My cursed story
Lynn : Rinny~ tolong bacain disclaimer dunk!
Rin : ogah!
Lynn : ? kenapa?
Rin : soalnya wajah itu... ew ga banget!
Lynn : Hei! Kalau begitu... *srek srek
Rin : hei apa yang... ! Jeruk ku!
Lynn : kalau masih ingin liat jeruk-jeruk ini bacain disclaimer nya! (siap-siap membuang jeruk-jeruk itu ke api)
Rin : oke oke!
DISCLAIMER : LYNN NGGAK PUNYA VOCALOID. TERMASUK AKU YANG IMYUT INI
Rin : PUAS!
Lynn : Ya... nih jeruk mu! *ngelempar kerdus penuh jeruk
Rin : Jeruk~ 3
Lynn : Oke mohon maaf kalau masih lebay, gaje, typo dll
Chapter 1 : first meeting? No...
.
.
.
"Hhhhh... Akhirnya... aku di sini lagi..." kata seorang gadis berambut pirang sambil menghela nafas panjang. Ia pun memasuki sebuah bangunan yang seperti kastil kuno tersebut. Walau sebenarnya kastil itu memang sebuah kastil kuno yang di ubah sedikit menjadi sekolah berasrama. Walau begitu kastil tersebut adalah saksi bisu perjalanan hidup gadis pirang yang memakai pita besar di kepalanya sehingga membuatnya seperti kelinci, serta 2 jepit rambut di poni kanannya. Sementara poninya yang di sebelah kiri ia biarkan saja, namun sepertinya untuk menutupi mata kirinya. Iapun melangkahkan kakinya ke dalam kastil tersebut.
Gadis berambut pirang tersebut sudah 3 kali memasuki kastil tersebut. Namun sebagai sesuatu yang lain, bukan sebagai pelajar seperti sekarang. Seolah bertemu kembali, angin mengacak-ngacak rambutnya yang pendek sebahu. Tapi gadis itu justru menikmatinya... menikmati angin yang mengacak-acak rambutnya itu.
"Dengan begini... maka aku dapat terbebas dari belenggu itu" ujar gadis itu, sambil masih menikmati angin yang mengacak-acak rambutnya yang pendek itu. namun kesenangannya menikmati angin haruslah berhenti.
"Maaf... kamu anak baru itu kan?" tanya seseorang tiba-tiba. Karena kaget, reflek gadis berambut pirang itu menengok ke sumber bunyi tersebut. Di temukannya sumber bunyi tersebut. Dia memiliki rambut panjang yang mencapai pinggangnya. Dan lagi rambut yang ia miliki bewarna pink. Namun ia memiliki mata bewarna biru yang memantulkan sinar kasih sayang.
"Ya... aku siswi baru di 'Crypton Middle School' " jawabnya singkat.
"Begitu... perkenalkan aku Megurine Luka, aku yang akan menjadi wali kelasmu. Dan ikuti aku, aku akan mengantarmu ke kamar mu" jawabnya riang. Gadis berambut pirang itu cuma bisa mengangguk.
"Oh iya, kau bisa memanggil ku Luka-sensei. Aku tak suka terlalu formal dengan siswa-siswiku" ujar Luka-sensei lagi. Gadis itu Cuma bisa mengangguk lagi sambil mengikuti Luka-sensei dari belakang.
"Tak ada yang berubah dari kastil ini" pikir gadis berambut pirang itu, sambil terus mengikuti Luka-sensei dan menarik kopernya yang penuh dengan pakaian dan beberapa alat elektronik.
.
.
.
Sementara itu di saat yang sama, di suatu kelas sedang ada keributan karena hadirnya siswi baru.
"Hei King menurutmu cewek atau cowok?" tanya pemuda berambut biru sambil menatap pemuda lain yang di panggilnya 'King' itu.
"Yah... kalau aku sih, maunya cewek! Aku sudah bosan dengan cewek-cewek di sini!" seru 'King' itu.
"Memang, kamu yang paling lama di sini. Selain itu sebetulnya sekolah ini juga milik mu dan milik keluargamu" kata pemuda berambut biru itu lagi.
