Title : Song For My Juliette
Author : Jung Ha Ki
Genre : Romance
Rating : T
Cast : Xi Lu Han as Luhan
Kim Min Seok as Xiumin
Disclaimer : FF ini murni dari pemikiran saya. Untuk semua cast bukanlah milikku, aku hanya meminjamnya. Selebihnya mereka adalah milik Tuhan dan keluarganya.
Author's Note: Haloo.. Aku membuat ff yang kali ini salah satu dari cuple yang sangaaaat aku sukai. Aku tidak tahu kalaui ni ffnya jelek atau gk. Aku juga terinspirasi dari salah satu idola yang telah menciptakan lagu ini, sehingga membuatku jadi mempunyai ide untuk membuat ff ini. Semoga kalian suka, saran dan kritik dibutuhkan.
Warning : YAOI, BoysxBoys, Gaje, Abal-abal, dan lain sebagainya.
.
.
HAPPY RAEDING~~
.
.
Dihadapan seluruh penggemarnya ia berdiri dengan tegap. Seseorang yang menjadi pusat perhatian itu tampak asik dengan dance dan nyanyian yang ia bawakan. Ketika music berhenti otomatis ia ikut berhenti mengikuti irama yang selalu ia pelajari.
Suara riuh tepuk tangan membahana diruangan yang meyajikan beribu banyak penonton, dari kalangan manapun. Ia terdiam dan mengatur nafasnya yang tampak tidak teratur usai menampilkan sebuah lagu dan dance yang sangat menguras tenaganya. Senyum masih melekat dibibirnya, ia terlihat tidak lelah, walau air keringat terus menetes dari pelipisnya.
Inilah saat – saat yang ditunggu – tunggu oleh semua orang, ia akan berdiri dan bernyanyi ballad yang menampilkan suara indahnya itu.
"Lagu ini kuciptakan untuk seseorang yang selama ini selalu menemaniku saat aku senang dan susah." Perkataan sang idola membuat semua fansnya menjerit histeris. Sekali lagi ia terseyum, tapi senyuman itu terlihat tulus tidak ada kepalsuaan yang membuat semua mata terpesona.
"Song for my Juliette!
ssoda jildeut han dalbit yeoksi eoduwo
teojil deut taneun hwaetbul neodo machangaji
geunyeoege bichi naneun beobeul baewoya hae
geunyeol bomyeon nuni meoreobeoril kkeoya
jebal gihoereul jwoyo nal boneun nun machi neol ango sipeoseo
andal nan naege jangnanchineun yeougata
Juliette! yeonghoneul bachilkkeyo
Juliette! jebal nal bada jwoyo
Juliette! dalkomhi jom deo dalkomhage
soksagyeo naui serenade"
Tak ada mata yang tak memandang kagum. Sosok itu begitu menghayati setiap bait lagu yang ia nyanyikan. Sungguh ia merasa sangat berterima kasih pada sunbaenya yang sudah mau membantunya untuk membuat lagu ini. Semua orang bertanya – tanya siapakah 'dia' sebenarya, sosok yang mampu menghipnotis perasaan sang idola.
.
.
.
Malam begitu sunyi, saat semua orang berada dalam alam mimpinya, tampak seorang namja manis berpipi bakpao duduk disalah satu bangku taman yang berada didekat rumahnya. Terlihat jelas raut wajahnya memancarkan aura kebahagian. Tak ada rasa takut pada dirinya. Hanya karena sebuah pesan singkat yang bisa membuat ia menjadi seperti ini, merelakan waktu tidurnya, dan tak meperdulikan bagaimana kondisinya saat ini. Karena yang dipikirannya hanya satu, yaitu bisa bertemu dengan dia.
Senyum manis selalu melekat dibibirnya. Sudah 3 jam lebih ia menunggu, tapi dia tak kunjung datang juga. Namja berwajah mirip salah satu girlband ternama itu tidak merasa kesal jika ia harus menunggu sang kekasih.
