Stay with me

SasuHina/NaruSaku

Rated M

OOC/AU/Typos/etc.

Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

...

"Wow..." gumamku samar. Pria yang ditunjuk Sakura benar-benar luar biasa. Sial! Mata Sakura benar-benar jeli. Aku berbisik, "Kau akan berkencan dengan si seksi itu?" aku masih tak mengalihkan tatapanku dari pria berambut blonde itu.

"Jangan melirik milik temanmu Hinata!" ia menyenggol pundakku dengan pundaknya, "Ketika kau sudah bicara denganya, kau tidak akan lagi berpikir dia seksi."

Aku mengerutkan kening, "Kenapa begitu?"

"Karena itu yang terjadi padaku." aku tidak sanggup menghentikan tawaku saat Sakura menunjukkan raut kecewa yang dibuat-buat.

"Ah... Apa itu artinya aku bisa mengambilnya darimu?" tak sungguh-sungguh tentu saja, kami tidak pernah mengencani pria yang sama, dan aku tidak berniat mengubahnya.

"Hei!" bentakan kecilnya membuat tawaku makin keras. "Tunggu! Dia kemari! Hinata bagaimana penampilanku?" Harusnya ia tidak perlu khawatir, dengan summer dress sewarna rambutnya Sakura tampak begitu cantik, punggungnya juga begitu indah, tapi apa yang kudapati kali ini? Sakura tidak percaya diri? Itu jelas bukan Sakura dan semuanya gara-gara teman kencan barunya. Wow.

"Awesome!" Aku menunjukan senyum lebar padanya.

"Sakura-chan!" si pria blonde mendekati kami, diluar perkiraan pria itu memiliki suara sedikit cempreng. Mungkin ini yang dimaksud Sakura tadi, "Bagaimana kau menikmati pestanya?" mungkin aku masih tidak terlihat oleh si blonde itu atau mungkin hanya Sakura yang terlihat olehnya. Aku tertawa dalam pikiranku, senang bahwa mungkin pria blonde itu menyukai Sakura sebagaimana Sakura menyukainya. Aku tau Sakura begitu tertarik pada Naruto.

"Tentu, aku senang diundang kemari." Sakura melirikku, "Ah... ini temanku." Pria bermata biru itu melihatku, aku tersenyum lebar, dan dibalas dengan tak kalah lebar.

"Hai! Aku Uzumaki Naruto."

"Hinata! Sakura sering menceritakan tentangmu Naruto." Aku mengerling pada Sakura.

"Benarkah? Kuharap bukan sesuatu yang buruk." Naruto menatap pada Sakura. Aku dapat melihat kilatan dimata biru Naruto.

"Tidak, tentu saja bukan!"

"Syukurlah! Aku tidak ingin terdengar buruk di depan sahabat baik kekasihku." Naruto menjeda seraya mencium punggung tangan Sakura, Sialan! mereka benar-benar manis!

"Kuharap kau menikmati pestaku Hinata!" tanpa melihat ke arahku.

Aku merasa seperti pengganggu diantara pasangan yang saling bertatapan penuh cinta, maka aku putuskan menyingkirkan diri dengan pergi ketoilet. Aku tidak benar-benar ketoilet, tentu saja. Letak toilet saja tidak kuketahui.

Halaman rumah Naruto cukup luas, dan ini terlalu ramai untuk sekedar pesta barbeque mungkin? aku bahkan tidak tau pesta ini pesta apa dan untuk apa. Aku hanya mengikuti Sakura datang ketempat ini, jauh lebih baik dibandingkan menghabiskan waktu sendirian di hari minggu.

...

Aku bangun dengan perut kelaparan dan tak menemukan apapun dalam kulkas. Memutuskan membeli kebutuhan dapur adalah pilihan yang tepat, dan didalam minimarket 24 jam inilah aku akhirnya.

Aku memilih beberapa sayuran, daging, dan susu, juga beberapa biskuit dan ramen instan lalu membawanya ke kasir. Penjaga kasir menyebutkan harga, membuatku meraba kain ditubuhku, mencari eksistensi benda persegi panjang tempat uangku berada, tapi nihil aku tak menemukan apapun. Dan kemudian aku menyadari sesuatu...

"Meja rias!" pekikku tanpa sadar. menimbulkan kernyitan didahi penjaga kasir dan mungkin beberapa orang yang mengantri di belakangku.

"Nona anda baik-baik saja?" si kasir terlihat khawatir.

Aku menghela nafas dan pipiku memanas, "Uangku... Tertinggal!" jelasku malu-malu.

"Hitung milikku dan milik nona ini." Suara yang tidak kukenal ini otomatis membuatku memutar kepala ke belakang.

Mata hitam kelam nya menyambutku, menurunkan mata, aku menemukan wajah tanpa noda, dengan hidung mancung dan bibir tipis, juga rahang yang nampak keras. Tampan! Dia sempurna! Malaikatkah?

"Nona belanjaan anda?" Penjaga kasir itu menghentikan keterpanaanku, membuatku menyadari sesuatu, tunggu! Pria tampan ini sudah membayar belanjaanku!

