Naruto © Masashi Kishimoto
Didn't Mean to Hurt You © Kuas tak bertinta
Warning : OOC(maybe), AU, Typo(s), FemNaru, etc.
Inspiration by "Hush Hush-Avril lavigne"
.
.
.
Happy Reading
'cup'
Mata Naru membulat hebat dengan tubuh beku mendadak di tempat. Sakura bahkan sudah mangap shock tidak jelas. Wajah Hinata memerah melihat pemandangan langkah di depannya. Anak-anak lain bahkan sudah menjerit-jerit lebay menatap kaget kejadian yang sedang berlangsung.
Bayangkan… apa yang akan kalian lakukan jika kalian yang awalnya sedang asik bercanda dengan teman-teman sambil berjalan di tengah lapangan tiba-tiba di dekati oleh kakak kelas dengan rambut nyentrik nan aneh. Tidak hanya itu! selanjutnya bayangkan jika kakak kelas aneh itu bukanlah orang yang kalian kenal. Lalu tanpa mengucapkan permisi dia langsung mencium kalian! MENCIUM! Apa perlu author bold dan garis bawahi tulisan capslock itu?
Sasuke melepas ciumannya dengan santai sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangan putihnya. Mengabaikan berbagai tatapan aneh yang sedang mengelilinginya. Sedangkan Naru… Please, tolong! Gigi-giginya kini sedang beradu menciptakan suara gratak-gratak menahan amarah.
Naru sadar…. Barusan ia mengalami pelecehan seksual. Ah! PELECEHAN SEKSUAL?! Ini tidak bisa dibiarkan! Bacok dia, Naru!
'Bruk'
Dengan cepat Naru mendorong Sasuke sampai laki-laki itu jatuh. Anak-anak lain makin mangap melihat drama picisan di tengah lapangan itu. Sakura dan Hinata mundur beberapa langkah. Mereka berdua sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sasuke sedikit terkejut, tunggu dulu… cewek ini berani melawannya? Bahkan bisa mendorongnya sampai jatuh? Hm… Sasuke sedikit ragu, apa benar manusia yang tadi diciumnya ini seorang makhluk bernama perempuan? Dia jauh lebih mirip iblis dan jauh dari sisi feminim.
"Eh, Mesum! Memang saking tidak lakunya kau sampai sestress ini ya?" Naru berkacak pinggang sambil menunjuk-nunjuk muka Sasuke dengan telunjuk tangan kanannya. Sasuke kicep mendadak. Tidak laku katanya. Aduh, Sasuke mendadak pusing. Sungguh, di saat anak-anak lain antri untuk menjadi pacarnya, bocah ini malah sibuk mencemoohnya. Ya, wajahnya memang memerah sih, tapi bukan karena senang diciumnya, melainkan karena dalam fase mengamuk.
Neji, Kiba, dan Sai sudah cekikikan di sisi lain lapangan. Menatap puas temannya yang kini dilabrak habis-habisan dengan seorang anak kelas satu, adik kelas mereka, wanita pula.
"Ngebet banget pengen dapet ciuman? Memang kau benar-benar tidak pernah punya pacar sampai seenaknya merebut ciuman orang? Atau… kau memang benar-benar mesum sampai melakukan pelecehan seksual terhadap sesama murid sepertiku?!" Naru semakin berkoar-koar dengan suara melengking hebat sampai terdengar di seluruh penjuru lapangan.
Beberapa murid mulai berbisik menggosipkan Sasuke. Hhhh… baiklah, mau tidak mau Sasuke ikut naik darah. Ini cewek apa-apaan sih? Mesum katanya? Asdfghjkl! Berjuta-juta tahun dalam hidupnya tidak pernah ada cewek yang seberani ini mengatainya. Dan lagi, cewek garang ini sudah mempermalukannya di depan umum. Tidak bisa dibiarkan.
"Heh kuning pendek! Mikir dong yang jones itu sebenarnya siapa! Tidak pernah dicium ya sampai selebay ini saat aku cium!" Sasuke berdiri, ikut memasang pose berkacak pinggang sambil mendekatkan wajahnya yang tak kalah garang ke arah Naru.
"Huh! Tentu saja aku selebay ini! Bukannya tidak pernah, ya! Hanya saja aku tidak sudi dicium orang jelek sepertimu! Makanya aku marah! Dicium oleh seorang jomblo forever alone sepertimu… cuih!" Naru mendecih sinis, semakin berani menantang Sasuke.
Sakura dan Hinata makin cengok. Tunggu dulu… Sakura sadar, laki-laki itu Uchiha Sasuke! Anak kelas 2 yang kemarin maju ke depan saat upacara bendera 2 kali. Yang pertama dimarahi karena selalu membuat onar. Dan yang kedua karena dia mendapat medali emas olimpiade matematika Nasional. Ya, Sakura ingat sekarang… ada juga ya anak pintar tapi nakal seperti itu. Pembuat onar… tunggu, kalau begitu artinya Naru dalam masalah sekarang!
