well, actually it's not my very first fanfict. Tapi sebagai newbie di sini, ini emang ff pertama diriku di tempat ini. Parody dulu aja ah!
Disc. Ah, masa gak tau sih? Bohong ah! Jangan munafik.. *disambit Kishimoto pake tiang listrik*
Warning: don't try this at home…coz emang gak mungkin dicoba..
Starring
Sasnar
Introducing the OCs
Me (dilempar sandal rame-rame)
Ah, sok dramatis! Talk less eat more!! (???)
The Real Reality Show
"Pemirsa, jumpa lagi dengan saya Madara Abadi Sasori.."
"Dan saya Pandan,"
"Lhoh? Bukannya loe dah kagak di sini lagi?"
*Pandan didepak*
Sebagai penggantinya, dipilihlah orang lewat yang kayaknya berpotensi. "Yow! Jumpa lagi dengan saya Deida!"
"Lagi? Loe kan baru muncul satu kali!" si MAS (Madara Abadi Sasori) menjitak kepala Dei.
"UDAH!!!" bentak produser. "Loe kira kamera gak pake batere! Biar syutingnya cepet, langsung aja to the point!!!"
MAS ma Deida mengkeret dan langsung kembali ke jalan yang benar.
"Yak, klien kita kali ini, adalah seorang pemuda. Jelek, gak ada cakep-cakepnya, gak kaya, gak modal, suka ngutang…"
"AH! LOE NGOMONGIN GW??!!" seorang pemuda dengan ciri-ciri persis seperti yang dideskripsiin oleh Mabasa (Madara Abadi Sasori *author dibuang ke laut*) melesat ke depan kamera.
"Sukur deh kalo ngerasa…" tanggap Dei.
------------
VT klien
"Allo, name gw Naruto, biasa dipanggil Naruto. Barang siapa manggil gw Narto apalagi Narti bakal gw ceburin ke Segitiga Bertua…"
Si kameramen langsung ngasih ekspresi gak-penting-banget-udah-cepet-ceritain-kasus-loe
"gw ndaftar acara Tercekek-cekek ini karena gw mo cari teme---n gw. Namanyah sasuke, tapi anehnya dipanggil Sasuke (ya iyalaah!). Dya ngilang bertahun-tahun (produser:tiga taon kaleee!) Cuma buat ikutan ma kakek-kakek gaje.
Saya nyari dari dy dah dari Sabang sampe Merauke, dari Timor sampe polau Rote…, tapi gak ketemu-ketemu. Sebegitu gigihnya gw, sampa-sampe semua orang bikin fanfic tentang gw. Belum yang bikin doujinshi, wallpaper, puisi,….."
"STOP! STOP!"
"Jadi Tim Tercekek-cekek ii adalah harapan terakhir gw. Pliz yah! Soalnya gw dah difitnah sana-sini. Yang dibilang lebay lah, stalker lah…dan lain-lain."
VT end
-----------
Pencarian hari pertama
"Pemirsa, sekarang kita akan menuju ke rumah XXX yan gmerupakan saksi kunci dari kepergian Sasu." Dei berpromosi.
Mereka pun segera masuk ke mobil, dan terkena serangan jatung.
"Pak Gendon??!!" (maap pak, saya pinjem namanya..)
"Alo, hajimemashite… nama gw Hazel, biasa dipanggil Ash…"
"NGAPAIN LOE ADA DI SINI?!!
"Duit saya abis buat ngeborong doujinshi di Comiket kemaren. Jadi saya kudu cari duit…"
"Kok bisa??" Dei ikut-ikutan speechless (yee, spechless kok komentar?)
"Ah, udahlah!" Hazel a.k.a Ash pun sewot. "Orang ini fanfict gw, terserah donk gw mo ngapain.."
"Tapi kan.."
"Gw skip aja nih adegan." Ancam gw. "Vingardium leviosa!" (mantra untuk menerbangkan karakter ke adegan berikutnya. Hehe…*JK Rowling Corp.*)
***
Mobil pun ngebut dengan kecepatan tinggi di jalan tol. Tapi namanya juga Konoha kota metrojumpalitan, macet pun melanda, tak peduli di jalan tol atau jembatan penyeberangan sekalipun.
Di tengah kemacetan itu, para pengamen segera beterbangan mencari mangsa (gile, ada pengamen di jalan tol). Salah satunya datang ko mobil tim Tercekek-Cekek. Noh, perasaan si Ash tau banget sama si pengamen. Siapa, yah?
*intermezo on: serius, author sering bgt lupa ma wajah temen atw wajah artis. klo misale authior ketemu Orlando Bloom di jalan, pasti author gak ngenalin, kecuali kkalo si Orlando nyapa author duluan. *Orlando langsung kena H1N4*---intermezo off*
si pengamen pun segera menggebuk gitarnya (sekolah di mana dy? Gitar kan alat musik tiup?). Suaranya yang merdu seperti author pun mengalun.
