A NARUSASU FANFIC
" DOUBLE PLUS "
NARUTO U,. / SASUKE U,.
GENRE : ROMANCE / COMFORT
RATED : M
AUTHOR : GingerJelly
DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO
BOYS LOVE, LIME LEMON JADI SATU HAHA. PWP (MAYBE), TYPO BERSEMI GAESS
berubung banyak yg request bikin narusasu lemonan akhirnya jell keluarin deh jurus pamungkas jell -_-v narusasu lemon nih pemirsahh
hope u like it deh ya :*
Summary : Naruto hari ini bisa melihat Sasuke dengan baju maidnya yang sangat menggoda napsu. Naruto yang sedang sakit dan Sasuke dengan baju seksinya. Hari ini akan ada kejadian mesum apa di kamar Uzumaki? NARUSASU!
M FOR SEXUAL CONTENT, VULGAR NO CHILDREN HERE! ADA BEBERAPA KATA-KATA JOROK (MUNGKIN MENJIJIKAN)
NIH UDAH JELL KASIH TULISAN GEDE2 LOHYAAA… GA MO TANGGUNG KLO BASAH /DIBAKAR MASA/ XD
GROS BISOUS!
HAPPY READING YAH MUAH
.
.
.
"Hahh"
Desah Sasuke.
Hari ini rasanya Sasuke benar-benar lelah untuk menghela napas.
Well, pasalnya dia sedang suntuk, apalagi kursi di depannya kosong. Hari-hari biasanya kursi itu diduduki pria berisik, bodoh, usil, banyak ulah tapi menawan. Pikiran terakhir itu membuat Sasuke tersipu.
Pria manis itu mengusap wajahnya yang agak kebas sehabis memikirkan Naruto –pemilik kursi di depannya- tidak masuk sekolah 3 hari terakhir. Katanya sih sakit. Mata hitamnya menatap keluar kelas, mencoba mengamati langit biru dan pohon menghijau di sekolahnya. Sasuke mencoba menyingkirkan suara-suara berisik di sekitarnya hingga ponselnya bergetar lembut dari saku celananya.
Pria itu meraih benda putih tersebut dari dalam lalu mengetuk layarnya.
SASUKE-SAN, PULANG SEKOLAH SAYA JEMPUT.
NARUTO-SAMA INGIN ANDA KE RUMAH LAGI.
SAI.
Sasuke mendengus membaca pesan singkat tersebut. Sejujurnya Sasuke sedang libur dari pekerjaanya menjadi pelayan pribadi Naruto.
'Setidaknya begitu yang Naruto katakan seminggu lalu'.
Gerutu Sasuke kembali melesakkan ponselnya dalam saku celana. Meski merasa sebal harus masuk kerja lagi secara paksaan hari ini, toh dia senang setidaknya dia bisa melihat dobenya lagi.
Well, sekaligus menjenguk pria kuning itu lah.
"Selamat malam Sasuke-san"
Sasuke hanya mengangguk kecil melihat beberapa pelayan di rumah Naruto membungkukan badannya ketika dia dan Sai –kepala pelayan rumah tersebut- melangkah menuju lantai 2 dimana Naruto menunggu.
"Mmm... dimana Kushina-san?" tanya Sasuke sedikit mengedarkan pandangannya.
"Ohh beliau pergi ke Kirigakure dua hari lalu. Ada bisnis dengan beberapa teman-temannya"
Ucap Sai dengan nada penuh senyuman, Sasuke bisa merasakannya.
Dia hanya manggut-manggut tanpa suara dan terus mengikuti langkah Sai yang menaiki anak tangga.
"Oh ya Sasuke-san, kau harus ganti baju dulu. Hari ini Naruto-sama ingin anda masuk kerja lagi"
Sai membalik badannya menatap Sasuke yang lebih pendek darinya.
"Dia tidak mengatakannya padaku"
Sai tersenyum mendengarnya.
"Ya, Naruto-sama hanya bilang padaku. Mari"
Tangan pucat Sai menuntun Sasuke untuk pergi ke ruang ganti di ujung koridor kamar Naruto. Pemuda itu melirik pintu kamar dobenya sebelum akhirnya melaluinya menuju kamar ganti.
"Selamat malam Sai-san, Sasuke-san"
Dua orang gadis dalam ruang ganti tersebut membungkuk hormat. Sasuke menyipitkan kelopak matanya saat lampu-lampu di ruang tersebut menyala semua.
"Tolong minta bantuannya ya Shion-chan, Fuu-chan"
Ucap Sai balas membungkuk pada dua pelayan berbaju loli tersebut.
"Serahkan pada kami" jawab Fuu menatap Sasuke.
"Mari Sasuke-san"
Fuu pun menunjukkan lemari kaca di belakang tubuhnya.
"Mmm..." dia menatap Sai yang masih tersenyum lembut.
"Akan saya tunggu di luar Sasuke-san".
Sasuke dipandu untuk menuju lemari kaca yang penuh dengan seragam-seragam pelayan. Berbagai macam baju loli pelayan wanita tergantung rapih dalam kantung plastik yang mengerikan di mata Sasuke.
'Benar-benar si bodoh itu orang mesum sedunia'
Pikir Sasuke melirik kantung-kantung baju tersebut. Tangan kanan Sasuke menggeser pintu kaca, lantas mengambil sebuah kemeja putih polos, tuxedo coklat tua dengan celana.
"Well, Sasuke-san... anda tidak mengenakan baju itu hari ini"
Sasuke menoleh menatap Fuu yang mengeluarkan satu kantung baju lain.
"Hn?" tanyanya.
"Hari ini anda akan mengenakan baju ini"
Sasuke tertegun dan menatap apa-kau-sinting-Nona pada Fuu yang justru tersenyum lebar.
"Ini permintaan Naruto-sama" lanjut Shion dari kursi depan kaca dengan lampu menyala terang.
"Apa?" desis Sasuke jengkel.
"Ahaha maaf Sasuke-san, ini permintaan Naruto-sama. Kami hanya melakukan tugas kami. Mari" kata Fuu sembari melangkah menuju kamar ganti.
