Confession
Kaisoo
Kim Jongin
Do Kyungsoo(Gs)
Others EXO members
T
.
.
.
.
"Aku mencintai sahabatku tapi aku tak pernah bisa mengungkapkan perasaan ini padanya. Aku selalu berada di dekatnya tapi aku tak pernah bisa menggapai hatinya. Apakah aku harus memendam perasaan ini seumur hidupku?"
.
.
.
Kyungsoo membaca kembali tulisan tangannya pada sebuah buku harian berwarna pink yang tersimpan di laci meja nakasnya. Tak terasa sepuluh tahun sudah berlalu sejak Kyungsoo menulis isi hatinya di buku harian itu. Sebuah buku harian cantik yang merupakan kado dari sahabat special di ulang tahunnya yang ke 17. Sekipun waktu terus berlalu tapi Kyungsoo masih menyimpan buku harian itu dengan baik sebagaimana ia menyimpan perasaanya untuk seorang sahabat yang memberinya buku harian itu sepuluh tahun yang lalu.
Sebuah notifikasi pesan membuyarkan lamunan Kyungsoo, dengan cepat gadis bermata bulat itu membuka pesan dan membacanya. Senyum tersungging dari bibir heartshape Kyungsoo mengiringi gerakan jemari mungilnya yang tengah merangkai kata sebagai balasan dari pesan yang ia terima.
"Sebaiknya aku tidur sekarang"
Kyungsoo bergumam setelah mengakhiri aktifitasnya berkirim pesan dengan sang sahabat yang memintanya untuk datang ke apartemennya besok pagi.
.
.
Hari masih pagi tapi Kyungsoo sudah terlihat rapi, padahal hari ini adalah hari libur dan biasanya gadis bermata bulat itu hanya akan bermalas-malasan di hari libur seperti ini. Kyungsoo adalah seorang guru di sebuah sekolah dasar. Kecintaanya pada anak-anak menjadi latar belakang profesi yang ia tekuni saat ini.
"Kau mau kemana Kyungsoo?"tanya sang Ibu, keduanya berpapasan ketika Kyungsoo baru saja keluar dari kamarnya.
"Mau jalan-jalan eomma, ini kan hari minggu"Kyungsoo membalas pertanyaan sang Ibu dengan senyum cantik tersungging di bibir heartshapenya.
"Tumben sekali? Dengan siapa kau akan pergi?,"
"Dengan beberapa teman kerjaku."
"Syukurlah, eomma pikir kau akan pergi bersama Jongin."
"Memangnya kenapa kalau aku pergi bersama Jongin eomma?,"
"Tak akan ada pria yang melirikmu jika kau pergi bersama Jongin karena orang pasti menyangka jika kau sudah menikah."
"Ah eomma ada-ada saja.. sudahlah aku pergi dulu."
Gadis mungil itu melenggang pergi meninggalkan sang Ibu yang sempat memberinya beberapa pesan seperti biasanya. Ini bukan kali pertama Ibu dan anak itu berdebat mengenai hubungan Kyungsoo dengan sahabatnya yang bernama lengkap, Kim Jongin. Jika sudah seperti ini Kyungsoo lebih memilih untuk cepat-cepat pergi dari pada harus melanjutkan perdebatannya dengan sang Ibu.
Kyungsoo pergi dengan menaiki taksi yang telah ia pesan beberapa saat yang lalu. Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit akhirnya kini ia tiba di sebuah gedung bertingkat di mana apartemen Jongin berada. Jalanan masih lengang karena hari libur, jadi Kyungsoo bisa menempuh perjalanannya dengan cepat untuk sampai di apartemen sahabatnya itu.
Sebelum manuju apartemen Jongin, Kyungsoo menyempatkan untuk membeli makanan kecil di mini market yang ada di sebelah bangunan bertingkat itu.
Lift berhenti di lantai 12 dan Kyungsoo langsung bergegas keluar untuk menuju unit apartemen Jongin yang terletak dua pintu dari lift. Tanpa mengetuk Kyungsoo langsung mesuk ke apartemen itu setelah memasukkan kombinasi angka yang merupakan kode pintu apartemen milik sang sahabat.