……………
………….
"Mras Jasooooooooonnn!!!!!!!!!!!" Ash histeris, sampe semua mobil di sekitar langsung noleh ke mobil ke mobil tim Tck-ck. (???)
Dengan tenang si Jason pun menyambit kepala Ash dengan gitarnya (kok bisa? Gw kan di dalam mobil?). "here's Jason Mraz, you orang jangan ngganti eike punya nama."
"Kok ngamen?"
"HAZEEEEEEELLLLLLL!!!!" Si Madara Abadi Sasori tereak dengan suara falseto di kunci G minor dengan ketukan tiga per empat alias selutut doang.
"Yes, Captain?" Ash yang bercita-cita jadi pilot Gundam langsung menyambar siaga.
"Udah kagak macet, buruan jalan!!!!"
"datte datte datte…." Ash berusaha mengulur waktu, sementara si Jason sok masih nyanyi-nyanyi. "kita kan belom kasih duit.."
"Pake duit loe dulu." Dei nyamber. "itu kan idola loe."
Dengan amat terpaksa, Ash mengeluarkan receh seadanya, tapi belum sempet si Jason nerima itu duit, dy langsung melesat entah ke mana.
Akhirnya perjalanan pun dilanjutkan. Selama itu, si Naruto keliatan kalem n gak banyak ngomong. Padahal dy gak lagi tidur. Tampangnya bengong aja terus dari tadi.
Dy kalem karena kelaparan, sodara-sodara. Tapi semua tim salah sangka.
Si Madara masang muka sedih n simpati sembari menginformasikan keadaan klien. "Pemirsa, kondisi klien saat ini begitu memprihatinkan. Dia bener-bener sedih n desperado berat, coz kekasih yang dulu hilang kini tetep gak pulang-pulang…"
Seisi mobil muntah darah seketika.
"Ngomong-ngomong kita ke mana sih?" tanya Dei ke Naruto. Abise dari tadi si klien cuma ngasih tau belok kanan, belok kiri, belok kanan, ada air mancur, dst….
"Ke kediaman Orochimaru." Jawab Naruto kalem.
"Jadi si Orochi itu adalah…"
"Kakek gaje yang nyulik Sasu."
Hening sejenak. Masing-masing otak penghuni mobil, tak terkecuali otak kameramen dan otak Ash langsung berusaha mengkoneksikan semua data yang ter-input ke dalam jaringan syaraf otak. (halah)
"Jadi…." Dei menyimpulkan, "loe tau pasti di mana rumah Orochi kan?"
si Naruto mengangguk pede. "iya dong!"
"Dan si Orochi tu orang yang bawa si Sasuke pergi?" Madara ikut nginterogasi.
"You've got it!" jawab Naruto sok keren.
"Berarti saat ini loe tau pasti di mana Sasu berada?" si kameramen ikut-ikutan.
"OMG!!!!" Naruto jantungan. "You guys can read my mind!!!!!!!!!!!!"
Krik…..krik……..krik……………….(jangkrik piaraan author numpang konser)
Lalu…
"YOUUUUUU BAKAAAAAAA!!!!!!!!!!!" seluruh kru ngejerit sambil ngelempar barang masing-masing ke muka Naruto. Si Madara ngelempar sepatu, si Dei ngelempar celengan tanah liat (dy kan gak pake dompet, tapi pake celengan. Keren kan??? *Pembaca: Author ke laut ajeeee looooeee!!!*), si kameramen mo nglempar kamera tapi takut dimarahi produser, akhire nglempar Blackberry-nya (nyaaa, kenapa gak dilempar ke gw aja??).
"ONOO OPOOO???" bahasa Jepang Naruto pun keluar. Padahal kalo di tipi kan kudu pake bahasa internasional, yaitu the Inggil Kromonese.
Si Madara ngacungin sepatu kirinya, "Kalo loe udah tau, ngapain minta tolong ama kitaaa???"
"Abis gw gak ada duit bwt bayar transport. Apalagi kalo naek Shinkansen byasanya suka dipalakin pengamen ma pedangan asongan." *digampar direktur Shinkansen*
Sementara pertempuran berdarah terjadi di jok belakang, si driver masih asyik ndengerin i-Pod nya.
"Ya udah.." putus Madara stress. "kita dah syuting sejauh ini. Terusin ajalah."
"Idem!" teriak Dei bangga.
"LANJUTKAN!!!" si kameramen ikut-ikutan kampanye.
"Doumo arigato, hontou arigatou…" Naruto yang dah babak belur ikutan setuju (ya iyalaaahh)
***
Singkat cerita, sampailah mereka di kediaman Oro-chi-maru (tau gak kenapa gw pisah-pisahin kayak gini?).
Kru pun turun, kecuali si driver.