"Aku tidak mau. Aku mau pulang" desisnya masih menahan jengkel di ubun-ubun.
"EH?!" seru Shion dan Fuu bersamaan.
"Tu-tunggu Sasuke-san... anda tidak bisa melakukan itu"
Shion menghadang langkah Sasuke.
"Aku bisa" tandasnya.
"Ta-tapi... kami hanya melakukan apa yang Naruto-sama minta"
"Kami tidak mau kehilangan pekerjaan kami"
Sasuke memejamkan matanya. Denyutan di pelipis kirinya membuatnya pusing. Memakai baju wanita!? Yang benar saja man! Dia masih cukup tampan untuk mengenakan baju laki-laki, dia masih cukup normal untuk tidak memakai baju-baju berenda tersebut. Gzzz yah, mungkin tidak normal-normal sekali, nyatanya dia mau berpacaran dengan Naruto yang notaben juga laki-laki!
"Hahhh"
Dia menghela napas lagi. Membuka kedua kelopak matanya dan menatap kedua pelayan itu.
"Tidak apa-apa. Anda tetap mengagumkan seperti biasa Sasuke-san"
Hibur Shion saat memasangkan bandana putih di kepala Sasuke. Sementara Sasuke hanya diam dengan aura hitam menyelimuti sekujur tubuhnya. Tangannya gatal ingin menonjok muka Naruto.
"Naruto-sama pasti semakin mencintai anda"
"Ssshh" desis Sasuke menatap Fuu tajam.
Wanita berambut pendek itu hanya terkikik kecil lantas meletakkan sepatu wedges senada kulit Sasuke di dekat kaki pemuda SMA kelas 3 tersebut.
Shion menyisir rambut gelap Sasuke dengan hati-hati.
"Anda mau di make-up Sasuke-san?" tanyanya hendak meraih bedak.
"Tidak perlu. Ini sudah sangat memalukan" geramnya
Kemudian bangun dari kursi setelah Fuu memasangkan sepatu bertumit tinggi tersebut di kaki seksinya. Sial, membuat Fuu iri saja.
'Pantas saja, Naruto-sama tergila-gila padanya. Dia seksi sekali' gerutu Fuu dalam hati saat melihat putih dan halusnya kaki Sasuke.
Mereka keluar dan Sai menyambutnya di luar dengan senyum di wajahnya. Tidak kram?
"Mari saya antar ke kamarnya"
"Hn" jawab Sasuke kesal.
Mereka melangkah menuju kamar Naruto tanpa suara. Menyisakan pikiran Sasuke untuk melakukan balasan pada si brengsek Naruto yang membuatnya malu, apalagi saat dilihat pelayan-pelayan yang lain.
"Naruto-sama ada di kamar" ucap Sai berhenti di depan pintu bercat putih neon tersebut.
"Saya permisi" Sasuke tidak menjawab.
Dengus napasnya terdengar keras, hingga tanpa permisi dia langsung membuka pintu kamar tersebut dan menutupnya keras. Mata hitamnya berkilat marah menatap tubuh Naruto terselimuti di atas ranjang.
'Dasar sialan'
Sasuke melangkah bedebam menuju ranjang tersebut.
"BANGUN!" teriaknya di telinga Naruto.
"Nghh" eluh Naruto mendengar suara keras di dekat telinganya.
Matanya menggeletar sedetik sebelum akhirnya bangun dan melihat Sasuke dengan wajah memerah dan mata menatapnya tajam.
"Hehe kau sudah sampai ya Sasuke" dia hanya nyengir menatap Sasuke di atasnya.
"Dasar tengil! Apa maksudmu hah?!" tangan Sasuke merebut selimut merah marun tersebut dari cengkraman tangan Naruto.
"Mmm... apanya? Oh!?"
Mata Naruto melotot penuh menatap Sasuke dari atas sampai bawah. Dia duduk di ranjang dengan muka begonya. Membuat Sasuke kian geram.
"Setelah selesai, aku keluar akan dari pekerjaan sialan ini" bisik Sasuke penuh nada setan.
"Apa-apan itu?" tanya Naruto memanyunkan bibirnya.
Sasuke mendengus, dia melipat kedua tangan putihnya di depan dada.
Keduanya diam, Sasuke membuang muka jengkel sementara Naruto mengamati Sasuke.
Pemuda Uchiha benar-benar luar biasa!
Wajahnya yang manis berkali-kali lipat menjadi lebih manis dalam balutan baju loli ¾ berwarna hitam. Lengan panjangnya membungkus tangan Sasuke, panjang baju itu membuat setengah betis ramping Sasuke terekspos begitu saja, turun lagi menuju kakinya yang putih diselipi sepatu dengan tali melilit pergelangannya. Tali pita di pinggangnya membuat garis pinggangnya yang ramping semakin jelas di mata Naruto, belum lagi celemek putih berenda dari perut yang mencapai hampir ujung bajunya, membuat penampilan Sasuke 1000 kali lipat lebih manis dari para bintang porno.
Uh~ Naruto merasa nista memikirkan hal yang terakhir.
"Mmm... kau tahu? Kau lebih imut dengan baju seperti ini" komentar Naruto.
"K-kau? Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu hah?"
Naruto nyengir bahagia.
"Aku akan membunuhmu idiot" desis Sasuke dengan muka horor.
"Well..."
Naruto menurunkan kedua kakinya menyentuh karpet beludru di lantai, tanpa memakai sandalnya.
"Apa?" ketus Sasuke.
Naruto menopangkan wajahnya pada kepalan tangan di atas pahanya. Sementara mata birunya yang jernih memandangi tubuh Sasuke dengan jeli.
"Aku baru sadar, kalau kau sangat seksi Sasuke"
Naruto melangkah pelan sembari menjilati bibirnya. Sasuke mengernyit tak suka melihat hal itu. Dia bisa merasakan hawa napsu dari pria idiot yang mesumnya tidak bisa diobati tersebut.
"Menjauh!" pemuda berambut pirang lembut itu terkekeh mendengarnya.