"Tu-tunggu...Ini tidak perlu." Aku mendapatkan suaraku kembali. Pria itu menatapku dengan senyuman.

"Tak mengapa." Itu salah satu suara terseksi yang pernah kudengar.

"Tidak... maksudku... aku butuh penjelasan." meskipun dia tampan yang seksi tetap saja ia pria asing, untuk apa membayar belanjaan gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. Atau mungkin aku saja yang tidak mengenalnya. Tapi sejauh yang bisa ku ingat aku tidak pernah berkenalan dengan pria ini.

"Kita bicara diluar." dan aku mengikutinya. Dia bahkan tampak menakjubkan dari belakang dengan kaus hitam ketat dan celana jeans abu-abunya. Buncahan gairah yang telah lama tak kurasakan mulai menerjangku. Sialan!

Aku melirik kearah pakaianku, dan meringis dalam hati Harusnya aku gunakan pakaian yang lebih baik. Tapi siapa yang tau hal baik seperti ini akan terjadi?

...

"Lalu apa penjelasanmu untuk semua ini tuan?" aku menanyakannya sesaat setelah kami melewati pintu. Tak mampu menahan rasa penasaranku lebih lama lagi.

"Apa menurutmu keterlaluan mengajakmu sarapan bersama?" aku terkejut lagi pada sikap pria ini. Ajakanya pun tidak terdengar main-main. Ya tuhan! Aku bahkan belum tau namamu, seksi!

Aku melipat tangan dibawah dada, tak menyahuti ajakanya.

"Kita bisa bicara sambil sarapan." tawarnya lagi.

"Aku tidak bisa!" yang benar saja kau itu orang asing!

"Pacarmu menunggumu?"

"Tidak!"

"Suamimu?" Aku tertawa dalam hati.

"Tidak!" Aku memperhatikan ia yang terdiam. "Hei! Aku bahkan belum tau namamu!" aku memutar bola mataku jengah

"Hanya itu?" pria itu tersenyum, "Aku Uchiha Sasuke. Jadi kau mau ikut?" dasar pemaksa! Tampan yang keras kepala!

"Aku yakin kau tidak akan membiarkanku menolak Uchiha-san." aku menatap pada matanya yang tajam dan...berkilat?

Aku mengikutinya, dan ia membukakan pintu masserati-nya untukku. Wow aku terus dibuat takjub oleh pria ini.

"Dan namamu nona?" dan juga heran, sangat tidak lucu jika dia pria tampan nan seksi yang gila. Ia tidak begitu kan?

...

Aku memakan makananku dalam diam, dengan mata hitam tajam pria itu terus menatapku, aku hanya sesekali menatapnya dan makanannya yang masih utuh. Sementara milikku sudah berkurang lebih dari setengah, hampir habis malah. Semoga aku tak tampak rakus dimata pria ini.

"Aku tentu saja harus mengganti uangmu Uchiha-san!" Aku membuka mulutku dan menghentikan sarapanku.

"Tidak, tidak perlu!" Kenapa?

"Bagaimanapun juga kita tidak saling mengenal! Aku tidak bisa menerima kebaikanmu begitu saja!" aku mengatakan apa yang ada dikepalaku.

"Owh aku mengerti." sudah seharusnya! "Maka dari itu kita ada disini, untuk mengganti belanjaanmu dan...mengenal satu sama lain!"

"Apa maksudmu aku bisa menebus belanjaanku dengan sarapan denganmu?" aku memerah dengan pertanyaan spontanku.

"Anggap saja begitu." bibirku melengkung.

"Apa bisa seperti itu?"

"Bisa, untuk gadis secantik dirimu apa saja bisa kulakukan." Dasar perayu!

"Terima kasih! Ini pertemuan pertama kita yang mengesankan." aku memcoba memberikan sinyal-sinyal ketertarikanku, tapi kenapa wajah Sasuke samar-samar terlihat kecewa?

"Jadi kau memang tidak mengenaliku." Memangnya apa yang telah kulewatkan?

"Apa maksudmu kita pernah bertemu sebelum ini?"

"Di pesta Naruto." itu 2 hari lalu. Dan aku tidak melihat batang hidung Sakura setelahnya? Bagaimana ya kabarnya? Dia pasti melewatkan waktu-waktu indah bersama pria blonde itu. Aku mengirim berbagai pesan yang tidak dibalas satupun oleh Sakura.

"Tempat itu terlalu ramai, dan aku tidak memperhatikan siapapun." Aku tidak percaya aku melewatkan mahluk seksi seperti mu Sasuke. "Aku juga tidak lama berada disana, Sakura mengirimiku pesan bahwa dia tidak akan pulang bersamaku, kurasa tidak ada lagi alasanku untuk tetap tinggal." kecuali jika saat itu aku menemukanmu.

"Sakura? pacar baru Naruto?" aku merespon dengan anggukan kepala. "Aku mencari tau tentangmu pada Naruto tapi ia tidak membalas pesanku, dan secara kebetulan aku menemukanmu diminimarket, kesempatan yang tidak akan aku lewatkan." ia menyeringai padaku. Itu sangat seksi Sasuke. "Ceritakan tentang dirimu Hinata!"

