Chapter 1 [Myself]
.
.
.
.
.
Namanya Cha Hakyeon. Ia berumur 25 tahun dan terlahir sebagai dancer. Dan sekarang, Ia telah menjadi dancer terkenal dikalangan dunia. Menikmati hidupku dengan tenang. Layaknya kebanyakan orang. Selain jadi seorang dancer, ia juga menjadi pewaris restoran Italia milik ayahnya yang telah berada diatas awan sana. Sebenarnya, Hakyeon pernah menolak warisan itu. Tetapi, tiba-tiba saja ia merasa kasihan dengan ayahnya pada saat itu. Dan ia putuskan untuk menjadi pemilik restoran itu. Bisnisnya berjalan dengan sangat lancar layaknya jalan beraspal. Tapi, hanya satu hal yang belum memenuhi kebutuhan hidupnya sepenuhnya.
Yaitu.. pendamping hidup.
Sebenarnya, banyak gadis-gadis dan wanita yang ingin menikahi Hakyeon yang mungkin karena ia adalah seorang dancer terkenal dan pengusaha muda. Tetapi, ia menolak mereka begitu saja dengan suatu alasan yang begitu saja keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.
Ada seseorang yang selalu datang ke restorannya. Seorang laki-laki dengan selera fashion yang cukup tinggi. Hakyeon suka orang seperti itu. Berpakaian dengan gaya mereka sendiri. Orang itu selalu datang dan memesan makanan setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Menurutnya, ketika orang itu ada waktu luang, ia bisa datang pada hari Minggu. Orang tersebut selalu memesan makanan satu jenis, tetapi berbeda-beda rasanya. Terkadang hanya memesan minuman pengusir kantuk.
Orang itu selalu membawa tas layaknya anak sekolahan. Tetapi, orang itu membawa tas ransel bukan dengan mengenakan baju seragam. Melainkan baju biasa. Apakah bukan anak sekolahan?. Setiap kali datang ke restoranku, pasti saja mengeluarkan pensil, penghapus, buku dan kertas-kertas putih yang cukup banyak. Tak lupa laptopnya juga.
Apakah orang itu seseorang yang mengurus bagian administrasi dari sebuah perusahaan?. Tidak ada garis sedikitpun dikertas-kertas putih bersih itu. Ketika membuka buku yang dibawanya itu, terlihat orang itu hanya menatapnya. Apakah orang itu seorang penerbit buku?.
Tapi, setiap kali datang, orang itu sering menutupi telinganya dengan earphone ataupun headphone dengan berbagai warna dan merek.
Apakah orang itu seorang penulis lagu?
Ia masih tidak tau itu. Kadang kali, orang itu datang dari jam 9 pagi sampai restoran ingin tutup. Terlihat kerja kerasnya yang tinggi. Ketika hujan, seseorang itu akan meminjam payung restoran apabila ada urusan penting. Dan besoknya, dikembalikannya payung itu. Jalan kaki atau bersepeda atau naik kendaraan umum seperti taksi, dengan itulah orang itu datang ke restoran favoritnya ini.
Ia masih belum punya keberanian untuk mendekatinya. Orang itu terlihat innocent, fashionable dan pekerja keras.
.
.
.
.
.
Malam ini adalah malam yang begitu melelahkan bagi Hakyeon. Tampil diberbagai acara, menunjukkan bakatnya dan mendapat bayaran dari jam 9pagi sampai 10malam diberbagai tempat. Hakyeon tinggal disebuah rumah kontrakan yang agak jauh dari restoran. Pemilik rumah kontrakan ini sangatlah ramah. Selalu mengajak para penginap untuk makan malam bersama dan kumpul bersama hanya sekedar untuk curhat.
Ketika ia masuk kedalam rumah, melewati ruang tengah dan ruang makan. Kamarnya berada dilanta pertama yang melawati dua ruang itu. Dan ternyata, sang pemilik rumah dan penginap lainnya sedang menikmati makan malam.