"Dan kau... benar-benar menjadi tsundere setelah pacaran denganku" lengan kokoh meraih tengkuk Sasuke dengan cepat. Lantas dia menubrukkan tubuhnya pada Sasuke yang lebih pendek darinya.
"Bukankah begitu? Hm?"
Mata bola Sasuke tambah membulat. Tangannya mencegah tubuh Naruto untuk memeluknya. Namun, Naruto menggodanya lagi.
"Badanmu sangat ramping. Apa kau yakin kalau kau laki-laki sayang?"
Naruto meniup lubang telinga Sasuke. Salah satu titik sensitif milik Sasuke.
"Hentikan idiot!" ia mendorong bahu Naruto kuat-kuat. Naruto bisa mendengar geraman lembut dari rahang Sasuke, dan bisa dipastikan pasti wajah sok sombong miliknya sudah merona tidak karuan. Huhh~ memikirkannya membuat Naruto sungguh ingin melucuti semua pakaian di tubuh pacarnya itu.
"Ahaha... well, kurasa memang benar laki-laki, tenagamu kuat juga"
Naruto mempererat dekapan tersebut. Ia menyembunyikan wajahnya dalam helaian rambut Sasuke yang harum dan sangat lembut. Menyesap aroma manis dan segar dari sela-sela helaian rambut kekasihnya itu.
"Tapi aku suka. Kau laki-laki cantik sayang" tangan lebar Naruto mengusap kepala dan punggung simetris Sasuke.
"Uhh" ringis Sasuke merasakan lidah panas Naruto mulai menjilat kecil tengkuknya.
"Dan... mau tahu satu rahasia?" tangan-tangan lebar Naruto mulai mengusap kasar bagian tubuh Sasuke saat pria manis tersebut tak berontak.
"Aku benar-benar mencintaimu"
Ucap Naruto menatap mata Sasuke yang lebih luas dari langit malam. Pipi Sasuke terasa aneh, tersipu malu mendengar hal tersebut dari mulut kekasihnya. Meski dia sering, sangat sering malah, mendengar bualan manis-asem tersebut keluar dari bibir pria yang menjadi pacarnya selama setahun terakhir ini. Naruto tersenyum menawan saat dia merengkuh wajah mulus tanpa cacat milik Sasuke, menatap bibir kemerahan yang sedikit terbuka tersebut dengan pandangan tak terartikan.
Hembusan napas Sasuke yang terengah dan hangat menerpa wajah Naruto yang begitu dekat. Mengusapkan kedua hidung bangir masing-masing hingga tawa kecil Sasuke terdengar, dan Naruto menyukainya. Menyukai suara lembut itu –walaupun suara lelaki.
Bibir Naruto yang dingin menyentuh bibir hangat Sasuke. Naruto bergerak untuk mengecup-ecup permukaan bibir lembut tersebut, sedikit melumat bibir bawahnya saat Sasuke agak melebarkan mulutnya. Mata hitamnya menatap Naruto yang balik menatapnya. Merekam bagaimana wajah itu saat menikmati kebersamaan.
"Nnhh..." lenguh Sasuke samar-samar ketika Naruto menghisap bibir atasnya dengan kuat. Dengan gerakan-gerakan sensual dan mesra Naruto memancing Sasuke untuk ikut membalas lumatannya di bibir tersebut. Mata mereka tidak terpejam seperti layaknya pasangan lain berciuman, mereka saling menatap. Meluapkan rasa sayang masing-masing melalui mata siang dan mata malam mereka.
"Nghh.." lengan Sasuke terkalung di leher Naruto.
Napas Naruto sedikit memburu. Dapat dia rasakan lidah Sasuke menjilat permukaan bibirnya yang sudah basah akibat lumatan tadi. Pemuda bungsu Uchiha itu mulai menuntut. Tangan Naruto turun memegang pinggang langsing Sasuke, dan yang satunya menahan punggungnya agar dada mereka tetap menempel satu sama lain. Naruto mengijinkan lidah Sasuke masuk dalam mulutnya, lidah terampil itu menjilati langit-langit mulut Naruto terlebih dahulu menyebabkan pemuda pirang itu mendesah tertahan saat titik sensitifnya digoda Sasuke.
Sasuke menyeringai mendapati pasangan ciumannya mendesah. Mereka akhirnya memilih untuk memejamkan matanya, ingin mencoba mengahayati nikmatnya ciuman tersebut. Tangan Sasuke menarik kepala Naruto, sementara dia makin memiringkan wajahnya demi memperdalam lumatan lidahnya pada lidah Naruto. Membelit daging kenyal tersebut, menghisapnya hingga lelehan saliva mengalir keluar dari sudut mulutnya. Mata Naruto terbuka saat merasakan lidah Sasuke mencapai tonsilnya.
'Dia benar-benar ingin memakanku' pikir Naruto dengan kekehan innernya.
Naruto mulai membalas lumatan panas tersebut, dia mendorong lidah Sasuke lantas memasuki wilayah mulut pemuda berparas manis tersebut.
"Nghhh hhh" lenguh Sasuke keras-keras mulai terangsang.
Naruto mencumbu mulut Sasuke dengan tangan-tangan yang mula bergerak mengelus-elus tubuh menggoda iman gay Naruto. Sasuke bisa merasakan bibir Naruto menghisap bibir bawahnya sementara tangan Naruto mulai membuka ikatan pita celemek di punggungnya. Benda putih berenda itu jatuh di kaki keduanya, dan Naruto berhenti sebentar, meremas kecil punggung Sasuke. Memberikan friksi nikmat untuk pemanasan. Decakan kecil mengakhiri sesi ciuman panas tersebut.
Seolah mengerti apa yang akan Naruto lakukan, Sasuke lantas mendongakkan kepalasnya. Menunjukan sisi leher putihnya yang jenjang.
'Sial. Apa Sasuke dulunya perempuan saat di kandungan?' pikir Naruto begitu menatap liar leher Sasuke yang mulai berkeringat.
"Narutohh" mata Naruto melirik Sasuke.
