Halo Minna ! ini adalah Fan Fic Kuroshitsuji pertama saya ! jika ada kesalahan, tolong di maklumi... Enjoy !

Title : Let Go Of Me !

Fiction By Jessy Jasmine

Disclaimer : Yana Toboso

Genre : Romance, Tragedy

Rated : T

Warning : Shounen-Ai


Seperti hari-hari biasanya yang menyelimuti Shitsuji Elementary School. Shitsuji Elementary HighSchool sebenarnya adalah Asrama untuk melatih kedisiplinan para penerus yang menjadi murid di sana. Di pagi itu, Ada beberapa orang yang berlalu lalang di koridor, duduk di bangku taman bersama temannya dll. Tetapi tidak bagi laki-laki bersurai kelabu yang tengah menggeram kesal kepada teman sekamarnya.

"kenapa kau mencoret buku catatan sejarahku ?" tanya laki-laki bersurai kelabu itu.

"habisnya~~ aku bosan melihatmu terus-terusan menatap buku itu." ujar laki-laki pirang di belakang laki-laki bersurai kelabu itu.

"tch, kau mengganggu, Alois Trancy." Ujar laki-laki bersurai kelabu itu. laki-laki pirang yang di panggil Alois itu tersenyum penuh kemenangan.

"apa peduliku, Ci~el Phantomhive." Ucap Alois dengan nada, err-menggoda. Dengan cepat laki-laki bersurai kelabu itu menoleh secepat kilat.

"tidak bisakah kau hentikan cara bicaramu memanggil namaku ?" tanya laki-laki bersurai kelabu yang dipanggil Ciel itu.

"tidak bisa ! kau sudah kalah di waktu kita taruhan seminggu lalu, tentu saja aku bebas melakukan apapun kepadamu." Jelas Alois. Muka Ciel memerah semerah kepiting rebus.

"A-AKU TAHU ! TIDAK BISAKAH KITA CARI TOPIK SELAIN ITU ? a-aku sudah bosan." Ujar Ciel. Alois dengan senyum menggoda mendekati Ciel yang tengah tersipu dan tenggelam dalam alam pikirannya sendiri.

"Ciel~" panggil Alois mendekatkan wajahnya ke wajah Ciel.

"Alois, Hen-Henti…" Ciel mencoba menjauhkan wajah Alois yang semakin dekat perdetiknya.

"Tch, kalian membuatku menunggu !" ujar pria berambut hitam dengan mata ruby red miliknya. Siapa lagi kalau bukan komite kedisiplinan, Sebastian Michaelis.

"justru kau yang mengganggu tahu !" bentak Alois yang kemudian menoleh dan menatap tajam ke Sebastian yang balik menatapnya.

"ah…" Sebastian seakan merasakan sesuatu. " aku izin masuk sebentar." Ucapnya tak lama setelah merasakan kehadiran teman-atau- ancaman bagi karier-nya.

"SEBBY !" panggil sesosok makhluk bersurai merah yang ajaib bin aneh yang tengah berlari menuju Sebastian yang mempersiapkan diri untuk bergerak sedikit (baca : menghindar). Dan alhasil, makhluk bersurai merah itu pun mencium tembok yang sudah ber-Innocent semenjak beberapa tahun lalu.

"terima kasih atas tumpangannya." Ujar Sebastian begitu melangkah masuk ke kamar Ciel dan Alois yang dengan tampang yang tak dapat di artikan. "mereka kompak." Batin Sebastian.

"Sebby-chan, kau jahat sekali tidak menangkapku ?" tanya Makhluk bersurai merah yang kita ketahui sebagai Grell Sutcliff. Grell adalah Komite keamanan dengan juniornya –sekaligus Partnernya, Ronald Knox –yang sekarang pastinya tengah melakukan kerjaan Grell tersendiri.

"oh, maaf. Saya tak menyadarimu." Jawab Sebastian simple.

"aku pergi." Ucap Ciel yang merasa perutnya sudah mual menatap pertingkaian yang terjadi di depan kamarnya.

