Malam itu Seokmin adalah sosok terakhir yang keluar dari ruang latihan mereka. Terimakasih untuk kekalahannya bermain gunting batu kertas sehingga dia harus membereskan ruangan itu mulai dari bekas tisu, botol minum yang sudah habis isinya, sampai handuk kecik dengan bau keringat.

Seokmin melihat jam di tangannya. Waktu menunjukkan pukul dua pagi. Dan mereka ada schedule pukul dua belas. Masih ada waktu sepuluh jam untuk beristirahat dengan tenang,

Seokmin bergegas menuju lobi dan segera membethentikan langkahnya ketika ia mendengar sayup sayup suara rintihan. Seokmin antara takut dan penasaran, tetapi rasa ingin tahu lebih mendominasi sehingga ia menuju asal suara yang berada di salah satu bilik kamar mandi sebelah ruang latihan.

"G-gyuhh" Seokmin membelalakkan matanya? Suara itu terdengar seperti Wonwoo.

"Hyung? Wonwoo hyung?" Seokmin berjalan mencoba mengetuk pintu bilik.

"E-enyahhh kau Seokminh" Mingyu? Sedang apa dia? Kenapa suaranya sangat tertahan seperti itu?

Seokmin langsung membayangkan yang aneh-aneh. Seperti Mingyu ialah seorang kanibal yang mencoba memakan Wonwoo yang masih mencoba untuk bertahan hidup.

Tak ingin salah satu hyung kesayangannya terluka, Seokmin langsung mengambil kuda-kuda untuk menendang pintu itu agar bisa terbuka dengan paksa.

BUM! Dan begitu kagetnya Seokmin ketika melihat posisi yang tak wajar dua rekan kerjanya.

Mingyu berdiri membelakangi pintu. Celananya tanggal seluruhnya dan hanya menyisakan atasan. Sedangkan Wonwoo duduk di kloset memegang 'benda' si hitam.

"Err, halo?"

"LEE SEOKMIIN!"

(๑^ں^๑)

"Bagus sekali Seokmin." Mingyu menonjok bahu Seokmin dari belakang. Setelah memergoki 'kegiatan' Mingyu dan Wonwoo, Seokmin langsung mengambil langkah seribu. Berlari menuju dormnya.

Bayangan Seokmin sangatlah tepat.

Mingyu benar-benar 'memakan' Wonwoo. Walaupun dengan konotatif yang berbeda.

Seokmin terkikik dan melanjutkan menyeruput ramennya.

"Kau puas sekarang? Wonwoo hyung tidak mau berbicara kepadaku sama sekali" Mingyu memberengutkan mukanya dan langsung merebut cup ramen Seokmin.

"Hey! It-"

"Ini ramenmu dan ini jotosan. Kau mau?" Mingyu mengepalkan tangannya seakan mengancam. Seokmin menegukkan ludahnya.

"Lagian! Kita masih dalam masa promosi dan kau malah berbuat tak senonoh dengan Wonwoo hyung. Untung aku yang memergokimu. Bagaimana jika Sungcheol hyung melihat itu? Bukan Wonwoo yang dimasuki, tapi kamu yang akan dimasuki Sungcheol hyung!" Seokmin terjungkal dengan leluconnya sendiri dan langsung dihadiahi lemparan cup ramen kosong oleh Mingyu.

"Hahahahahaha!"

"..."

"Hahaha"

"..."

"Ha...ha..ha"

"Sudah?" Seokmin mengangguk. "Anyway, apasih enaknya berbuat mesum seperti itu? Mendengar suara kalian saja bikin meringis kesakitan. Hiiih" Mingyu membelalakkan matanya tak percaya.

"Kau belum pernah dengan Soonyoung hyung?" Seokmin menggeleng.

"Astaga, di seventeen tv kau dan Soonyoung melakukan skinship ekstrim tapi belum berhubungan badan? Demi dewa Seokmin-ah! Apa yang kau lakukan dengan Soonyoung hyung selama ini?" Mingyu menatapnya tak percaya. Dirinya dan Wonwoo saja yang notabenya baru berpacaran sering melakukan itu. Salahkan badan Wonwoo dan nafsu besar Mingyu.

Seokmin mendecikkan lidahnya "aku tak tertarik. Aku dan Soonyoung hyung hanya berpegangan tangan dan berpelukan. Untuk hal berciuman dan seperti itu sangat gay sekali"

"Kau sudah menjadi gay Seokmin-ah"

"Heeeh? Benarkah?"

Mingyu mengusap kepalanya. "Cobalah sekali seks dengan Soonyoung hyung. Mungkin saja kau polos tapi aku yakin Soonyoung hyung tidak sepolos otak bodohmu."

"Aku tidur duluan. Bereskan makananmu Dokyeom-ah"

Seokmin mencerna perkataan Mingyu. Maukah Soonyoung diajak seperti itu?

Sudah 45 menit ia berbaring di kasurnya dan sama sekali tidak bisa memejamkan matanya dengan nyenyak.

Jujur ia sedikit penasaran dengan rasanya bercinta itu seperti apa. Memang ia dan Soonyoung sering melakukan cudling tanpa sadar. Tapi tak ada maksud untuk menjurus kearah seks.