"Memang..." kata 'King'. Tepat setelah itu, bel berbunyi. Dan segera saja semua duduk ke kursi masing-masing.
"Sreek..." daun pintupun di geser dengan Luka-sensei yang tampak cerah seperti biasa.
"Baik anak-anak ku tersayang! Seperti yang kalian ketahui, hari ini ada seorang siswi baru yang pindah kemari~" seru Luka-sensei senang. Beberapa anak laki-laki mulai beragumen seperti apa paras siswi tersebut.
"Baik, silahkan masuk" Luka-sensei mempersilahkan. Dengan langkah pasti gadis itu masuk ke dalam kelas. Beberapa siswa mulai menyiuli gadis itu. tapi ia biarkan. Namun ketika gadis itu menghadap ke depan. Seketika siulan-siulan itu terhenti. Mereka semua kaget, karena anak baru itu memakai penutup mata di mata kirinya.
"Oke, tolong perkenalkan diri mu" ujar Luka-sensei lembut.
"Nama ku Yuzune Rin salam kenal" ujar gadis itu datar.
"Baiklah, jadi ada yang mau bertanya sesuatu pada Yuzune-san?" tanya Luka-sensei. Serentak beberapa siswa-siswi mengangkat tangan.
"Nah... Kaito Shion-kun kau ingin bertanya apa?" tanya Luka-sensei sambil menunjuk pemuda berambut biru yang ternyata bernama Kaito Shion.
"Ada apa dengan mata kiri mu?" tanya Kaito blak-blakan, yang membuat seisi kelas hening untuk sesaat.
"Oh ini..." reflek Rin memegangi mata kirinya.
"Kecelakaan... waktu itu, ketika aku mau liburan musim panas... ternyata bus yang aku tumpangi sedang sial. Ada sebuah mobil yang menabrak sisi kiri bus itu, dan kaca bus itu menancap ke mata kiriku. Lalu dengan perlahan aku memegangi mata kiriku yang hangat karena darah. Ku ambil serpihan kaca itu... agak sedikit susah karena serpihan itu menancap cukup dalam. Namun aku berhasil mengeluarkannya, akan tetapi... bola mata ku juga ikut keluar bersamaan dengan serpihan kaca tersebut. Ketika aku melihat bola mata ku, ternyata jika serpihan kaca itu mencapai 8 senti. Dan aku beruntung bisa selamat. Mungkin jika serpihan kaca itu sekitar 10 senti aku takkan ada di sini. Namun sampai sekarang aku masih merasakan hangatnya darah yang mengalir dari dalam bola mata ku dan juga relung mata kiri ku. Dan terkadang setiap beberapa hari sekali darah terus mengalir dari relung mata kiri ku. Padahal luka itu sudah kering beberapa tahun yang lalu..." jelas Rin dengan sangat panjang. Sementara siswa-siswi kelas tersebut hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Rin. Entah mengapa beberapa siswi memegangi mata kirinya. Seolah hal itu di alami olehnya. Sementara para siswa hanya bisa berkeringat dingin.
Padahal Rin menceritakannya dengan nada biasa dan tak ada nada horor di dalam ceritanya tersebut. Namun sanggup membuat para siswa-siswi ketakutan dan membuat Luka-sensei bersembunyi di balik meja sambil memegangi kedua telinganya, dan terus bergetar.
"Umm... Luka-sensei" panggil Rin tiba-tiba. Dan membuat siswa-siswi lain kaget setengah mati.
"Kyaaaaaaaa!" teriak Luka-sensei sambil keluar dari kolong mejanya tersebut dan berbalik melihat asal suara tersebut.
"Ah, eh? Anu...Yu-yuzune-san... ce ce cerita m m mu me me mengerikan se-sekali" kata Luka-sensei sambil bergetar hebat. Sementara Rin hanya memiringkan mukanya, tanda kalau ia bingung.
"O-oke ka-kamu du.. duduk di... di.. seb... sebelah... Kaga... Kagamine... L len..." ujar Luka-sensei sambil menyuruh Len atau 'King' menaikkan tangannya. Len hanya menurut saja dengan muka pucat pasi.
"Kagamine Len?" tanya Rin.
