Babboyeoja's another story :

Baby Blue Eyes

Cast :

Wu Yifan (Kris) & Huang Zitao (Tao/ / Honey Peach-nya VVHL /?)

Pair :

Kristao

Rated :

T

Genre :

Romance / Romance

Typos' everywhere. Ini bisa dibilang Songfict-nya A rocket to the moon yang 'Baby Blue Eyes', lagu romance pertama yang Aku sukai, dan ya menurutku lagu ini lagu romance terbaper sepanjang masa hehe selain I miss you dan lainnya ;3. Ff ini Gender Switch. Kalau gak bisa bayangin tao bermata biru, coba liat foto tao waktu di MAMA 2014.

.

.

..

.

.Sekian.

.Mari membaca.

.

.

.

.

But whatever she does wrong, it seems so right. My eyes don't believe her, But my heart, swears by her.

.

..

.

Suara petikan gitar yang juga diiringi sebuah suara membuat kedua mataku merasakan kantuk yang luar biasa, bagimana tidak. Jika saat ini kau terjebak disebuah pesta yang berisikan orang- orang mellow dan juga patah hati. Memang sedikit aneh untuk menggelar pesta bagi mereka, tapi bagaimana lagi jika kini sang pemilik pesta juga sedang di mode mellow. Oh Sehun, si raja pesta tersendu diabad 21 ini, ia bilang bahwa kekasihnya pergi dengan lelaki lain di hari Ia akan melamar gadis itu.

"Kris, terima kasih sudah datang," seru Sehun sambil merangkul bahuku dengan tatapan sendunya, akupun hanya balas menepuk pundaknya dan mulai menuntunnya duduk di salah satu kursi kosong disana,

"Sebenarnya Gadismu itu kenapa?," tanyaku memecah keheningan kami,

"Ia memilih pergi dengan tunangan pilihan Ayahnya, dan aku hanya bisa menerimanya dengan tidak lapang dada," jawab Sehun sambil menundukkan kepalanya, akupun menghela nafas lalu kembali menepuk pelan pundaknya menandakan bahwa aku mengasihinya.

Kami berdua larut dengan pikiran kami, hingga sebuah teriakan seorang wanita membuyarkan pikiran kami, disana aku bisa melihat seorang gadis bersurai hitam kelam sedang membungkukkan badannya begitu dalam pada seorang wanita yang gaunnya tercecar minuman berwarna pekat. Si Wanita terus mengumpat gadis didepannya, hingga Sehun menghampiri mereka berdua dan langsung membawa pergi si Gadis bersurai hitam, akupun mengikuti mereka dari belakang tanpa ada niatan untuk memberi tahu Sehun bahwa aku mengikutinya.

Saat sudah tidak ditempat yang mereka tuju, aku bisa melihat si Gadis menangis dipelukkan Sehun, dan juga Sehun yang menenangkannya.

"Kris, kemarilah. Kukenalkan dengan adikku," seru Sehun sambil melepaskan pelukannya pada gadis tadi, akupun langsung menghampirinya dengan gaya sekeren mungkin, jual pesona pada seorang gadis, boleh- boleh saja, bukan?

"Nah, Zi. Kenalkan ini adalah Sahabat Gege yang juga orang China, namanya Wu Yifan tapi kau bisa memanggilnya Kris,"

Setelah kalimat panjang Sehun itu, aku bisa melihat wajah si gadis bersurai hitam, sesuai dengan ekspetasiku, hidung mancung, bibir merah muda merekah yang menandakan bahwa itu memang warna asli bibirnya, rambut berkilau dan juga badan yang indah untuk selalu dipandangi dalam kondisi apapun, tapi dari segalanya jangan lupakan kedua bola matanya yang berbentuk pas dengan wajahnya dan berwarna biru laut, saat kedua mata kami bertemu aku seperti tenggelam disebuah lautan lepas tak berhiu, dengan arus ombak yang tenang dan juga menyejukkan.

"Nihaoma Gege, Aku Zitao, Gege bisa memanggilku Tao atau apapun sesuai keinginan Gege."

Perkenalan yang biasa saja tapi setelah perkenalan itu, aku tidak bisa sedetikpun tidak memikirkan ZItao, kedua manik kembarnya itu sungguh menghipnotisku. Sungguh, aku jatuh kepadanya.

