. Ah, bersih. Jadi tadi Minnie belum keluar, hm?, pikirnya.

Sedetik kemudian ia menyeringai. Memang menyenangkan menggoda kekasihnya itu.


.

.

.


Besoknya…

Pekerjaan mereka selesai lebih cepat dari sebelumnya. Hari ini, Kyuhyun hanya menangani beberapa operasi tanpa ada jam praktek.

Diliriknya sosok kekasih berjas putih tersebut yang kini disibukkan dengan laporan-laporan yang mungkin harus ia sampaikan pada kepala rumah sakit. Tanpa sadar Sungmin cemberut mengingat kejadian dini hari kemarin ketika Kyuhyun lagi-lagi dengan seenaknya menghentikan permainan di saat Sungmin benar-benar butuh.

Benar-benar pacar yang menyebalkan, bukan?

"Hei, tuan perawat. Berhenti merajuk. Cepat ke sini," suara panggilan yang berhasil menyadarkan Sungmin membuat pemuda berseragam perawat itu sontak menoleh ke arah pemuda tampan yang duduk dibalik meja kerja di ruangan serba putih itu.

"Apa?" tanya Sungmin sambil mendekati Kyuhyun yang hanya memasang seringaian yang –bagi Sungmin- sangat mengejeknya.

Ketika Sungmin sampai di samping kursi Kyuhyun, langsung saja dokter muda itu menarik tangan perawat pribadinya membuat pemuda manis bermarga Lee itu jatuh di atas pangkuan sang dokter.

Sungmin yang agak terkejut sedetik kemudian mencoba rileks. Ia mengambil napas lalu menghembuskannya lagi. "Jadi—"

"Jadi, Minnie? Kau belum keluar, bukan? Kemarin malam?" tanya Kyuhyun memotong kalimat Sungmin. Seraya tangannya merambat masuk ke dalam pakai kerja namja bermata foxy itu.

"Ughh…berisik," balas Sungmin sambil membuang muka. "Kau yang tiba-tiba berhenti. Jadi jangan—AH!" lanjut Sungmin yang diakhiri jeritan tertahan ketika merasakan tangan kekasihnya sudah menyapa miliknya dari luar celana.

"Well, Minnie. Sekarang masih jam delapan malam. Aku tidak tanggung jika tiba-tiba ada yang datang ke ruanganku dan memergoki kita sedang bercinta," ucap Kyuhyun diakhiri bisikan pada kata terakhirnya. Lalu ia menjilat sedikit telinga kekasihnya itu.

"Siapa peduli? Kalau saja kemarin—ugh…K-kyuhhh~" lagi-lagi Sungmin tak mampu melanjutkan kalimatnya karena Kyuhyun semakin menekan juniornya.

Dokter muda itu mengambil wajah Sungmin lalu meraup bibir shape M milik kekasihnya keseluruhan. Setelahnya ia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju ranjang di ruangan itu.

Bibirnya masih asik bermain dengan bibir lawan mainnya. Lidahnya menyelinap masuk kembali menjelalah isi mulut kekasihnya. Ketika benar-benar sampai di pinggiran ranjang, Kyuhyun segera menurunkan Sungmin lalu menindihnya. Masih melanjutkan perang bibir mereka, tak sedikitpun Kyuhyun membiarkan Sungmin mengambil napas. Bibirnya dan lidahnya terus bergerak liar seakan ia ingin menghabisinya.

"Ummh…ah…" desahan Sungmin mulai terdengar. Masa bodoh soal para pekerja rumah sakit yang masih ada –apalagi yang bekerja pada shift malam. Ia benar-benar tidak peduli. Yang ia inginkan sekarang hanyalah dokter kesayangannya. Memberikannya kenikmatan yang tertunda kemarin. "K-kyuhh, pleaseehh~"

Sungmin memohon. Namun Kyuhyun masih asik bermain dengan baju seragam Sungmin setelah tadi melepas mainan awalnya. Kini dokter muda itu disibukkan dengan pikiran 'robek-atau-lepas-saja?' pada pakaian kerja kekasihnya itu.

"Jangan dirobek, Kyu. Besok aku kerja pakai apa kalau kau merobeknya, huh?" ujar Sungmin sambil menahan libidonya yang sudah memuncak itu. Ia melirik kekasihnya yang masih diam entah ingin melakukan apa.

"Well, ada benarnya juga. Jadi, aku yang buka atau kau yang buka?"