"Ciel, tunggu !" panggil Alois yang berlari menuju Ciel.

Kemudian Grell mendekati wajahnya kepada Sebastian dan berbisik.

"jadi, bocah kelabu itu yang kau incar ? setelah mendapatkannya, kau mau apakan dia ?" tanya Grell.

"aku akan membalas apa yang telah ia perbuat kepadaku." Ucap Sebastian menatap serius Ciel. Kemudian Grell jadi geregetan (?) menatap wajah yang tampan bin sempurna di mata murid-murid seluruh Shitsuji Elementary School, kecuali Ciel yang menganggap Senyum Sebastian yang Err-menawan (kyaa) itu sebagai senyum mesum dimatanya.


Flashback

Pada hari sabtu, Sebastian diminta Mr. Ash untuk membawakan jurnal kelas-nya kepada Ms. Angela. Bersamaan dengan itu ia tengah kepikiran tentang murid –juniornya- yang sedang jadi hot topic di sekolahnya itu. ciri-ciri : matanya sebiru lautan, bersurai kelabu, dan kecil –plus imut-.

Sebastian terus melamun sambil membawa jurnal kelasnya. Tentu saja ia yang disuruh untuk membawa jurnal kelas, toh dia ketua kelas di kelasnya. Saat Sebastian tengah tenggelam di alam pikirannya, ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga mereka terjatuh.

"ma-maafkan saya, ini salah sa-" kata-kata Sebastian terhenti begitu menatap orang yang di tatapnya. Lidahnya terasa kaku begitu mengetahui siapa yang ia tabrak. Laki-laki bersurai kelabu, tubuhnya memang lebih kecil dan bagi Sebastian, –itu- mungil. Sebastian tidak bisa berhenti menatap mata biru laut yang mengingatkannya akan kampung halamannya. Kemudian Sebastian tersadar setelah mata biru laut itu tertutup, laki-laki bersurai kelabu itu bangkit dari duduknya, begitu juga dengan Sebastian.

"uhm, kau baik-baik saja ? namamu siapa ? aku Sebastian Michaelis, Komite Kedisiplinan." Ujar Sebastian yang tersenyum menawan seraya mengulurkan tangannya. Kemudian Sebastian merona begitu mata mereka saling bertemu. "perasaan apa ini ?"batin Sebastian seraya menelan ludah.

Kemudian, laki-laki bersurai kelabu itu menjabat tangan Sebastian yang lebih besar darinya.

"Ciel Phantomhive, Tuan Komite Kedisiplinan. Dan… hentikan senyum mesum-mu itu. sungguh menjijikan." Ujar Ciel yang kemudian melepaskan jabatan mereka dan berlalu bagaikan angin.

Kemudian Sebastian baru menyadari pesan dari gossip tentang Ciel Phantomhive itu. Ciel Phantomhive : Orang yang cuek, kurang bergaul, dan sinis. Itulah yang tercatat di otak Sebastian. Kemudian sebuah ide balas dendam terlintas di benak Sebastian. Kemudian Sebastian tersenyum –yang dianggap Ciel Mesum-.

"Ciel Phantomhive, kau akan menjadi milikku." batin Sebastian.

Flashback End


Back-To-Ciel-And-Alois

"hei, Ciel, setelah menyerahkan jurnal kelas kepada , mau tidak kau temani aku ?" tanya Alois dengan pose imutnya. Ciel hanya menatap datar kedepan dan nyaris mengabaikan ucapan Alois.

"maafkan aku, Alois. Aku punya janji dengan seseorang." ucap Ciel datar.

"Eh ?! kau punya orang lain selain aku ?!" tanya Alois dengan wajah kecewa.

"ya. Dengan buku sejarah." Jawab Ciel lagi tanpa menghentikan langkahnya. Kemudian Alois berhenti dan menatap gemas sahabatnya itu.

"Kau… TIDAK BOLEH BERKENCAN DENGAN BUKU SEJARAH ITU !" teriak Alois yang kemudian mengejar Ciel yang tengah dilanda rasa malu berteman dengannya.


