A.N.: Salam kenal, ini fanfic Suju pertama saya ^^ Semoga berkenan ^^

Disclaimer: I don't own the chara

Chara: Kyuhyun and Donghae

Storm

By Purple Nightingale

Aku sudah berlari sejauh ini, sudah tiba di bandara dan nyaris saja mencapai tempat penjualan tiket, ketika sebuah tangan menarikku dengan tegas dan membawaku menjauh dari sana.

"Kau mau ke mana, Kyu?" Donghae-hyung menatapku marah sekaligus cemas. Tak ada sedikit pun raut ceria di wajah manisnya sekarang. "Kau tiba-tiba kabur dan aku harus mengejarmu mati-matian—"

"Pulang," jawabku rendah.

"Apa maksudmu pulang? Nanti kita harus—"

"Harus apa?" aku menatapnya tajam. "Harus tampil di panggung? Harus menyanyikan lagu yang sama? Menarikan lagu yang sama? Kenapa aku harus melakukannya?" Aku menarik tanganku untuk melepaskan diri, tapi cengkeramannya begitu kuat. "Lepaskan aku."

"Ayo kita kembali ke dorm, Kyu…."

"Aku tidak mau! Hyung saja yang kembali!" aku membentaknya. "Berapa lama lagi aku harus menahan ini semua? Aku sudah muak! Aku tidak ingin terkenal, aku bosan dengan jadwal, dengan fans yang mengejar-ngejarku seolah aku adalah makhluk mesin! Aku masih terlalu muda untuk kehilangan waktuku, aku ingin kembali seperti Kyuhyun yang dulu! Aku tak ingin mematuhi perintah-perintah yang seenaknya sendiri—lepaskan aku—"

"Ayo, Kyuhyun, konsernya sebentar lagi—"

"Aku sudah muak dengan konser!"

"Kau pikir aku tidak? !"

Hening.

Kulihat mata indah itu mulai memerah, dan bibirnya yang tipis dan lebar mulai bergetar. Tidak … jangan, dia tidak boleh menangis … aku takkan tahan melihatnya …. Kalau dia menangis, aku ….

"Kau kira cuma kau yang merasakannya?" bisiknya. "Kau pikir aku tidak lelah? ! Aku juga tak tahan menanggung semua ini, tahu tidak? ! Aku juga ingin berhenti! Kau pikir aku senang menjadi mesin uang setiap hari? !" dia membentakku dan mengguncang tubuhku. Aku mulai merasakan sakit di tenggorokanku.

"Kadang aku membenci semuanya," dia kembali berbisik. "Aku juga muak, kau dengar …? Kalau bukan karena Appa …." Dia menyeka air matanya yang meleleh begitu saja. Aku bisa melihat dia berusaha keras untuk tidak terisak, tapi toh dia tidak bisa menahannya. Bulir-bulir air matanya meleleh, membentuk dua aliran kecil di wajahnya yang rupawan.

Pandanganku telah kabur sejak tadi. Sedikit saja wajahku bergerak, air mata itu akan tumpah.

Dia perlahan mengulurkan kedua tangan untuk memelukku, tapi aku menepisnya kasar. Dia tidak menyerah, aku juga. Aku terus berontak, tapi akhirnya dia menang dan aku terkulai di pelukannya, menangis seperti bayi.

Air mata panas meleleh deras dari mataku, jatuh membasahi rambut Hyung …. Saat ini aku begitu terluka, dan semakin pedih saat aku merasakan kasih sayangnya padaku, seolah aku adalah adik kandungnya sendiri ….

Aku tergugu dalam, berlomba dengan isakannya.

"Aku sayang sekali padamu …," bisiknya di sela tangisnya. "Jangan pergi …. Kumohon …. Aku tak mau kehilangan lagi …."

Ucapannya hanya membuat hatiku semakin hancur ….

Kami berpelukan dan menangis bersama. Air mataku tak berhenti meleleh, tapi setiap tetesnya adalah obat bagi kepedihan dan kekecewaanku …. Meringankan semua beban yang selama ini harus kuhadapi: relaps karena kecelakaan, ketidakbebasan, jauh dari keluarga, konser-konser tak terhitung …

Setelah isakannya agak reda, Hyung melepaskanku dan menghapus air mataku. Lalu tanpa kata ia merangkulku erat sambil mengajakku melangkah pelan meninggalkan airport, kembali ke tempatku yang seharusnya.

Begitulah …. Kemanapun aku berlari, aku pasti akan kembali …. Donghae-hyung adalah yang paling sering menjemputku, dan yang paling tak bisa kutolak permintaannya. Air matanya begitu tulus … siapakah yang akan tahan melihatnya …?

Lama kemudian barulah aku sadar kalau aku tak bisa pergi. Aku sangat menyayangi semua kakakku seperti mereka menyayangiku, dan aku tak mungkin meninggalkan mereka ….

Begitulah ….

Kemanapun aku berlari, aku pasti kembali ….

-End-