"I iya it ityuu nam nam namanya..." kata Luka-sensei gelagapan. Jelas terlihat ia sangat takut pada cerita yang bersangkutan dengan darah.
"Begitu..." sambil tertawa kecil dan menutupi mulutnya dengan jari telunjuknya yang di tekuk.
"Eh? Apa maksudmu Yuzune-san?" tanya Len serius. Namun masih ada sedikit ketakutan di suaranya.
"Hmp, tidak ada, hanya saja... kau di takdirkan untuk membenci dan membunuhku" jawab Rin sambil menyeringai. Namun ada kelegaan di seringaiannya itu. Dan dalam sekejap kelas menjadi hening kembali.
.
.
.
Len POV
Ap APA! Ia baru beberapa menit ada di kelas ini namun ia sudah berbicara seperti itu! maksud ku... "Hmp, tidak ada, hanya saja... kau di takdirkan untuk membenci dan membunuhku" apa maksudnya itu! Oke mungkin ia benar kalau aku ditakdirkan membencinya... tapi membunuh? Aku tak kan mungkin melakukan itu! Aku buka seorang piskopat!
"Nee~ Yuzune-san apa maksudmu?" tanya Luka-sensei sedikit lebih tenang.
"Tak ada, aku hanya bercanda. Namun tentang mata kiri ku. Itu benar kok" jawab Rin tenang.
"Apa... mau ku ulangi lagi?" tanya Rin yang di sambut teriakan siswa-siswa lain.
"TIDAK!"
"Oke, baiklah..." jawab Rin santai sambil berjalan menuju meja ku, yang kebetulan sedang kosong. Ugh sialan kau Al! Kenapa ketika aku membutuhkan mu kau tidak ada! Dan ya... Al adalah teman sebangku ku. Namun hari ini ia sedang ijin karena ada urusan keluarga. Terpaksa ku relakan aku duduk dengan gadis piskopat ini.
Namun sepertinya gadis ini... ng... Rin, sepertinya punya masa lalu yang tragis. Tunggu dulu! Kenapa aku jadi memikirkan Rin ini? Ah! Sudahlah. Karena sebal akhirnya aku hanya memandang keluar kelas.
Skip time~
"Dengan begitu pelajaran kita sudahi dulu, semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan! Nah kalian boleh makan!" pidato Luka-sensei di sambut teriakan kegirangan para siswa VIII-A yup, ini adalah kelas ter elit di Crypton Middle saja setelah IX-A dan VII-A. Itu artinya siswa yang masuk kelas A akan sedikit di spesialkan. Yah maksud ku siswa A memiliki kamar sendiri-sendiri. Tidak seperti kelas lain yang yang siswanya harus berbagi kamar dan tentu saja kamar mandinya harus berbagi.
Tapi itu untuk siswa kelas selain A. Sementara aku, karena keluarga ku, sekaligus aku, Len Kagamine adalah pemilik serta pendiri Crypton Middle School ini. Itu artinya aku memiliki kamar yang jauh lebih bagus dan luas dari siswa kelas A dan juga para guru.
"Hei King!" seru Kaito dan Dell bersamaan. Oh iya aku lupa bilang di sini aku biasa di panggil 'King' oleh semua orang. Bukan karena aku seorang ketua OSIS. Namun karena sesuatu hal yang lain.
"Yo!" jawab ku singkat.
"King ayo kita ke kantin! Aku udah kangen sama es-krim ku~" ajak Kaito dengan pose meluk dirinya. Ih! Aku jadi bingung sendiri kenapa aku mau berteman dengannya. Singkatnya kami bertiga pergi ke kantin di sambut oleh teriakan para fangirl.
Lunch time~
"Hei Len..." panggil Dell santai sembari duduk di tempat duduk khusus kami.
"Ya?" jawabku sekenanya sambil meminum jus pisang susu ku.
"Bagaimana kalau kau mencium anak baru itu?" tantang Dell yang disambut semprotan jus dari mulut ku.
"Puh!"
"Hei! Makanan ku!" teriak Dell sambil menangisi makanannya yang terkena jus pisang susu. Rasakan itu!