Dan mulai saat itu, aku mengklaim bahwa Zitao akan kupanggil, 'Mine'.

.

.

.

My eyes are no good- blind without her,
The way she moves, I never doubt her.

.

.

.

Beruntung.

Itulah yang selalu ku katakana pada teman- temanku saat aku berkata bahwa aku menemukan gadis yang sangat tepat untuk mengisi kekosongan hatiku, Sehun pun meresponnya dengan baik, ia bilang asal tidak membuat Zitaonya menangis, itu tidak akan menjadi masalah yang besar.

Kini aku sedang bersama beberapa temanku, berbicara berbagai hal hingga semua bahasa kami keluar, tapi obrolan kami berhenti saat kami melihat seorang gadis berpakaian bak Minion bernyanyi dan menari didepan café yang kami gunakan untuk berkumpul bersama. Aku hanya bisa terperangah melihat kelakuannya, bahkan Sehun hanya tertawa terbahak saat melihat adegan itu, ia bilang Zitao memang aneh, dan itu yang membuatnya special.

Aku tidak merasa malu saat dengan lantang mengatakan, bahwa gadis aneh berbaju kuning biru itu adalah pujaan hatiku, dengan mata birunya ia menari dengan lincah menghibur para anak jalanan dan anak- anak yang melintasinya.

Aku bersumpah bahwa kini aku seperti buta jika tidak bisa melihat mata birunya, dan setiap gerakan bodoh yang ia lakukan, aku tidak pernah membencinya. Akan kubuat menjadi memori jangka panjang dan menjadikannya sebuah kisah untuk anak-cucuku kelak.

.

.

.

When she talks, she somehow creeps into my dreams.

.

.

.

Setelah kejadian 'Gadis Minion' itu kini teman- temanku sudah tidak meledekku, mereka bahkan kagum karena setelah Zitao melakukan hal bodoh itu, ia berlari kearah kami dan duduk dipangkuan Sehun sambil meminum minuman yang ada dihadapannya, itu adalah minumanku. Ya minumanku. Indirect Kiss.

"Aku melakukan itu untuk dijadikan sebuah charity untuk anak- anak pengidap kanker di Rumah Sakit Kanker terbesar di China, bukankah menyenangkan? Responnya juga sangat baik. Aku senang melakukannya."

Ungkapnya sambil duduk dipangkuan Sehun, oh jangan lupakan kedua manik kembarnya yang terus bersinar saat bercerita, kami semua dibuat terdiam saat ia berkata seperti itu, bahkan kini Chanyeol, salah satu temanku, meminta maaf karena sudah tertawa sangat keras atas sikap bodoh namun dermawan Zitao tadi. Zitao hanya tersenyum kecil lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu kami larut dengan obrolan berbeda dengan bertambahnya satu orang lain dimeja ini.

Setelah puas dan kehabisan stock obrolan kini aku, Sehun, dan Zitao sudah didalam mobil keluaran 2010 dengan posisi Sehun yang mengemudi dan ZItao yang tertidur di jok belakang, tanpa ada yang tahu takdir, mobil yang kami tumpangi berhenti tiba-tiba, mogok.

Kami kembali tidak mengetahui takdir, kini kami hanya bisa menunggu mobil Derek untuk menjemput kami. Sebelum aku membuka obrolan dengan Sehun, aku merasa seseorang memegang lenganku dan menggoyangkannya secara perlahan.

"Gege, ZItao ingin pipis,"

Berakhirlah aku yang menungguinya dibalik semak-semak rimbun disana, walaupun ia sedang tidak dihadapanku, ia terus mengajakku berbicara, ia bilang itu mengurangi ketakutannya,

"Gege,"

"Apa?,"

"Apa Gege memiliki kekasih?,"

"Tidak. Kenapa kau mau menjadi kekasihku?,"

"Kekasih Gege, maaf aku masih menyukai George Ezra daripada Gege,"

"Kau menyukai penyanyi bersuara aneh itu?,"

"Suara aneh apa, George itu sangat keren, apalagi suaranya, jangan menyepelekannya Ge!,"

"iyaiya maafkan Gege. Apa kau sudah?,"

"Ya, tunggu sebentar."