"wah, dan makin kompak saja." Ujar Ms. Angela begitu menerima jurnal yang Ciel berikan.

"sebenarnya, … Tuan Trancy inilah yang mengikuti Saya, bukan saya." Jelas Ciel.

"hah ~~ kenapa kau mau terus-terusan berbohong ?! padahalkan-UGH !" Alois merintih begitu Ciel menyikut perutnya.

"kami permisi, Ms. Angela." Ujar Ciel yang kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja Ms. Angela.

"Ciel ! Tunggu Aku !" panggil Alois berjalan menuju Ciel. Sementara itu, tersenyum memaklumi kekompakan dua murid itu.

"sungguh harmonis…" ucapnya yang kemudian menyeringai.

"Ciel ! Tunggu !" panggil Alois yang menghentikan langkah Ciel begitu ia memegang pundaknya. Tetapi dengan cepat di tepis oleh Ciel.

"apa maumu, Trancy ?" tanya Ciel kesal.

"ayolah ! kau kan janji menemaniku !" jelas Alois. Ciel menatap tajam Alois.

"aku tidak pernah berkata kalau aku menyetujuinya." Ujarnya. Alois kemudian cemberut dan menyeret Ciel ketempat yang dimintanya.


Hari kini sudah malam, sedari tadi Sore, Alois memaksa Ciel untuk menemaninya.

"Ciel ! Ayo ikut aku !" ujar Alois seraya menarik (Baca : Menyeret) Ciel yang tengah memberontak.

"Alois ! ini sudah malam ! Kalau Madam Red sampai tahu, kita akan dihukum !" ujar Ciel tetapi Alois Tetap mengacuhkannya. "Tch." Ciel mendecih kesal sambil berlari menuju tempat yang diinginkan oleh Alois Trancy, teman sekamarnya itu.

Sesampainya di sebuah dinding yang menjadi akhir dari perjalanan mereka, Ciel mulai angkat bicara.

"kau ini apa-apaan sih ?! ini sudah jalan buntu, kenapa kau malah mengajakku kesini ?" Bentak Ciel.

"Sssh… kau bilang tidak ingin ketahuan, tetapi volume suaramu itu yang akan membuat kita dihukum, Ciel." Ujar Alois yang berhasil membungkam Seorang Ciel Phantomhive.

Kemudian Alois menarik batu yang tersusun rapih yang sekarang ini menjadi dinding jalan buntu mereka.

"I-ini…" ucap Ciel terbata.

"yup ! ini adalah jalan pelarian rahasia." Jelas Alois.

"darimana kau mengetahuinya ?" tanya Ciel.

"sebenarnya aku mengetahuinya dari beberapa gossip murid yang kabur pulang kerumahnya. Karena jalan pelarian mereka tidak di ketahui, gossip itu hanya dianggap sebagai keisengan beberapa murid saja. Bahkan seorang Komite yang katanya pernah mengetahui gossip ini hanya mengabaikannya." Jelas Alois. Ciel kemudian menyeringai.

"pintar juga kau, menguak sebuah kasus layaknya detektif handal." Puji Ciel.

"haha, terima kasih atar pujiannya. Ngomong-ngomong… bantu aku, Ciel. Menggeser keluar batu-batu yang berat ini." Pinta Alois. Mau tak mau, Ciel harus membantunya karena kalau tidak, jalan terakhir mereka adalah HUKUMAN yang menanti.

Setelah berhasil keluar dari Asrama melewati jalan rahasia kemudian menutup jalan itu, akhirnya Ciel dan Alois dapat menghirup udara malam dan bulan purnama yang tampak besar jika dilihat dari tempat itu.

"hebat !" ujar Ciel.

"haha, akulah penemunya ! kalau begitu, besok kau harus mentraktirku segelas Minuman, Ok." Jelas Alois.

"kau itu… memang orang yang perhitungan." ujar Ciel.