GREBB
Sepasang lengan kekar melingkar dengan indahnya dipinggang mungilnya. Membuat ia sedikit terkejut. Tanpa menolehpun ia tahu jika pemilik sepasang lengan ini adalah sosok yang selalu ia tunggu. Aroma harum parfumnya tercium sangat jelas diindera penciumannya, saat dia meletakkan dagunya di pundak kecilnya.
"Apa kau sudah menunggu lama.. baozi?" bisik sang namja cantik sekaligus tampan yang tengah memeluk namja manis itu dengan lirih membuat ia bergidik geli.
"Jika butuh 1 tahun waktu yang dibutuhkan untuk dapat bersamamu, aku rela akan menunggu." Ucap sang namja manis dengan tulus dengan senyuman tulus.
Mendengar penuturan dari san kekasih membuat ia merasa terharu, ia berbalik dan mengecup lembut bibir mungil merah merona itu. Tak ada nafsu yang ada hanya sebuah cinta yang tulus.
Rona kemerahan tampak jelas dikeduah pipi putih nan halus itu. Membuat Luhan, sang namja cantik sekaligus tampan terseyum. Ia merasa sangat bersyukur karena Tuhan mempertemukan ia dan Baozinya, walau dalam keadaan yang sangat tidak mengenakan.
"Aku bersyukur mendapatkan seorang Goddess cantik dan manis sepertimu." Luhan mengusap pipi bulat Xiumin-sang namja manis-yang masih merah merona.
"Aku juga sangat bersyukur mendapatkan seorang pangeran tampan dan cantik sepertimu" ucap Xiumin dengan malu – malu.
Ia hanya tersenyum, dan mengajak Xiumin untuk duduk dikursi yang tadi ia duduki.
Keheningan menyelimuti keadaan disekitar mereka. Mereka masih enggan untuk mengeluarkan kata – kata. Mereka melamunkan setiap moment yang mereka lewati bersama.
"Apa kau senang?" tanya Xiumin mencairkan keheningan.
"Ne? Ah.. hari – hariku selalu diselimuti kebahagian karena kau selalu berada disampingku." Ucap Luhan dengan lembut disertai dengan senyuman tulus yang tidak dibuat – buat.
"Aku melihatmu begitu memukau diatas panggung... Hm.." perkataan Xiumin menggantung, ia bingung dan takut bertanya pada Luhan. Luhan masih menunggu kelanjutan perkataan kekasihnya itu, ia menatap kedua iris cokelat itu dengan lembut.
"Siapa sosok yang sudah membuat Luhannie menjadi terhipnotis itu? Sampai – sampai Luhannie menciptakan lagu spesial untuknya" ucap Xiumin dengan gugup sambil memainkan ujung bajungnya.
Aigoo.. betapa lugunya kekasihnya itu. Ia terlihat semakin terlihat sangat cute saat mengerucutkan bibirnya kesal. Ah.. sekali – kali menggoda kekasihnya tidak apa – apa kan.
"Hm.. dia ya?" tanya Luhan membuat Xiumin langsung menatap kearahnya dan mengangguk dengan polos. Aigoo.. ingin sekali ia memakan kedua pipi bakpao itu. Heheheh..
"Dia manis" 'Benarkah ahh.. aku merasa tidak manis, pasti Kai'
"Cute" 'Aku merasa tidak cute, pasti Baekhyun'
"Care" 'Benarkah jika aku selalup eduli pada semua orang, kurasa tidak, pasti D.O'
"Polos" 'Bahkan untuk kata ini, sangat tidak cocok. Pasti Tao'
"Beautiful" 'Aku tidak cantik, pasti itu Luhan eh? Bukan bukan masak ia menyukai dirinya sendiri'
"Berpipi bulat" 'Berpipi bulat, Aigooo.. jika itu semua digabungkan pasti itu Henry ge ia pasti'
Mata kecil itu tampak berkaca – kaca mendengarnya, ia tahu jika ia merasa tidak pantas untuk kekasihnya. Luhan yang melihat itu langsung memeluk Baozi. Hahaha.. sungguh menyenangkan sekali bisa mengerjai kekasihnya.
