SEBUAH PERTEMUAN YANG DITUNGGU-TUNGGU

Jimin berdiri di kamarnya yang megah nan luas ditemani susu coklat yang ada di meja kecil kayu yang terbilang mewah dengan ukiran cantik. Ia memandang keluar jendela dengan baju tidurnya mencari sosok yang ditunggunya 10 detik yang lalu, dan sekarang Jimin mulai senang karena sosok yang ditunggu telah menampakkan ujung cahayanya yang sangat terang. Sinar berwarna orange itu perlahan menampakan setengah sosoknya lalu setelah beberapa saat menjadi berbentuk bulat sempurna yang terpantul di mata Jimin.

Tak lama seorang pria yang ukuran tubuhnya lebih pendek dari Jimin dengan kulit putih pucatnya mengetuk kamar Jimin lalu memasukinya "Jangan terlalu senang melihat Matahari, matamu akan rusak." Jimin yang mendengar suara bergema ditelinganya langsung memalingkan wajah dan tersenyum senang melihat sosok Yonggi. "Aku membawakan baju seragammu, jadi jangan telat masuk sekolah" Yonggi menyimpan baju itu di sisi kiri kasur.

Jimin berjalan mendekati kasur dan duduk tak jauh dari seragamnya yang sedang Yonggi rapihkan. "Yonggi Hyung..." Jimin memberi kode dengan menegangkan tengkuknya mencoba untuk menatap mata Hyung-nya agar segera mengalihkan pandangannya, tapi Hyung-nya sepertinya tidak menghiraukan pergerakan tubuhnya, maka ia pun mengerucutkan bibirnya dan mulai bercerita dengan kepala yang membungkuk "Yonggi Hyung aku terlalu takut mendapatkan kekuatan itu, aku takut akan berdampak terlalu senang dan hidupku berakhir layaknya Icarus." Jimin memalingkan wajahnya ke matahari yang sudah naik beberapa menit yang lalu, "Hyung entah mengapa hobiku melihat matahari tidak pernah bisa kuhilangkan dan mataku tak ingin berpaling darinya, kau tau kan jika terus seperti itu aku akan buta" Jimin membuang nafas kasar.

Yonggi tersenyum mendengar curhatan sang dongsaeng muda yang masih ragu menatap masa depan, ia segera berdiri lalu melangkah mundur dan menyilangkan tangannya untuk menatap sang dongsaeng "Apakah kau tau, melihatmu terus-menerus seperti ini, membuatku semakin lega karena kau akan bertemu dengannya segera."

Jimin yang mendengar perkataan Yonggi segera memalingkan wajah cemberutnya karena tidak terima ia akan dipasangkan dengan seseorang, sementara orang yang paling Jimin sayang tak lain hanyalah Hyungnya dan tak ada yang bisa menggantikan posisi Hyung tercinta. "Apakah kau berbicara tentang pengendali api itu Hyung, sebaiknya kau tidak menceritakannya, lagi pula takdirku dengannya belum pernah terwujud sampai sekarang."

"Ya memang belum terwujud, tapi melihatmu yang terus-menerus bergeming dengan cahaya, mendekatkanmu pada takdir yang mungkin akan segera terwujud cepat atau lambat" Yonggi tersenyum melihat Jimin yang mendengar pernyataannya marah dan segera bangkit dari kasur, mengambil handuk dengan gerakan gesit lalu berjalan menuju ke kamar mandi sambil menggebrak pintu "Dia benar-benar tidak berubah huh, aku mulai khawatir" Yonggi menggelengkan kepalanya pelan.

000

Dengan tas yang salah satu talinya ditenteng di bahu kanan Jimin, ia memasuki sekolah yang tak kalah besar dengan rumahnya. Memang sedari kecil Jimin telah merasakan kemewahan yang tiada tanding tetapi di balik itu semua Jimin terkadang menyesali karena takdirnya yang tak mungkin dapat diubah.

Seseorang yang Jimin sukai hanyalah Yonggi tetapi ia tidak mungkin dapat memilikinya karena takdirnya sendiri, disaat semua pengendali dapat memilih pasangan hidup, ia terkekang oleh garis keturunan yang terpaut dengan perjodohan. Bisa dikatakan Jimin itu si pengendali air tapi hal itu tidak dapat dibuktikannya karena ia belum mengalami fase dan kekuatan yang dimilikinya belum cukup untuk mengendalikan air. Jimin memiliki kekuatan yang sangat besar tetapi kekuatannya memang cukup lama untuk dibangkitkan, itu merupakan sebuah cobaan yang harus di tempuhnya menuju seseorang yang nanti akan mendampinginya sampai akhir hayat.