"Apa-apaan itu!" seru ku marah. Sambil mengelap sisa jus di bibirku.
"Intinya Dell menantang mu mm~" ucap Kaito sambil memakan es-krimnya. Entahlah mungkin yang ke lima?
"Begitu... jadi kalau aku bisa menciumnya kau berikan aku apa?" tanya ku sedikit tetarik.
"Aku traktir kau selama sebulan! Namun begitu pula sebaliknya!" seru Dell semangat.
"Oke, lihat sang master beraksi!" seru ku sambil mengambil botol air mineral kecil lalu berdiri dan berjalan ke arah Rin yang kebetulan sedang bersama Miku dkk dan sepertinya mau mencuci tangannya. Kesempatan! Oke karena itu lah aku di juluki 'King' aku sanggup menaklukkan cewek-cewek seantreo Crypton Middle School. Nah bersiap-siap lah Rin!
.
.
.
Rin POV
Setelah mengatakan itu aku segera duduk di samping kiri Len. Aku duduk di sisi kiri depan kelas. Yah... aku 'kan nggak mungkin duduk di sisi kanan kelas. Karena itu hanya akan membuatku kesulitan melihat ke papan tulis. Dengan seksama ku perhatikan pelajaran matematika Luka-sensei walau aku sudang jutaan kali mendengar, melihat dan mengerjakan soal-soal dengan rumus yang di berikan Luka-sensei.
Skip time~
Setelah mendengar pidato Luka-sensei aku dengar kalau Len pergi ke kantin bersama dengan dua orang temannya kalau tak salah errr, Kaito dan seorang anak lelaki berambut lumayan panjang bewarna silver serta di ikat pony tail. Aku hanya memperhatikan mereka bertiga yang keluar ruangan. Segera saja aku berdiri dan hendak menuju makam orang itu, namun ketika aku mau keluar kelas aku di hadang oleh anak perempuan yang di kucir dua dan dia memiliki warna rambut yang agak aneh. Yah... hijau tosca.
"Hi! Nama ku Hatsune Miku! Selamat! Kamu telah di terima di Anti-Len groups!" hah? Anti-Len? Grup? Aku hanya bisa memandangi Hatsune dengan tatapan bingung.
"Oke aku tau kamu bingung, di grup ini kami terkumpul orang-orang yang membenci Len Kagamine, karena dia itu seorang playboy dan orang yang telah mencuri ciuman pertama kami!" seru Hatsune. Aku hanya bisa menutup kedua telingaku. Ini anak suaranya keras amat.
"Begitu... lalu kenapa kau mengundangku?" tanya ku bingung.
"Sudah jelaskan! Kau tadi bilang kalau kau dan Len di takdirkan untuk saling membenci. Secara tidak langsung itu adalah pernyataan untuk masuk ke grup kami! Jadi... err kamu diapain sama dia?" tanya Hatsune blak-blakan. Yah secara langsung Len tak pernah melakukan apapun pada ku. Tapi aku tak bisa mengatakannya pada Hatsune.
"Yah... Hat"
"Miku!"
"Oke Miku, itu rahasia pribadi. Dan aku tak ada niatan untuk menceritakan padamu" ujar ku langsung.
"Baiklah~ tak masalah. Rinrin lapar nggak? Kita ke kantin yuk!" ajak Hat... err Miku dengan sedikit memaksa sambil menarik lengan kananku. Aku nggak bisa menolak. Akhirnya aku hanya mengekor Miku.
Kantin~
"Miku!" seru anak perempuan yang memiliki rambut pendek di potong pendek. Sedikit lebih pendek dari ku dan rambut anak itu bewarna hijau pula! Ia memakai sweater bewarna hijau menambah aura hijau di sekitarnya. Oh iya aku lupa bilang (mengetik) di Crypton Middle School baju seragamnya di bedakan menjadi beberapa warna.
Untuk siswi G, kelas terbawah di Crypton Middle School, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna abu-abu serta rok bermotif kotak-kotak yang juga bewarna abu-abu. Dan juga dasi bewarna abu-abu pula.
Kalau siswi F, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna Merah serta rok bewarna merah pula bermotif segitiga. Dasi juga sama. Kudengar siswa-siswi kelas F di khusukan untuk pelajaran olahraga.
