OVERLORD Jilid 4: Para Pahlawan Lizardmen


Disclaimer: Overlord adalah sepenuhnya hak milik Maruyama Kugane.

Terjemahan Bahasa Indonesia oleh SpicyPizza


Prolog


"Selamat datang kembali, Ainz-sama."

Kembali ke ruangannya sendiri setelah pergi selama setengah bulan, perkataan Albedo selanjutnya membuat Ainz kehilangan tenaga.

"Apakah Anda ingin makan sesuatu? Atau Anda ingin mandi? Ataukah Anda ingin... diriku?"

Untuk sesaat, Ainz mengira ia melihat banyak bentuk hati berterbangan di belakang tubuh Albedo.

"...Apa yang kau lakukan."

"Saya memerankan pengantin baru, Ainz-sama. Kudengar kalau ini adalah cara yang terbaik untuk menyambut kepulangan suami yang pergi bekerja bersama peliharaan keluarga. Bagaimana menurut Anda?"

Ia akhirnya mengerti mengapa tak ada seorangpun yang menyambutnya di permukaan Makam kali ini. Laki-laki ini yang tak pernah kencan sebelumnya, apalagi menikah, akan menjawab "aku tak tahu", tapi segera menelan kata-kata itu. Harga dirinya sebagai seorang pria tak mengizinkannya memperlihatkan kelemahan. Selain itu, bagaimana bisa ia menjawab pertanyaan macam itu?

Meski ia tak memiliki kepercayaan diri... mengapa tidak ia jawab saja dengan lagak sok tahu.

"Itu tadi sangat mempesona, Albedo."

"Betapa bahagianya!" senyum Albedo menunjukkan betapa senang ia.

Setelah diserang senyum memikat Albedo, Ainz duduk perlahan bersiap untuk mengurusi bisnis.

Ia merasa seperti ada ular yang merayap di punggungnya.

Mungkin ia merasakan itu karena disebabkan oleh hasrat hewani yang berkilat di mata emas Albedo. Andai ia bercanda menjawab "aku menginginkanmu", Albedo tentu akan segera memanfaatkannya sebagai alasan untuk menerkam Ainz seperti hewan buas. Entah bagaimana, kata-kata "pemerkosaan" muncul dalam pikirannya.

Hasrat seksualnya sudah lenyap, tapi ada sedikit rasa yang muncul ketika ia mencium aroma Albedo. Rasa penasaran memicu Ainz untuk mengetahui apa yang akan terjadi dan berpikir kalau hal itu tak ada salahnya.

'Hentikan, bodoh kau.'

Ia mengabaikan perasaan Albedo bukan karena pengendalian dirinya yang kuat, tapi karena pasrah bahwa tak mungkin bagi kerangka seperti Ainz untuk 'melakukannya.'

Sebelum datang ke dunia ini, ia iseng-iseng mengubah setelan Albedo menjadi "jatuh cinta" padanya. Karena itu, ia merasa kalau dirinya memanfaatkan perasaan Albedo jadi ia merasa tak mampu untuk maju dan menerimanya.

'Tapi aku nggak bisa melakukan apa-apa mengenai hal yang sudah hilang dariku... Hubungan yang datar juga nggak baik... Itulah mengapa aku takut melanjutkan ke tahap selanjutnya.'

Inilah yang dipikirkan Ainz, yang tak pernah memiliki hubungan dengan lawan jenis sebelumnya.

Selain itu, dari sudut pandang tertentu, NPC yang dibuat rekan-rekannya seperti anak-anak buatnya. Menodai hal sepenting itu akan membuatnya merasa sangat bersalah.

'Bodohnya aku. Tak seharusnya aku memikirkan hal ini.'

"Ah!"

Cahaya di lubang mata Ainz menjadi lebih terang saat mendengar suara Albedo.

"A-Ada apa!? Albedo! Apa yang terjadi?"

"Maafkan saya. Pengantin baru seharusnya mengenakan baju tempur (celemek telanjang) untuk menyambut suaminya."

Setelah menyelesaikan perkataannya, wajah memerah Albedo menunduk melihat roknya, dan berkata:

"Jika Anda mengizinkan, saya akan segera mengganti baju."

Sambil melirik Ainz, ia melanjutkan dengan suara malu-malu yang masih terdengar jelas: "...di depan Ainz-sama..."

