WARNING: EYD belum sempurna, AU, typo(s)
SIOMAY LAN PENTOL
.
.
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
.
.
HAPPY READING!
.
.
Bel istirahat berbunyi. Para murid yang kelaparan segera keluar kelas untuk membeli beberapa snack ataupun nasi pecel yang ada di lapangan sekolah. Begitu pula dengan Deidara dan Hidan yang udah kelaparan sejak pelajaran pertama. Tadi, Pak Danzo menerangkan rumus matematika dengan pelan, anggun, dan tak menawan. Karena cara menerangkannya terlalu pelan, sampai-sampai terdengar seperti mendongeng. Tak heran saat pelajarannya Pak Danzo, banyak anak tertidur di kelas. Tapi Pak Danzo gak peduli. Yang penting baginya adalah duit gajian. (Danzo: "What the hell?!", Author: "Hell? 'Hello Kitty' kali?")
(NB: Sejak hari pertama SMP di Konoha, Dei dan Hidan baru kali ini beli jajan di lapangan sekolah.)
"Dei, beli pentol, yuk! Tuh, lumayan sepi." Tawar Hidan pada Deidara. Deidara melotot pada penjual pentol yang sedang dikerubungi murid-murid.
"Buset! Kayak gitu kau bilang lumayan sepi? No! No! Beli siomay bulek aja." Deidara menunjuk pedagang siomay yang di gerobaknya ada tulisan 'Siomay Bulek Konan Mak Nyus!'. Kali ini Hidan yang menggeleng.
"Yang beli anak-anak cewek semua. Kan malu kalau cowok sendiri." Kata Hidan. Deidara tertawa gaje.
"Sendirian? Siapa bilang? Ayo, sama aku! Ayo!" Deidara menyeret Hidan mendekati siomay yang diinginkannya.
"STOP! Aku gak mau! Gak mau!" Hidan berteriak kecil pada Deidara. Cewek-cewek yang sedang membeli siomay pada heran.
"Hiiiidaaaaannn… Aku kan malu kalau cowok sendiri.. Temeniiinnn..!" Deidara terus berusaha menyeret Hidan pergi ke penjual siomay. Karena sebal, Hidan menggigit tangan Deidara sekencang-kencangnya. Deidara langsung memegangi tangannya yang perih akibat gigitan Hidan.
"Ogaahh..! Beli sendiri sana! Aku mau pentol! Lagian, kau udah mirip cewek, kok! Dah, sana sendiri aja!" Hidan berjalan menuju penjual pentol yang diinginkannya, tapi..
"Gyaaa! Kenapa yang beli disini juga cewek semua!?" jerit Hidan dalam hati.
Hidan terpaksa kembali ke tempat Deidara. Ia berfikir kalau Deidara udah beli siomay yang diinginkannya. Namun ternyata ia salah. Deidara bahkan masih berdiri di tempat Hidan meninggalkannya sambil terus memandangi gerobak Siomay Bulek Konan yang masih dikelilingi murid-murid cewek. Sekarang malah tambah banyak cewek yang berdatangan kesana.
"Dei, kutemenin, deh." Ucap Hidan dengan berat hati. Deidara mengangguk. Lalu, dengan susah payah, Deidara dan Hidan menerobos masuk ke dalam kerumunan anak-anak cewek.
"Kyaa! Ih, anak cowok ngalah, dong!" teriak seorang cewek saat Hidan menerobos masuk.
"Hei, banci, kau belinya nanti aja! Mengganggu!" cewek berambut merah muda menjambak rambut Deidara.
"Kyaaa! Kau menginjak sepatuku!"
"E-Eh! Jangan dorong-dorong! Ngantri, dong!"
"Anak cowok belinya nanti aja!"
"Minggat kono!"
Akhirnya, Deidara dan Hidan tak berhasil menerobos masuk. Malah semakin babak belur dipukuli cewek.
"A-Anu, Hidan. Maaf, ya, kalau gitu kita beli pentol yang kau inginkan aja." Lirih Deidara sambil memegangi pipinya yang sakit karena ditampar sama Ino –sepupunya Dei- setelah gak sengaja nyium pipinya. Yah, memang sebanding. Pipi balas pipi.
"He'eh.. Mungkin udah sepi." Jawab Hidan.
Diluar dugaan, yang mereka harapkan malah lebih ramai dari siomay tadi. Mereka tak mau kejadian tadi terulang kembali. Akhirnya mereka beli tahu kres dimana tak ada banyak cewek disana.
"Tahu kres.. Hmm.. kayaknya memang gurih, ya? Gimana rasanya, Dei?" tanya Hidan pada Deidara yang sudah memakan duluan tahunya.
".."
"Dei?"
"MELEMPEM!"
FIN
.
.
Maaf humornya gak terasa.
Terimakasih banyak sudah membaca, sekian.
*SHEILLA FITRI HONEY*
*Shei-chan*
.
.
.
Mind to review?
