ONE CALL AWAY
[Oh Sehun]
[Kim Jongin]
[Temukan sendiri]
..
...
...
...
ABSURT..
WARNING..
TYPO SEPERTI BINTANG..
BAHASA SESUKA PAPAN KETIK ..
HAPPY READING ALL..
.
.
'I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one call away
.
.
CHAPTER 1
.
"Jadi anak anak Hukum Polaritas Di dalam falsafah Tmur, hukum polaritas disebut sebagai yin dan yang. Ini adalah salah satu hokum yang lebih sederhana untuk dimengerti; Misalnya, jika sesuatu itu panas , maka menurut hukum ini ada kutub yang berlawanan, yaitu dingin yang kadarnya setara" Dikelas 11 B suasana begitu tenang. Bukan karna mereka -murid penghuni kelas menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru yang kelihatanya tak muda lagi, dapat dilihat dari kerutan di wajahnya. Melainkan guru yang bername tag Cho Kyuhyun tersebut terkenal dengan sebutan "Si Killer Cho'
.
'ttok ttokk' sontak seluruh penghuni kelas 11B menoleh dan mengalihkan pandanganya dari papan tulis yang membosankan ke arah pintu
"Silahkan masuk" seru Cho songsaenim tak kalah keras dari kerukan pintu
"Maaf saya mengganggu anda Cho Songsaenim, tapi saya kemari ingin menyampaikan perintah dari kepala sekolah" Jawab wanita dengan mata sipitnya walau bergitu tetaplah cantik 'kang seulgi'
"Oh kang songsaenim, tak apa. Ada keperluan apa?" tanya Cho songsaenim tak lupa dengan seringai tipisnya. Ingat umur Tuan Cho, ohh jangan salah walaupun sudah memasuki kepala 4, guru killer tersebut masih doyan dengan gadis muda apalagi dengan paras menawan
"Jongin-ssi silahkan masuk dan perkenalkan dirimu" perintah dari Kang songsaenim
Dengan ragu jongin melangkah kan kaki nya ke lantai berundak yang tingginya lebih tinggi beberapa centimeter dari lantai dasar kelas.
"Hallo, perkenalkan nama saya Kim Jongin murid pindahan dari Neul Paran High School, mohon bantuanya. Terimakasih"
Setelah perkenalan, Jongin mendengar sayup sayup siswa siswi didalam kelas menyebut namanya. Ia gugup. Tentu saja, selain Jongin mendengar sayup sayup suara orang yang membicarakanya, ia juga ditatap hampir separuh kelas dengan tatapan bermacam macam seakan akan menelanjanginya.
Sebelum Jongin semakin gugup beruntunglah Cho songsaenim menyuruhnya duduk -tentu saja setelah menyelesaikan urusanya dengan Kang songsaeinim- didekat Seorang siswa yang selalu tersenyum denganya semenjak sesi perkenalan tadi.
"Hai jongin" sapa gadis tersebut sambil menggeser membenahkan letak bangku yang akan di duduki jongin 'classmate yang baik
"O oh hai.."
"Wendy Son, Kau bisa memanggilku Wendy" jawab gadis tersebut secara spontan, sambil menjabat tangan Jongin.
"O oh hai Wendy-ssi" jawab Jongin gugup, pasalnya tanganya yang masih digenggam Wendy
"Oh maafkan aku, hehe habisnya aku senang sekali memiliki chairmate setelah 2 bulan kesepian, yahh karna chair mate ku yang dulu Yeri pindah ke Jepang mengikuti orang tuanya, hufttt aku jadi merindukanya"
"Maafkan aku Wendy-ssi telah mengingatkanmu kepada chairmate mu terdahulu" Balas Jongin, tentu saja Jongin merasa tak enak setelah melihat perubahan air muka Wendy saat membicarakan chairmate nya dulu
"yahh jangan merasa bersalah begitu Jongin sudahlah yang penting aku sudah tidak duduk sendiri" balas gadis tersebut. Jongin memandangnya dengan raut wajah aneh, pasalnya gadis yang duduk disebelahnya ini ajaib, bagai mana tak ajaib entahlah tapi jongin suka dengan kepribadian tang blakblakan tapi menggemaskan.
