Fic ini AU. Fairytale di HP.

Disclaimer : Harry Potter milik J. K. Rowling, saya hanya pinjam karakter.

Author : Jennie.F-101
Co-Author : LunaScamander17

7 Hearts, 11 Souls, and 1 Journey

Chapter 1

Ron's POV

Semuanya gelap, aku tidak bisa melihat apa pun. Namun perlahan-lahan aku dapat melihat dengan jelas bahwa ada jurang di depanku. Aku menoleh ke belakangku, namun di situ ada seorang pembunuh yang membawa pedang, aku ingat telah menyaksikannya membunuh satu per satu temanku secara brutal. Darah segar menghiasi baju pembunuh itu. Tidak ada pilihan, jika aku jatuh ke jurang, aku pasti mati, namun jika aku berdiam diri, dia akan membunuhku. Kalau boleh jujur, aku akan pilih untuk masuk ke jurang. Aku berlari dan berlari, bersiap untuk masuk ke jurang, aku harap aku akan tenang pada akhi-

"RON ! Cepat bangun, dasar pemalas. Raja memanggilmu, dia akan memberikan kamu misi. Cepat !" Teriak suara laki-laki yang sangat familiar.

"Eh ? Itu tadi mimpi ya ?" Tanyaku yang masih kebingungan karena sebuah teriakan yang menyelamatkanku dari mimpi buruk.

"Mimpi apanya sih ? Cepetan, mau diturunin jabatanmu, Letnan ?" Ancam laki-laki yang merupakan temanku, namanya Seamus.

"Oh, jangan lah. Baru juga beberapa hari yang lalu aku jadi Letnan Ron. Masa iya aku jadi kesatria biasa lagi." Protes-ku, namun aku belum beranjak sedikitpun dari tempat tidurku.

"Kalo gak mau, cepetan bangun." Dia teriak sambil keluar dari kamarku.

"Argh... Raja, ya ? Tugas apa ya pagi-pagi begini ?" Gumamku sambil beranjak dari tempat tidurku dan menuju ke kamar mandi.

(Di kerajaan)

"Ah, kau sudah datang, Letnan Ron." Kata Raja Albus yang melihat kehadiranku, yang sepertinya telat.

"Iya, Yang Mulia. Maaf, saya telat." Kataku sambil memberikan hormat kepada Raja.

"Tidak, tidak. Kau tidak telat, Letnan. Kau tepat waktu. Begini, saya ingin memberikan satu tugas untukmu. Suatu tugas yang merupakan kasus pembunuhan. Apa kau sanggup, Letnan-ku ?" Tanyanya dengan muka yang serius.

Dag dig dug. Kasus pembunuhan ? Yang benar saja. Namun, ini adalah kesempatan, siapa tau aku akan menjadi pengganti Jenderal Harry. Tapi... Ini kasus pembunuhan.

"I-iya, Yang Mulia Albus." Jawabku agak terbata-bata pada awalnya, tapi aku harus percaya diri.

"Bagus. Apa kau tau tentang kasus pembunuhan seorang tukang kayu di hutan ?" Tanyanya lagi.

Iya, aku tau tentang kasus ini. Kasus ini sangat sering dibicarakan belakangan ini. Apa ini adalah kasus yang harus kuselesaikan ?

"Saya tau, Yang Mulia." Jawabku.

"Mungkin kau sudah menduganya, Letnan. Ya, aku ingin kau untuk membereskan kasus ini. Aku khawatir, bukan hanya seorang saja yang akan diserang, bagaimana jika kasus ini berlanjut ? Lagipula aku yakin kau juga ingin membuktikan bahawa aku tidak salah karena telah memberimu pangkat Letnan. Bukan begitu ?" Tanya sang Raja Albus.

"Benar, Raja-ku." Jawabku.

"Kalau begitu, buktikanlah wahai Letnan Ron. Dan mungkin suatu saat nanti kau dapat menjadi pengganti Jenderal Harry. Sekarang, pergilah !" Perintahnya.

"Ya, Raja Albus." Sahutku sambil memberi hormat, lalu aku pun berlari menuju hutan.

