Bleach© Kubo Tite
Momoiro no Hana © Sakuma Kumi
Sakura Pembawa Kenangan © ReRe-cHaN_Yami no_Hito (The Crazy Teams)
Rating: K+
Pairing: HitsugayaxHinamori
Genre: Hurt/Comfort/Friendship
Warning: Oneshot, OOC, Don't Like Don't Read, No Flame, please!
.
.
.
'Ichinichi no owari ase wo nugutta
Choppiri tsukareta karada wo yasumete
Shizuka na jikan ni omoidasu no wa
Tanoshii koto mo kuyashii koto mo'
(At the end of the day, sweat is wiped
Resting my slightly tired body
In that quiet moment I remember the times
Wonderful times, regretful times)
.
Toushirou berjalan pelan menuju sebuah jembatan, yang tenang untuk beristirahat setelah seharian membasmi hollow di kota Karakura. Dia mengelap keringat yang menetes dari pelipisnya, dan memandang ke sungai yang ada dibawah jembatan. Terlihat pantulan matahari tenggelam yang berwarna oranye di permukaan sungai itu, membuka kembali yang menyenangkan, semasa kecil yang dihabiskannya bersama seorang anak perempuan bermata hazel bernama Hinamori Momo dan neneknya di salah satu distrik di Rukongai, Jiyunrinan(betul gak?). Suasana yang tenang dan keindahan matahari tenggelam yang terlihat dari atas jembatan itupun, mengingatkannya pada hal yang disesalinya. Ketika Aizen berkhianat, dia hampir saja membunuh Hinamori. Kalau saja waktu itu Toushirou datang lebih cepat, kalau saja perkataan Kira saat itu lebih cepat menyadarkannya, mungkin Hinamori tidak akan terluka separah itu. Berbulan-bulan, Hinamori terbaring kaku dengan selang-selang infus disekelilingnya. Sementara itu, Toushirou hanya bisa terdiam dan berjanji akan membalas perbuatan Aizen yang pasti tidak akan disetujui Hinamori. Walaupun sudah terluka sejauh itu, dia tetap tak ingin Aizen terluka atau mati. Hal itu sama sekali tak bisa dimengerti oleh Kapten bertubuh kecil dan ber-otak jenius itu. Akhirnya, di winter war, dia hanya bisa melihat Hinamori terluka lagi, kali ini karena tangannya dan juga kemampuan zanpakutou Aizen. Tapi, untunglah gadis itu masih selamat walaupun dia masih sedih atas kematian Aizen-orang yang hampir membunuhnya untuk kedua kalinya. Toushirou yang memikirkannya semakin pusing dan memutuskan untuk pulang ke apartemen yang sudah disewakan untuknya.
.
Toushirou terdiam, dia bahkan belum menyentuh makanannya, nafsu makannya seakan hilang begitu saja. Dia menyentuh remote tv dan melihat acara-acara yang ada tapi tak ada satupun yang menarik untuk dilihatnya. Akhirnya dia memutuskan untuk tidur.
.
.
.
'Hitori sora wo miage
Itamu mune no tane wo
Hitotsu futatsu tsumugi hitoiki
Asu mo ganbaru tame
Omoidasu egao de
Mabushii kurai sekai ga kagayaita'
(Looking up at the sky all alone
Feeling my heart break
One and two are almost joined
In order to reach tomorrow
I recall memories and smile
Shining brightly, the world shone)
.
Trang!
Crat!
Brugh!
Toushirou baru saja membunuh seekor hollow yang berkeliaran. Dia membersihkan darah yang masih menempel di pedangnya dan memasukannya kedalam sarung pedang.
"Yo, Toushirou! Kau duluan lagi!" muncul seorang remaja laki-laki dengan tubuh yang lebih tinggi dari Toushirou dan warna rambut yang nyentrik.
"HITSUGAYA-TAICHOU!" gertak Toushirou "Kau lambat lagi."
"Iya, iya, Toushi- eh, Hitsugaya-taichou. Kalau begitu aku pergi dulu aku harus kembali ke kelas."