Jakun tipis pemuda itu naik turun, tak sabar menerima ciuman, jilatan, dan hisapan di kulit sensitif lehernya.
"Apa yang kau mau sayang?" gumam Naruto mencium ujung rahang Sasuke.
"Nhhh"
"Hm? Katakan!" ucap Naruto membuka resleting baju loli Sasuke.
Otak Sasuke tidak bekerja sama kali ini, otak warasnya ingin hal ini berhenti, tapi satu sisi napsu di otaknya mengirimkan perintah agar tetap menikmati permainan ini.
Jemari besar Naruto menarik simpul ikatan di kerah baju Sasuke, hingga akhirnya baju berwarna hitam gelap itu terkulai tertahan di pinggul Sasuke. Tidak jatuh.
'Ah. Baju yang merepotkan' cibir Naruto ketika tahu baju yang Sasuke pakai tidak langsung copot.
Bibir Sasuke datang ke kening Naruto saat pria itu hanya diam. Naruto tersenyum menatap mata berkabut napsu tak terbendung dari Sasuke.
"Mnnhh" tubuh Sasuke bergetar kala bibir hangat Naruto menyusuri garis punggungnya yang jelas.
"Naruto" bisik Sasuke sedikit melirik apa yang dikerjakan Naruto.
Dia bisa melihat Naruto mulai menghisap kulit punggungnya, lantas menjilatnya penuh hikmat. Sementara jemari tangan kirinya sibuk memilin puting Sasuke yang menegang.
"Berapa lama kita tidak melakukan ini?" tanya Naruto dengan suara bass yang berat dan menggoda.
Sasuke melenguh untuk menjawab pertanyaan itu, apalagi jari-jari Naruto mulai mengusap penisnya yang tegang menggantung di selakangan putihnya.
"Narut..hhh...nnhh"
Naruto menyeringai mendengar suara lenguhan Sasuke. Tubuh mulus nan ramping itu menggeliat ketika dengan pelan-pelan, Naruto mulai mengocok penisnya. Kepala Naruto menunduk dengan cepat, kembali menjilati garis punggung Sasuke. Memunculkan beberapa bercakan merah keunguan di kulit pucat Sasuke.
"Ohhh" Sasuke mendongak.
Tangannya meraih tangan Naruto di penisnya, ia membantu Naruto memberikan kenikmatan.
"Kau benar-benar nakal Suke" kata Naruto.
Naruto meremas pantat putih Sasuke yang menungging di depannya. Merasakan kembali betapa halusnya pantat Sasuke. Seperti kulit bayi. Pikirnya. Tangannya memijat skrotum yang menggantung di belakang penis Sasuke yang mengacung dengan presperma yang meleleh dari lubang kecil di ujungnya.
"Ngghh... Naarut... ahh Naruto!" wajah Sasuke memerah, dia ingin sekali menutup mulutnya agar tidak mendesah. Tapi, kali ini mulutnya seperti bukan mulut terdidik Uchiha.
Sesekali, Naruto menciumi sisi pantat halus kekasihnya itu. Menyebabkan Sasuke mendorong-dorong pantatnya ke belakang, hingga membuat Naruto tersenyum setan. Menyibukan diri dengan bongkahan kenyal si Sasuke, dia bisa merasakan tangan gemetaran dari pacarnya itu meraih kepalanya. Dia tahu apa yang diinginkan Sasuke. Setelah mencium panjang tulang ekor Sasuke yang menonjol, akhirnya Naruto mulai membuka belahan pantat sintal –untuk ukuran cowok- tersebut. Menyeringai lebar melihat lubang merah itu merekah dan membuka menutup, seolah dikedutkan oleh Sasuke secara sengaja untuk memancing birahi Naruto yang tidak pernah bisa dibendung.
"Nghh Narutohhh" erang Sasuke nakal.
Pinggulnya bergetar hebat begitu merasakan sapuan lidah Naruto di dekat lubang anusnya yang –uh SIAL! Kali ini benar-benar gatal tidak sabar menerima garukan penis gemuk Naruto. Lidah itu menggoda kerutan di tepi anus merah Sasuke. Hanya sedikit menjilat-jilat lalu menghisap-hisap kecil.
"Narutohh ohhh...ja-jangannhh nggahh goda spertihh uhh itu! OHH" napas Sasuke putus-putus dengan kepala terkulai di bantal. Meski begitu, pantatnya tetap mendorong agar lidah Naruto mau memanjannya.
"Hmmm" gumam Naruto tak jelas.
Wajah tampannya tak lagi terlihat sepenuhnya, ketika tenggelam di antara bongkahan pantat Sasuke. Sasuke mendengar decakan liur di antara pantatnya.
"Hhhh... Naruto! Ahhh ahhh... jilatthh nhhh" desah Sasuke dengan erangan menggodanya.
Naruto masih senang untuk menggoda lubang yang akan menjadi wadahnya menampung semua spermanya nanti. Bibirnya bisa merasakan kedutan dari anal Sasuke mengencang.
Sasuke agak kesal karena tak dituruti Naruto, ia meraih penisnya yang tegang. Mengocoknya dengan kasar.
"Ahhh...hhh...ahhh...ahhh" desahnya sendirian.
Naruto mengangkat kepalanya, bersiul sebentar setelah melihat Sasuke dengan lidah terjulur dan pantat menungging dengan penis dikocok sendiri.
"Kau benar-benar tidak sabaran Manis" ucap Naruto sebelum akhirnya kembali pada pekerjaannya menjilati lubang anus Sasuke.
"Ahhhh Narutohhh! Jilatt nghhh anuskuuh! Ahhh ohhh nikmat ngehhh"
Tubuhnya mengejan kaku saat Naruto benar-benar menjilati dengan hisapan-hisapan rakus di cincin anusnya yang membuka. Naruto membukan bongkahan pantat itu semakin lebar agar tetap berpisah dan membuat lubang merah berlendir itu merenggang.