Garis keturunan seorang Park Jimin mengatakan bahwa dia harus memusnahkan segala kejahatan yang ada dimuka bumi, air adalah media untuk mewujudkan hal tersebut. Jimin hanya satu dari sekian banyak pengendali yang harus memiliki seorang kekasih dari kalangan pengendali api dan sudah dipastikan si pengendali api itu harus punya kemampuan di atas rata-rata, mengendalikan api layaknya seseorang yang mengadopsi peliharaan, tak lupa darahnya yang sangat kental tak dapat terpisahkan oleh api dalam dirinya.

Jimin didampingi Yonggi sebagai partnernya karena kekuatan Yonggi hanya akan ada jika ia berdampingan dengan pengendali air, es hanya dapat terbentuk dengan adanya air bukan.

000

"GOO JUNHOE, BANGUN! Michyeoseo, bagaimana bisa jam segini kau masih tidur di ranjang, mengapa kau mematikan alarm yang telah kupasang?" suara seorang pria dengan wajah imut dan mata yang membulat sempurna sibuk membuka gorden besar yang melebihi tinggi badannya, tetapi yang dilakukannya tidak juga mengusik kenyamanan seseorang yang masih saja bergelut dengan selimut yang secara diam-diam mengambil seragam yang telah dipersiapkan lalu membakarnya hanya dengan hitungan detik menjadi serpihan hitam yang berterbangan.

Disisi lain Song Yunhyeong yang sudah seperempat membuka gorden menangkap bau terbakar dalam hidungnya, untuk memastikan aroma itu benar-benar ada ia sampai mendengus beberapa kali, dan beberapa detik kemudian ia melihat beberapa noda hitam berterbangan. Yunhyeong langsung membalikan badannya untuk melihat darimana noda hitam itu berasal dan yang ia lihat hanya sebuah seragam yang tak lagi di tempatnya dan wujudnya pun sudah gosong sepenuhnya.

"GOO Pabo-ya! Kau akan berangkat sekarang" dengan kekuatan angin topannya Yunhyeong melempar Junhoe dari rumah hingga sampai ke gerbang depan sekolah.

Song Yunhyeong si pengendali angin, dia partner seorang Koo Junhoe karena api hanya dapat berkobar dengan adanya angin, jadi besar atau kecilnya kekuatan yang Junhoe miliki tergantung pada partnernya. Bisa dibilang Goo Junhoe ini beruntung sekali memiliki Song karena kekuatan Song terbilang kuat, maka bisa di pastikan kekuatan api dalam diri Junhoe sangat besar.

Goo Junhoe seorang berdarah dingin yang mempunyai sifat super menyebalkan, keluarganya sangat dikenal oleh banyak kalangan para pengendali karena mereka sangat berjasa dan merupakan tangan kanan raja terdahulu. Namun di jaman modern seperti ini tidak ada lagi kerajaan yang memisahkan antara kehidupan manusia dan para pengendali, karena jika saja ada maka para pengendali akan terekspos luas sehingga manusia yang tidak memiliki tanggung jawab bisa memanfaatkan kekuatan dari para pengendali dengan seenaknya. Oleh karena itu para pengendali hidup nomaden dan tempat tinggalnya pun tersembunyi.

000

Donghyuk yang baru turun dari mobil mengernyit bingung melihat orang aneh yang tak lain adalah temannya dan ketika ia mengetahui itu. Donghyuk langsung pura-pura tidak mengenali Goo dan yang selanjutnya ia lakukan hanyalah berjalan cepat sambil bermonolog layaknya sedang menghafal jawaban ujian. Namun sepertinya tindakannya sia-sia karena Junhoe memanggil namanya dan mengikutinya dari belakang karena langkah Junhoe tertinggal jauh. Dan Donghyuk yang tidak ingin namanya tercemar sesegera mungkin menghentikan langkahnya, lalu dengan raut wajah marah ia membalik badannya dan mengomel, tepat setelah Junhoe terkaget-kaget pada saat langkahnya terhenti "Goo Junhoe, apakah otakmu berjalan sekarang? Ataukah semalam kau terjetuk benda keras sehingga sarafnya berpindah tempat? Kau mempermalukanku dengan pakaian tidurmu, kurasa kau mulai tidak waras" setelah beragumen Donghyuk melanjutkan langkah terbirit-biritnya, dan Goo tersenyum sambil menyetarakan jalannya.

