N/N : Ini cerita HARUS diberi peringatan. Gak ada bahasa gue-guean, semuanya anak baik dan pakai aku-kamu, saya-anda, atau daku-dikau :) Masalahnya, cerita ini bisa mengakibatkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Tapi bo'ong. Yang tadi itu bahaya merokok. Saya bisa dituntut kalau beneran buat cerita yang berakibat begitu. Banyak capslock, BANYAK banget karakter yang OOC, dan dinding keempat yang lebih tipis dari kertas yang diamplas :(
Summary : Orang-orang Jin main drama dengan Zhang He sebagai guest star dan Sima Yi sebagai narator.
Alkisah, hiduplah seorang ben- wanita bernama Zhang He. Dia hidup sendirian di gubuknya yang berada di dekat sungai setelah ditinggal mati sang suami yang bernama- Eh, bentar, siapa ini yang mau jadi suami Zhang He?
"Zhong Hui bersedia!"
"Eh, alis botak dodol! Aku gak mau-"
Oke, kita sepakati Zhong Hui.
"ASDFGHJKL- *beep**beep**beep*!"
Hei! Ini cerita yang rate-nya K+! Gak boleh ada kata-kata kasar! Deng Ai, bawa dia keluar!
"Ih, main perintah."
DENG AI.
"Sabar, iiih."
...Nah, kan, kalau si Zhong Hui kita keluarin yang jadi suami Zhang He siapa?
"Ayah aja!"
Ngawur kamu, Zhao! Ayah kan narator, masa rangkap jadi pemain juga? Dikata ayah udah dewa aja kali. (kamus ngawur author : dewa = orang yang jago dalam suatu hal)
"Ya udah, om, kalau begitu Sima Zhao aja."
"Wen Yang, kok kamu jadi nyebelin sih? Lagi, aku kan udah punya istri. YA 'KAN MY SWEET HONEY LOLI BIBEH, YUANJIII!"
"Ayah mertua, Zhao aja yang dijadiin suami Zhang He."
Oke, udah sepakat, ya?
"TIDAAAK!"
"Eh, eh, eh, tunggu dulu. Ini yang jadi narator beneran kamu, Yi?"
Weh, author. Thor, gimana kabarnya?
"Baik, baik, ini kok jadi kamu sih yang nge-narator-in?"
Authooor, situ kan udah lama ga muncul, da udah gak ada lagi yang inget nama situ. Jadilah saya, yang kemaren masuk 10 besar poll yang nge-narator-in. Biar ceritanya beken gitu lah, thor.
"Iya tapi gimana ini... Saya ga muncul-muncul, dong?"
Ih, author mah ya. Dikata pembaca nanti-nanti kedatangan author apa? Udah, jangan ngancurin dinding keempat, entar ceritanya di-flame loh.
"Tapi- tap- tapi- tap-"
Yodah, nyok kita lanjut.
- Kesintingan Orang Jin -
Chapter I
~ Drama : "Janda dan Boneka Sakti" ~
HEI HEI HEI! APA-APAAN JUDULNYA ITU?
"Kesintingan Orang Jin?! Kita gak pernah sinting, author sinting!" Teriak anakku yang paling ganteng, baik, dan penurut yaitu Sima Shi dari backstage. Aduh, Zhao, kakakmu itu panutan banget, lho, tapi kamunya malah begini.
Sima Zhao tidak terima, dia juga ikutan teriak dari backstage. "Ayah jangan curhat, dong!"
"HEI KALIAN JANGAN NGANCURIN CERITA, INI SAYA UDAH NGASIH PEKERJAAN SAYA KE SIMA YI KALIANNYA MALAH NGAWUR. SANA BURU LANJUTIN!" Terdengar suara dari langit. Semuanya speechless.
AUTHOR *beep* UDAH DIBILANGIN JANGAN NGANCURIN DINDING KEEMPAT.
"Hiks... padahal kalian duluan yang ngancurin..." isak suara dari langit tersebut. Tapi sekarang tidak ada lagi yang perduli. Bomat lah, author ini. Cuekkin wae.
Udah, hayuk kita lanjut.
Alkisah, hiduplah seorang ben- wanita bernama Zhang He. Semenjak ditinggal mati suaminya, Sima Zhao, ben- wanita itu sampai kini hidup menyendiri di gubuk kecilnya yang berada di dekat sungai. Satu-satunya peninggalan sang suami untuk ben- wanita tersebut adalah boneka sakti yang diturunkan turun temurun oleh keluarga Sima. Hei, ayo, Zhang He, masuk!
"..."
Zhang He, buruan atuh, jangan berdiri di situ doang!