"Shhh ahhh" desis Sasuke meraskan lidah berliur Naruto menyusup ke dinding anusnya yang ketat. Rasa nikmat menghantam bagian anusnya. Dan Naruto bisa merasakan lubang itu seolah menghisap-hisapnya dengan kuat. Seolah ingin mencabut lidahnya dan menjilatnya hingga prostatnya.
"Mmnhhh" gumam Naruto memejamkan matanya menikmata kegiatannya itu.
"Narutohh... ohhh anusku ngghh...ahhh ga-gatall...shhhh ohhh" erangan nakal dengan sedikit dirty talk membakar gairah Naruto.
Dia meremas pantat Sasuke.
"Ahhh... yahh ngghh jilat lagi! Ohhh ahhhh ahhh... jilat lubangku ngghh"
Sasuke mengetatkan anusnya, memijat lidah Naruto yang bergerak-gerak untuk menjilati dinding daging di anus Sasuke.
Penis Naruto mengacung dengan sangat keras. Urat-urat berwarna kehitaman muncul dari balik kulit penisnya yang merah coklat. Denyutan di kulup penisnya membuatnya ingin segera menyetubuhi tubuh menggoda yang tergolek itu. Ingin segera merasakan remasan nakal dinding anus Sasuke, mendengar lenguhan erotis keluar dari mulut Sasuke yang biasanya pedas, ingin cepat-cepat merasakan betapa nikmatnya saat milyaran benih spermanya berhamburan di dalam rektum sempit Sasuke.
Memikirkan hal barusan Naruto dengan sigap melepaskan mulutnya dari menghisap lubang anal Sasuke. Dia membalik tubuh pucat pacarnya. Kemudian membungkuk di atas tubuhnya. Sasuke tersenyum mengerti posisi 69 dari mereka. Mata hitamnya memandang benda panjang, berurat, dan begitu gemuk menggantung di wajahnya, bahkan menyentuh dagunya.
"Ahhh...penismu semakin besar Naruto...mmhh"
Naruto yang memasukkan penis Sasuke dalam mulutnya mendesis kecil saat merasakan mulut basah dan panas dari Sasuke membungkuk kepala penisnya yang bagai helm tersebut. Pinggul Naruto ditahan oleh Sasuke.
"Mmmhh...nghhh.. nnhhh mnnhh" geraman halus keluar dari mulut Sasuke yang menganga lebar ketika dengan lahapnya memakan batang penis Naruto yang berdenyut. Dia membelitkan lidahnya ke kulit penis tersebut, menjilatinya, dan mengulumnya bagai mengulum es stik.
Tak ingin kalah, Naruto menyedot penis Sasuke kencang-kencang, kepalanya dimaju-mundurkan dengan sangat pelan, sementara lidahnya menggelitik lubang kecil di kepala penisnya. Sluurrppp– suara decakan liur dan presperma terdengar dari arah paha dalam Sasuke. Pria berambut gelap itu mengapit kepala Naruto dengan pahanya, menenggelamkannya bersama penis di dalam mulutnya.
Kini gigi Sasuke menggigit lembut kepala penis Naruto, lelehan precum langsung dihisap oleh mulut Sasuke dengan begitu sigapnya. Tak mau melewatkan sedikitpun cairan bening tersebut. Naruto menggeram merasakan kenikmatan dengan keahlian Sasuke dalam mengoral. Ia bisa merasakan kepala penisnya sekarang menyentuh tonsil Sasuke, dengan hentakan kasar, Naruto mulai menyodok mulut tersebut. Ingin merasakan sisi terdalam mulut Sasuke.
"Ngghh! Ghookk... ohhkk... ngghh... Narrhh"
"Ohhh...Sasukeeehh nhhh mulutmu nikmat sshhh"
Dia meremas penis Sasuke yang mulai berkedut kencang, dia juga kembali menunduk untuk menghisap dua bola testikel Sasuke. Memasukkannya dalam mulutnya, menyedotnya dan menggigitnya lembut. Dan pinggulnya pun tidak berhenti untuk menghajarkan penisnya pada tenggorokan Sasuke. Menulikan telinganya dari erangan Sasuke yang kekurangan napas. Dia suka pada suara Sasuke yang seperti itu. Ah, semuanya, dia menyukai segalanya yang ada di dalam diri Sasuke.
"Hahuutohhh...nhhh"
Sasuke menghisap lubang kencing Naruto kuat-kuat, menjilatnya dengan nikmat agar segera mendapatkan sperma yang diinginkannya. Tekanan di perut bawahnya membawa ia untuk mengejan sementara mulutnya tetap digagahi penis besar Naruto.
"Ngghhh...nnnhhhhh"
Mulut Naruto membuka dan merasakan semburan kental dan hangat terpancar ke dalam mulutnya. Dia segera menelan sperma ejakulasi pertama dari Sasuke. Pria berambut hitam mencuat itu melenguh keras dengan badan melenting. Keringat yang membanjiri tubuh langsingnya jatuh ke atas kasur lecek di bawah tubuhnya. Mulutnya terasa berkedut liar saat dia tidak sengaja menyedot penis berurat Naruto. Menyeruput ujungnya dengan rakus dan terkesan liar, ingin merasakan cairan lengket berwarna keruh tersebut segera bersarang di lambungnya.
"Ngghh Sasukehh… Ohhh… hi-hisapp nhhh"
Naruto makin gencar menyodok mulut kekasihnya yang mengembung menampung rudal kemerahan yang siap meledak tersebut.
Gigi-gigi taringnya mencoba untuk menggigit kecil daging keras dalam mulut yang penuh liur dan precum Naruto. Mengeluarkan desahan dan erangan tak terkendali dominatornya.
"Uhhh brengsekkk! Ahhhh akuu keluarr naahhhh" dan dalam sekejap Sasuke mendapatkan apa yang diinginkannya. Sperma Naruto muncrat begitu saja dalam rongga mulutnya yang masih menyedot-nyedot batangan hangat tersebut.