'Pletakk' lemparan yang sempurna dan sukses sebuah karet penghapus mendarat di kepala salah satu murid
"Yakk Nona Son, biasakah kau berkenalan di lain waktu. Jika kau tidak betah dikelas ku keluarlah" ceramah Cho Songsaenim. "Maaf saem" jawab gadis tersebut sambil menundukkaan kepalanya urung untuk menegakkan kepalanya ia lebih suka memandang sneaker putihnya dari pada ia melihat tampang sok cool dari guru killer tersebut dan juga yakk seluruh murid memandanginya seolah olah berkata 'mati kau wend' 'kau sih tak tau tempat' 'yang sabar saja'
"Baiklah kali ini kai kumaafkan nona Son, dan untuk semuanya buka halaman 94 kerjakan soal soal tersebut dan kumpulkan di ketua kelas, jelas!"
"Ye saem" seru seluruh murid kelas 11B
"Kau Tuan Oh letakan saja tugasnya di meja ku, disebelah map kuning"
"Nde saem" jawab suara husky dari pojok kelas, sontak Jongin menoleh kesumber suara tersebut karna penasaran. Tiba tiba wajah Jongin memerah mungkin saja karna terpesona dengan paras tampan ketua kelas yang bak vampire di film film, lebay. Tapi jongin benar, dengan mata tajam nya berwarna coklat, surai silvernya yang berlkilau, kulit putih bak porslen. Sempurna.
"pstt jong, istirahat nanti kau ikut dengan ku ya ke kantin, kebetulan hari ini menu dikantin enak" bisik Wendy dan sontak sukses mengejutkan Jongin dari acara menatap si ketua kelas
"Nanti ikut ke kantin ok" tawar gadis itu untuk kedua kalinya, dan hanya diangguki oleh Jongin.
"Nona Son.. Aku dapat mendengarmu" bentak Cho Saem untuk yang kesekian kalinya. Dan hanya dibalas dengan cibiran gadis tersebut, Jongin yang melihatnya hanya tersenyum melihat tingkah konyol chairmate nya, dan yahh sepertinya awal yang cukup baik.
.
.
"Kau duduk disana saja jong, cari tempat yang menurutmu nyaman aku akan mengantri makananya" perintah gadis yang baru beberaoa jam yang lalu resmi menjadi chairmate nya.
Jongin berjalan menuju pojok kantin yang menurutnya nyaman, dengan langkah hati hati takut jika ia menyenggol nampan siswa disini.
"Hei kau anak baru!" seru suara husky dari bekakang jongin, sontak ia menoleh. Melihat kerumunan murid yang sedang menikmati makan siangnya.
"Iya apa ketua kelas memanggil ku" jawab Jongin dengan nada agak sengit pasalnya siapa dia mentang mentang ketua kelas dengan seenaknya memanggil Jongin tanpa sopan santun sama sekali.
"kau menjatuhkan sumpitku, bisakah kau mengambilnya kembali" perintah sang ketua kelas yang kental dengan nada mengejek.
Jongin tak ada niatan untul memngambil sumpit tersebut pasalnya si ketia kelas sangat tidak sopan kepada orang yang dimintai tolong, Jongin tidak takut dengan tatapan tajam dari si ketua kelas. Jongin malah membalasnya dengan tatapan tajam. Seketika ekspresi Jongin berubah karna si ketia kelas malah memberikan seringai yang menurut Jongin mempesona.
"Bisakah kau lebih sopan sedikit dengan orang yang kau mintai bantuan, kau ketua kelas tapi atidute/ mu tidak mencerminkanya" bentak Jongin dan jelas saja mengundang perhatian seluruh isi kantin. Si ketua kelas hanya terkekeh mendengar gertakan dari Jongin.
"yakk Jongin apa yang kau lakukan disini bukankah tadi ku suruh mencari tempat dann ehh tunggu ke kenapa seisi kantin memperhatikan kita Jong" tanya Wendy dengan wajah linglung menyerempet ke idiot.
"kau tanya saja pada ketua kelas idiot ini" tunjuk jongin dan sukses membuat manik ketua kelas melotot pasalnya jari telunjuk Jongi tepat berada di depan hidung mancungnya.