"Hakyeon-ah, kau sudah datang?", tanya ahjumma yang merupakan pemilik rumah kontrakan itu kepada Hakeyon dengan ramah
"Oh, ne. Tapi, kenapa makan malamnya selarut ini?", tanyanya kepada ahjumma sambil melihat ke arah jam tangannya
"Pengantar pesanan makanannya sangat lambat. Maka dari itu makan malamnya jadi jam segini. Ayo, cepat makan.", jawab dan pinta ahjumma
"Ah begitu ya. Kalau begitu, saya ganti baju dulu ya?" ucap Hakyeo membalas
"Baiklah. Tapi, bisakah kau panggilkan orang yang kamarnya dilantai dua yang pintunya dekat dengan pagar tangga?", pinta ahjumma yang membuat Hakyeon menjadi bingung
"Iya. Tadi diajak makan, ia/dia tidak menjawab.", ucap gadis muda yang juga ikut makan yang bernama Choi Suyeong yang merupakan anak perempuan dari ahjumma
"Ah benarkah? Penginap baru ya?", tanya Hakyeon menjadi semakin bingung
"Iya. Ia/dia baru aja pindah siang tadi. Kalau kau kebawah, bawa ia/dia juga ya.", pinta ahjumma
"Baiklah. Akan saya bawa.", jawabnya sambil berlari kecil ke kamarnya disamping ruang makan
.
.
.
Setelah menutup pintu, kemudian Hakyeon meletakkan tasnya diatas kasurnya dan mengganti bajunya dengan baju trainee yang sangat ia suka itu. Setelah mengganti bajunya, ia harus kelantai atas untuk mengajak penginap baru itu makan malam bersama. Keluar kamar dan berlari kecil ke kamar tersebut.
Setelah berada didepan pintu, Hakyeon merasa ada yang aneh. Hawa aneh mulai mengelilingi Hakyeon. Hakyeon langsung merinding ketika merasakan itu.
Tok! Tok! Tok!
Hakyeon ketuk pintu kamar penginap baru tersebut. Dan, tidak ada jawaban. Hakyeon ketuk lagi untuk kedua kalinya, juga tidak ada jawaban.
"Permisi, apakah ada orang didalam?", tanya Hakyeon kepada penginap baru itu
Tidak ada jawaban lagi
"Hey! Ahjumma mengajakmu untuk makan malam, apakah kau/kamu mau?", tanya Hakyeon mulai kesal
Tiba-tiba, pintu kamar penginap baru itu, terbuka. Dan penginap baru itu akhirnya muncul juga dimata Hakyeon. Tapi, orang itu menggunakan topi yang menutupi seluruh wajahnya.
"Maaf. Tidak usah.", jawabnya dengan dua kalimat yang singkat, padat dan jelas dengan suara yang agak berat
"Iya kah? Maaf kalau aku menganggumu.", balasku menjadi takut dan langsung berlari dari kamarnya
.
.
.
Setelah menjauh dari kamarnya, aku berjalan ke ruang makan untuk menemui ahjumma.
"Hakyeon-ah, bagaimana?", tanya ahjumma langsung ketika melihat Hakyeon
"Pintunya terbuka dan ia berkata 'tidak'", jawabnya sambil ikut duduk untuk makan malam
"Benarkah?", balas ahjumma
"Tapi, ia lak-laki ya ahjumma?", tanya Hakyeon penasaran tentang penginap baru itu
"Hmm.", jawab ahjumma dengan gumaman
"Siapa namanya?", tanyanya langsung
"Kim Wonshik", jawab ahjumma
"Benar, ia terlihat sangat fashionista. Selain itu, ia begitu innocent.",ucap Suyeong langsung megatakan bagaimana orangnya
"Mungkin kah, itu ia?"
"Benarkah?", tanyanya menyahut
Kemudian, percakapan berhenti yang digantikan oleh makan. Tak lama terdiam,..