Hembusan nafas kasar lolos dari bibir Kyungsoo begitu ia masuk dan mendapati ruangan yang terlihat sangat berantakan. Ruangan multifungsi itu di penuhi oleh mainan anak-anak yang berserakan di mana-mana. Itu bukanlah pemandangan asing untuk Kyungsoo karena setiap kali datang hal yang pertama ia lakukan adalah merapikan ruangan itu dari kakacauan yang di buat oleh si pemilik apartemen. Seperti saat ini, ia juga langsung bergegas meletakkan barang bawaanya sebelum mulai bergerak untuk membersihkan ruangan berukuran sedang itu.
"Bibi Kyungsoo!"seru bocah laki-laki berumur lima tahun yang langsung menghampiri Kyungsoo begitu ia keluar dari kamar mandi.
"Oh Taeoh.. kau baru mandi?,"
Kyungsoo berjongkok menyamakan tingginya dengan bocah yang menjawab pertanyaanya dengan anggukan lucu, bocah berusia lima tahun itu bernama Kim Taeoh, ia adalah putra dari Kim Jongin.
"Kau sudah datang Kyungsoo"Jongin menyapa seraya menghampiri keduanya dan Kyungsoo hanya menjawabnya dengan senyuman lembut.
"Ayo Taeoh, kita ganti baju dulu"
Jongin memberikan instruksi untuk sang putra tapi Taeoh mengabaikannya karena bocah tampan itu malah terus mengekori Kyungsoo yang kembali meneruskan kegiatannya untuk membersihkan ruangan.
"Bibi, Appa bilang kita akan pergi jalan-jalan hari ini. Apa itu benar?"Taeoh bertanya, meminta perhatian Kyungsoo.
"Benar sayang, jadi sekarang Taeoh harus ganti baju agar kita bisa segera berangkat untuk jalan-jalan"Kyungsoo membalas, senyum teduhnya selalu membuat Taeoh luluh hingga apapun yang di katakannya pasti langsung di turuti oleh bocah lucu itu.
Taeoh langsung menghampiri sang Ayah dan mengajaknya untuk berganti baju sementara Jongin hanya menghela nafas kasar seraya mengikuti putranya. Terkadang ia heran, kenapa putranya itu begitu penurut pada Kyungsoo sedangkan saat bersamanya Taeoh susah sekali untuk di kendalikan.
"Kalian sudah sarapan?"Kyungsoo beucap, setengah berteriak agar ayah dan anak itu mendengarnya.
"Belum"teriakan keduanya terdengar kompak dari dalam kamar.
Kyungsoo mengulas senyum, ia segera menuju dapur setelah acara beres-beresnya selesai. Ia akan membuatkan sarapan sederhana untuk Jongin dan Taeoh.
Setengah jam telah berlalu dan kini ketiganya tengah menikmati sarapan sederhana berupa roti lapis, telur dan juga sosis goreng kesukaan Taeoh.
"Coba saja bibi Kyungsoo tinggal di sini, aku pasti sangat senang karena bisa makan sosis goreng setiap hari"Taeoh mulai berceloteh di sela kegiatannya menikmati makanan kesukaanya.
"Appa juga pernah memasak sosis goreng untukmu"Jongin membalas seraya mengalihkan padanganya pada sang putra yang kini duduk bersebelahan dengan Kyungsoo.
"Tapi sosis goreng buatan Appa tidak enak, warnanya hitam dan rasanya pahit"sang putra membalas membuat Jongin kembali menghela nafas, sedikit kesal kala mendengar kritikan sang putra.
"Taeoh tidak boleh makan sosis goreng setiap hari karena itu tidak baik untuk kesehatan"Kyungsoo menyahut, menengahi perdebatan ayah dan anak itu.
"Benarkah?"bocah lucu beradu tatap dengan Kyungsoo yang kini menganggukkan kepalanya.
"Benar sayang, Taeoh boleh makan sosis goreng tapi sesekali saja dan tidak boleh sering-sering apalagi setiap hari"Kyungsoo memberikan penjelasan, selalu di iringi senyum agar Taeoh mengerti apa yang ia sampaikan.
Jongin mengulas senyum tipis, ia sangat bersyukur memiliki sahabat baik seperti Kyungsoo. Setelah Ibunya meninggal, Kyungsoo adalah tumpuan bagi Jongin. Selama tiga tahun ini, Kyungsoo selalu ada untuk Jongin dan Taeoh. Gadis mungil itu selalu bersama keduanya di saat susah ataupun senang.