Seokmin membuka layar ponselnya dan mengirimi kekasihnya pesan.

Seokmin-Lee: hyung, sudah tidur?

Tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan balasan.

Kwonspo: belum. Ada apa Seokku?

Seokmin-Lee: bisakah kita bertemu di ruang tengah? Aku membutuhkanmu.

Kwonspo: eih? Apakah sangat penting?

Seokmin ragu untuk membalas dengan jujur.

Seokmin-Lee: sangat penting.

Lima belas menit Seokmin menunggu jawaban Soonyoung, sepertinya Soonyoung sudah terlelap.

Aaah, sepertinya Seokmin akan membicarakan hal itu kepada Soonyoung nanti siang.

"Yo laaadiees~ this is your sto- ya! Seokmin-ah! Sakit tau!" Seungkwan yang ingin memulai ritualnya membangunkan member yang masih terlelap langsung dilempari bantal oleh Seokmin. Jujur Seokmin baru bisa memejamkan matanya ketika matahari terbit. Dan sekarang pukul sembilan. Sungguh hari yang singkat.

"Seomin-aah~ ireonayooo" Seungkwan mengelitiki telapak kaki Seokmin. Lelaki itu tak berkutik sama sekali.

"Dokyeom?" Seungkwan bergegas naik keatas kasur Seokmin dan alangkah terkejut melihat mata Seokmin memerah dan bengkak itu.

"Apa yang kau lakukan, idiot! Begadang menonton naruto? Sudah kubilang, Kau. Harus. Dewasa" Seungkwan mengomeli kebiasaan buruk Seokmin. Sudah kepala dua dan hobi menonton anime masih tidak bisa dihilangkan. Masa kecil kurang bahagia?

"Aku tidak begadang, Seungkwan. Aku tidak bisa tidur. Bangunkan yang lain saja, aku tidak ikut sarapan"

"Lalu?"

"Aku makan dimobil. Tolong siapkan aku bekal. Aku sayang kamu" Seokmin membenarkan posisi tidurnya menjadi memunggungi Seungkwan.

Seungkwan menggerutu sembari menuju ruang makan 'merepotkan sekali sih, dia pikir aku siapa? Pacarnya?' Batin Seungkwan dan langsung mendapatkan sebuah ide.

"Hoshi hyung!"

"Ne? Seokmin mana?"

"Dia masih tidur. Matanya merah sekali. Katanya tidak ikut sarapan, dia makan di mobil saja" jelas Seungkwan.

"Sakit?" Soonyoung terlihat khawatir.

"Ani, dia hanya tak bisa tidur" Soonyoung menautkan alisnya. Bukan tipikal Seokmin yang menunggu balasan darinya. Justru Seokmin adalah orang yang paling hobi membaca chatnya tanpa membalas pesan.

Melihat gelagat Soonyoung, Mingyu menghampirinya "siapkan energimu nanti malam. Hyung"

Dan makin bertambah rasa penasaran Soonyoung.

(๑^ں^๑)

"Hoshi hyung" Seokmin menghampiri Soonyoung ketika acara perform terlaksana. Mereka tidak mempunyai kegiatan apapun sehingga langsung pulang menuju dorm.

"Eh? Ada apa Seokmin? Matamu masih sakit?" Seokmin menggeleng.

"Maukah kau temani aku? Aku ingin ke klinik"

"Kapan?"

"Sesampainya di dorm"

"Call"

"Seokmin-ah, ini bukan jalan menuju klinik. Kau tahu?" Soonyoung menatap jalanan dengan bingung. Seokmin malah tidak membalas dan meneruskan laju mobilnya.

Akhirnya mobil itu berhenti dipersimpangan jalan. Berpasan dengan pinggiran kota Seoul. Sangat sepi sekali jalanan disini, hanya satu dua mobil yang melintasi lajur ini.

"Hyung, aku ingin seks" Soonyoung membelalakkan matanya. Apa apaan itu?! Dia merengek sakit dan memang sakit jiwa!

"K-kau tau dari mana seks itu hah?! Kau menonton porno? Dasar otak mesum! Kau harusnya sadar jika k-hmmmp!" Seokmin menutup mulut cerewet pacarnya dan mulai menceritakan kisahnya dengan Mingyu tadi pagi. Soonyoung yang mendengarkannyapun dibuat diam.

"Kau mau?" Tanya Soonyoung. Seokmin mengangguk.

"Antarkan aku dulu ke apotik."

Sekarang mereka berdua berada di pendopo kecil milik Seokmin. Terimakasih karena orangtuanya yang kaya itu bisa memiliki tempat peristirahatan yang sangat keren.

"Kenapa kau terlihat sangat mempersiapkan ini?" Soonyoung menatap pendopo itu dengan teliti. Dia menyalakan lilin aromaterapi di sudut ruangan.

"Yeah ini seks pertamaku, setidaknya aku ingin memiliki kesan yang baik" Soonyoung tersenyum senang. Dia langsung mengalungkan lengannya dan mencium Seokmin dengan gemas. Bibir Seokmin ia kulum satu persatu. Seokmin membalas seadanya.

Kiddo's talk.

So, udah ngerepost 3x. Masih cacat ga?