Setelah jemputan kami datang, kini aku sudah berada di kasur empukku, tidak memakan waktu banyak hingga ku tertidur dan bermimpi bahwa aku sedang berkencan manis dengan Zitao, Ia yang selalu berceloteh, tidak membuatku kesal, bahkan aku menyukai suaranya. Didunia nyata ataupun hanya sebuah bunga tidur.

.

.

.

She's a doll, a catch, a winner
I'm in love and no beginner

Could ever grasp or understand just what she means

.

.

.

Hubunganku dengan Zitao berjalan sangat baik, bahkan kini kami sering jalan- jalan bersama bahkan kami juga sering untuk makan malam bersama. Entah kenapa setiap kami pergi bersama, terkadang aku tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya ia maksud, ia terlihat seperti seorang gadis yang mencintai Misteri, hingga akhirnya ia menjelma menjadi salah satunya. Dengan pakaian seadanya, ia terlihat seperti boneka, rambutnya, mata birunya dan semuanya. Ia seperti Barbie didunia nyata, bahkan kelakukannyapun begitu menggemaskan, hingga bisa membuatmu berteriak dan ingin memeluknya begitu erat.

"Zi, kau ingin mak-,"

"Gege! Berhenti, ada seekor anak kucing tadi didepan jalan raya!," teriaknya lalu turun begitu saja dari mobil sesaat setelah aku memberhentikan mobil dengan tiba-tiba. Akupun hanya mengikutinya dari belakang, hingga aku kehilangan jejaknya.

Tapi itu hanya sementara, karena kini ia terlihat sedang menangis sambil memeluk seekor anak kucing mati, bajunya dipenuhi darah, oh jangan lupakan air mata yang beranak sungai dipipi gembilnya.

"gege, kucingnya mati.. hueeeee…"

Beberapa bulan kenal dengan Zitao, meyakinkanku bahwa aku memang jatuh cinta padanya, karena ya aku mencintainya tanpa paksaan, aku seperti jatuh bebas pada dirinya, dan aku berharap ia bisa merasakan hal yang sama sepertiku.

.

.

.

Baby, baby blue eyes,
Stay with me by my side;
'Til the mornin', through the night.

.

.

.

Hingga akhirnya aku memberanikan diriku untuk menyatakan cinta padanya, awalnya ia terkejut, tapi tak berapa lama setelah itu ia menganggukan kepalanya dan menghambur kepelukanku, ia memelukku begitu erat begitupun sebaliknya. Kami menikmati momen kami dengan begitu nyata,

"Ge, terima kasih sudah mencintaiku,"

"Aku yang seharusnya berterima kasih, Zi."

Menjadi sepasang kekasih idaman para orang- orang, itulah kami sekarang, walaupun Zitao tidak pernah mau mengakuinya, ia bilang cukup dengan hadirnya Aku disisinya ia akan tetap merasa senang.

Seperti saat ini, kami sedang berkencan disebuah danau buatan miliki negeri ginseng, Korea Selatan. Setiap moment yang kami rasakan begitu nyata dan benar,

"Gege, ayo membeli barang couple," serunya lalu menarikku kedepan toko aksesoris yang tersedia disana, dengan semangat ia mencari barang incarannya, hingga manik birunya jatuh kepada dua boneka serigala, dengan semangat ia membeli dua boneka itu, dan dengan cepat ia memberikan satu padaku, ia bilang dua boenka itu adalah anakku dengan anaknya, awalnya ia ingin memilih seekor panda tapi, manik birunya tidak berhasil mencari sosok itu. Hingga pilihannya jatuh pada dua boneka serigala ini.

Perjalanan kami terus berlanjut hingga tiba dimalam hari, aku yang mengajaknya untuk pergi ke pantai, walaupun sedikit gila bagi orang Asia seperti kami, tapi itu tetaplah menyenangkan. Lihatlah betapa bahagianya Zitao saat melihat pantai, ia bilang ia sangat mencintai Pantai seperti ia mencintai dirinya sendiri, ia juga berkata bahwa ia ingin tinggal didekat pantai suatu hari nanti.

Keadaan begitu gelap saat ini, tapi tidak menyingkirkan kesempatan kami untuk sedikit bermain di bibir pantai, bahkan binar di mata birunya terlihat cukup jelas saat ini, indah dan mempesona, hingga akhirnya aku mengangkatnya dengan gaya pengantin menuju kap mobilku. Dengan perlahan aku menidurkannya diatas kap mobil, disusul dengan diriku yang duduk memangku kepalanya sambil menyandar pada kaca mobil. Kami menikmati suasana kali ini, dengan aku yang terus mengusap surainya dan ia yang menggumamkan lagu Ed Sheeran yang berjudul 'Drunk'.