"Mmmmhh… mnnhh…sluuurp sluuup nnhh"
Gumam Sasuke dengan mata terpejam menikmata benih semprotan pertama Naruto melumer dalam mulut hangatnya. Kepala Naruto menoleh dan mendapati pacarnya dengan sangat nakal menjilati kepala penisnya yang masih melelehkan spermanya.
"Cukup Sasuke"
Naruto menarik penisnya dari lumatan penuh nafsu Sasuke. Ia segera meraih laci di samping meja lalu mengeluarkan beberapa sex toys untuknya bermain bersama submissivenya yang masih telentang pasrah menerima kenikmatan.
"Kau seksi sekali Suke" desah Naruto di telinganya.
"Nyahh" desah Sasuke saat merasakan Naruto mengikat kedua tangannya di atas kepala.
"Aku ingin bermain sedikit dengan tubuhmu" lidah itu melesak ke dalam lubang telinga Sasuke bergerak-gerak menggoda si uke manis berwajah erotis tersebut.
"Ngghh Naruuhh nngg"
Desahan dari Sasuke yang membakar birahi Naruto langsung terputus ketika sebuah gag ball menutup mulut dengan bibir pink merekah sensual tersebut. Tangan Naruto memilin-milin puting susu Sasuke yang menegang.
"Hhhh putingmu tegang Sasuke, lembut, dan besar…" bibirnya menyusu kencang pada dada Sasuke.
"Mnnnnhhh"
"…bayi kita akan menyusu dari sini bukan?" bisik Naruto mulai melantur.
Sasuke memejamkan mata saat sebuah besi dingin diselikan di bawah lututnya.
Naruto dengan cepat mengikat masing-masing lutut putih Sasuke yang direnggangkan di besi tersebut. Membuat kaki Sasuke yang mulus mengangkang lebar dengan penis mengacung keras dan lubang anus berkerut yang tampak berair.
Ah~ tampaknya si nakal sudah lapar dengan es bonbon rasa susu. Pikir Naruto berjorok-jorok ria.
"Ini kubeli dengan uang tabunganku Suke, dan kau harus mencobanya" ucap Naruto, mata Sasuke melirik tangan Naruto yang meraih sebuah vibrator sebesar ibu jari kaki berwarna hitam dengan kabel kecil.
"Nhhh nhh!"
Sasuke mulai meronta saat merasakan usapan nakal Naruto di bibir anusnya.
"Basahnya~" Naruto menyeringai ketika membuka sedikit bagian ternikmat Sasuke dengan jarinya. Tak mau menunggu lama, ia lantas melasakkan vibrator dengan gerigi tersebut ke dalam anus Sasuke yang lembut.
Well, dia sudah menjilatnya tadi bukan?
"Unnnhh nhhh"
Tubuh ramping Sasuke yang mengilat karena keringat menggeliat tak enak saat merasakan gerigi-gerigi pada vibrator kecil tersebut menggesek dinding anusnya yang panas. Sensasi pegal dan nikmat menjalarinya dari lubang tersebut menuju ubun-ubun, ia tersentak saat getaran lembut terhantar bersamaan dengan kekehan Naruto.
"Kau suka yang lembut sayang?"
Sasuke buru-buru menggeleng. Getaran lembut dan lambat dari vibrator bertekstur itu justru menyiksanya. Tapi Naruto mengartikan lain.
"Oke, yang lembut saja. Oh ya, bagaimana kalau penismu menggunakan cincin berlian hm?"
Naruto mengangkat cock ring dan menunjukan pada Sasuke.
"Mnnh! Mnnh!" rambut Sasuke menempel di muka dan leher untuk menggeleng ketika Naruto dengan nekad memasangkan cock ring tersebut di penis ereksi pacarnya.
"Uhhh bergetar Suke-chan. Mmmmm" bibir Naruto mengecup ujung penis tersebut.
TENG– TENGG
"Ah, jam lima sayang… aku harus minum obat dulu. Oke?" ia mengusap kening Sasuke.
"Nnhh!" erang Sasuke frustasi saat Naruto membenahi penampilan dirinya.
"Aku akan kembali untuk makan malam nanti"
THE FUCK MAMA ASSHOLE!
Apa dia bilang!? Untuk makan malam?! Teriak hati Sasuke saat Naruto benar-benar meninggalkan dia dengan anus bergetar lambat. Berputar dan maju mundur dengan gerakan seperti menggoda birahi Sasuke. Rasanya benar-benar tidak nyaman, putaran dan sodokan vibrator kecil tersebut membuat anus Sasuke justru gatal dan tidak sabar untuk bisa merasakan daging hidup, berurat, gemuk dan panjang milik Naruto.
DOBE BRENGSEKK!
.
.
.
"Sasuke-san dimana?"
Sai melongok ke lantai dua dimana kamar Naruto masih tertutup rapat.
Tuan muda dengan rambut kuning cerah itu hanya menggumam kecil sementara dia meminum segelas air.
"Tidur, nanti kubawakan makan malam"
Pelayan pribadi Naruto hanya tersenyum seperti biasa. Tidak masalah baginya selama Naruto tidak neko-neko, Sasuke pasti sedang tidak tidur tapi dipakas tidur sampai pingsan karena permainan Naruto. Pikiran Sai sangat tepat sasaran.
Oh nice!
.
.
.
"Hhhh… hhh hhbbee!"
Lenguhan Sasuke membuat mulut Naruto menyeringai sangat lebar sampai rasa-rasanya bisa sobek. Mata biru Naruto memandang lekat sosok telanjang bulat Sasuke yang sedang menggeliat tidak nyaman.
Naruto mengunyah pretzel yang dia ambil dari dalam setoples dalam tangannya.
"Lapar teme?"
Tanya Naruto dengan nada yang sangat main-main. Sasuke meliriknya bengis. Mata hitamnya yang berair terlihat ingin memakan Naruto hidup-hidup.
Namun Naruto hanya menggelengkaan kepalanya dan mendecak kecil, ia mengusap sayang kepala Sasuke dengan rambut basah akibat keringat. Ia merendahkan kepalanya agar bisa sampai ke telinga pacarnya tersebut.