"Ugh, a-aku sa—"

"Baik! Akan kubukakan."

"T-tunggu—AH! Mmhhh~" kalimat Sungmin kembali menjadi desahan ketika tangan-tangan Kyuhyun sibuk melepas satu persatu kancing bajunya, kakinya menyelinap seakan sengaja menyentuh ereksinya. "Don'tteasehh mehh…"

Kyuhyun hanya menyeringai dan terus melakukan pekerjaannya. Ia lanjutkan apa yang ia lakukan tadi. Setelah membuka atasan Sungmin, kini beralih ke arah celana panjang yang menutupi junior Sungmin yang sudah menegang itu.

"Ugh…"

"Wae, Minnie? Sudah tidak sabar?" Kyuhyun sengaja menggodanya. Ia melambatkan acara membuka celana panjang Sungmin dengan menyapa nipple Sungmin dengan ujung stetoskop miliknya.

"D-dingin…Kyuhhh~" mulutnya terbuka lebar merasakan nafsu yang semakin membara. Kyuhyun berusaha mati-matian untuk tidak menyerang kekasihnya dengan terburu. Menggoda Sungmin adalah hal yang harus dilakukan ketika mereka bercinta. "K-kyuhh, kumohonhh…"

'Sret'

Celana itu ditarik paksa hingga pakaian dalam Sungmin pun ikut terlepas bebas. Menampilkan junior Sungmin yang sudah menegak.

"Well, Minnie. Little Lee sudah sebegini kerasnya, huh? What a naughty Ming, hm?" ujar Kyuhyun sembari menyentil ujung kemaluan Sungmin. Tangan satunya meninggalkan nipple Sungmin yang masih mengeras.

Fokusnya kini hanyalah junior yang sudah menegang itu. Diliriknya sedikit sang kekasih, lalu membawa lidahnya menjilati pinggiran paha Sungmin yang terbuka lebar.

Sengaja kembali menggoda. Kyuhyun seolah menghirup bagian favoritnya itu. Lidahnya terus terjulur sepanjang area sensitif kekasihnya.

"Palli, Kyuhhh. Akuhh…hmmm~"

Kyuhyun menjilat ujung junior Sungmin yang sudah mengeluarkan precum sedikit demi sedikit. Satu tangannya memainkan twinballs namja manis itu. Dan satunya lagi menahan paha Sungmin yang hampir menutup—seolah ingin menjepitnya.

"Annh…anhhh…ugh…Chohh Kyunnieehhh~"

Wajah Sungmin mendongak merasakan kenikmatan yang menghampirinya. Tangannya menjambak lembut rambut hitam Kyuhyun. Mulutnya terbuka lebar mengeluarkan desahan erotis yang –mungkin- sudah terdengar sampai keluar.

"K-kyuh, pallihh…masukkan…mmnnhh~"

Mendengar hal itu, Kyuhyun langsung melahap milik Sungmin ke dalam mulutnya. Membuat namja manis bermata foxy itu menjerit nikmat. Menyadari ia mengeluarkan suara yang besar, ditutupnya mulutnya dengan tangan kanannya.

Punggung melengkung, seolah dirinya tak bisa diam. Sekaligus ingin melihat sang kekasih yang tengah mengulum miliknya.

"Ummhh, annhh. Nnhh…aahhh~"

Maju dan mundur Kyuhyun lakukan. Sesekali ia menghisap ujung kepala junior Sungmin membuat sang kekasih semakin mendesah. Kyuhyun melepaskan tangannya yang bermain dengan twinballs Sungmin dan memfokuskan keduanya untuk memegang pangkal kejantanan kekasihnya.

"A-annihhh, oohhh… AH! Mmmhhh~ ahhh, K-kyuhhh~"

"Hm?"

"F-fasterhh…hhhh, umnhh, ugh! Nnnnh!"

"…"

Sungmin hampir mencapai batasnya. Tidak peduli jikalau suara yang dikeluarkannya tadi akan menggangu pengunjung rumah sakit atau orang-orang yang lewat di depan ruangan dokter mudanya itu.

"Akuhh k-keluarhh, K-kyuuhhh~"

"Hm…"

"Aaa…AHHH!"

Seiring teriakan terakhir, Sungmin memuntahkan cairannya di dalam mulut Kyuhyun. Namja tampan itu menelan sedikit cairan sang kekasih, sisanya ia simpan sampai ia menyejajarkan wajahnya dan langsung meraup-menyalurkan cairan itu ke mulut kekasihnya.