"...tadi tuh daku pikir bonekanya boneka barbie..." gumamnya. Ih, ini bencong satu minta digibeng!
Gapapalah! Lucu juga kan bonekanya?
"APANYA YANG LUCU DARI BONEKA CHUCKIE, *beep*?!" jeritnya.
OMG DIA BILANG *beep*! SEMUA ORANG TUA, BAWA ANAK-ANAK KALIAN KELUAR DARI SINI DAN LARI KE KAPAL! CHUNHUA, BURU BAWA SI ZHAO MUMPUNG OTAKNYA MASIH INOSEN!
Sima Shi terdengar ngedumel dari backstage, "Masih inosen dari Hong Kong..." Karena Zhang Chunhua lebih percaya pada Sima Shi, Sima Zhao pun di-label sudah tidak inosen lagi.
KARENA TERJADI KERICUHAN, DISEPAKATI DIADAKANNYA RESESI 5 MENIT.
"Aduh, He, kamu jangan bikin malu orang Wei gini dong." Nasihat sang pawang, Xiahou Yuan, pada peliharaan- Aduh, kok saya dicakar. Jadi begini toh, rasanya jadi author, dianiaya terus. Di belakangnya, Xiahou Ba ketawa cekikik.
"Bener, tuh, bener..." timpalnya, masih cekikikan ala anak gadis. Zhang He cemberut.
"Kamu 'kan diutus langsung oleh Tuan Cao Cao untuk memberikan contoh yang betul, baik dan benar pada faction baru ini, harusnya kamu bisa mikir-mikir lagi, dong, ah."
Xiahou Ba langsung menyaut. "Ah, si bapak ini," katanya MASIH dengan cekikik. "Masa' gak tau kalau Om Zhang He gak punya otak?"
Zhang He kalap. "DIAM KAMU, NANTI MALAM-MALAM SAYA JEBOL PINTU KAMAR KAMU BARU TAU RASA," ancam Zhang He dengan deathglare-nya yang maut, courtesy of maskara. Xiahou ba kicep. Ah, emang anak ayam, masa' sama Zhang He aja takut.
"SIMA YI, KAMU JUGA. MENTANG-MENTANG SITU JADI NARATOR GAK BERARTI ANA GAK BISA NYELINEP KE KAMAR SITU YA."
...
"Ayah cemen," cibir anakku, Sima Zhao.
Masa bodo, ah. Walaupun derajat saya turun di pandangan anak-anak saya, YANG PENTING SAYA GAK BAKAL DIAPA-APAIN SAMA BANCI ITU. Eh, omong-omong, Wang Yuanji, kamu ada boneka gak? Pinjemin dong, kalau punya!
"Aku gak punya boneka..."
Tiba-tiba Jia Chong angkat tangan. "Aku punya! Pilihannya ada dua, mau boneka yang aku colong atau yang aku temuin?"
...Err, yang kamu temuin aja deh? Boleh? (dalam hati : ASTAGA, NIH BOCAH NGAKU-NGAKU AJA KALAU DIA NYOLONG)
"Oke! Tunggu bentar, mungkin bakal lama, soalnya harus nyabut pakunya dulu, sih," katanya yang langsung lari keluar.
...Nyabut paku? Apa-apaan nih? Hahaha, masa' dia mau bawa-bawa boneka jerami yang buat ngutuk sih? Basi, ah, basi!
Beberapa menit kemudian, Jia Chong kembali. "Nih, om! Bonekanya! Rada gede sih..."
Mana- ASDFGHJKL-! JIA CHONG ITU BUKAN BONEKA, ITU KUNTILANAK!
"Hm? Tapi gak gerak ah," katanya polos. Saya (Sima Yi) narik rambut dengan frustrasi.
EMANG GAK GERAK, KAN KAMU IKET, VAMPIR DODOOOL! TAPI MASA KAMU GAK LIAT DIA KETAWA HISTERIS GITU?! SAYA PIKIR KAMU PINTERAN DIKIT DIBANDING ZHAO, TAPI TERNYATA SAMA AJA YA!
Jia Chong kesel. Saking keselnya, dia ngelepasin tali yang ngiket kuntilanak tersebut.
KARENA TERJADI KERICUHAN, DISEPAKATI DIADAKANNYA RESESI 5 MENIT.
...Mbah, gimana?
"Hn! Rasanya roh jahat yang memasuki tubuh pria ini sangat keukeuh!" sahut Zhang Jiao yang sedang memencet kepala Zhong Hui yang sedang sial karena dirasuki. Seperti orang kerasukan, Zhong Hui meronta-ronta dan meracau dalam bahasa lain.