"Kau lebih seksi saat berkeringat dan menungging di kamarku"
"NGH!"
Tangan Sasuke meremas kencang seprai kasur Naruto saat Naruto menyodokkan vibrator dalam anusnya dengan cepat dan dalam, rasa nikmat ketika prostatnya tersentuh oleh benda laknat berwarna hitam itu dan rasa sakit akibat cock ring di penis tegangnya menuntun Sasuke untuk berteriak sunyi. Bahkan saat orgasme kering melanda dirinya lagi, Naruto sama sekali tidak mencopot benda di penisnya.
"Naruto kecil tertidur lagi teme. Bisa kau bangunkan?"
Ia membalik tubuh Sasuke yang lengket karena keringat.
"Nhh! Hhobee"
Sasuke menangis karena rasa sakit.
Naruto tersenyum lalu mengecup sudut bibir Sasuke. Dan dengan begitu penuh perasaan ia membuka gag ball yang menyumpal mulut manis Sasukenya. Sayangnya dia malah tercebur ke kolam buaya.
"BRENGSEK! LEPASKAN AKU DOBE! AKU TIDAK MAU DIIKAT!"
Raung Sasuke dengan mata melotot.
Tidak ada lagi pandangan kucing manis penuh napsu dengan pandangan kesakitan yang tadi membuat Naruto kasihan. Naruto pun memonyongkan mulutnya mendengar umpatan kekasihnya.
"Ne teme aku sudah melepaskamu"
"Buka. Talinya. Sekarang!" desis Sasuke jengkel.
Naruto melumat mulut pedas tersebut dengan bernapasu sambil menarik simpul ikatan yang dia gunakan pada kedua tangan dan kaki Sasuke. Sesekali tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengusap puting Sasuke yang masih tetap tegang dan membesar.
"Mnnhh… Sukehh"
Ia beranjak ke atas tubuh Sasuke sambil mencubit gemas puting Sasuke.
Dan pacarnya yang sangat galak sekaligus manis itu kembali jinak setelah acara cium dan usap putting. Bahkan Sasuke sekarang mengalungkan kedua lengannya ke leher Naruto dengan kaki mengamit pinggul pria dobe di atasnya.
"Mnnhh… ngghhh… ahhh"
Desahan penuh kenikmatan lagi-lagi menggema di ruangan terang tersebut. Sasuke begitu pasrah ketika sang dominan sangat bernapsu menggarap tubuhnya. Ia bisa merasakan lidah panas Naruto menjilati leher bagian dalamnya, menghisapnya dengan geraman bagai hewan ingin kawin.
"Naruhh ohhh"
Tangan Sasuke merambat menuju celana Naruto.
Mengusap gundukan penis di celananya yang menggembung. Sasuke tersenyum
"Cepat sekali bangunya. Mhhh"
Ia mendengar Naruto tertawa kecil dan kemudian ia menghisap dada Sasuke.
"Aku sangat terangsang sekarang"
"Shhh… uuhhh sungguhh? Nghhh kalau begitu nhhh nikmati sekaranghh oh!"
Naruto tersenyum penuh arti, ia mengecup kening Sasuke dengan rasa sayang yang tertumpah kemana-mana. Ia mengecup pipi dan ujung hidung Sasuke lantas mengecup-ecup permukaan bibirnya yang terbuka mengambil napas.
Sasuke tertawa dengan suara bergemerincing, senang akan perlakuan Naruto.
"Aku tidak janji kalau aku bisa menahan semuanya Suke"
"Hn, kuterima tantanganmu"
.
.
.
Sasuke kembali dengan posisi mengangkangnya malam ini.
Tangannya mencengkram lengan Naruto ketika pria di atasnya itu menghentak maju pinggulnya hingga bertabrakan dengan pantat putih Sasuke.
"Ohhh fasterhhh ngghh Naruhh shhh ahh"
"Nghh Sasuke.. ohhh, fuckk nikmatnya"
Naruto mengambil napasnya panjang-panjang selama penisnya bergerak meluncur di jalan rectum Sasuke. Lubang itu sangat sempit –masih sama seperti pertama kali mereka bercinta di toilet rumah Sasuke. Dan Naruto sangat menyukai sensasi hangat dan remasan nakal yang Sasuke berikan kepadanya.
"Kau sukahh?" bisik Sasuke.
Ia mengusap pipi Naruto yang berkeringat.
"Nhhh"
"Yahh, sangat hangat.. ohhh remas lagii ngghh sukeeh"
"Ohh, ohhh kau menyodokku Narutoh ahhh"
"Ya, ya… aku menyodok anusmu sayangg nghhh rasakan penisku. Ohh"
Tubuh Sasuke terentak-entak kencang seiring goyangan pinggul Naruto. Ia mengulum bibir Naruto selama Naruto bergoyang mengebor anusnya.
Ia sekarang malah mengocok penisnya –yang sudah dia copot cock ringnya yang terpasang rapat disana tadi- dengan tangan kananya dan sebelah tangan mengalun ke leher Naruto.
"Nikmatt ohhh… Narutoo anuskuu nhhh nikmat…"
Naruto mendengus gusar menikmati cengkraman lubang calon istrinya tersebut.
Ia tersenyum melihat betapa merahnya wajah Sasuke.
Membuat Sasuke kian cantik dan manis, Naruto menunduk dan mengulum telinganya dengan lidah. Sasuke mendesah semakin keras. Getaran nikmat itu naik dari kantong skrotum kembar miliknya. Cairan sperma Sasuke semakin naik menuju uretranya dengan cepat.
"Istrikuh ohhh… nikmat sekalii ayyo Sasuke ahhh ahhh ahhh"
"Ohhh.. suamikuuu nhhh sodok lebih keras… ahhh Hamill ahh hamili akuu sekarang ngghhh"
"Yahh aku akan menghamilimu istriku ngghhh"
Ciuman di mulut Sasuke menyumpal erangan nakalnya namun dia tidak berhenti mengocok batangnya yang sangat tegang, dan tidak berhenti memberikan remasan rectum untuk penis besar Naruto di dalam sana.