.
.
Ketiganya telah sampai di pusat perbelanjaan. Jongin memang ingin mengajak putranya untuk bermain di arena permainan yang ada di pusat perbelanjaan itu, selain itu ia juga ingin membelikan baju baru untuk Taeoh. Jongin sengaja mengajak Kyungsoo karena sahabatnya itu yang tahu ukuran dan model baju yang pas untuk sang putra.
Kyungsoo tampak sibuk memilih baju, ia mencocokkan warna, ukuran dan bahan yang pas untuk Taeoh. Cukup rumit dan juga lama karena Kyungsoo harus memastikan baju yang ia pilih akan nyaman saat di pake oleh bocah lima tahun itu. Jongin dan putranya dengan setia mengekori Kyungsoo, walaupun dengan wajah yang mulai tampak bosan.
Usai berbelanja ketiganya langsung menuju arena permainan. Taeoh sudah merengek sedari tadi, tak sabar untuk mencoba beberapa wahana permainan di tempat itu. Kyungsoo tampak membeli cemilan dan juga softdrink untuk menemaninya menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menunggu Jongin dan Taeoh selesai bermain.
"Kyungsoo, kau di sini juga?"seorang wanita berparas cantik menghampiri Kyungsoo, ia juga membawa tiga cup minuman dan beberapa cemilan.
"Apa kau datang bersama Jongin?"Baekyun duduk di kursi kosong yang ada di sisi Kyungsoo, ia mencoba menebak dan tebakannya benar karena Kyungsoo menjawab pertanyaanya dengan sebuah anggukan.
"Kau datang bersama suami dan putramu?"
"Begitulah"Baekhyun mengulas senyum "rasanya kali ini aku tak akan bosan menunggu mereka karena aku bisa mengobrol denganmu sepuasnya"
Kyungsoo, Jongin, Chanyeol dan Baekhyun adalah teman satu kampus saat mereka kuliah dulu. Persahabatan yang terjalin antara Chanyeol dan Jongin membawa Kyungsoo dan Baekhyun menjadi saling kenal dan dekat seiring berjalannya waktu.
"Sampai kapan kau akan menunggunya Kyungsoo?"Baekhyun berucap setelah keduanya mengakhiri obrolan ringan tentang keseharian masing-masing.
"Entahlah"gumaman Kyungsoo terderngar lirih, ia tahu apa maksud dari pertanyaan Baekhyun.
"Kalau kau tidak mengungkapkan perasaanmu sekarang, mungkin kau akan kehilangan kesempatan Kyung"Baekhyun tampak menjeda ucapannya sejenak "aku dengar dari Chanyeol saat ini Jongin sedang dekat dengan seseorang"lanjutnya.
Ucapan Baekhyun sontak membuat Kyungsoo kaget tapi gadis bermata bulat itu berusaha menyembunyikan rasa kagetnya dengan tetap memasang senyum manis di depan teman baiknya itu.
"Kalau benar seperti itu, aku ikut senang. Akhirnya Jongin bisa membuka hatinya lagi dan sebentar lagi Taeoh akan mempunyai Ibu"Kyungsoo berucap lirih tanpa menatap Baekhyun yang kini menatap lekat ke arahnya.
"Kau akan merelakan Jongin begitu saja?"
"Lalu apa yang harus ku lakukan Baek? Aku tak bisa memaksa Jongin untuk mencintai dan menerimaku, dan yang lebih penting aku tidak ingin Jongin menjauh dariku hanya karena pengakuan bodoh itu"
"Kau selalu saja berkata seperti itu, padahal sekalipun kau tak pernah mencoba mengungkapkan perasaanmu padanya. Bisa saja Jongin juga mencintaimu Kyung?"
"Itu tidak mungkin Baek, aku sangat mengenal Jongin dan perlakukan Jongin padaku sama saja sejak 10 tahun yang lalu. Dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya, tak lebih dari itu"
Jongin adalah cinta pertama Kyungsoo tapi gadis bermata bulat itu tak pernah mengungkapkan perasaannya pada lelaki tan yang telah melabeli kedekatan mereka dengan status persahabatan.