"...Ah, ya... um, sungguh... ha~~~, berhenti bercanda Albedo, dan ayo segera mulai pertemuan dan pertukaran informasinya."

"Baik, sesuai perintah Anda."

Ainz memaksa dirinya untuk —karena suatu alasan— mengesampingkan usaha membingungkan Albedo di balik pikirannya dan melorot di kursinya. Ia kemudian melemparkan tiga tas kulit ke atas meja. Kepada Albedo, yang baru saja berganti dari baju pengantin ke baju sekretaris, ia berkata:

"Pertama-tama, ambil uang yang kudapat di E-Rantel ini dan gunakan untuk eksperimen."

Ketiga tas itu berbeda ukuran, tas yang paling besar cukup menggembung sampai bisa berdiri. Didalamnya terdapat koin emas, perak, dan tembaga yang Ainz dapat sebagai seorang petualang.

"Sesuai perintah Anda, uang ini akan digunakan untuk sistem pertahanan Nazarick, juga untuk eksperimen dalam sistem pemanggilan."

"Benar. Terlebih lagi, pastikan apakah bahan-bahan ini bisa digunakan untuk membuat gulungan sihir dan benda lainnya."

Emas yang didapat dalam permainan YGGDRASIL tak hanya digunakan untuk membeli barang, tapi juga digunakan untuk banyak hal: untuk membiayai administrasi sistem pertahanan guild dan biaya dalam pemanggilan secara otomatis pelayan level 30 atau lebih, sebagai media dalam mengaktifkan mantra tertentu, untuk membayar biaya pembuatan barang-barang, dan juga sebagai biaya untuk pembangkitan NPC yang mati.

Sudah dipastikan bahwa tak ada masalah dalam penggunaan koin emas YGGDRASIL di dunia ini. Tetapi, mereka masih harus mencari tahu apakah mata uang dunia ini juga bisa digunakan untuk menutup biaya-biaya mereka, terutama apakah mungkin untuk menggunakan koin perak dan perunggu — karena koin emas adalah satu-satunya mata uang di YGGDRASIL.

Tak berlebihan jika mengatakan eksperimen ini akan menentukan nasib Nazarick. Jika mata uang yang didapat di dunia ini dapat digunakan sebagaimana di YGGDRASIL, maka kebijakan operasional ke depannya akan terpengaruh, utamanya mengenai seberapa penting nilai masing-masing jenis koin.

Tergantung pada situasinya, prioritas yang diberikan untuk mendapat koin dapat meningkat. Di sisi lain, jika mata uang dunia ini tak bisa digunakan, maka uang yang ada di ruang perbendaharaan akan menjadi satu-satunya uang yang bisa digunakan dan pengeluaran yang tak penting akan dipotong.

"Sekarang tentang Clementine —"

Ketika menyebut nama mayat wanita yang hilang itu, wajah Ainz seperti digigit serangga.

Karena kesalahan Ainz, wanita yang mengetahui begitu banyak informasi itu mungkin telah dibangkitkan. Firasat buruk kalau wanita itu mungkin membocorkan informasi perlahan menumpuk.

Jumlah potensi musuh ada banyak, dan informasi mengenai mereka sangat minim. Sebaliknya, informasi tentang sisi ini sudah bocor.

'Akan sangat menguntungkan kalau pihak yang menerima informasi itu sesama anggota guild, tapi... keberuntungan seperti itu cuma harapan. Langkah kita ke depan harus diambil dengan lebih berhati-hati. Terus... identitas sebagai Momon harus kuapakan?'

Momon mungkin akan dicurigai, tapi akan sia-sia jika meninggalkan identitas yang popularitasnya sedang naik. Fakta bahwa Ainz dan Momon adalah orang yang sama seharusnya belum bocor.

'Tak ada pilihan selain beradaptasi terhadap perkembangan di masa mendatang.'

Tak bisa memikirkan suatu solusi, Ainz mengesampingkan bahasan itu.

"Perintahkan Pandora's Actor untuk memasukkan salah satu senjata wanita itu ke dalam penghancur di ruang harta dan mengamati apa yang terjadi."

"Penghancur?"

Pertanyaan Albedo mengingatkan Ainz nama sebenarnya dari mesin itu.