Dan ketika adu lidah kembali terjadi—

'TOK TOK TOK'

—suara ketukan pintu membuat keduanya sontak menoleh ke arah yang sama.

"Dokter Cho! Pasien ruangan 173 membutuhkan Anda. Kondisinya tiba-tiba menurun, Dok."

Sungmin memutar bola mata. Kyuhyun mengangkat tubuhnya, tak lagi menindih Sungmin, merapikah pakaiannya dan mengecup dahi sang kekasih. "Aku pikir kita harus menundanya lagi. Well, I'll go to check the patient."

"Cho Uisanim?"

"Ya, aku segera ke sana."

Sungmin semakin memutar bola mata mendengarnya. Ia bangkit duduk dan melihat Kyuhyun yang meraih gagang pintu, siap membukanya.

Tapi sosok dokter muda itu berhenti dan menoleh lagi ke arahnya. "Maybe tomorrow? Okay? Love you."

Dan pintu itu sudah tertutup ketika Sungmin sadar apa yang diucapkan kekasihnya. Tersenyum kemudian ia mengacak rambutnya yang memang sudah agak berantakan. Kembali berbaring di atas ranjang putih itu. Mengabaikan hawa dingin yang menyapa bagian bawahnya. "I love you too, Cho idiot."


.

.

.


And then, besoknya lagi—

Kyuhyun berbaring di atas ranjang pasien di ruangannya. Kepalanya agak sedikit pusing. Pekerjaannya hari ini benar-benar menyita tenaga. Well, ia harus membantu dokter lain melakukan operasi selama 12 jam non-stop. Entah siapa saja tadi pasien yang dioperasinya itu.

Tatapannya sedikit melirik ke arah pintu berharap orang yang biasanya bisa membuat energinya kembali itu datang.

Hei, ke mana perginya perawat pribadinya itu sejak tadi?

'Cklek!'

"Finally you come," ujar Kyuhyun tanpa melihat siapa yang membuka pintu ruang kerjanya. Sebelah tangannya ia tumpukan pada matanya. Berusaha menghalau rasa pening yang mendera.

"Ada apa, Uisanim? Kau merindukan perawatmu ini, hm?"

"Shut it, Ming. You better undone your clothes then come here. All of your clothes. It means your underwear too."

Alis Sungmin bertaut mendengar perintah Kyuhyun yang seolah mutlak itu. Apa saking stressnya akibat operasi mendadak yang menghabiskan 12 jam non-stop itu membuat otak Kyuhyun sedikit geser?

Plis. Biasanya juga dirinya yang—

"Hurry up, Minnie. We don't have much time, here. And I don't wait you forever."

"Well, okay. Doctor Cho."

Sungmin membalas sekenanya kemudian mulai membebaskan tubuhnya dari pakaian kerja yang ia pakai saat itu. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jika memang sudah selesai, kenapa Kyuhyun tidak mengajaknya pulang dan melakukannya di apartemen mereka? Kenapa harus di—

'Sret'

"Huaaaa!" satu tarikan di tangannya membuat Sungmin langsung menindih sosok kekasihnya yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin memiliki itu. "K-kyu?"

"Bukakan bajuku."

"T-tapi—"

"Kali ini kau tidak perlu persiapan. Dua hari kemarin sudah cukup untuk sekedar menyiapkanmu."

"Mwo? T-tapi kan—AH!"

Mendengar Sungmin yang terus protes, tangan Kyuhyung langsung menggenggam junior sang kekasih yang masih tertidur itu.

"Bukannya kau benar-benar ingin kumasuki, hm?" tanya Kyuhyun sembari menjilati telinga Sungmin yang langsung membuat namja manis itu menggeliat.

Tangan Sungmin agak gemetar, namun ia tetap melepaskan satu persatu pakaian yang dipakai Kyuhyun. Mulai dari jas dokternya, lalu kancing-kancing kemejanya beserta kemejanya juga. Kemudian beralih ke arah bawah—Sungmin mulai membuat kaitan gesper kekasihnya itu. Sedikit menariknya tanpa membuat Kyuhyun harus bangun dari duduknya.

Sesekali sambil menahan desahan akibat pijatan tangan Kyuhyun pada juniornya. Sungmin menumpukan kedua lututnya, satu tangannya memeluk erat leher sang kekasih. Satu tangannya lagi membuka kancing beserta menurunkan zipper celana Kyuhyun lalu mengeluarkan junior milik kekasihnya.