"Kalau begitu, percuma saja kau datang." Gumam Toushirou. Dia kemudian mengangkat kepalanya dan memandang awan-awan yang begerak di atas langit (masa di laut). Awan itu begitu banyak, dan sebagian menutupi matahari, mengurangi panas yang menyengat. Awan-awan itu bergerak seakan tanpa beban memisah menjadi awan-awan lain dan bergabung menjadi satu, mereka tak pernah habis atau lenyap selalu ada untuk keesokan hari. Muncul menjadi bentuk-bentuk yang baru.
~Toushirou POV~
Rasanya, aku ingin memanggil kembali ingatan masa lalu, ingin rasanya kembali ke masa itu dan melihatnya tersenyum lagi, bukan senyumannya yang dia paksakan tapi, tulus menyiratkan kebahagiaannya tanpa beban yang dipikulnya. Rasanya, matahari bersinar semakin terang, yah… menerangi dunia. Tapi, rasanya, hatiku masih gelap, tanpa senyumanmu. "Hinamori, kelihatannya aku benar-benar mencintaimu."
~End of Toushirou POV~
.
.
.
'Sora takaku hohoende
Yawarakaku saki hokoru
Anata no 'hitotsu mae' wo itsumo
Mamotte itai kara'
(Tenderly and graciously blooming with pride
With a smile as high as the sky
I will always be one step in front of you
Because I want to protect you)
.
Toushirou kembali melangkahkan kakinya menuju taman yang ada didekatnya, dia sudah kembali ke dalam gigai sekarang. Musim semi, banyak bunga sakura yang bermekaran dengan bangga. Kelopak sakura beterbangan dengan lembutnya dan begitu penuh dengan keindahan yang membuat orang yang melihat bahagia,juga mungkin bisa menenangkan hati yang tengah gundah. Mungkin sekarang, hati Toushirou sudah mulai tenang dan kegundahannya lumayan terhapuskan. Kalau saja dia bisa melihat Hinamori yang tengah tersenyum setinggi langit sambil , selalu Toushirou akan selangkah didepan Hinamori. Karena Toushirou ingin terus bisa melindungi Hinamori. Walaupun gagal, dia akan terus mencoba untuk melindungi Hinamori.
.
.
.
'Tsuyosugiru ame no hi mo
Itetsuita kaze no hi mo
Makeru koto naku saite itai
Momoiro no hanabira yurashite'
(I want to bloom without fail
Even in those overly rainy days
Even in those frozen windy days
The pink flower petals sway)
…:::Di Seiretei:::…
"Konnichi waa! Hinamori." panggil seorang fuku-taichou berdada besar dengan lambang 10 yang ada di obi-nya (Bener gak?)
"Konnichi waa! Rangiku-san." balas yang dipanggil
"Bagaimana keadaanmu?"
"Hm, lebih baik. Diluar, sudah banyak sakura bermekaran ya?"
"Begitulah, sayang kau hanya bisa melihat dari sini."
"Tidak apa-apa, yang penting aku tidak merepotkan."
"Kau tidak merepotkan Hinamori!"
"Ah, ya. Ngomong-ngomong, Shiro-chan mana?"
"Oh, Taichou ya, dia sedang tugas di dunia nyata."
"Begitu. Rangiku-san, kalau saja aku bisa menjadi bunga sakura aku ingin mekar tanpa gagal sekalipun. Jadi, orang-orang yang melihatku akan bahagia."
"Harapan yang bagus. Walaupun tak akan terwujud yah."
"Lagipula, hanya harapan. Menjadi sakura yang bisa mekar di tengah hujan, juga di hari berangin yang begitu dingin. Dan kelopak-kelopak pink-nya bergoyang-goyang terkena angin."
"Sakura yang kuat dan tegar ya?"
"Hm." Hinamori mengangguk
"Kau pasti bisa! Walaupun tak menjadi sakura, kau pasti bisa menjadi gadis yang kuat dan tegar!" dukung Matsumoto
"Haha, terima kasih Rangiku-san. Kira-kira apa yang sedang dilakukan dengan Shiro-chan ya?"
"Mungkin sedang membasmi hollow, atau, mungkin taichou juga sedang melihat sakura!"
.
.
.