Kalau siswi E, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna cokelat. Roknya juga bermotif polkadot dan bewarna cokelat. Dasinya juga dong! Kalau siswa-siswi kelas E di khususkan untuk pelajaran seni.
Kalau siswi D, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna hijau. Rok mereka bermotif garis-garis vertikal dan juga bewarna hijau pula. Dasi nya juga sama saja warnanya. Siswa-siswi kelas D di khusukan untuk pelajaran yang berbau elektronik.
Kalau siswi C, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna biru. Rok mereka bermotif garis-garis horizontal dan bewarna biru. Dasi juga... siswa-siswi kelas C di khususkan untuk pelajaran berbau sastra yah... bahasa.
Kalau siswi B, mereka mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna ungu. Rok mereka bermotif garis miring dan bewarna ungu. Dasi juga. Siswa-siswi kelas B di khususkan untuk pelajaran ilmiah.
Dan yang terakhir siswi A, kami mengenakan kemeja putih dan sweater bewarna kuning. Sementara rok kami polos dan juga bewarna kuning. Dasi juga. Nah kalau kelas A adalah anak-anak yang unggul hampir dalam segala bidang.
Sementara untuk para siswa hanya ritsleting bewarnanya dan dasinya saja yang dapat di lihat untuk membedakan kelas mana mereka di tempatkan. Karena blazer dan celana mereka bewarna hitam. Dan untuk yang terakhir, jika semakin tua warna sweater yang dikenakan artinya semakin tinggi angkatannya. ( A/N : penjelasan Rin yang panjang ini hanya terasa beberapa detik di tempatnya)
"Hei! Siapa anak itu? Anak baru ya?" tanya gadis berambut pendek-hijau itu.
"Iya namanya Yuzune Rin! Dan dia bergabung dengan grup kita!" seru Miku senang.
"Oh iya Rin ini Gumiya Gumi" seru Miku lagi. Haruskah Miku berteriak setiap kali ia berbicara?
"Hai! Kau bisa panggil aku Gumi saja! Oh iya dengan datangnya Rin artinya sudah ada lima orang yei!" seru Gumi senang. Akhirnya kami sampai juga ke kantin. Karena aku tidak begitu lapar aku hanya mengambil salad buah yang ada jeruknya, yummi~
"Oh ya, kau tadi bilang lima orang. Memang siapa saja selain kalian berdua?" tanya ku langsung to the point.
"Selain kami, ada Sakine Meiko dari kelas F lalu Yowane Haku dari kelas C. Namun saat ini mereka sedang tidak bisa datang karena tugas sekolah" ujar Miku sambil memakan daun bawang langsung? Huek! Namun ternyata Gumi sama saja... ia memakan wortel langsung! Apa makanan mereka sudah di cuci? Yah aku jadi ingat aku belum mencuci tangan ku. Segera saja aku ijin ke belakang sebentar untuk mencuci tangan ku. Namun ternyata ada Len, aku hanya menatapnya kosong.
Tanpa ku duga-duga ternyata lantai kantin yang kulewati basah. Menyebabkan diri ku terpeleset kebelakang.
"Rin awas!" seru Len sambil menarik tangan kiri ku namun bukannya menarik Len justru terdorong ke arah ku. Reflek kaki kanan ku yang tadi nya terpeleset, dengan kecepatan kilat ke belakang tubuh ku untuk menahan tubuh ku yang terpeleset. Serta merta kaki kiri ku menghentakan dirinya ke tanah dan dengan reflek yang yang lebih hebat ke dua telapak tangan ku terdorong ke depan untuk menghentikan jatuh Len.
Namun bukannya menghentikan jatuhnya Len. Aku justru mendorongnya ke depan dengan kuat.
"Eaakkh!"
"Bruk! Brak!" yup Len terpentalkan karena aku mendorongnya keterlaluan kuat. Sementara aku yang masih terduduk dengan posisi seolah-olah melamar ini, aku segera berdiri dan mematahkan sebuah ranting kecil dan ke tempat Len yang pingsan gara-gara ku dorong (A/N : Lebih tepatnya memukul)
Akupun duduk didepan Len dan menusuk-nusuk ranting itu ke kepala Len yang pingsan dengan posisi tengkurap.