Tapi... Aku lupa, aku belum makan, well... Sudah sih, tetapi... Sudahlah, lagi pula aku sudah membawa pedangku, dan batu-ku. Iya, batu. Mungkin aku dapat cerita sambil berlari ke hutan. Tidak berlari sih, di tengah jalan aku menemukan kuda-ku. Kuda itu memang milikku, karena arah ke hutan melewati rumahku, aku sempat membawa kuda ini dulu. Nah, sampai mana tadi ? Ah, batu. Iya, jadi di Kerajaan Hogwarts, ada seorang raja dengan putri-nya. Aku yakin kalian tau siapa raja itu, sedangkan putri yang kumaksud adalah anak Raja. Namanya Putri Ginny. Jenderal Harry sering membicarakannya. Lalu, aku lebih baik langsung menuju ke bagian batu. Ya, kalian tidak salah baca. Aku memang bilang batu. Jadi, di kerajaan ini ada 7 kesatria. Ketua disebut Jenderal, dan wakil-nya disebut Letnan, sedangkan anggota lain hanya disebut kesatria. 7 Kesatria adalah 7 orang kepercayaan raja, tentu selain menteri. Anggota dari 7 kesatria-kesatria ini akan diberi sebuah batu keramat dari sang raja, jika sudah mengabdi cukup lama, dan jika telah melakukan banyak misi. Mungkin jika kalian ingin tau siapa-siapa saja 7 orang itu, aku akan memberi tau kalian, lagi pula aku belum sampai di hutan.

7 Kesatria yang Raja Percaya :

1. Harry (Jenderal)
2. Ron (Letnan)
3. Fred
4. George
5. Seamus
6. Dean
7. Neville

Nah, yang tidak ada pangkat-nya berarti hanya kesatria biasa. Lalu tentang batu itu, batu itu hanya kita gunakan jika keadaan darurat, seperti sekarat. Batu itu memiliki kekuatan mistis. Dan dengar-dengar itu juga mencerminkan hati sang Raja. Tapi aku tidak tau itu benar atau tidak, masalahnya, aku belum pernah menggunakan batu ini. Yang pernah mungkin hanya Harry, dia yang paling sering mendapat misi berbahaya. Tapi dia tidak pernah menceritakan apa-apa tentang batu itu, dia hanya berpesan untuk menjaga batu itu baik-baik.

(Sesampainya di hutan)

Hmm... Aku sudah ada di sini. Hutan ini. Aku langsung turun dari kuda ini dan menuju ke tempat di mana ada batu nisan yang baru dibuat. Darah segar masih ada di sekelilingnya. Asal kalian tau saja, yang menguburkannya bukan warga kerajaan lain, melainkan pembunuh itu sendiri. Aku agak heran dengan pembunuh ini. Kerjaannya sama sekali tidak bersih. Sepertinya aku menemukan barang bukti, sesuatu yang berlumuran darah. Aku mengangkatnya dengan hati-hati dan menelitinya.

"Kira-kira siapa yang memiliki belati seperti ini ? Bentuknya sangat unik, bilahnya juga berbentuk melengkung, seperti.. Apa namanya ? Khopesh ? Atau ini memang khopesh ? Tapi kan kami ada di London (zaman dulu, ingat !) sedangkan khopesh berasal dari Mesir." Gumamku.

"Aku harus melaporkan ini kepada raja, tetapi tugasku untuk menyelesaikan, bukan untuk memberi tau kepada orang lain untuk menyelesaikan. Argh, sulit. Ini tugas yang sulit." Keluhku.

Lama kelamaan, aku mulai mencari saja ke sekelilingku. Mungkin ada barang bukti lain. Benar saja. Di sebuah ranting terdapat jubah. Jubah hitam yang juga berlumuran darah, tetapi jubah ini sama sekali tidak rusak. Apa mungkin ini adalah jubah si pembunuh ? Khopesh, jubah... Siapa pembunuh yang seperti itu. Adakah warga yang menggunakan khopesh sebelumnya ? Tidak ada.

"Apa jangan-jangan ini memang dia sengaja gunakan ? Khopesh ini ? Berarti dia pembunuh yang pintar. Karena tidak ada yang menggunakan khopeh, maka dia memilihnya. Ini dugaanku sementara." Kataku lagi. Ya, paling tidak aku sudah ada dugaan sementara.

Kresek... Bunyi apa itu ? Aku pun menoleh ke belakang, dan ternyata itu adalah...

TBC.

A/N : Stop sampai di situ. Ya, tolong di review ya, agar saya tau bagaimana pendapat anda para reader(s). Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Co-Author saya, LunaScamander17 yang sudah memberi saya gagasan-gagasan dan untuk cover-nya. Ya, saya tau saya belum menyelesaikan fic saya yang sebelum-sebelumnya, tapi kalo ide cemerlang dibiarkan terlalu lama, bakal hilang, kan sayang. Okay, sampai ketemu di chapter berikutnya.