Di depan rumah megah berpagar tinggi, terdengarlah suara keributan. (sepertinya seh pake megaphone)
"GW UDAH GAK TAHAN DI SINI, TAUUU???????????"
"LOE PIKIR GW GAK ENEG? LOE MAKAN GRATIS, NGINEP GRATIS, DAPET GURU PRIVAT GRATIS, LES KOMPUTER GRATIS AMA SI KABUTO, DAN SEKARANG MASIH BISA NGELUH??"
"GIMANA GAK NGELUH KALO LOE PERGI SUBUH PULANG JAM SEPAKBOLA !!" (JAM SATU-DUA MALEM GITU DEH)
"ME…MEMANGNYA KENAPA???"
"GW KAN…brrzk…krtrrrrrrt…….drrrrrrrrrrt………."
(semua kru bengong, kecuali kameramen ngambil gambar apa aja yang bisa keambil)
tak lama kemudian, di puncak rumah muncullah sosok berambut putih dan berkacamata.
"KABUTO!!!" tereak Naruto.
Si rambut putih gak ngeh, dy malah terus manjat genteng sampe akhinya meraih antena di pucuk pohon cemara (haiyah). Dengan segenap penghayatan, Kabuto pun memutar-mutar antena.
*pembaca: oh, mbenerin antena toh???*
si Naruto gak mau nyerah, karena dy emang mau jadi hokage (gak nyambung). Sekali lagi ia mencoba.
"KAAABUUUUUTOOOOO!!!! SASUKE-NYA MANAAAAAAAAAAAA?????????????" tereaknya dengan nada "Jogjakarta….mana suaranyaaaaaaaaa????????? Angkat tangan semua……..!!!!!!!"
Si Kabuto refleks noleh dan shock berat ngeliat si rambut duren beserta kamera-kamera nampang di depan rumah 'majikan'-nya. Terlebih lagi melihat mobil keren beserta supirnya yang gak keren.
"OH NOOOOOOOOOOO!!!!!!!!" dia histeris, saking histerisnya sampe antenanya patah. "GW KETAHUAN JADI PEMBANTUUUUU!!! TIDAK!!!!!!! SEKARANG SELURUH DUNIA TAU KALO GW NI PEMBOKAAAAAATTT!!!!!"
(SEMUA KARAKTER+ PEMBACA: baka! Kalo loe tadi gak tereak, kita juga gak tau kalo loe tu pembokat!)
Sebelum si Kabuto loncat untuk bunuh diri (ngapain bunuh diri cuma dari lantai 2? Dead kagak, patah tulang so pasti), Naruto segera meloncat ala ninja ke atas atap. Madara dan Deida pun segera meloncat ala ninja. Tinggallah si kameramen yang mumet mikirin gimana caranya loncat.
"Vingardium leviosa…" Ash lagi-lagi mengeluarkan mantra terbangnya. Kali ini dosisnya cuma 20 mg, jadi efeknya cuma membuat si kameramen terbang dan nyusruk dengan damai di atas genteng.
Dengan kecepatan tinggi, si ninja medis mengelak. Ia bersalto dan berputar dengan tangan, lalu meloncat masuk ke dalam cerobong asap (ini rumah model apaan, seh?). Ketiga ninja di belakangnya langsung mengejar. Dei menghadang di halaman, Naruto ikut ke cerobong asap, sementara Madara meloncat ke dapur.
Laper.
"Gw ikut kemana, nih?" si kameramen bingung, akhirnya ikut perosotan di cerobong asap
(KISHIMOTO-sensei: Heh! Pertarungan serius itu bagian gw! Fanfic loe kan fic humor! Bertarungnya kagak boleh serius, tau!)
*rekaman gambar dari dalam rumah.*
Kamera zoom..
*mata melotot dan mulut menganga ala sinetron, musik bergemuruh, Jensen Ackles lewat…*
To be kontinyut..
Saksikan sekuelnya, dengan acara bagi-bagi tanda-tangan Author!!! (kagak penting!)
Readers, red it! Reviewer, review it!
Flamer….errr, flame juga boleh lah. Saya kan suka dihujat *author sedeng mode kumat*
Arigatoo nee~~~!!!
PS: Jensen: sini duwitnya!
Author: what the??
Jensen: gw kan dah jadi figuran. Loe pikir actor sekelas gue ni bisa didapet gratisan?
Author: gw pikir beli satu bonus tiga, mas!
Jensen: wis, rasah kakehan omong. Saiki, ndi dhuwite! Ayo cepet cepet cepet …*nada Dedi Corbuzier*
Author: Vingardium Leviosa!! *heh! Gimana mau jadi auror kalo mantranya cuman bisa satu ini doang?
Jensen pun terbang. Setelah itu, tak ada seorang pun yang mengetahui keberadaannya. Dan konon karena itulah, Supernatural season 6 gak jadi dibuat. *mohon jangan dipercaya*