"Ck! Aku juga tidak sudi ya menciummu! Dasar sok laku! Sudah pendek, jelek, hi-"
"Sasuke lagi… dan kau? Uzumaki Naru… Hm, ikut Sensei ke BK sekarang." suasana mendadak hening. Neji, Sai, dan Kiba menjauh perlahan. Begitu pula dengan murid lainnya. Bubar. Ya, bubar memanglah pilihan terbaik jika Anko-sensei sudah muncul. Hah… Anko-Sensei memang menyeramkan. Sebagai seorang guru BK yang seharusnya berwibawa, motivator yang handal, dan lemah lembut, Anko-sensei jauh dari kata-kata tersebut.
Oh, bagus… 3 bulan baru menginjakkan kaki di sekolah ini, Naru bahkan sudah mendapat masalah. BK, ya?
.
"… Jadi, kalian mengerti apa yang saya katakan barusan?" Anko tersenyum elegan, berbanding terbalik dengan raut muka Naru yang sudah sweatdrop kronis. Naru merasa pening, oh ayolah… baru saja saat jam ketiga tadi dia mendapat goncangan batin akibat ulangan kimia. Dan sekarang? sederet ocehan panjang masuk ke dalam telinga indahnya.
"Nah sekarang, Sasuke, Naru… bisa kalian baca peraturan bab 7 pasal 3 ayat 2 di buku peraturan sekolah kita?" Anko tersenyum mengerikan. Membuat Naru sedikit kicep. Sasuke? Hah… sepertinya dia sudah kebal berhadapan dengan BK killer yang satu ini.
"Siswa-siswi dilarang berpacaran selama di lingkungan sekolah," ucap mereka bersamaan.
Naru menekuk alisnya. Sepertinya ada kesalahan? Tunggu, mari kita analisa tiap katanya kembali… siswa-siswi. Oh, tidak ada yang salah dengan kata itu. Dilarang… hm, sebuah peraturan larangan… berpacaran, oh suatu kegiatan yang sangat diinginkan para manusia jomblo… di li –tunggu…. Pacaran?! Pacaran katanya?
"Sensei mengira aku dan dia sedang berpacaran?!" Naru menggebrak meja sambil menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah kakak kelas di sampingnya itu.
"Kalian berciuman… dan itu lebih mengerikan dari sekedar kata 'berpacaran' Naru," Anko berkata dengan tenang sambil bertopang dagu.
"Kenapa? Sensei iri? Iri karena hubungan Sensei dengan Kakashi-sensei tidak maju-maju? Belum pernah ciu – Awww! Kenapa kau memukulku, baka?!" Sasuke mendelik ke arah Naru. Mengabaikan wajah Anko yang juga kesal akibat kalimat sarkastiknya barusan.
"Jangan berkata seolah-olah kita memang memiliki hubungan lebih, rambut ijuk!" ctak… oh bagus, kau menyulut amarah Uchiha bungsu ini.
"Asal kau tau, ya! Aku menciumu karena taruhan! Bukan karena apa! Kau tanyakan saja pada teman-temanku nanti!"
"APA?! Taruhan?! Oh… berapa banyak uang yang ditawarkan padamu? Apa kau semiskin itu sampai menerima taruhan konyol seperti itu?!"
"Naru! Cukup! Gantian! Sensei juga mau memarahi bocah ini karena menghina hubungan Sensei, ya!"
"Nanti, Sensei! Heh, kuning! Aku hanya bersenang-senang! Bukan karena miskin, ya! Lagipula salahkan kejelekkan dirimu hingga menjadi sasaran enak untuk dijadikan bahan taruhan!" Sasuke membanting kursi yang semula didudukinya.
"Apa?! Kau pikir kau siapa?! Sok ganteng! Menjijikkan! Justru yang kasihan itu kau! Kau bilang aku jelek, kan? orang jelek sepertiku saja tidak mau dijadikan taruhan denganmu! Itu artinya kau lebih parah dariku!" Naru ikut banting kursi.
"Naru! Sasu! Cukup! Itu kursi sekolah!"
"Sensei diam saja!" twich. Bagus…. Sisi yandere Anko hilang sepenuhnya sekarang.
"KALIAN BERDUA KURANG AJAR, YA! SINI! BERJEMUR DI LAPANGAN SEKARANG!"
Dan teriakan kompak pun menggema karena jeweran yang Anko berikan kepada dua manusia gaje ini tidak bisa dibilang lembut.
Oke, mungkin dari sini cerita Sasuke dan Naru baru akan dimulai. Kita tidak tau kerusuhan apa lagi yang akan mereka perbuat selanjutnya karena ini baru awal.
TBC
A/N: Haiii! Saya liburan seminggu pemirsaaa! Gegara kelas 12 ulangan hahahak! Dan… well, ini multichap baru lagi. Aduh tolong ya, tiap multichap biasanya saya sering nyetak di chapter ending. Jadi doain aja ini gak bakal nyetak*amiiin*
Mind to review?
Kuas tak bertinta
Next Chap:
"Ck, sial… kenapa kelakuan menyebalkan Dobe itu tidak musnah-musnah dari kepalaku?"
"Kau ribut dengan anak bernama Sasuke itu, Naru? Hampir seluruh sekolah tahu."
"kau berlebihan, Gaara."
"Kaa-san! Kalau saja bukan karena dinner kita kali ini di rumah makan mewah yang makanannya enak-enak, aku tidak sudi memakai baju seperti ini."
