Jangan suka mempermainkannya, Seunghyun! Bagaimana kalau dia tidak tahan lagi dan meninggalkanmu?
Main Cast: Choi Seunghyun, Kwon Jiyong
Cast: Choi Dongwook, 2NE1.
It's a genderswitch! Bba bbam!
"Tabi Oppa!" sebuah suara menghentikan langkah Seunghyun. Dengan menghela nafas berat, pemuda tampan itu menoleh. Seorang gadis yang mengangkat kotak bekal di tangannya sambil mengedip-kedip lucu itu segera memenuhi ruang pandang Seunghyun.
"Kenapa kau?" tanya Seunghyun dingin, membuat gadis manis itu merubah ekspresi manisnya menjadi cemberut. "Hanya memberikan ini untuk Oppa!"
Seunghyun mengernyitkan kening. "Siapa yang membuatnya?"
Jiyong tersenyum bangga. "Aku dong! Menunya sesuai dengan yang kemarin Oppa minta,"
"Aku memintanya?" Seunghyun tersenyum mengejek. "Kapan?"
Wajah Jiyong cemberut lagi. "Kemaren waktu mau pulang," jawabnya masih sambil cemberut.
Seunghyun mengambil kotak bekal itu, membukanya, lalu tertawa mengejek. "Sampah!" tukasnya lalu membuang makanan itu ke tempat sampah lalu berbalik meninggalkan Jiyong.
Jiyong melihat peristiwa itu dengan kaget. Bola matanya bergantian menatap tempat sampah dan punggung Seunghyun. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Kenapa Oppa tega sekali padaku? Huh?" Seunghyun berhenti melangkah. "Bagaimana jika akulah orang yang dipilih Tuhan untuk mencintai Oppa?" teriak Jiyong. Isakan mewarnai nada suaranya.
Seunghyun menoleh, tersenyum mengejek kepada Jiyong. Langkahnya mendekat ke Jiyong. "Itu tidak mungkin terjadi, kau tau?" Pemuda itu mensejajarkan tingginya dengan Jiyong lalu menatapnya jijik. "Tuhan tidak akan mengirim gadis aneh sepertimu untukku!" tukasnya lirih. Dia lalu berbalik dan melangkah meninggalkan Jiyong.
Seunghyun memejamkan matanya erat ketika Hippocampusnya* memutar kenangan itu. Televisi di depannya masih tetap menyala, menayangkan sebuah program musik saat segmen wawancara dengan girl group yang baru debut, 2NE1.
Leader grup itu sedang menjawab pertanyaan yang diajukan MC. Mata Seunghyun menatap layar televisinya. Bibirnya membentuk senyuman ketika kamera terus-terusan menyorot leader girl group hip hop itu.
Dia Kwon Jiyong.
Gadis yang dulu mengejarnya. Gadis yang dulu dipermainkannya. Gadis yang pergi dari hidupnya.
Gadis yang dirindukannya.
Seunghyun menghela nafas. Mata tajamnya menatap televisi, seolah dengan begitu rindunya pada Jiyong akan tersampaikan. Yah... Rindu. Rindu yang dipendamnya sendiri. Rindu yang menyiksa dirinya sendiri. Seunghyun merasa bodoh. Bodoh dan tersiksa. Mengapa ia harus membuat gadis itu meninggalkannya kalau dia tau keadaannya akan menjadi seperti sekarang?
Seunghyun melirik arlojinya. Sebentar lagi 2NE1 akan turun panggung. Ini adalah stage kedua yang mereka jalani semenjak debut minggu lalu di Inkigayo. Dia merapikan outfit-nya. Memastikan rambutnya tersisir rapi dan menawan. Memeriksa lagi sekuntum mawar merah yang dibawanya, memastikan tidak ada satu kelopak-pun yang rontok. Eksekutif muda itu sedang berdiri di backstage, bermaksud memberikan selamat untuk debut girl group pimpinan Jiyong itu sekaligus ehem-melepas rindu-ehem.
Mata elangnya menatap lekat tirai yang menghubungkan backstage dan stage. Tirai itu terbuka dan langsung menghadirkan 4 gadis yang berjalan membentuk barisan dengan Jiyong sebagai pemimpinnya. Ketika dia melihat girl group itu akan memasuki ruangan mereka, langkah kakinya langsung mendekat. Bibirnya melengkungkan senyuman memikat yang sanggup membuat noona-noona bagian produksi yang berlalu-lalang di sekitar situ kehilangan konsentrasinya.