"Tuk tuk tuk"
"Maaf tadi itu reflek" ujar ku santai tanpa memperdulikan darah di punggung Len.
"Hei jangan mati dulu, kau harus membunuhku terlebih dahulu" ucap ku lagi, masih santai tentunya. Sementara kurasakan pandangan orang-orang yang mungkin berfikir "Apa-apaan anak itu! Seseorang terluka di depan matanya dan masih sempat bercanda!"
"Ah... hai kau" tunjuk ku pada Kaito yang masih terkejut. Kaito sendiri hanya bisa menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu... Kaito kau tahu di mana UKS?" tanya ku langsung masih sambil menusuk-nusuk kepala Len dengan ranting pohon.
"I tu di ujung lorong sana, nanti kau akan menemukan sebuah ruangan bewarna putih" tunjuk Kaito. Aku hanya mengangguk.
"Memang kau mau membawa King dengan apa?" ucap salah seorang siswi di kantin yang terdengar seperti mengejek. Tanpa memperdulikan kata-katanya aku menyelipkan lengan kiri ku di leher Len dan menyelipkan lengan kanan di lututnya. Langsung saja aku mengangkatnya dengan gaya pengantin tanpa merasa keberatan sama sekali.
Dengan langkah santai aku keluar kantin dan menuju UKS. Sementara siswa-siswi yang lain hanya bisa ternganga dengan apa yang mereka lihat.
UKS~
"Permisi... yah sepertinya tak ada orang" ucap ku sambil membaring kan Len di kasur UKS. Tanpa berpikir panjang ku tutup tirai UKS serta pintunya, lalu mencopot blazer serta kemeja Len. Lalu kubalik badan Len, sehingga Len tengkurap. Kulihat luka yang lumayan lebar di punggungnya yang tadi terbentur tembok cukup keras. Darah segar masih mengalir dari punggungnya. Untungnya kemeja dan blazer Len dapat menyerap keringat. Sehingga tak ada darah yang menetes.
"Maaf Len ini mungkin akan sakit..." bisik ku pelan. Ku letakkan tangan kanan ku di atas luka Len, dan membisikkan sebuah mantra.
"Oh blood stop flowing down. Oh shell please renew back" ucap ku. Di saat yang sama keluar cahaya dari tangan kanan ku. Oh iya ruangan ini sudah kubuat kedap suara, jadi suara Len terkurung di ruangan ini.
"Aaaaaaaaaaa!"
Len POV
Dengan sengaja kutuangkan air mineralku di depan Rin. Dan yup, dia terpeleset.
"Rin awas!" seru ku sambil pura-pura menarik lengan Rin. Dan dengan sengaja aku terdorong ke depan. Kemarilah bibir mu itu Rin! Namun aku sama sekali tak menduga kalau Rin akan memukulku sedemikian kuat hingga aku melayang dan mendarat di tembok dan jatuh tersungkur.
"Eaakkh!"
"Bruk! Brak!" semua jadi gelap...
.
.
.
"Hei kau tak apa-apa?" Siapa?
"Hei kau jangan menangis hanya karena luka kecil!" Siapa? Suara siapa ini? Ku angkat kepalaku dan melihat senyum seseorang.
"Hei..." tanpa kusadari orang itu menghapus bekas air mata ku di pipi ku dan berkata
"Hei apa kau tahu? Luka seperti ini tak ada apa-apanya di bandingkan dengan luka di dunia nyata" apa maksudnya?
Bersambung~
Lynn : Hore~ chap 1 selesai~
Len : Author! Kenapa aku di siksa sama Rin?
Lynn : *nyuekin
Len : Hei!
Rin : ah aku sih tak apa-apa
Len : ya iyalah! Orang kamu yang nyiksa aku! (siap-siap ngadu ke komnas HAM Jepang)
Lynn : hei hei Len ini kan nggak betulan... oh iya nih sekardus pisang, minta para reader buat R&R oke?
Len : *ngliat pisang-pisang itu, ngiler. Oke! R&R ya! Makasih!