"AAAGH! HARMONIA PROGRESSIO, VERITAS, PROBITAS, IUSTITIA, AAAGH!" Jerit kuntilanak yang berada dalam tubuh Zhong Hui.
Guo Huai keheranan. "Lah, kalo kesurupan ya ngomongnya bahasa Sunda atau Jawa atau bahasa asing... Ini kok malah..."
"Pencet jempol kakinya! Pencet!" perintah sang Dukun pada Deng Ai. Deng Ai yang kebingungan pun memutuskan untuk mengikuti perintah saja.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!" Buat yang gak ada kerjaan, hitung aja 'A'-nya ada berapa. Jawaban liat di N/N di bawah ya.
"Bayangkan saja jika jempol kakimu dipencet orang sebesar Deng Ai," kata suara dari langit. "DENGAN KENCANG."
THOR, JANGAN DATENG-DATENG.
To Be Continued
.
.
.
Tapi bo'ong.
...Oke, saya dan para pembaca udah mulai kesel, jadi sebaiknya kita lanjutin aja chapter yang tujuannya gak jelas kemana ini.
"Mulai dari narasi awal aja, Yah..." kata istriku, Zhang Chunhua, yang udah mulai kecapekan. Oke, kalau begitu, ahem- ahem!
Alkisah, hiduplah seorang waria bernama Zhang He...
Zhang He ngamuk. "WOI, 'WARIA'?!"
"Zhang He. Diem."
"...Iya, Tuan Xiahou Yuan..."
(dalam hati : Wkakakak asik banget kalau ada Xiahou Yuan di sini! Bebas! Aku bebas!) Sejak ditinggal mati suaminya, Sima Zhao, waria itu hidup menyendiri di pinggir sungai ditemani oleh boneka peninggalan sang mendiang suami. Konon, boneka itu adalah boneka keramat yang diturunkan turun menurun oleh keluarga Sima, sayangnya, waria itu tidak tahu menahu tentang hal itu.
Psst! Zhang He, masuk!
"Hahhh... Ini sudah tahun ke-10 sejak suamiku, Sima Zhao, my honey, baby, sugar, angel, and sweetheart, pergi meninggalkanku di medan perang..." ujar Zhang He pada bonekanya. Raut wajahnya terlihat sangat sedih. "Yang tersisa hanyalah gubuk kecil ini, kamu, dan surat yang memberitakan kematiannya..."
Zhang He membuka surat itu dan berdeham. "'Kepada yang terhormat, waria tulen dari Wei, istri dari Sima Zhao yang AWESOMNEZ-nya Over 9000. Dengan ini, saya, Jia Chong, si vampir cina sadis, memberitahukan bahwa Sima Zhao gugur di medan perang (OMG!)'
"Sedih banget gak sih?" katanya, mulai ber-monolog lagi. "Saya lagi nyuci singkong tiba-tiba mas-mas ganteng Jin datang dan memberikan saya surat ini... Hufffth..."
"Merinding ana..." Deng Ai, yang berperan sebagain mas-mas ganteng Jin, langsung cabut pergi dari situ.
Zhang He menatap bonekanya lama lalu menghela napas. "Andaikan saja kamu punya kekuatan magis yang dapat membuatmu hidup dan bergerak lalu tinggal bersamaku dan mengabulkan permintaanku... Andai saja..."
"...Ini yang buat naskah dialog siapa sih?" tanya Wang Yuanji dari balik backstage. "Kok asal banget, ya?"
"...Suamimu itu, nak... yang otaknya agak miring... OHOK- OHOK-!" Guo Huai langsung batuk-batuk.
"MAMP*S! KUALAT KAN SITU NGEJEK SAYA!" Sima Zhao langsung joget-joget di depan Guo Huai yang batuk-batuk sampai berlutut. Sungguh anak kurang ajar. Saya jadi mau liat siapa ibunya- Eh, maaf, tolong jangan tatap aku seperti itu, Chunhua...
Sima Zhao melipat tangannya di depan dada dan bergaya dengan congkak. "Lagipula, bukan aku kok yang buat naskahnya!"
Semuanya saling bertatapan. Ya, termasuk saya (Sima Yi).
"Lalu siapa?" Tanya semuanya serempak.
KARENA TIDAK DIKETAHUI SIAPA PEMBUAT NASKAH, DRAMA DIHENTIKAN.
N/N : Benar-benar kesintingan orang Jin. Tapi saat adik saya membaca ini, dia malah bilang ini kesintingan saya... :'( Saya mohon ampun jika ceritanya tijel dan secara tidak sengaja dengan cara apapun menyinggung perasaan anda.
Terima kasih sudah mau membaca :)
Jawaban untuk berapa 'A' yang diteriakkan Zhong Hui itu ada 85.