" [ Exchange Box ]. Mesin itu memungkinkan orang dengan kemampuan [ Merchant ] untuk menaksir benda dengan nilai tinggi. Perintahkan Pandora's Actor untuk menggunakan penampilan Nearata-san dan menggunakan kemampuan khususnya."

Sembari memandang Albedo, yang menunduk paham, Ainz meletakkan sebuah perkamen diatas meja.

"Satu hal lagi. Ini adalah peta dunia yang kudapat dari E-Rantel."

"Ini... ya?"

Albedo mengerutkan alisnya, alasannya sederhana. Peta ini terlalu kasar.

"Aku memahami ketidakpuasanmu. Ini hanyalah peta daerah sekitar, dan hanya menunjukkan sebagian dari dunia ini. Ditambah lagi, ukurannya tidak konsisten dan banyak penunjuk yang tidak digambar."

Ada banyak contoh informasi yang Ainz dapat dari Master Asosiasi Sihir di E-Rantel yang tak ada di peta, seperti lokasi suku-suku Centaur di padang rumput, sarang Scorpionmen di gurun, pegunungan negara para Dwarf, dll. Kesimpulannya, peta ini hanya berguna untuk manusia.

Reliabilitas peta yang meragukan memang rendah, tapi peta yang lebih baik butuh biaya tinggi dan waktu lebih untuk menggambarnya; dan tak ada peta yang lebih baik.

Itu adalah kata-kata pemimpin Guild Sihir, Theo Lachesil, yang sangat dekat dengan Ainz, jadi pasti benar adanya.

Mendapat peta yang mendetil adalah permintaan yang tak mungkin, seperti yang terlihat dari sikapnya.

"Saya mengerti. Kalau begitu saya akan meminta salinannya dibuat dan disebarkan kepada setiap penjaga lantai."

"Bagus sekali, sebelum itu biar kujelaskan dulu."

Ainz menunjuk bagian tengah dimana ada catatan kecil tertulis disitu.

"Ini adalah E-Rantel, dan disini adalah Makam Besar Nazarick."

Jarinya bergerak dari tengah ke timur laut, dekat dengan hutan rimba raksasa yang mengelilingi Nazarick. Hal ini bisa dipastikan dari kondisi daerahnya.

"Disini adalah pegunungan Azerlisia, batas antara Kerajaan Re-Estize dan Kekaisaran Baharuth. Mulai dari ujung selatan pegunungan sampai di daerah sekitarnya, area besar ini adalah Hutan Tob. Dan diantara ujung selatan pegunungan dan hutan Tob ada sungai yang mengalir ke danau berbentuk sendok."

Ainz menunjuk sisi selatan danau. "Disini adalah Rawa Besar, lokasi desa para Lizardmen."

Setelah yakin Albedo mengerti, Ainz melanjutkan penjelasannya.

"Selanjutnya adalah penjelasan dari Master Guild Sihir mengenai negara-negara sekitar. Di arah barat laut Kerajaan Re-Estize ada area dengan banyak pegunungan dimana banyak ras setengah manusia yang berkumpul dan membentuk Dewan Aliansi Agrand. Sebaiknya berhati-hati terhadap naga berkepala lima, atau mungkin tujuh, yang menjadi salah satu anggotanya. Dan di arah barat daya Kerajaan Re-Estize ada sebuah negara disebut Kerajaan Suci Roble. Gambarnya sedikit kasar di peta, tapi batas negara itu dilindungi dengan tembok, yaitu Tembok Besar 10,000 Mil. Tembok itu melindunginya dari belantara, dimana banyak konflik antar makhluk setengah manusia."

"Itu tempat dimana Demiurge sebelumnya dikirim."

"Benar. Di sisi lain belantara adalah Teokrasi Slane, negara yang berpotensi menjadi musuh kita dan perlu diwaspadai."

"Apakah garis ini batas negaranya?"

Albedo mengangkat tangan seputih marmernya menunjuk sebuah garis melingkar.

"Sangat mungkin. Sebenarnya, batas ini tak begitu berarti. Gambarnya kasar sekali. Lihat disini, di arah timur laut Kekaisaran Baharuth ada beberapa negara. Mereka membentuk Aliansi Serikat Kota bersama, sepertinya termasuk kota-kota milik ras setengah manusia juga. Di arah tenggara Kekaisaran Baharuth ada banyak jurang yang membentuk deretan besar Stela. Disana banyak gua yang ditinggali manusia yang memelihara wyvern. Suku-suku mereka hidup disana."