Sementara itu, di pintu gerbang Asrama Shitsuji Elementary School, Sebastian dan Partner-nya Claude Fautus, tengah berpatroli malam. Memeriksa keadaan di luar Asrama.

"Sebastian, bagaimana dengan gossip itu ?" tanya Claude.

"huh ? gossip apa ?" tanya Sebastian.

"Gossip mengenai targetmu." Ujar Claude.

"Oh, apakah Masalahku dengan Ciel Phantomhive menjadi sebuah gossip ? sungguh menarik." Sebastian tertawa garing.

"jadi gossip itu benar. Tapi, kenapa ?" tanya Claude.

"hum, itu rahasia antar kami saja. Lagi pula, gossip itu tidak terlalu beredarkan ?" tanya Sebastian.

"hanya beredar di kalangan Komite saja." Jelas Claude.

"hm… baguslah kalau begitu." Ujar Sebastian.

Mereka kembali berjalan di gelapnya malam melewati beberapa rumput yang makin memanjang setiap harinya. Mereka kemudian berhenti begitu mendengar suara seseorang.

"Claude, kau mendengarnya ?" tanya Sebastian.

"ya. Aku mendengarnya." Jawab Claude.

Kemudian mereka berjalan pelan-pelan dan mengintip di sisi lain dari dinding besar yang membentuk Asrama. Kebetulan kalau dilihat pakai helikopter, bentuk dari Asrama itu adalah persegi enam. Sehingga, disisi Sebastian dan Claude masih bisa bersembunyi.

"Sebastian, mereka adalah…" kata-kata Claude menggantung.

"ya, itu benar. Ciel Phantomhive dan teman sekamarnya, Alois Trancy." Ujar Sebastian.

"tetapi sedang apa mereka disana ?" tanya Claude.

"aku juga tidak tahu. Mungkin kita harus memergoki mereka." Jelas Sebastian.

"baiklah. Ayo…" ujar Claude.

"tunggu." Sebastian menghentikan.

"ada apa, Sebastian ?" tanya Claude yang menatap raut wajah tak biasa milik Sebastian.

Kini Sebastian tengah membatu di tempat. Ia tengah memandangi sesosok laki-laki bersurai kelabu (Baca : Ciel) yang tengah memandangi sang purnama. Sebastian terpesona dengan mata biru lautnya yang bersinar terkena pancaran bulan purnama dan rambutnya yang terlihat halus itu di belai oleh sang angin.

"Sebastian… Sebasian !" panggil Claude yang kemudian menarik Sebastian kembali ke dunia nyata.

"ah, iya. Ada apa, Claude ?" tanya Sebastian.

"jadi… apakah kita mau menangkap mereka ?" tanya Claude.

"Ah, iya." Ujar Sebastian. Kemudian mereka keluar dari tempat persembunyian mereka.


Ciel Phantomhive yang berpribadi agak kasar ini tengah luluh dalam pemandangan indah yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Bulan purnama itu terlihat sangat besar dan indah.

"Ciel…" ucap Alois yang tak kalah tenggelam dalam alam sadarnya tersendiri.

"Hei, Kalian !" panggil seseorang yang ternyata adalah Komite Kedisiplinan, Sebastian dan Claude.

"Ciel ! ini gawat !" ujar Alois.

"aku tahu !" jawab Ciel yang tak kalah paniknya.

"Ayo kita lari !" ujar Alois yang kemudian menarik tanga Ciel.

"tunggu ! Alois !" Ciel mencoba memberontak tetapi ia tetap berlari mengikuti Alois daripada tertangkap.

"HEI ! KALIAN, TUNGGU !" panggil Sebastian dan Claude yang mengejar Ciel dan Alois yang tengah kabur dari mereka.

To Be Continued


Enjoy membaca Fic pertama saya ?

Kalau Enjoy, saya akan senang banget !

kalau ada kesalahan harap di wajarkan... ini selain karena kesalahan dalam mengetik, ini juga karena Fic Kuroshitsuji pertama saya...

Yak ! sampai sini saja ! Tunggu Chapter Selanjutnya Ya !

RXR Please ! :)