Namun senyum itu sekejap hilang ketika seorang wanita yang lebih pendek darinya menghalangi langkahnya.
"Mau apa?" tanya wanita itu galak.
"Aku..." Seunghyun memasang ekspresi bingu-nya. "Ingin bertemu dengan Kwon Jiyong," ujarnya.
"Tidak boleh! Mereka sedang istirahat," wanita itu menyipitkan mata. "Anda fans?"
Dengan ekspresi bodoh, Seunghyun mengangguk. "Aku ingin memberikan ini untuk Jiyong," dia menyerahkan setangkai mawar merah yang cantik.
Wanita itu merebut bunga dari tangan Seunghyun. "Biar aku yang menyerahkannya. Aku Sandara Park, manager 2NE1. Dan Anda?"
"Aku... Ah, tidak penting! Yang penting aku fans-nya Kwon Jiyong,"
"Baiklah! Terima kasih 'Fans'-ssi! Akan kuberikan ini pada Jiyongie. Annyeonghaseyo," Sandara menunduk takzim 90 derajat.
"Ne. Annyeonghaseyo, Sandara-ssi!"
Jiyong menyalami crew-crew yang berada di dalam ruangan itu. "Terima kasih kerja samanya," ucapnya riang. Perilaku itu juga diikuti oleh member lainnya.
"Girls! Girls!" Sandara menepuk tangannya di udara membuatnya menjadi pusat perhatian dalam ruangan itu.
"Terima kasih atas kerja kerasnya! Semoga kita bisa memberikan yang lebih baik lagi di penampilan berikutnya," ujar Sandara dengan senyum manis. Semuanya bertepuk tangan.
"Dan Jiyongie, kau mendapatkan ini..." Sandara mengulurkan setangkai mawar merah kepada Jiyong. Kontan semuanya bersorak. "Uuuuuuu"
"Dari siapa, eonnie?" tanya Jiyong bingung. Tangannya tetap menerima bunga mawar itu.
"Dia tidak mau memberi tahu identitasnya padaku. Yang jelas dia saaaaaaaaaaaaangaaaaaaaaaaaa aaaat tampan!" ucap Sandara sambil memeluk dirinya sendiri.
"Waaaaaaa" teman-teman se-grupnya bersorak sambil menepuk-nepuk pundak Jiyong.
"Eonnie daebak!" ujar Minji sang magnae dengan nada kagum.
Sementara Jiyong menatap bunga mawar itu dengan bingung. Lalu matanya menangkap sebuah kertas kecil di batang mawar itu. Jiyong membukanya lalu membacanya.
'Selamat atas debutmu-Your Tabi Oppa'
Wajah penasaran Jiyong berubah mengeras. Kakinya melangkah keluar, kepalanya celingukan. Setelah menemukan benda yang dia cari, dia mendekati benda itu, membukanya, lalu membuang bunga mawar pemberian itu ke dalamnya.
"Loh? Jiyongie? Kenapa dibuang?" tanya Bom, group-matenya ketika melihat Jiyong membuang bunga mawar itu.
"Aku tidak suka bunga, Eonni!" jawab Jiyong sambil tersenyum.
Bohong. Dia tidak suka pada pengirimnya.
Jiyong pun merangkul Bom masuk kembali ke ruangan mereka.
Mata itu menatap Jiyong sendu. Telinganya dapat mendengar omelan Bom pada Jiyong. Namun otaknya hanya menangkap suara Jiyong tadi. "Aku tidak suka bunga, Eonni!".
Bibirnya tersenyum miris. Mata tajamnya memejam erat. Dia tahu kalimat yang dikeluarkan Jiyong tadi adalah sebuah kebohongan.
"Kau... membenciku ya, Jiyongie?"
Bersambung...
Note:
Hippocampus: Diambil dari kata Hippo: Kuda dan Kampos: Monster Laut. Merupakan salah satu komponen otak bagian samping yang merupakan pusat ingatan dan navigasi ruangan. (Tante Wiki)