Ringkasnya, area ini sepertinya mirip dengan Wulingyuan, tapi keadaan sebenarnya masih belum jelas.

"Pengendara wyvern?"

Di YGGDRASIL, naga terbang bisa dipanggil oleh mereka dengan profesi pengendara dan mencapai level 30an akhir, dan belum ada bukti yang menyerupai monster tunggangan di dunia ini.

"Seperti ini... biasanya, bisa dibilang mereka itu sangat kuat. Meski demikian, bagi Makam Besar Nazarick, mereka tak begitu berguna dalam penyerbuan... dan di bawah jurang-jurang ini, di sebelah selatan danau besar ini— kita sampai di ujung peta."

Ainz menunjuk ke permukaan meja diluar peta.

"Sepertinya ada negara disini yang disebut dengan Kerajaan Naga."

"Naga?"

"Benar. Itu adalah sebuah negara yang dulunya didirikan oleh seekor naga yang sangat kuat. Keluarga kerajaan negara ini juga mewarisi darah naga... mengenai benar atau tidaknya masih meragukan... yah, sampai segitulah penjelasan peta ini."

Jika itu adalah dunia dimana Ainz bernama Satoru Suzuki, perkataan seperti ini pasti hanya omong kosong. Tapi di dunia ini, kemungkinan kebenarannya jauh lebih tinggi.

"Kalau begitu Ainz-sama, negara-negara yang sebaiknya kita waspadai adalah Teokrasi Slane, dan Dewan Aliansi Agrand?"

Ainz melipat tangannya dan mengeluarkan suara "Umu".

Jika membicarakan negara, dan karena saat ini tak ada pendapat yang bisa dibuat karena keterbatasan informasi, mengenai hal ini Albedo hanya merespon dengan menundukkan kepalanya perlahan.

"Mohon maaf, saat ini negara ini juga harus diwaspadai."

"...Benar. Meski tak ada masalah tentang negara ini, kemungkinan adanya seseorang yang sangat kuat disana itu ada."

Contohnya orang yang menggunakan benda Kelas-Dunia pada Shalltear, dan sejenisnya.

Meski pikiran ini tak disuarakan, sepertinya Albedo memahami.

Ainz kemudian menunjuk area di selatan dan timur diluar peta.

"Di arah timur sini ada kota yang disebut Kota Laut, di selatannya ada kota lain yang dibuat oleh suatu kelompok bernama Delapan Raja Rakus, kota ini harus sangat diwaspadai. Kotanya Delapan Raja Rakus adalah... sebuah kota yang melayang di tengah gurun."

"Kota yang melayang?"

"Ini hanya rumor, dan mungkin kurang akurat, tapi ada sebuah kota besar di bawah kota melayang itu. Seolah kota melayang itu bisa menghasilkan air tanpa batas, kota besar itu seluruhnya dikelilingi dengan karunia sihir, sampai-sampai orang tak menyangka bahwa itu di tengah gurun."

Kedua mata Albedo berubah dingin, dan membisikkan beberapa kata.

"Apakah Anda menghendaki pelayan untuk melakukan sedikit pengintaian kesana?"

"Tak perlu mengambil resiko seperti itu. Meski jika pengguna benda Kelas-Dunia itu datang kemari, sebelum memahami kekuatan tempurnya, alangkah baiknya untuk menyambut mereka dengan senyuman... Bagaimana kondisi Shalltear?"

"Mengenai pembangkitan, secara fisik tak ada masalah, kecuali..."

"Bicaramu ragu-ragu. Apa ada sesuatu yang akan membuatku tersinggung?"

"Ah! Saya mohon maaf. Sebenarnya secara mental dia sedikit terganggu."

"...Apakah efek dominasi mental masih ada? Bahkan dengan pembangkitan setelah kematian, apakah masih belum cukup untuk menghilangkan efek dari benda Kelas-Dunia itu?"

"Bukan, bukan seperti itu... karena menunjukkan permusuhan dan melawan Ainz-sama, jauh didalam ia menganggap ini adalah dosa yang tak terampuni."

Ainz bingung sejenak.

Itu adalah sepenuhnya kesalahan Ainz, Shalltear tak melakukan kesalahan apa-apa. Ia sudah diberitahu berkali-kali.

"Mohon maafkan kelancangan saya karena menentang keputusan Ainz-sama."

