Dari sahabat menjadi kekasih?
Banyak kasus seperti itu.
Karena mereka telah mengenal satu sama lain, luar dan dalam. Menemukan kesamaan dan perbedaan satu sama lain, kemudian menerimanya. Bahkan ketika salah satu dari mereka tidak mengerti dengan dirinya sendiri, maka yang lainnya akan mengerti.
Dan mereka menemukan kecocokan, serta menemukan seseorang yang paling mengerti dirinya.
Tapi tidak sedikit pula kasus yang hanya salah satu dari mereka yang mencintai, dan lainnya tidak. Itu adalah cinta sepihak. Itu juga yang paling menyakitkan.
Cinta.
Itu adalah sebuah kata yang ringan diucapkan ketika itu tidak berarti apapun. Namun jika kata itu mengandung sebuah arti yang mereka tahu, maka menjadi berat, cukup berat, atau malah sangat berat.
Cinta mempunyai banyak arti, tidak ada batasan untuk mengenal arti cinta. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada keluarga, cinta kepada saudara, cinta kepada teman dan sahabat, cinta kepada kekasih, dan masih banyak lagi, tidak terbatas, bahkan ada kata cinta kepada suatu barang atau benda.
Tapi mengapa setiap jenis dari itu memiliki rasa yang berbeda? Sangat, sangat berbeda jika kau dapat merasakan sepenuhnya. Mengapa itu bisa terjadi? Bagaimana cara membedakannya?
Tidak. Kita hanya diperbolehkan merasakannya saja, bukan mengumbarnya.
Dan walaupun aku berusaha untuk menyalahartikan cinta yang kurasakan kepada sahabatku, itu selalu gagal. Aku selalu berjuang untuk memberitahu dan meyakinkan diri sendiri bahwa cinta yang kurasakan ini, hanyalah sebagai sahabat karib, tidak kurang dan tidak lebih.
Tapi, ya, selalu dan selalu gagal. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, bahwa kita hanya diperbolehkan untuk merasakannya, bukan mengubarnya atau menjabarkannya.
Tanpa sadar—tidak, aku sebenarnya menyadari, bahwa setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, setiap nanodetik, aku tahu bahwa perasaanku padanya semakin bertambah.
Tetapi saat aku juga menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, aku tidak menyangka bahwa semua itu adalah bumerang untukku, yang menjadi lubang tanpa dasar. Membuatku jatuh ke dalam, tidak mengerti jalan kembali, bahkan tidak tahu kapan berhenti.
Terkadang, saat satu sama lain telah menyadari, itu sudah terlambat. Ya, benar-benar terlambat. Karena hati adalah otot, jika hati telah robek, maka peluang untuk kembali utuh tanpa meninggalkan bekas luka adalah mustahil. Mereka tidak akan pernah sama.
"Aku tidak pernah membenci orang yang kucintai, dan tidak pernah mencintai orang yang kubenci."
Itu adalah hal yang pernah kukatakan. Tapi saat aku menjadi korban favorit cinta, itu menjadi salah satu hal dari semua omong kosong yang pernah kuucapkan.
Tapi kau tahu? Cinta tidaklah seburuk itu jika kau memandang dari sisi yang berbeda. Tapi, yah, itu bagaikan fatamorgana yang semu.
"Jika mencintaimu adalah kesalahan, mungkin itu adalah kesalahan terbaik yang pernah kubuat, dan aku tidak akan keberatan untuk melakukan kesalahan yang sama berulang kali."
Dan itu adalah omong kosong yang pernah dia ucapkan.
Tapi ketika cinta mengasihani korban favoritnya, dan membuat mereka kembali bersatu, kau tahu, itu tidak akan sama, entah itu tidak sama karena sudah tidak lagi mencintai, atau malah lebih mencintai.
Karena kesalahan yang pernah—tidak sengaja—kubuat, itu akan menjadi kesalahannya juga. Dan aku bersyukur karena itu.
Mungkin, mungkin cinta memberiku keadilan yang luar biasa. Mereka tidak akan membiarkanku berjuang sendirian.
Tetapi pada saat itu terjadi, pada saat hal yang kutunggu-tunggu terjadi, aku telah mati. Benar, aku mati, aku hanya ada, itu saja. Aku kosong. Aku hanya menyeret tubuhku untuk membawanya ke hari berikutnya, kemudian berikutnya, dan berikutnya lagi.
Karena kesalahan kami—atau mungkin kesalahanku.
Dan kau tahu? Aku merasa menjadi korban terfavorit cinta, mungkin menduduki sepuluh besar bersama kisah-kisah roman nyata yang legendaris. Bahkan hingga saat ini, saat semuanya akan berakhir.
Sangat lucu bagaimana orang tahu bahwa segala yang ada di Bumi ini pasti akan berakhir. Namun ketika mereka mencintai, mereka memberikan segalanya, seolah tidak ada hari esok.
Segalanya pasti akan berakhir. Akan selalu ada akhirnya.
Ini adalah kisahku, mungkin tidak ada orang yang ingin mengetahui kisahku yang amat sangat bodoh. Benar, aku dibodohi oleh sebuah kata yang bernama cinta.
Tapi setidaknya, itu akan menjadi ingatan terakhirku, sebelum aku benar-benar meninggalkannya.
~ Oikawa Tooru
BEGINNING TO END
.
Disclaimer:
Haikyuu! © Haruichi Furudate
Image Cover © Sashikizu/Gusari
Beginning to End © yuuaya
.
Pair:
Iwaizumi Hajime X Oikawa Tooru
.
Rate:
T menuju M
.
A/N :
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca. (semoga kalian suka!)
.
yuuaya
23/04/19