"Pada akhirnya penantian dan pengorbananmu selama ini akan sia-sia jika kau membiarkan Jongin kembali bersama orang lain Kyung"
"Kau benar Baek, tapi setidaknya aku tidak kehilangan sahabatku"
Baekhyun hanya menghela nafasnya kasar, sebagai teman baik ia ingin sekali melihat Kyungsoo bahagia bersama Jongin tapi setiap kali ia ingin mencoba untuk menjembatani keduanya Kyungsoo selalu melarangnya dengan alasan tak ingin merusak persahabatan jika nanti Jongin menolaknya.
Tak berbeda dengan Kyungsoo dan Baekhyun, kini Jongin dan Chanyeol juga terlihat tengah mengobrol santai seraya menunggu anak mereka yang tengah asik bermain di kolam yang di penuhi oleh bola-bola kecil atau yang biasa di sebut dengan mandi bola.
Usai dari arena permainan ke empat orang dewasa itu membawa anak-anak mereka untuk makan bersama di restoran cepat saji yang tak jauh dari arena permainan. Mereka terlihat seperti dua keluarga kecil yang sangat berbahagia karena senyum terus menghias bibir mereka semua, tapi sayangnya di balik senyum Kyungsoo saat itu tersimpan luka yang kembali terasa perih atas kabar yang di sampaikan Baekhyun beberapa saat yang lalu.
.
.
Kyungsoo tengah merapikan baju baru milik Taeoh di lemari kecil yang ada di kamarnya, sementara Jongin tengah melepas lelah dengan duduk di sofa sambil menonton televisi sedangkan Taeoh sudah tidur di kamarnya. Bocah tampan itu sepertinya kelelahan hingga langsung tertidur saat perjalanan pulang.
"Aku pulang dulu ya Jongin, sudah malam"pamit Kyungsoo setelah keluar dari kamar Taeoh.
"Duduklah sebentar Kyung, ada yang ingin aku sampaikan padamu"
Kyungsoo duduk di samping Jongin, gadis bermata bulat itu tampak menyiapkan dirinya untuk mendengar apa yang akan di sampaikan Jongin. Sepertinya Jongin ingin mengungkapkan tentang seseorang yang tengah dekat dengannya.
"Sebenarnya aku tengah dekat dengan seseorang Kyung"Jongin memulai pembicaraan.
"Oh ya, siapa dia?"nada ceria di tampilkan Kyungsoo untuk menutupi rasa sesak yang kembali menyerang dadanya.
"Dia teman satu kantorku, namanya Ji Haera."
"Namanya bagus, apa dia cantik?"
"Wajahnya agak mirip dengan Hana."
Hana adalah Ibu dari Taeoh, pacar terakhir Jongin. Hana dan Jongin menjalin kasih di tahun terakhir Jongin berstatus sebagai mahasiswa. Hana adalah seorang hoobae di kampus, keduanya bertemu saat Jongin menjadi pembimbing kegiatan kampus untuk para hoobae. Sejak senior high School Jongin memang terkenal playboy, ia sering bergonta-ganti pacar.
Awalnya Jongin hanya berniat main-main saja dengan Hana tapi tanpa di duga ia benar-benar jatuh cinta pada gadis itu. Seiring berjalannya waktu semuanya menjadi sulit karena hubungan Jongin dengan Hana di tentang oleh orang tua Hana. Kedua orang tua gadis itu tidak menyukai Jongin karena pemuda tan itu berasal dari keluarga biasa.
Eomma Jongin adalah single parent, wanita paruh baya itu membesarkan Jongin dengan melanjutkan usaha laundry peninggalan suaminya. Sedangkan keluarga Hana adalah keluarga yang cukup terpandang karena ayah Hana adalah seorang dosen.
Jongin dan Hana terpaksa menjalani hubungan mereka secara backstreet tapi hanya berjalan selama 5 bulan karena tiba-tiba saja orang tua gadis itu menitipkan sang putri di rumah saudaranya yang ada di Busan. Saat itu keduanya bisa di katakan putus secara tidak langsung karena mereka benar-benar hilang kontak selama hampir 5 bulan.