"Ahjumma, itu punya siapa?", tanya Hakyeon kepada ahjumma sambil menunjuk tumpukan kotak makanan disamping meja kompor
"Ah itu, ahjumma tidak tau.. tetapi, kata deliverer, semua itu punya orang dirumah ini.. Rakus sekali orang yang memesan itu..", jawab ahjumma menjelaskan
"Ah begitu ya.. Tapi, ini pertama kalinya saya melihat makanan sebanyak itu.", ucapnya memberitahu sambil menunjuknya
"Iya. Saya juga. Punya siapa itu ya?", balas Suyeong terhadap perkataan Hakyeon
"Bukan milik Yuni noona?", tanyanya kepada ahjumma dengan nama Yuni noona –salah satu penginap perempuan- yang bernama panjang Park Yuni
"Bukan. Kau tau saja kan Yuni lagi diet..", jawab ahjumma
"Hmm, Goyun-ssi?", tanyanya lagi menebak
"Tidak"
"Hongbin-ssi?"
"Aish! Juga tidak", jawab ahjumma mulai kesal kepadaku
"Maaf.", balasku
.
.
.
.
.
Namanya Kim Wonshik. Terlahir ditahun 1993 dan sekarang ia adalah seorang penulis serta pembuat lagu. Setiap malam, ia selalu bekerja dengan laptop maupun komputernya. Banyak lirik dan aliran musik yang sudah ia buat.
Ketika ia ada waktu kosong, ia akan kesebuah restoran Italia yang sangat ia suka. Menurutnya, makanan disitu adalah yang paling enak. Setiap kali ia berada direstoran itu, ia akan juga membuat lirik disana. Sebagai waktu tambahan.
Dan sekarang, Wonshik sedang berada disebuah rumah kontrakan. Ia baru pindah siang tadi. Menurutnya, pemilik rumah kontrakan ini sangat baik.
Tapi, ketika ia menunggu pesanan makanannya datang, seseorang mengetuk kamarnya yang berada dilantai dua. Ia merasa sangat terganggu. Ketukannya begitu keras.
"Permisi, apakah ada orang didalam?", tanya orang itu
Setelah orang itu mengatakan, bahwa..
"Hey! Ahjumma mengajakmu untuk makan malam, apakah kau mau?"
Ketika Wonshik mendengar pertanyaan itu, kemudian ia mengambil topi untuk menutupi wajahnya dan membuka pintu.
"Maaf. Tidak", jawabnya kepada orang itu
Setelah mendengar itu, orang itu kemudian minta maaf dan meninggalkan Wonshik. Setelah itu, Wonshik menutup pintunya dan kembali duduk didepan komputernya.
"Aish! Mengganggu saja.", ucap Wonshik menjadi kesal
"Tapi, kapan makananku datang?. Apakah.. mereka memakan makanan ku untuk makan malam?", duga Wonshik menjadi panik sendiri
"Aish.. tidak mungkin terjadi.."
.
.
.
.
.
Malam pun telah tiba. Dan sekarang, jam telah berkata 21.00. Sekarang ini, Hakyeon sedang membersihkan wajahnya dengan facial foem yang ia beli 5 hari yang lalu dikamar mandi lantai bawah. Setiap malam, ia selalu menggunakan itu.
Tiba-tiba, Hakyeon melihat sebuah bayangan yang baru saja lewat. Layaknya seseorang yang berjalan. Seketika, Hakyeon merasa ketakutan.
"Apa itu?", ucapnya sambil melihat ke cermin yang memberi bayangan diruang makan
Kemudian, Hakyeon melihat seseorang yang mengambil tumpukan kotak makanan yang ia lihat ketika makan malam tadi.
"Siapa itu?", tanyanya menjadi penasaran
Dengan gerak lincahnya, Hakyeon bergerak keluar kamar mandi dengan wajah dan kedua tangan yang masih penuh dengan busa. Yang Hakyeon lihat, adalah seseorang yang bertopi. Dan ternyata, itu adalah Wonshik. Hakyeon benar-benar tidak tau bahwa itu adalah seseorang yang snagat diincarnya selama ini.