"Yakk jongin berhenti" sergah gadis tersebut dan juga menurunkan jari jongin dari wajah ketua kelas
"S Sehun maaf kan Jongin, ia memang agak tempramental hehehe"
"yak aku tidak tempramental, tapi orang ini duluan yang memuasdfghjklajdbdkanzbdhksdbisdj wend jdjdksk le lepasndjdjdjdnskdb" ronta jongin karna tanggan Wendy sukses membekap mulutnya, Jongin ingin mencaci si ketua kelas.
"hehe maafkan, ya sudah bye Sehun" pamit Wendy sambil menyeret Jongin yang terus meronta agar bekapan tangan Wendy terlepas.
.
.
Setelah mengalami insiden kecil Jongin memutuskan untuk duduk tenang di pojok kantin dan menikmati makanan yang sudah Wendy pesankan. "emm wend maafkan sikap ku tadi, tapi sungguh wend aku sangat geram dengan wajah datar si ketua kelas dan sok memerintah itu"
"ok Jong aku memaafkan mu yah bagiku insiden iti hanya insiden kecil, yang kedua namanya Oh Sehun, yang ketiga Sehun sedari dulu memang menyebalkan dengan wajah datarnya dan juga sok memerintah, yang terakhir" dengan sengaja Wendy menggantungkan karna wajah Jongin yang penasaran itu sangat lagh lucu.
"Apaaa, cepat lanjutkan"
"dia mempunyai kekuasaan disini karna ia anak dari pemimpin yayasan dan jugaa..."
"apalagiiii" penasaran Jongin sampai membuat seisi memandangnya lagi
"Hati hati kau terpesona denganya hahaha" tawa renyah Wendy lagi lagi membuat seisi kantin memandangnya lagi
"M ma mana mungkin aku terpesona dengan wajah temboknya sampai ingin ku jadika samsak dirumah" sergah Jongin yang sepenuhnya kebohongan karna Oh Sehun memang mempesona dari pandangan pertama.
"hahaha lihat lah jong mukamu memerah haha akui saja kau memang suka dengan sehun" tawa Wendy saat melihat wajah Jongin memerah bak stroberi matang pohon.
"Bisakah kah kalian diam untuk sesaat, aku ingin makan siang dengan damai bitch"
"O oh ok lisa maafkan kami hehe" Jongin hanya menatap bosan ke arah Wendy, lebih baik ia memandang makanan nya dari pada mendengarkan untaian kata maaf gadis didepanya.
.
.
"Jong kau duluan saja, setelah jam istirahat aku akan keruang ekstra vokal untuk berlatih persiapan lomba paduan suara minggu depan, tak apa kan?" seru Wendy tiba tiba setelah keluar dari kantin, dan yah Jongin agak kecewa dengan perintah teman sebangkunya. Pasalnya Jongin hari ini baru mengenal Wendy saja, dan kemungkinan besar ia kesepian dikelas nantinya.
"Baiklah"
"Oh ya jong jila kau ingin meminjjam buku ku pinjam saja tak usah sungkan, aku tau kau belum punya buku kkk"
"yak enak saja aku sudah membeli beberapa mata oelajaran, ya sudah sana hush sush cepat pergi" perintah Jongin sambil mengibas ngibaskan kedua tanganya mengusir teman sebangkunya yang cerewet.
"Yak kau chairmate yang durhaka, ya sudah bye Jongin" gadis tersebut masih melambai ke arah jongin sampai belokan koridor yang menghalangi.
"Hhh sendirian" monolog jongin dengan menundukkan kepalanya sampai sampai ia tak sadar kalau ada siswa yang datang dari arah yang berlawanan dan mereka sama sama tidak memperhatikan langkah.
Brukk
"yakk bisakah kau berjalan dengan hati hati, kau lagi!"
Seperti de javu Jongjn lagi lagi berurusan dengan si ketua kelas Oh Sehun.
"sebenarnya apa masalah mu Oh Sehun, kau ini hobi sekali mengganggu ketenangan hidup ku, jam makan siang dikantin, dan sekarang apa maumu" bentak jongin dengan nada bicara yang ketara dengan amarah.
"hey anak baru kim, seharus nya aku yang marah dengan mu, kau berjalan seakan akan lorong ini milik keluarga mu sampai sampai orang lain berjalan kau tabrak" bantah Sehun tak mau kalah dengan Jongin.