Dua bulan kemudian Jongin menyelesaikan pendidikannya, ia lulus dengan nilai yang cukup baik. Pria tan itu bertekad untuk mencari pekerjaan yang layak agar ia bisa di terima oleh keluarga Hana. Di sela kesibukannya mencari pekerjaan, Jongin terus mencari tahu kabar tentang sang kekasih. Walaupun hasilnya nihil tapi pria tan itu tetap berusaha, sampai akhirnya sebuah pesan datang untuknya. Pesan dari Hana yang memintanya untuk datang ke Busan.
Dengan penuh suka cita Jongin datang ke Busan, tapi sayangnya pria tan itu tak bisa lagi bertemu dengan sang kekasih karena Hana telah pergi meninggalkan Jongin untuk selamanya. Hana meninggal setelah melahirkan bayi laki-laki yang baru ia ketahui sebagai anaknya dan yang mengirim pesan sebelumnya adalah saudara sepupu Hana. Jika awalnya Jongin tak tahu alasan kepergian Hana kini semuanya menjadi jelas, gadis itu di asingkan oleh keluarganya karena tengah mengandung buah cintanya dengan Jongin yang baru berusia tiga bulan pada saat itu.
Jongin merasa bodoh, ia sama sekali tak tahu tentang kehamilan Hana bahkan ia membiarkan kekasihnya itu menderita seorang diri. Tapi apa mau di kata semuanya sudah terjadi dan dalam surat terakhirnya Hana berpesan agar Jongin menjaga putra mereka dengan baik karena keberadaanya adalah bukti dari cinta mereka.
Orang tua Hana sama sekali tak mau mengakui keberadaan bayi itu, bahkan mereka sempat hendak membuang bayi itu ke panti asuhan kalau saja mereka tak menemukan surat dari sang putri yang berisi permintaan maaf serta permintaan terakhir agar mereka memberikan bayi itu pada ayahnya.
Sejak saat itu Jongin tak pernah membuka hatinya untuk orang lain lagi, hidupnya hanya berpusat pada Ibunya dan juga Taeoh. Eomma Jongin menerima Taeoh dengan tangan terbuka, sekalipun ia kecewa tapi ia tak melampiaskan pada sang putra yang pastinya sangat menderita atas apa yang menimpanya saat itu.
Kehadiran Taeoh mampu membuat Jongin berubah. Jongin yang pemalas kini berubah menjadi Jongin si pekerja keras. Sebelum mendapat pekerjaan tetap Jongin rela menggantikan sang Ibu mengurus usaha laundry, selain itu ia juga mau mengambil pekerjaan apapun yang datang padanya sekalipun itu pekerjaan kasar. Tapi hal itu berakhir setelah Taeoh berusai dua tahun, saat itu Jongin di terima di sebuah perusahaan elekronik ternama yang ia tekuni hingga sekarang ini.
Setelah eommanya meninggal Jongin memutuskan untuk menjual tempat laundry karena tak ada yang mengurus. Dan untuk mengurus Taeoh, ia menyewa jasa pengasuh yang akan menjaga Taeoh jika ia pergi bekerja dan saat ia di rumah Jongin akan mengurus putranya sendiri. Tentunya dengan bantuan Kyungsoo yang memang sangat menyayangi Taeoh sejak gadis itu tahu akan keberadaan putra dari sang sahabat.
"Sudah waktunya kau membuka hatimu Jongin"Kyungsoo berucap lirih setelah keduanya diam selama beberapa saat.
"Taeoh membutuhkan figur seorang Ibu,"gadis itu berusaha untuk tegar di luar sekalipun di dalam ia kembali merasa hancur.
"Aku juga memikirkanya Kyung, karenanya aku mencoba untuk membalas perasaan Haera. Awalnya aku ragu tapi setelah ia menerima kehadiran Taeoh, aku mulai memikirkan untuk menjalin hubungan serius dengannya."
"Kau pernah membawanya untuk bertemu dengan Taeoh?,"
"Belum, aku baru menceritakannya saja tapi dalam waktu dekat aku akan mengenalkannya pada Taeoh."
"Itu bagus, mereka harus saling mengenal dan aku harap Taeoh akan menerima Haera."
"Aku juga berharap begitu."
"Sudah malam Jongin, aku pulang dulu. Taksi pesananku sudah menunggu di bawah."
"Baiklah, terima kasih untuk hari ini Kyungsoo,"
"Sama-sama Jongin."