"S.. si.. siapa kau?!", tanya Hakyeon terbata-bata sambil menunjuk Wonshik
Melihat Hakyeon yang wajahnya penuh busa dan mendengar pertanyaan dari Hakyeon, Wonshik tidak memperdulikannya. Tanpa tahu dikeadaan, Wonshik berjalan menaiki tangga sambil membawa tumpukan kota makanan yang ia pesan itu.
"Hey! Kau mau kemana? Aish, orang aneh..", ucap Hakyeon kesal dan kembali ke kamar mandi untuk membasuh wajah beserta tangannya
.
.
.
.
.
Sesampai berada dikamarnya dengan pintu yang telah dikuncinya, Wonshik meletakkan tumpukan kotak tersebut.
"Huft.. Kenapa orang itu selalu ada.. Aish!", ucap Wonshik terhadap kelakuan Hakyeon tadi
"Jjajangmyeon (mie dengan saus kedelai hitam), Kimbab (gulungan nasi putih dengan berbagai lauk didalamnya), Yangyeom tongdak (sejenis ayam goreng), Bibimbap (nasi putih yang dicampur dengan berbagai lauk dan sayuran), Samgyetang (sup ayam ginseng)..", ucap Wonshik memeriksa semua makanan yang ia pesan kalau ada yang kurang
"Yapp! Lengkap semua..", ucap Wonshik merasa senang
.
.
.
.
.
Sementara itu, Hakyeon yang baru saja selesai membersihkan wajahnya dengan facial foem, kemudian ia berjalan kembali ke kamar. Karena ia belum mengantuk, kemudian ia duduk diatas meja belajarnya yang berhimpiran dengan jendela. Dibukanya jendela itu, untuk vertilasi udara. Sekaligus, melihat keadaan diluar yang cukup dingin itu. Tiba-tiba, Hakyeon baru ingat.
"Ah, mungkin soda bisa menyegarkan..", ucapnya sambil mencari-cari 2 soda yang ia beli sebelum pulang kerumah
Setelah menemukannya, Hakyeon kembali duduk diatas mejanya.
Tiba-tiba saja, terdengar bunyi musik yang cukup keras sehingga terdengar sampai ke telinga Hakyeon. Hakyeon langsung merasa kesal dengan orang tersebut yang ternyata adalah Wonshik.
"Aish, malam pertamanya saja sudah ribut seperti ini.. Tapi, bau apa ini?.. Samgyetang?", ucap Hakyeon menjadi kesal
"Hey! Yang diatas! Kenapa ribut sekali huh?!", ucap Hakyeon cukup keras dan yang penting terdengar sampai ke lantai atas
Mendengar itu, Wonshik langsung menghentikan musiknya.
"Bau apa itu huh? Apakah kau lagi makan? Berbagilah kalau begitu!", ucap Hakyeon menjadi sangat kesal dan berbicara begitu saja
Mendengar itu lagi, lalu Wonshik berencana untuk memberikan beberapa potong ayam goreng yang ia punya dalam beberapa lapis kertas tisu. Diambilnya sebuah kotak besar yang sudah terhubung dengan tali. Ia letakkan tisu yang isinya beberapa potongan ayam goreng itu, dan perlahan-lahan ia turunkan ke lantai pertama sampai Hakyeon melihatnya.
Hakyeon sedang menunggu. Tapi, ketika ia melihat keluar, ia terkejut ada kotak yang bergelantungan. Kemudian, ia raih kotak itu dan ia lihat isinya. Ternyata beberapa potong ayam goreng.
"Tch!"
Sebagai balasan, hakyeon memberi sebotol soda yang ia punya. Ia letakkan dan memberi tanda kepada Wonshik dari kotak itu. Kemudian, Wonshik tarik kembali dan mendapati sebotol soda.
"Maaf, aku merasa terganggu. Terima kasih untuk makanannya.", ucap Hakyeon kepada Wonshik
.
.
.
.
.
Next Chapter
Chapter 2 [Why you...]