"Kenapa kau menyanyikan lagu itu?," tanyaku sambil terus mengusap rambutnya dan memfokuskan pandanganku padanya,

"Hanya terlintas saja,

I'll be druuuunk agaaaiiin~,"

Jawabnya sambil menyanyikan sepetong lagu tersebut, dan kamipun hanya tertawa saat suaranya pecah dibeberapa bait. Kami sangat menikmati waktu itu, hingga akhirnya tanpa kami sadari kami tertidur diatas kap mobil dengan posisi yang tidak berubah sama sekali, aku yang memangku kepalanya dan aku yang menyandar pada kaca depan mobil.

Aku berharap ia bisa terus berada disisiku, tidak hanya dari malam hingga pagi, tapi selamanya, ya sampai namanya dan namaku tertera disebuah batu nisan.

.

.

.

Well baby,
Stand here, holdin' my sides,
Close your baby blue eyes;
Every moment feels right.

.

.

.

Menjadi kekasihnya bukan berarti aku sudah tau seluk beluknya, kini aku bisa melihatnya sedang diperlakukan kasar oleh beberapa gadis penindas di sekolahnya, oh bukankah sudah kukatakan bahwa ia masih bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas di Korea, well itulah dia. Zitao, yang masih duduk dibangku kelas 2 dan sebentar lagi menjadi murid kelas 3.

Sesegera mungkin aku mengangkat tubuhnya yang akan disiram oleh cairan lengket berwarna kelabu, aku tidak tahu apa itu, yang pasti cairan itu begitu bau dan menjijikkan. Dengan masih mendekap ZItao, aku memandang gadis- gadis itu, setelah mendengar apa yang aku katakan, mereka lari bak melihat setan sambil berteriak meminta maaf pada ZItao. Dengan perlahan aku memabwa Zitao, isak tangisnya masih terdengar, hingga aku membawanya untuk tertidur diatasku, kini kami berada di jok belakang mobilku. Aku tidak cukup gila untuk membuatnya tertidur diatasku di depan umum.

Dengan perlahan aku mengelus punggungnya, ia masih terisak dengan keras, hingga akhirnya tangisnya berhenti, ia bercerita kenapa ia bisa menjadi korban bully, ia bilang awalnya ia hanya murid biasa, hingga salah satu 'Pangeran' Sekolah menyukainya dan ia tidak menerima pernyataan cinta si 'Pangeran' itu karena sudah mulai tertarik kepadaku, bolehkah aku menyombongkan diri saat ini, setelahnya hampir seluruh gadis di sekolah itu membencinya, ia yang memang terlalu baik dan lembut atau bodoh, ia merelakan dirnya menajdi korban Bully.

"lalu kemana 'pangeran' sekolah itu?," tanyaku sambil mengelus dan membuat pola dipipi gembilnya,

"Ia pindah sekolah setelah aku menolaknya, ada yang bilang ia pergi ke Amerika tapi entahlah aku tidak peduli. Gege, hentikan! Geli!."

Mulai saat ini, aku berjanji akan terus menjaganya, jika diperbolehkan untuk egois, aku ingin ia selalu kembali menjadikanku sebagai tiangnya, aku ingin menjadi hal yang selau membuat ia bangkit dan berdiri dengan begitu angkuh, dan aku juga ingin mengatakan padanya bahwa hanya dengan memejamkan mata dan beristirahat semuanya akan terasa baik- baik saja, selama masih ada kata kami pada hubungan ini.

.

.

.

And I may feel like a fool,
But I'm the only one, dancin' with you.

.

.

.

..

.

.

.

TBC

Awalnya mau dibuat versi Hunkai, tapi pas pagipagi feel-nya ilang, jadi pake OTP yang udah jarang diomongin sama fandom, tapi selalu Berjaya di hati para KTHS. Ff ini comeback aku menjadi Author KrisTao. Sumpah Author haus sama moment real ataupun kodekodeannya si Ipan sama Peach TT

Review?

Jika berkenan :)