"Hya Donghyuk-ah, hal ini terjadi karena hyung manisku menyuruhku berangkat sekolah disaat aku tidak menginginkannya, apakah kau tau perlakuannya padaku?" Junhoe menatap Donghyuk sambil membesarkan matanya yang sipit agar lebih menyakinkan. Dan Donghyuk yang polos ini harus menghentikan langkahnya untuk memikirkan sesuatu yang Junhoe ceritakan. "Dengan muka menggemaskan dan rengekannya dia menyuruhku untuk pergi kesekolah, dan aku tak bisa menolak karena jika aku tidak berangkat dia akan menciumku lebih lama dari biasanya" yang dikatakan Junhoe ini benar-benar keterlaluan. "ARGGGH" Junhoe meringis kesakitan.

Yunhyeong yang beberapa detik yang lalu sudah berada di belakang mereka berdua langsung menepak kepala Junhoe dengan buku tebal yang di pegangnya "Jangan menghayal terlalu tinggi huh!" ia juga mengangkat dagunya, setelah itu ia melihat keadaan Donghyuk yang mulai meneteskan darah dari hidungnya. Yunhyeong yang melihat hal itu langsung shock "HYA DONGHYUK-AH GWAENCHANA, kurasa kita harus ke UKS" dengan wajah khawatirnya Yunhyeong mengantar Donghyuk yang nampak kebingungan antara benar atau tidak pernyataan dari Junhoe sialan ini. Dan Junhoe, ia hanya tersenyum menanggapi hal tersebut tanpa berbuat apapun. Tak lama Junhoe mulai merasakan kantuk menggerogoti matanya lagi, hal itu membuat tubuhnya berbalik arah dan kakinya bukannya berjalan menuju kelas ia malah menjauhinya.

000

Jimin diantar oleh Hyung-deulnya ke sekolah dengan mobil, lalu ia keluar dari mobil tersebut sambil menutup pintunya agak kasar dan Yonggi hanya tersenyum lucu melihatnya. "Belajar dengan baik huh!" Yonggi menyampaikan nasihatnya sebelum mobilnya melaju kencang. Yonggi yang sudah setengah jalan menuju kantor merasa aneh, ketika melihat cuaca yang berubah signifikan, langit yang sebelumnya biru cerah sekarang semuanya tertutupi oleh awan gelap. Ia mulai merasakan desiran aneh Mungkinkah ini... dengan dahi berkerut yang menandakan bahwa ia sedang berfikir dan tak lama ekspresi itu berubah menjadi keterkejutan luar biasa yang ia rasakan dalam lubuk hatinya JIMIN! jeritnya dalam hati.

Jimin berjalan santai menuju ke kelasnya, di lapangan ia berpapasan dengan orang aneh yang mengenakan baju tidurnya, Jimin memandangnya sekilas dan tatapan mereka bertemu begitu saja. Pada saat satu langkah setelah mereka berpapasan hujan tiba-tiba saja turun dengan sangat deras, sampai-sampai mereka hanya terdiam memaku di tempatnya masing-masing sementara murid yang lain saling kejar mengejar mendapatkan tempat berteduh untuk melindungi diri dari air yang terus turun secara vertikal dari atas kebawah. Saat itu mereka berdua merasa terikat, hal-hal tidak wajar menghantui fikiran mereka.

Bayangan cahaya di mata Jimin terpantul jelas, birunya laut yang Junhoe tangkap pun semakin mendekat dan hampir membuatnya merasa ditenggelamkan dalam air laut asin yang dalam. Untuk kedua kalinya mereka memalingkan wajah satu sama lain untuk memperhatikan lebih jelas siapa gerangan yang berlalu diantara mereka.

Semua para pengendali dari yang tua maupun muda yang sedang beraktivitas tiba-tiba saja menghentikan semua kegiatannya karena mereka merasakan sebuah kehadiran masuk ke dalam ulu hati mereka, perasaan yang sudah lama tidak mereka rasakan untuk puluhan ribu tahun lamanya akhirnya timbul juga sekarang.