Suara becek dari anus dan pangkal penis Naruto terasa sangat membara panas dan seksi di gendang telinga keduanya.
Naruto menaikkan sebelah kaki Sasuke, menghantam mulut anus Sasukenya kembali bahkan dengan gerakan bagai kuda di masa kawinnya. Ia mengerang-erang dan menjerit penuh kenikmatan bersama Sasuke.
"UUHHH SUAMIKUUHH"
"OHHH… OHHHH CUUMM"
"Keluarkan di dalam Narutohh ahhh hamiliku akuu ngghh"
Naruto hampir mati ketika mendapat kedutan dari anus Sasuke dengan begitu erotisnya. Kedutan yang jelas sangat disengaja oleh pemilik lubang surge dunia tersebut.
Pria berambut pirang itu menggeram dan mencakar paha putih Sasuke.
Penisnya tidak mampu lagi menahan golakan dari dalam uretranya yang mengembang akibat cairan sperma hendak meledak ke dalam lubang basah Sasuke cantiknya.
"Ahhh aku keluarr Sasuke ahhh"
"Ahhh cuummm ngghhh"
Tiba-tiba bagai pancuran air di taman kota, sperma putih dan kental milik Sasuke menghambur ke udara dengan lengkingan napsu yang terlepas. Sasuke mengetatkan lubang anusnya saat mengalami ejakulasi tersebut, membuat Naruto tidak mampu lagi menahan semprotan spermanya.
Croott –croott crottt
Beberapa kali tembakan sperma panas ke dalam anus sempit Sasuke membuat benih-benih tersebut mengalir keluar lubang Sasuke yang melebar.
Naruto segera menarik penisnya dari lubang yang kini membentuk huruf O dengan pandangan mesumnya.
'God, ini sex terhebat dalam hidupku'
"Hahh.. hahhh…"
Mata biru Naruto menatap Sasuke yang ngos-ngosan.
"Hai mama hhh… menikmati sensasi sperma papa?" bisik suara bass Naruto.
BUAGGGH
Sebuah gaplokan mendarat di kepala pirang tersebut.
Sasuke tiba-tiba menggeret selimut dan menutupi tubuhnya rapat-rapat.
"Dasar idiot" umpatnya begitu fasih.
Naruto merengut. Dasar tidak romantis.
"Ne, teme… ada yang ingin ku katakana sekarang"
Ia kembali menindih tubuh langsing Sasuke, menimbulkan erangan jengkel dari pria di bawahnya.
"Menyingkir dariku dobe, kau berat. Tidurlah! Katanya kau sakit"
Si Uzumaki mendengus.
"Lihat aku dulu" dengan sedikit paksaan akhirnya Uchiha bungsu tersebut menatap mata terang di atasnya itu dengan malas. "Apa?"
Naruto malah nyengir.
"Aku sangat mencintaimu teme"
Sasuke mendengus sambil memutar matanya bosan.
"Aku tahu idiot"
"Hei…"
Mereka kembali berpandangan dalam diam. Sasuke tersipu malu melihat Naruto menatapnya penuh rasa cinta dan sayang dari kedua bola matanya. Naruto terkekeh melihat Sasuke sangat manis dan imut. Dia mencium bibir Sasuke sekilas.
"Dengarkan ini, aku hanya akan mengatakannya sekali"
Sasuke mengangguk kaku setelah meneguk ludahnya.
"Aku akan melamarmu besok pagi. Aku sudah memberitahu orang tua dan kakakmu, kita akan menikah oke?"
Bagai disambar petir di tengah laut Sasuke hanya melongo mendengar pernyataan tersebut. Melamarnya besok? Akan menikah? Semudah dan secepat ini?
"Dobe, kau… sedang sakit, oke? Sebaiknya normalkan pikiranmu"
"Ngh! Aku serius teme. Aku akan melamar dan menikahimu. Kalau tidak mau ya sudah"
Naruto memunggungi Sasuke dan pura-pura ngambek.
"Kalau kau hamil, jangan usik-usik aku. Mengerti?" tandas Naruto.
Pria manis di belakang punggung lebar Naruto tersentak mendengar hal konyol tersebut, sayangnya sebagian otaknya justru menyetujuinya.
"A- Aku tidak bilang begitu dobe"
"Hm? Lalu?" Naruto memicing.
Naruto hampir tertawa ketika merasakan lengan Sasuke merambat di pinggangnya, memeluknya dengan malu-malu kucing dari belakang. Ia juga bisa merasakan gesekan kepala Sasuke di kulitnya bahkan gumamannya.
"Nikahi aku dan tanggung jawab idiot!"
.
.
.
Well, hari ini Naruto sedang sakit. Sasuke terpaksa menjenguk si dobe itu karena permintaannya. Sampai di rumahnya, Sasuke jutsru harus mengenakan pakaian menjijikkan bahkan Naruto langsung menyerangnya, menyiksanya dengan vibrator sialan, bahkan juga membuat jantung Sasuke hampir tak berdetak.
Mereka melalukan hal mesum di kamar si idiot kuning –pacar tercinta Sasuke. Namun, bukan hal itu yang membuat Sasuke senang bukan kepalang tanggung. Naruto melamarnya setelah bercinta dengannya.
Hari itu, Sasuke merasa bagai mendapat double plus meski harus melewati siksaan seks.
'Ah~ tidak apalah, lagi pula dobe akan segera menjadi suamiku'
Pikir Sasuke setelah kantuk datang seusai acara bercintanya dengan Naruto.
.
.
"Ne, teme aku bilang ini belum selesai kan? Aku masih punya stok sperma banyak"
Oh, atau tidak. Naruto masih menagihnya.
'Sialan' gerutu Sasuke.
END
GILAAAAA ;A;
Udeh hot belom? Jell langsung nyari darah A ni gegara mimisan tepar keabisan darah. Omaigatt ini ff mature pertama jell kok rasanya absurd begete hahah
Oke dehh minta reviewnya ya minna ^^
Arigatouuu siyuu di next ffnya jell *menyelam dgn cantiknya*