Perbincangan selesai dan Kyungsoo langsung bergegas untuk pulang karena hari sudah malam. Sepanjang perjalanan, Kyungsoo hanya bisa menangis dalam diam. Hatinya kembali terluka oleh orang yang sama.
Kyungsoo berjalan lemas menuju rumahnya, lelah tubuh dan lelah hati membuatnya ingin segera menuju kamar lalu berbaring di atas di atas tempat tidur dan menyembunyikan wajahnya di bawah bantal untuk meluapkan rasa sakit hati dengan menangis sepuasnya.
"Kau baru pulang Kyungsoo?"seorang pria menyapa kedatangannya, dia adalah kakak dari Kyungsoo yang bernama Do Seungsoo.
"Oh, Oppa sudah pulang"Kyungsoo membalas seadanya.
"Kyungsoo-ya kenalkan ini hoobaeku, namanya Oh sehun. Dia dokter anak di rumah sakit tempatku bekerja"Seungsoo memperkenalkan seorang pria tinggi berparas tampan yang duduk di seberangnya.
"Halo, aku Kyungsoo"Kyungsoo mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan.
"Senang bisa berkenalan denganmu, Kyungsoo"Sehun menyambut uluran tangan Kyungsoo dan keduanya bersamalan.
"Duduklah di sini Kyungsoo, kita berbincang bersama"pinta sang kakak
"Aku lelah Oppa, lain kali saja ya"Kyungsoo menolak dengan sopan.
Kyungsoo mengulas senyum sebelum berlalu meninggalkan keduanya untuk masuk ke dalam kamarnya. Sang kakak sengaja mengajak Sehun ke rumah untuk di perkenalkan pada Kyungsoo. Kebetulan Sehun belum punya pacar jadi Seungsoo berinisatif untuk menjodohkannya dengan sang adik.
Sesampainya di kamar, Kyungsoo langsung membaringkan tubuh mungilnya di tempat tidur. Mata bulatnya terpejam tapi ia tidak tertidur. Kilasan perbincanganya dengan Jongin beberapa saat yang lalu kembali berputar di benaknya.
Untuk kesekian kalinya Kyungsoo terpaksa mengalah dan membiarkan hatinya kembali terluka. Selama 10 tahun terakhir, entah sudah berapa kali Kyungsoo merasakan sakit yang sama seperti apa yang ia rasakan saat ini.
Jongin adalah cinta pertama Kyungsoo, keduanya bertemu dan mulai dekat sejak di bangku senior high school. Persahabatan keduanya bermula saat Jongin menolong Kyungsoo yang menjadi korban bully dari genk siswi bandel yang ada di sekolah.
Walaupun awalnya tak saling mengenal tapi setelah peristiwa itu keduanya menjadi dekat. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama karena kebetulan rumah mereka memang searah. Di sekolahpun mereka sering bersama, terlebih saat keduanya berada di tingkat dua karena saat itu mereka ada di kelas yang sama.
Cinta datang karena terbiasa, itulah kiranya ungkapan yang pas untuk Kyungsoo yang diam-diam mulai menaruh rasa pada pemuda berkulit tan itu. Kyungsoo jatuh cinta pada Jongin tapi sebelum Kyungsoo sempat mengungkapkan isi hatinya, Jongin telah memperkenalkan seorang gadis yang ia sebut sebagai pacarnya dan saat itu Jongin mengatakan pada sang gadis jika Kyungsoo adalah sahabat baiknya. Kyungsoo patah hati untuk pertama kali di ulang tahunnya yang ke 17 sepuluh tahun yang lalu.
Rasa sakit terus tertumpuk di hati Kyungsoo setiap kali Jongin memperkenalkan pacar baru padanya dan puncak rasa sakit itu terjadi ketika Jongin mengenalkan Hana. Saat itu Kyungsoo benar-benar lelah dengan cintanya yang terus bertepuk sebelah tangan dan atas saran dari Baekhyun gadis bermata bulat itu mencoba memberanikan diri untuk menyatakan perasaanya pada Jongin jika pria tan itu sudah mengakhiri hubungannya dengan Hana.
