Haaaiii~~ Hajimemashite reader~ (^o^)/'' Ohoho... biasanya saya nggak nangkring di fandom ini... Tiba-tiba kepikiran bikin hehe...

Nee, nggak usah banyak omong lagi, silahkan seret scroll-nya ke bawah~


.

~ High Temperature ~

Genre : Humor, Parody, a little Romance, a little Fantasy

Watashi ni xx Shinasai © Ema Tooyama

High Temperature © Yuki Utari

WARNING : Yaoi/Shonen-ai, Typo(s) semoga nggak ada :D, OOC

HAPPY READING, MINNA (^o^)/''

.

.

-oO..oO-

.

.


PROLOG

.

"Yukina, Yukinaa~" Akira terus-menerus memanggil sepupunya yang dari tadi jalan mondar-mandir layaknya setrikaan.

"APA?!" bentak Yukina ditambah deathglare-an andalannya yang tentu saja tidak mempan pada Akira.

"Berhenti berputar-putar seperti itu, aku pusing melihatnya~"

"NGGAK USAH LIHAT!"

"Kau kenapa sih?"

Yukina berhenti berjalan, berhenti melangkah, berhenti hidup. Eh, salah… *Author ditusuk*

Ia berbalik dengan slow motion lalu memperlihatkan layar ponselnya pada Akira. Begitu dramatis.

"Apa?" tanya Akira setelah ponsel itu sampai di depan matanya.

"REAKSI MACAM APA ITU?! KAU TIDAK LIHAT?! TIDAK?!"

"Itu ponsel, aku lihat, kok," jawab Akira polos. Terlalu polos.

"LIHAT LAYARNYA! LIHAT! PERINGKATKU JADI DUA PULUH! DUA PULUH SODARA, SODARA!" teriak Yukina dengan gaya mbak-mbak sales di Matahari Departement Store.

"Oh."

"Aku lelah bicara denganmu. Jangan temui aku lagi, Akira." Yukina memalingkan wajahnya. Tangannya terangkat dan membuat pose 'jangan dekati aku lagi'.

Akira menatap Yukina sweatdrop dan berpikir 'sepupu gue kemasukan arwah apa ini?'

.

.

.

.


"Ehem, ehem… Dengarkan aku, please, dengar."

"Dari tadi kami sudah mendengarkanmu, Yukinaa… Sepuluh menit yang lalu kau mengatakan hal yang sama tapi tak juga bicara," protes Shigure yang sudah dalam posisi tiduran yang santai. Capek kalau duduk. Si Yukina nggak bakal ngomong-ngomong juga.

"Apa, hime-sama?" tanya Akira antusias. Ia juga sudah mengulang kalimat yang sama sepuluh menit yang lalu.

"Begini, kalian akan kuberikan misi!"

Shigure langsung bangkit begitu mendengar kata 'misi'. Matanya berbinar-binar mesum. Dalam hati… 'Yes! Akhirnya bisa mesra-mesraan sama yayang Yukina tercintah~'

Akira terdiam dengan wajah yang memerah. "Apa ini untuk… Ng… novelmu itu, Yukina-chan?"

"Yup. Betul sekali, sodara Akira!"

Shigure meringsut mendekati Yukina. "Ayo, kita mulai dari mana? Hug? Kiss? Or…" tanya Shigure sambil memonyong-monyongkan bibirnya.

.

DUAK!

.

Tinju Yukina telak mengenai dagu Shigure. Cowok itu mati seketika! Eh, nggak… Cuma terjungkal ke belakang.

"Enak saja! Bukan denganku, Shigure bodoh!"

"Eh? La, lalu, sama siapa…? Sama Mami? Aku nggak mau!"

Yukina menyeringai. "Bukan juga, Shigure… Ini untuk novel keduaku!"

"Novel kedua?" Paduan suara Akira dan Shigure pun terdengar.

"Ya. Kalau dengan satu novel saja tidak bisa mengembalikan peringkatku atau mengalahkan Dolche, maka aku akan bikin dua novel!"

"Apa kau yakin, Yukina-chan?"

"Jangan meremehkanku, Akira. Novel yang kedua tetap ber-genre fantasi. Itu satu-satunya keahlianku. Tapi, ada yang beda! Sangat amat beda hingga Dolche tidak bisa mengalahkanku!" jawab Yukina dengan tingkat kepedean yang teramat tinggi.

"Tell us!" pinta Akira.

"Ehem, ehem… Kali ini, aku akan buat novel…"

.

Mata Akira melebar.

Hidung Shigure mengembang. *digaplok Shigure*

Tangan Yukina terangkat di udara *Put your hands up! (=o=)/*

.

.

.

"YAOI!"

"NANI?!"

.

.

.

.


#Note Note Author#

.

Bhubhubhuu~ nggak aneh 'kan ya? gini nih kalo seorang fujoshi ketemu cowo keren sama cowo bishou di komik hehehe... /kabur/

Nee~ review-review? ^^