Luhan mengecup lembut bibir Xiumin sekilas lalu bersimpuh didepan sang kekasih.
"Juliette! yeonghoneul bachilkkeyo
Juliette! jebal nal bada jwoyo
Juliette! dalkomhi jom deo dalkomhage
soksagyeo naui serenade"
Nyanyian itu berhenti, membuat Xiumin yang menutup matanya, membuat ia membuka matanya. Ia memandang kagum Luhan. Ia merasa sangat bahagia bisa hadir dikehidupan Luhan. Ia tak pernah menyesal dengan pertemuan itu.
"Mungkin kita tak pernah tahu akan semua permainan takdir Tuhan. Aku bukanlah seorang namja sempurna dan romantis. Tapi aku akan lebih sempurna jika bersamamu. Terima kasih sudah menjadi sosok yang selalu menemaniku disaat aku susuah dan senang. Meringankan setiap beban yang kupikul, merubah dari semua sikap – sikap burukku. Tapi kita tak akan pernah bisa bersatu selamanya dalam ikatan seperti ini. Jadi mauka..."
Belum sempat Luhan menyelesaikan perkataanya, Xiumin sudah mencela terlebih dahulu perkataanya.
"Hiks.. hiks.. jadi kau meminta putus dariku. Aku memang tidak sempurah seperti Henry ge, tapi ka..." Perkataan Xiumin terpotong karena Luhan mencium bibir Xiumin dengan lembut. Ia tidak mau Baozinya ini salah paham dan masalah akan menjadi rumit.
Ia menghapus dengan lembut airmat yang mengalir dipipi bulat kekasihnya itu dan berkata "Dengarkan aku, jangan pernah mencela atau memotong perkataanku lagi, biar aku menyelesaikan ini" kata Luhan dengan tegas dan hanya diangguki oleh Xiumin.
"Will you marry me? Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku nanti? Menjadi istri yang mampu menerimaku apa adanya?"
Airmata mengalir deras dikedua bola mata Xiumin. Ia sungguh tak percaya dan terharu. Saat ini perasaannya tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata. Ia hanya mengangguk mengiyakan peryataan Luhan.
"I do"
Luhan memeluk erat tubuh sintal kekasihnya, tak pernah ia rasakan perasaan sebahagia ini.
Perlahan tapi pasti kedua bibir itu saling menempel. Ia mencium kekasihnya dengan sangat lembut. Tapi kelembutanit u berubah saat Xiumin membalas lumatan bibirnya. Mereka begitu menikmati sensasi ini, ketika sesuatu dalam perut mereka seperti meledak – ledak. Jantung mereka terus berdetak dengan kencang seiring keintensitasan Luhan mencium Xiumin. Xiumi membuka sedikit mulutnya mengijikan Luhan untuk memasuki gua hangatnya dan mengabsen setiap deretan gigi yang tidak akan pernah lupa berapa jumlahnya. Tautan mereka memutus seiring kebutuhan pasokan oksigen mereka bertambah membuat benang saliva yang saling tertaut.
Rona kemerahan tampak dipipi putih Xiumin membuat Luhan mengecup bibir itu lembut.
.
.
Tak ada yang dapat memisahkan mereka, walau banyak rintangan dan cobaan yang mereka hadapi. Manusia memang tidak ada yang sempurna, tapi mereka akan saling melengkapi dan terus menjaga hati itu sampai maut memisahkan mereka.
The End
Notes : akhirnya selesai juga#lap keringat. Huh.. aku bingung mau ngomong apa. Pokoknya semoga kalian suka deh..
Gomawo jgn lupa review ne.. ^^