Tiga bulan sudah Kyungsoo menunggu, dan di sore yang cerah itu Kyungsoo melangkah ceria untuk mememui Jongin yang memang mengajaknya untuk bertemu di sebuah café. Kyungsoo pikir, Jongin akan mengabarkan jika ia sudah mengakhiri hubungannya dengan Hana karena biasanya Jongin menjalin hubungan paling lama hanya tiga bulan saja jadi Kyungsoo berniat untuk menyatakan perasaanya hari itu.
Tapi harapan indah Kyungsoo tak sejalan dengan kenyataan yang ada. Gadis bermata bulat itu kembali patah hati untuk kesekian kalinya, bahkan kali ini rasa sakitnya lebih dari yang sudah-sudah karena sore itu Jongin dengan wajah bahagia mengatakan pada Kyungsoo bahwa ia benar-benar mencintai Hana dan berniat untuk menjalin hubungan serius dengan gadis itu. Kyungsoo hanya bisa tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit hatinya, ia berusaha tegar seraya mengucapkan selamat untuk kebahagiaan sang sahabat.
Jongin bukan berniat untuk pamer, ia hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan Kyungsoo. Gadis mungil itu adalah sahabat terbaik yang ia punya dan menurut Jongin sudah seharusnya ia membagi kebahagiaan yang ia rasa dengan sahabat baiknya. Jongin tak pernah tahu jika kabar bahagia yang ia bawa adalah sumber rasa sakit untuk sang sahabat.
Sejak hari itu Kyungsoo mulai menjauh dari Jongin, ia berusaha untuk mengobati luka hatinya dengan tak melibatkan diri pada urusan Jongin. Lagipula Jongin sedikit melupakannya untuk sejenak karena pria tan itu terlalu asyik dengan kebahagiannya bersama sang kekasih.
Kyungsoo memang menjauh secara fisik dari Jongin, tapi hatinya tidak pernah meninggalkan pria tan itu sedikitpun. Sekalipun banyak pria yang mendekati tapi hati Kyungsoo seolah terkunci rapat. Ia terus menolak secara halus beberapa pria yang menyatakan cinta padanya.
Seiring waktu berlalu Kyungsoo mulai sedikit terbiasa tanpa kehadiran Jongin, sekalipun rindu tapi gadis bermata bulat itu mencoba untuk menahannya. Kyungsoo hanya menuangkan semua isi hatinya di buku harian pemberian Jongin. Tapi pertahanan Kyungsoo runtuh saat Jongin tiba-tiba menghubunginya dalam keadaan mabuk, pria tan itu begitu terpuruk karena sang kekasih tiba-tiba meninggalkannya.
Kyungsoo menguatkan hatinya, ia berusaha mengesampingkan perasaanya dengan mencoba membantu Jongin untuk mencari kabar tentang Hana. Gadis bermata bulat itu benar-benar memposisikan dirinya sebagai sahabat baik untuk Jongin. Sampai akhirnya ia di kejutkan dengan kehadiran bayi laki-laki yang di akui oleh Jongin sebagai putranya.
Gadis mungil itu sempat shock, ia tak mengira jika hubungan Jongin dan Hana sudah sejauh itu. Kyungsoo merasa kecewa, kesal dan marah tapi hal itu seolah menguap saat melihat keadaan Jongin yang begitu menderita dan terpukul atas kepergian Hana. Untuk kesekian kalinya Kyungsoo harus mengesampingkan egonya, gadis itu berusaha mendukung dan menguatkan sang sahabat dengan terus berada di sampingnya. Ia juga berusaha menerima dan menyayangi Taeoh dengan sepenuh hatinya.
.
.
Kaisoo in "Confession" by trie1288
.
.
Kyungsoo tengah berada di kamarnya, akhir pekan kali ini ia memilih untuk menyibukkan diri dengan merapikan kamar yang mulai sesak dengan beberapa barang lama yang sudah tak terpakai lagi dan ia berniat meletakkan barang-barang itu di gudang.
Dua minggu telah berlalu semenjak pertemuan terakhirnya dengan Jongin dan sejak hari itu Kyungsoo berusaha untuk menutupi kesedihannya dengan menyibukkan diri di rumah maupun di sekolah. Bahkan seminggu ini Kyungsoo mulai mengajar privat di sore hari sepulang ia mengajar di sekolah di pagi hingga siang hari.
"Kau sedang apa Kyungsoo?"sang Ibu bertanya, wanita paruh baya itu menghampiri putrinya yang sejak pagi tak keluar dari kamar.
