"Bagaimana ini ? Seharusnya aku tak usah mengirimkan surat itu" batinku merutuki kesalahan yg baru saja ku lakukan.
Sedangkan namja di seberang sana hanya tersenyum manis sambil membaca sepucuk surat yg baru saja ia terima.
"Oh astaga. Apa yg harus ku lakukan ? Apa aku harus duduk di sebelahnya ? Ah tidak, itu ide buruk. Ku rasa jantungku akan melompat keluar sekarang. Kemana mereka semua ? Kumohon tolong aku" lirihku sambil terus melirik ke belakang menantikan teman-teman satu kelompokku yg tak kunjung menampakan batang hidung mereka.
"Kau sibuk sabtu nanti ? Bagaimana kalau kita pergi menonton film ?" tanyanya sesantai mungkin sambil berusaha menetralkan degub jantungnya yg tak beraturan.
"Menonton film ? Kau serius ? Tentu saja aku mau" jawab gadis itu dengan riang.
"Kyung Soo-ah. Aku.. aku menyukaimu" ucapnya gugup sambil menatap lekat mata gadis di hadapannya.
"Aku..."
"Kenapa dia harus kembali di saat seperti ini ? Oh Tuhan, kuatkan hatiku" batin Kyung Soo.
Bagi Kyung Soo semua itu bagaikan mimpi yg tak akan pernah jadi kenyataan. Ia terlalu takut untuk bermimpi lalu terbangun suatu hari nanti mendapati dirinya menangis seorang diri di dalam kamarnya yg sunyi.