"Apa yang ingin kau tau?"

"Kau mahasiswi?" aku mengangguk "Berapa usiamu?"

"21." dia tersenyum padaku.

"Apa kau bekerja?" aku tidak yakin apa aku akan mengatakan pekerjaanku pada pria ini, maksudku, dia tampak mapan dan entahlah, aku tertarik padanya dan aku tidak mau membuatnya pergi dihari pertama berkenalan, hanya karena pekerjaanku yang seorang pelayan ditempat hiburan malam. Aku hanya takut dia mengira aku wanita penghibur dan aku tidak mau Sasuke berpikir aku wanita yang buruk.

"Apa kita hanya akan membahas tentang aku?" aku mengangkat sebelah alisku.

Dia menghela nafas, "Usia ku 23 tahun. kau belum menjawab pertanyaanku." aku mendengar ketidak sabaranya.

Aku menatap kedalam mata gelapnya, "Aku tidak harus mengatakanya kan?"

"Kenapa? Kau menanyakan padaku apa yang ingin kutau dan sekarang aku ingin tau pekerjaanmu!" bagus Hinata sepertinya kau membuat dia tersinggung.

Aku mengalihkan tatapanku, "Kau sendiri juga tidak mengatakan pekerjaanmu, kenapa?" Benar kenapa dia tidak menyebutkan pekerjaanya? Ia bukan penjahatkan? penjahat seksi? atau anggota sindikat perdagangan manusia? atau yang lebih buruk dia seorang pria penghibur?

Ia menghela nafas lagi, kali ini lebih panjang. "Aku tidak ingin membuatmu tersinggung, aku sangat ingin mengenalmu lebih dalam lagi." Akupun begitu!

Ia menempatkan matanya pada bibir bawahku yang kugigit dengan gugup, "Aku seorang...pengangguran." hanya itu yang terlintas dalam otakku.

Ia tertawa dengan keras, membuatku mendelik padanya, "Maaf, jangan tersinggung!"

"Sudah sepantasnya aku begitu!"

"Maksudku, kau tidak perlu menutupi fakta ini, kau membuatku berpikir tentang hal-hal aneh Hinata."

"Terserah."

"Hei cantik, jangan marah." benarkan dia perayu! Dan aku menemukan diriku yang tersenyum.

"Aku harus pulang." pamitku.

"Secepat ini." Apa-apaan nadanya itu?

"Eumm...y-ya."

"Boleh aku mengantarmu?" mata Sasuke tampak memohon. Dan aku memaksa diriku untuk mengabaikanya.

"Rumah ku tidak terlalu jauh dari sini. Aku bisa pulang sendiri." ujarku

"Aku tidak akan kerepotan." benar-benar pria keras kepala! "Apa ayahmu galak? seorang yang protektif?" Aku tertawa lagi.

"Bukan begitu! Kau sudah membayar belanjaanku, dan sarapanku. Itu sudah lebih dari cukup."

"Hmm...Aku mengerti!"

"Selamat tinggal Sasuke!" Aku berdiri dari kursiku.

"Sampai jumpa lagi!" Kuharap begitu.

"Tentu." aku berbalik pergi, merasakan pandangan meneliti Sasuke pada bagian belakangku. Kuharap aku terlihat seksi dari belakang!

...

"Apa yang terjadi?" tanyaku sambil mengancingkan kemeja putih ketatku, seragam kerjaku. Semua orang ditempat ini tampak begitu terburu-buru. Apa yang telah kulewatkan?

"Pemilik baru tempat ini akan datang! kita harus tampil sebaik mungkin." Aku memang buruk dalam pemperbaruan informasi, bagaimana bisa aku tidak tau hal sepenting ini?

"Untung saja aku tidak datang terlambat." ucapku.

Konan yang masih sibuk mengatur rambutnya tidak meresponku.

"Direktur sudah tiba! berbaris yang rapi!" dan dengan sigap kami mematuhinya. Aku berada diujung dan kedua terdekat dari pintu.

Pintu terbuka menunjukkan sosok Kakashi-san yang memandu seseorang, pemilik baru tempat ini mungkin

"Ini semua pegawai anda Uchiha-san." Uchiha-san? Kuharap bukan Uchiha Sas-

Setelan jas kerja yang lengkap, wajah tampan dan rambut hitam mencuat, serta mata hitam kelam yang menusuk tepat kemataku.

Sialan! Aku mengenalnya!

...

TBC

...

Aku membaca with me in seatle series (Kristen proby) yang cuma ampe come away (gak tamat) hahahaha dan 50 shades of grey (E L james) yang juga gak pernah aku tamatin (ketauan deh suka novel ero) , aku niru cara dan gaya nulis mereka nih hehehe tapi ceritanya beda kok. pengenya sih q ngeremake come away with me, tapi filenya udah kagak ada T.T terus males juga(kebiasaan) kalo come away with me ktanya diambil dari judul lagunya Norah Jones, klo q diambil dari judul lagunya Sam smith, yang penting ada with me-with me nya wkwkwk. Itu aja ya keknya.

Review plis reader-san #puppy_eyes_no_jutsu.

Thankyuuuuuu :*