Ainz mengangguk pada Albedo yang ekspresinya tulus.

"Kurasa akan lebih baik kalau ada suatu hukuman."

Api dalam lubang mata Ainz menggelap, ia membuka mulutnya, tapi segera menutupnya karena orang didepannya masih akan mengatakan sesuatu.

"Jika Ainz-sama memberi hukuman, maka rasa bersalah di hati Shalltear akan hilang, di sisi lain, tanpa hukuman perasaan negatif di hatinya takkan hilang."

Begitulah, tak bisa ada hadiah tanpa ada hukuman, keduanya harus ada.

Mengenai keduanya, pada tingkat seberapa harus menghukum dan pada tingkat seberapa harus memberi maaf, semuanya Ainz yang memutuskan. Jika seperti biasanya, semuanya akan dimaafkan oleh Ainz.

Di sisi lain, meski akan sedikit berat untuk Shalltear, tapi ini adalah peluang edukasi yang bagus.

"...Aku mengerti, akan kuberi Shalltear sedikit hukuman."

"Benar, ini adalah yang terbaik, juga mohon maafkan kelancangan saya."

"Kamu bicara apa. Menawarkan sudut pandangmu seperti tadi itu yang kubutuhkan. Saat aku kehabisan ide, mengajukan ide seperti yang barusan kau lakukan itulah apa yang seharusnya kamu lakukan untuk tugasmu sebagai Pengawas Penjaga Lantai Makam Besar Nazarick."

"Terima kasih banyak!"

Dengan pipi bersemu merah dan mata berair, si cantik kelas dunia itu menundukkan kepalanya pada Ainz. Merasa malu mendengar ucapan tulus Albedo, Ainz menjawab.

"Oleh karena itu, (kita) sebaiknya segera mengerjakan tugas masing-masing. Urusan disini saya percayakan kepada Anda."

"Baik! Serahkan padaku! Dalam ketidakhadiran Ainz-sama, saya akan memegang tanggungjawab dan mengatur dengan baik."

Sepanjang percakapan, Ainz mendengar sedikit nada seorang istri disana tapi ia mengabaikannya, karena ucapan Albedo belum selesai.

"Tetapi, Ainz-sama harus berhati-hati, pengguna benda Kelas-Dunia yang mencuci otak Shalltear bisa saja menyerang."

"Tentu!"

Kembali ke kamar pribadinya, Ainz mengeluarkan suara lega untuk pertama kalinya.

"Kalau mereka mau datang, mengusir mereka... itu tidak sopan. Tenang saja, Albedo. Jika kita melawan penyerang tak dikenal, aku akan mengambil tindakan mundur sebagai prioritas, bahkan mempersiapkan pelayan sebagai pelindung."

Ainz perlahan memandang ke atas, membayangkan kehadiran alarm yang seharusnya ada di sana.

Musuh pengguna benda Kelas-Dunia, player lain yang mungkin ada atau tidak, dan jejak-jejak para pemain yang ada di masa lalu tentunya tak selalu nampak sebagai musuh. Tetapi perkara mengenai keamanan tak boleh ditangani sembarangan, oleh karena itu persiapan harus dibuat dengan mempertimbangkan skenario terburuk.

"Pertimbangan pertama adalah sebelum identitas musuh sebenarnya terungkap, operasional harus dilakukan serahasia mungkin. Tetapi, juga penting memasang umpan untuk memancing mangsa... bagaimana sebaiknya rencana itu dilaksanakan?"

Albedo sedikit menurunkan pandangannya, tapi dari reaksi ini Ainz sudah mengantisipasi hasilnya.

"Laporan dari Cocytus belum diterima. Laporan Entoma masih berada dalam jangkauan yang diperkirakan, dan pertempuran terjadi sangat dekat dengan tempat tujuan, jadi laporannya sudah siap lebih dulu."

"Jadi seperti itu... meski bukan ini hasil yang diharapkan, hal yang penting adalah apa yang bisa kita dapat dari ini."

"Saya senang Anda berpikir begitu."

"Bagus. Meski aku ingin pergi kesana untuk menyaksikannya sendiri, pekerjaan petualangku sudah menumpuk dan aku tak bisa pergi. Tapi aku masih ingin tahu kondisi pertempuran, jadi rekam video pertempuran antara lizardmen dan pasukan Makam Besar Nazarick."