"kau saja yang berjalan dengan seenak mu, aku sudah melewati pinggir lorong dan kau menabrak ku. Memangnya kau siapa! Pemilik yayasan, ketua yayasan, pemilik sekolah" jawab jongin tak kalah sengit
"Memang, ya akulah pemilik yayasan" skak mat kau jong, dan satu lagi kebodohan Jongin ia lupa kalau si Oh fuckn Sehun memang anak pemilik yayasan. Dan yahh pemenangya sudah jelas.
"Kau minggir, aku malas meladeni makhluk sepertimu" jongin mendorong bahu Sehun agar menjauh dari jalan yang akan dilaluinya.
"khe kau kalah telak dengan ku ingusan Kim" kekeh Sehun saat melihat Jongin yang skak mat dengan ucapanya.
"sudah ku bilang minggir kau jerk aku ragu jika pendengaran mu masih berfungsi" masih tak ingin menyerah Jongin masih saja berusah menggeser tubuh Sehum yang sialnya lebih tinggi dari nya.
Melihat tingkah unik classmate barunya Sehun mengalah untuk menggeser badan atletisnya. Tapi tunggu Sehun itu bukan tipe orang yang dengan mudahnya mengalah.
"fuck you bastard" sebelum benar benar meninggalka Sehun dengan beraninya Jongin berteriak di tepat disebelah telinga Sehun.
"dasar idiot!" teriak Sehun saat ini telinganya berdengung akibat teriakan ingusan Kim
.
.
"Saem akan membagi kan keras undian ini jika kalian mendapat nomor yang sama maka kalian menjadi satu kelompok, tapi kelas ini akan ada kelompok yang ber isi 2 anggota saja. Mengerti"
"Nde saem" jawab seluruh siswa penghuni kelas
"Saem akan mengabsen untuk pengambilan nomor undian"
"Chioi Minho"
"Lalisa"
Sontak seluruh penghuni kelas minus kang songsaenim ricuh membicarakan nomor undian yang didapatnya.
"Kim Jongin" sontak jongin berdiri dan melangkah menunju meja kang songsaenim. Jongin gugup melihat banyak gulungan undian, dan jongin berharap kalau ia akan satu kelompok dengan Wendy dengan nomor 7. Tapi harapan Jongin pupus karna ia mendapatkan nomor 10
"selanjutnya Yook Sungjae"
"Oh Sehun"
.
"kaliam sudah mendapatkan nomor undian?"
"Sudah saem" jawab panghuni kelas dengan kompak.
"baiklah sekarang menggerombol dengan kelompok masing masing dan buka Bab 3. Saem akan membagi topik dengarkan baik baik"
"kelompok 1 ulasan A, kelompok 2 ulasan B, urut sampai seterusnya" terang kang songsaenim.
Jongin melihat teman teman nya heboh mencari anggota kelompok sedangkan ia malas untuk mencari couple nya.
"yak Tuan Kim kenapa kau duduk saja, kemana anggota kelompomu, dan juga kau Oh Sehun sama saja dengan Jongin. Kau mendapatkan nomor berapa Tuan Kim"
"10 saem" jawab jongin sejujurnya, tak mungkin juga ia berbohong kepada kang saem dengan menyebutkan nomor 7, its silly
"Dan kau Tuan Oh?"
"10 saem" jawab Sehun dengan malas pasalnya ia sudah tau kalau si ingusan kim akan menjadi satu kelompok
"Bagus, dan tunggu apa lagi"
.
.
TBC
.
.
Hael pftt wewend bawa ff absurt bin gaje ini lagi. Mumpung lagi galau Wewend udah berusaha ngetik 'harus goals 2k' but ma brain was blocked. Tapi syukurlah akhirnya goals 2k kkk Hahaha kenapa wewend pake cast nya wendy 'alah mentang mentang pen name nya wendy jadinya di masukin/
Hehe bukanya gitu fyi Wendy red velvet itu di dunia real itu sifatnya cocok banget buat jadi best friendnya jongin kkk. Orangnya blak blakan tapi peduli + perhatian udah ahh setop fangirlingnya.
Dan yahh maaf kalo semisal di cerita diatas ada kata2 yang ga cocok soalnya yahh ini ketik ketik sesuka kata2 yang lagi wewend pikirin :'v
.
.
Jadi mau riview?
Riview kalian CEMANGATH KUW *plis lebay :'v