"Nnnhhh! Ugh!" Sungmin bisa merasakan junior Kyuhyun yang sudah mengeras di tangannya. Ia semakin menyembunyikan wajahnya yang memerah di leher namja tampan itu.

"Berbaring, Ming."

"Ugh…arra…" Sungmin hanya bisa menuruti. Karena bagaimanapun, dua kali menunda hal ini membuatnya gelap mata. Yang ada dipikirannya hanyalah tentang Kyuhyun yang memenuhi dirinya. "Mmhhh…"

Perlahan tapi pasti, Kyuhyun mendekatkan ujung kejantannya pada lubang milik Sungmin. Sedikit memasukkannya membuat namja manis itu tertahan menjerit.

Dilihatnya sekali lagi kekasihnya yang kini menggigit bibir bawahnya. "Minnie, lihat aku…?" ujar Kyuhyun sembari perlahan memasukkan miliknya ke dalam Sungmin. Ia membawa tangan Sungmin melingkari lehernya lagi. "Kau harus rileks, jika tidak ini akan sakit, eoh?"

Sungmin mengangguk dalam usaha menahan sakit yang menderanya. Tangannya semakin mengerat di leher Kyuhyun. Giginya semakin menekan bibir bawahnya. Sedangkan tangan Kyuhyun bertumpu di samping tubuh Sungmin sambil terus berusaha memasuki lubang kenikmatan kesayangannya itu.

"Ugh…"

"S-sedikit lagi, Ming…ghhh…"

Kyuhyun masih terus berusaha. Sampai pada dorongan terakhir—

"AH!"

—ia berhasil masuk seluruhnya. Ia sengaja berdiam diri barang sebentar membiarkan Sungmin terbiasa dengan kehadiran juniornya di dalam diri Sungmin itu.

Sungmin yang merasa sudah terbiasa, menggerakan sedikit tubuhnya memberikan isyarat kepada Kyuhyun bahwa ia sudah boleh bergerak.

Kyuhyun merasa dinding rectum Sungmin menjepitnya begitu erat, sampai ia tidak yakin masih bisa menahan diri agar tidak langsung keluar.

"A-aah! K-kyuuhh! Nnhh! Nnnhh!"

"S-so tight…ghhh!"

"Aaah! OH! Mhhh!"

Dan terus, suara desahan itu saling bertautan. Junior Sungmin sudah berkali-kali mengeluarkan cairan sejak Kyuhyun berusaha memasukkan miliknya ke dalam lubang sempit itu. Mengotori tubuh keduanya juga ranjang pasien yang menjadi saksi bisu mereka.

"Al-most…c-coming…" gumam Kyuhyun yang semakin mempercepat tempo pompaannya pada lubang Sungmin. Sedangkan sang lawan main hanya berusaha terus mengimbanginya.

Derit ranjang putih itu ikut menggema. Seiring dengan geraman Kyuhyun ketika mencapai puncaknya, mengeluarkan seluruh sarinya di dalam lubang sempit nan hangat milik perawat pribadinya—Lee Sungmin.


.

.

.

Siapa yang tahu apa yang ada dibalik pintu?

Siapa yang sangka ranjang putih tak bernoda justru seringkali dipakai bercinta.

Karena di setiap ruangan, pasti memiliki kisahnya sendiri.

Maka siapapun yang tidak mencoba mencari tahu, takkan pernah menyadari aroma apa yang mengelilingi ruangan putih milik doker muda itu.

Aroma seks—yang sering kali dipercikkan oleh sepasang dokter dan perawat itu.

Di ruangan mereka.

Dan hanya mereka yang tahu.

.

.

.


FIN—


Author Note :

LONG TIME NO SEE, YOW! Hahaha~ berterima kasihlah gue pada doujin-doujin R-18 yang bisa bikin gue ngebuat fanfic rated M lagi. Hahahaha XD/civokAkaKuro&RivaEre/ Dan juga bisa sedikit mengalihkan kekecewaan gue tentang berita 'itu' sehingga gue bisa nyelesein fic ini.

Well, tapi yang ada di fanfic ini murni imajinasi gue. And maybe this fic will be a series. Wanna tell who's the next couple? SiBum? HaeHyuk? HanChul? KangTeuk? Or ZhouRy?

Tell me by Review, 'kay~

See ya, guys.

Regards,

Fujimoto Yumi