Dengan wajah sumringah Yonggi memperhatikan dari kejauhan, ia memang sempat tidak percaya akan menyaksikan moment langka pertemuan kedua insan yang di takdirkan untuk bersama setelah ia mengatakan unek-unek pada Jimin tadi pagi, rasanya baru sebentar ia menjaga Jimin padahal sudah berpuluh-puluh tahun lamanya tapi ia seolah melupakan hal itu begitu saja. Mereka bertemu Yonggi berkata dalam hati kecilnya, sebelumnya ia harus membelokkan mobil itu dengan lihai untuk kembali lagi ke area sekolah Jimin, karena jalanan yang tidak terlalu ramai ia bisa sesuka hati menaikkan kecepatan mobilnya, hingga sampailah ia di depan gerbang sekolah, dan disana ia melihat seseorang yang tidak dikenalnya dengan apinya yang membara keluar dari dalam tubuhnya, tapi tak bisa dilihat oleh orang normal.

Semua pengendali merasakan hal yang sama, rasanya di benak mereka yang tertera hanyalah menikmati matahari pagi yang sangat sejuk di pantai, cahaya yang menusuk kulit terasa hangat, sangat nyaman dan tentram. Yonggi merasa sangat senang bisa merasakan indahnya moment seperti ini lagi untuk beratus-ratus tahun yang lalu ketika usianya menginjak umur 5 tahun.

Jimin merasa seluruh tubuhnya melemas, rasanya ia seperti Icarus yang kehilangan sayapnya karena terbakar. Jantung Jimin berdegup kencang, ia sebelumnya tidak pernah merasakan perasaan seperti ini, tetesan hujan yang mengenainya seakan terhenti menjadi bintik kaku, sebuah kekuatan muncul begitu saja, hal itu membuat orang yang di belakangnya bertanya-tanya. Tiga detik setelahnya Jimin tak sadarkan diri, jentik-jentik air yang tadinya berhenti di sekitarnya kini berjalan lagi, dan hujan rintik-rintik membasahi tubuh Jimin yang terbaring di tanah.

Yonggi yang melihat Jimin ambruk langsung keluar dari mobil tanpa harus menutup pintunya terlebih dahulu karena ia sangat panik.

Orang-orang mulai berdatangan, pemandangan seperti itu seperti slow motion di mata Junhoe, ia terbengong dan bingung ingin bertindak apa. Mungkin terlalu shock karena perasaan antah berantah yang masuk ke dalam dirinya beberapa saat yang lalu.

TBC

Side Story

Yonggi berusaha mengangkat tubuh Jimin yang sudah terkotori oleh pasir basah, namun usahanya ini sia-sia. Dari mengangkat Jimin ala pengantin, bridal style, menggendong tubuh Jimin di punggungnya yang sebelumnya di bantu orang-orang sekitar, namun ia tidak kuat untuk mengangkat tubuh bongsor yang lebih berat darinya. Akhirnya ia menyerah dan menggeletakkan Jimin begitu saja di tanah, sementara Junhoe hanya bengong melihat aksi Yonggi yang kocak, tapi ia tak bisa tertawa. Yonggi yang merasa ditatap seseorang langsung berdecih kesal. "Apakah kau tidak ingin membantuku?."

Junhoe yang tak ingin repot langsung meninggalkan kedua orang yang tak dikenalnya dengan tingkah konyol yang mereka tunjukan, sementara Yonggi yang melihat Junhoe melangkah menjauh langsung melebarkan mata. "Hya,ya,ya!"

"Kami bisa bantu" dari banyak orang yang mengerubung salah satunya menjawab pertanyaan Yonggi setelah menunggu aksi yang baru saja Yonggi tunjukan.

"Ah nde,ne" Yonggi tersenyum kikuk sambil mengangguk, ia tidak tau lagi ingin menaruh mukanya dimana, harga dirinya kini hilang. Bodohnya Yonggi yang terpaku akan kisah drama romantis. Semua rencananya gagal total dengan dirinya yang kesusahan dan menyesal telah mengabaikan orang-orang sekitar.

.

.

.

-From SunAeBi-

Update FF genre baru nih, plus pasangan yang agak jarang diminati tapi Ue suka Jun-Jim. Ada 3 Season lagi yang belum kalian baca dan belum Ue selesaikan, jadi mau gimana nih, pending lagi? Mmmh, mungkin Ue harus jalan-jalan cari inspirasi deh. By the way Ue kasih bocoran ni FF, bakal ada 2 kisah.

Jim-Jun sama ...&... (kasih tau ga yah?)

Ya yang pasti menurut Ue, kisah yang kedua lebih mendominasi + feelnya dapet daripada Jim-Jun. Jadi sedih Jim-Jun diabaikan.

Karena jam telah menunjukan pukul 0.34 PM, Ue harus tidur, BYE, semoga kalian yang baca ff malam ini dikasih Sweet Dream sama Tuhan, Amien.