"Merapikan kamar eomma."
Kyungsoo membalas tanpa mengalihkan pandangannya pada sang Ibu yang kini duduk di pinggir tempat tidur berukuran sedang yang ada di kamarnya.
"Kau ada masalah lagi dengan Jongin?"
Eomma Kyungsoo bertanya setelah keheningan melanda selama beberapa saat. Kyungsoo terlihat asik dengan kegiatannya hingga mengabaikan keberadaan sang Ibu.
"Tidak, kenapa eomma berkata seperti itu?"Kyungsoo menatap sekilas ke arah sang Ibu.
"Selama ini eomma mencoba bersabar tapi sekarang tidak lagi, Kyungsoo!"
"Aku tidak mengerti apa maksud perkataan eomma"
"Eomma ingin kau menikah secepatnya, jadi katakan pada Jongin untuk segera melamarmu"
"Eomma!"
Kyungsoo tersentak kaget hingga langsung memusatkan perhatiannya pada sang Ibu yang kini menatapnya dengan tatapan serius.
"Oh, eomma lupa kalau kau dan Jongin hanya berteman" wanita paruh baya itu menghela nafas berat.
"Sampai kapan eomma harus memaklumi alasanmu itu Kyungsoo? Sampai kapan eomma harus melihatmu menangis, murung dan bersedih untuk seseorang yang tak pernah melihat dan menghargai kehadiranmu?"
Kyungsoo terdiam, tapi kali ini ia menunduk tak berani menatap sang Ibu yang mulai menghakimi tindakan bodohnya selama ini. Sekalipun Kyungsoo tak pernah bercerita tapi Ibunya selalu mengetahui apa yang terjadi padanya.
"Kau sudah dewasa Kyungsoo jadi jangan terus bersikap egois, pikirkan Appa dan Eomma. Kami sudah semakin tua nak, sebelum ajal menjemput kami ingin melihatmu menikah dan bahagia bersama keluarga kecilmu"
"Mianhae eomma"
Gadis bermata bulat itu menghambur ke pelukan sang Ibu, isak tangis tak bisa ia bendung lagi. Kyungsoo tak pernah menyadari akan hal itu, selama ini ia hanya memikirkan dirinya tanpa peduli jika kedua orang tuanya juga merasa sedih atas apa yang terjadi padanya selama ini.
"Bukalah hatimu untuk orang lain Kyungsoo, eomma yakin kau pasti bisa melakukannya"helaan nafas terdengar sebelum eomma Kyungsoo melanjutkan ucapannya.
"Sepuluh tahun sudah lebih dari cukup untukmu menunggu Jongin dan pada akhirnya ia tetap tak melihat cintamu, jadi sekarang lepaskan dia dan gapai kebahagiaanmu sendiri, sayang" Wanita paruh baya itu kembali melanjutkan perkataanya seraya mengusap punggung putrinya yang masih terus menangis.
"Hapus air matamu dan segeralah mandi, sebentar lagi Sehun akan datang"
"Sehun?"cicit Kyungsoo lirih setelah keduanya melepaskan pelukan.
"Sehun menyukaimu Kyungsoo dan eomma ingin kau bisa mencoba untuk lebih dekat dengannya"seulas senyum terbit di bibir sang Ibu.
"Dia baik dan juga sopan, terlebih dia seorang dokter muda yang hebat jadi eomma akan sangat senang kalau kau bisa membina hubungan serius dengannya"
"Baiklah, aku akan mencobanya eomma"Kyungsoo membalas setelah terdiam selama beberapa saat untuk berpikir.
Demi kebahagiaan sang Ibu, gadis bermata bulat itu akan mencoba melawan egonya dan mencoba membuka hati untuk Sehun. Mungkin sudah waktunya Kyungsoo melupakan cinta terpendamnya pada sang sahabat.
Tbc…
#HappyDOday
#HappyDoKyungsooday
Anyeong Chingudeul..
Aku hadir dengan story baru untuk project bday Kaisoo. Hanya cerita singkat yang akan aku up hari ini besok dan lusa. Semoga bisa menghibur chingu semua…
Jangan lupa review, follow dan favnya ya..
Sorry for typo and happy reading…
Note : Untuk other cast selain member exo is fiction.
12 januari 2018