'Ichinichi no hajime shinkokyuu shita
Choppiri neguse no kami wo tabanete
Arata na jikan ni omoi egakou
Nani ga kono saki otozure you tomo'
(At the beginning of the day, a deep breath is drawn
Tidying my hair that was messed up a bit from sleeping
In that early moment, I wonder
From now on, what else can I do to visit you?)
.
Toushirou terbangun dari tidurnya dia menarik napas dalam dan mengeluarkannya dengan berat. Sebenarnya, dia masih ingin tidur. Tapi, apa boleh buat dia harus memulai misinya untuk membunuh hollow. Toushirou berdiri di depan cermin dekat wastafel. Dia melihat rambutnya yang acak-acakkan, dan langsung masuk ke kamar mandi (Jangan ngintip).
Toushirou sudah keluar dan berdiri lagi di depan cermin dia kemudian mengambil sisir yang letaknya tak jauh dan mulai merapikan rambut putih saljunya.
"Aku bosan." Gumam Toushirou "Aku ingin bertemu denganmu Hinamori. Kira-kira apa yang bisa kulakukan untuk menemuinya ya? Siapa yang mau datang kesini menggantikanku ya?" Toushirou terdiam "AH! YA! Kuchiki-taichou saja! Rukia ada disini, dia pasti mau! Dengan begitu dia kan bisa lebih mudah menjaga Rukia!" Toushirou langsung keluar dari gigainya kemudian membuka Senkaimon.
.
.
.
'Hitori sora wo miage
Itsumo mune no oku de
Tsuyoku tsuyoku chikau kanarazu
Kyou mo ganbaru tame
Omoidasu kotoba ni
Afureru kurai yuuki wo morau kara'
(Looking at the sky all alone
You're always inside my heart
Getting stronger and stronger to the extent of overflowing, because of bravery I've gained
I vow never to fail
In order to reach tomorrow
I remember those words)
.
…:::Seiretei:::…
Toushirou melangkahkan kakinya dengan cepat ke kantor Byakuya, banya shinigami-shinigami yang menyapanya saat berpapasan.
Tok! Tok!
"Masuk." respon Byakuya seadanya
"Kuchiki." Panggil Toushirou
"Hitsugaya-taichou,bukankah kau sedang bertugas di dunia nyata?"
"Yah, itu benar. Ngomong-ngomong Kuchiki, kau mau menggantikanku?"
"Menggantikan?" ulang Byakuya ragu.
"Ya."
"Ada alasan apa kau memintaku menggantikanmu?"
"Kau tidak mau? Kau bisa menjaga Rukia dengan mudah jika kesana."
Byakuya tampak berpikir. "Baiklah." jawab Byakuya. Toushirou tersenyum.
.
Hinamori tengah melihat keluar, banyak kelopak-kelopak bunga sakura beterbangan, dia kemudian melihat ke arah langit.
"Shiro-chan, aku merindukanmu." Gumamnya
"Aku juga Hinamori."
Hinamori tersentak kaget dan langsung menoleh melihat Toushirou ada di depan pintu "Shiro-chan?"
"Bagaimana keadaanmu?"
"Lumayan."
"Begitu. Aku berjanji padamu Hinamori, aku pasti akan betambah kuat dan kuat agar bisa melindungimu selamanya! Aku tak ingin kau terluka lagi! Aku janji pasti tak akan gagal!"
Hinamori terdiam, kemudian berkata "Terima kasih Shiro-chan. Aku tahu kau pasti akan melindungiku. Kata-kata tadi. Aku jadi ingat saat dulu kau juga mengatakannya." ujar Hinamori sambil tersenyum
"Kau masih ingat Hinamori."
"Hm." Hinamori mengangguk
Toushirou kemudian berjalan mendekati Hinamori, lalu memeluknya.
"Aku menyayangimu, Momo."
"Aku juga, Shiro-chan." Balas Momo sambil memeluk balik Toushirou.
To Be Continued
ReRe: Wow, ternyata aku bisa bikin beginian dan kelihatannya gak nyambung yah? Ini fic HitsuHina pertamaku. Para senpai sekalian, mind to review? Chapter berikutnya Cuma tambahan doang. Jangan lupa review ya~ Saya tunggu.
Jangan Lupa KLIK Tombol Ijo-ijo dibawah!
