.

.

.

Blesser

Cast :
Byun Baekhyun
Park Chanyeol

Genre :
Romance, Drama

Rated :
T

Summary :
Ketika malam menjadi panjang bagi Baekhyun, suara tawa yang terdengar bahagia dari kamar sebelah, dan ketika Chanyeol selalu membuatnya berharap akan sesuatu yang tak pasti. ChanBaek/BaekYeol. Yaoi! RnR, juseyo.

.

.

.

.

.


You'll never know the endless night...


.

Baekhyun duduk terdiam di pinggir ranjang kamarnya di dorm EXO. Di hadapannya, jam dinding berdetak dengan jarum jam yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam, tapi Baekhyun bahkan tidak berniat untuk tidur sama sekali. Ia ingin, tapi ia tidak bisa, dan tidak sanggup.

Tatapan Baekhyun kosong, dan kepala Baekhyun menunduk. Menatap ubin kamarnya yang tidak ada menariknya sama sekali dan entah mengapa Baekhyun betah memandanginya, membiarkan kesunyian kamar melandanya. Roommate-nya, Sehun dan Joonmyeon, masih berada di luar kamar. Sepertinya masih bermain game bersama di luar tengah, tak sadar bahwa hari telah larut.

Dari tempat ia diam, Baekhyun dapat mendengar sayup-sayup suara air hujan mengguyur permukaan bumi. Tapi hal itu tidak membuat Baekhyun menganggap suara hujan itu ada. Yang ada di dalam pendengarannya saat ini, menurutnya, hanyalah bagaimana suara tawa yang terdengar sangat bahagia itu mengalun dari sebrang kamarnya.

Tentu saja Baekhyun tahu dari mana asal suara itu. Itu adalah suara tawa dari kamar sebelah, kamar milik Chanyeol, Kyungsoo, dan Jongin. Selalu saja begini. Setiap malam, Baekhyun selalu dapat mendengar bagaimana Chanyeol membuat lelucon lucu, lalu terdengar suara tawa Kyungsoo. Jongin tidak tertawa sekeras Kyungsoo, ia hanya terkekeh dan paling hanya sedikit berkomentar, seperti bodoh, atau konyol.

Setiap kali Baekhyun sendirian, seperti saat ini, yang ada di dalam pikirannya hanyalah Chanyeol dan Chanyeol. Munafik jika Baekhyun mengatakan apabila ia tidak merindukan Chanyeol. Ia sangat merindukan Chanyeol. Bahkan ketika Chanyeol bukan siapa-siapanya. Hanya sekedar mantan roommate. Dan gelar sahabat saja seolah meragukan; apa benar mereka bersahabat?

Baekhyun merindukan Chanyeol, merindukan masa-masa ketika mereka masih menjadi teman sekamar. Ketika hanya ada mereka berdua di dalam kamar, ketika lelucon Chanyeol hanya tertuju kepadanya, ketika tubuhnya bereaksi sangat baik pada lelucon Chanyeol dengan tertawa selebar-lebarnya... Ia bersumpah jika ia merindukan itu.

Tapi saat ini, Chanyeol hanya mengeluarkan lelucon sebelum tidurnya kepada roommate barunya, Kyungsoo dan Jongin. Baekhyun tidak masalah jika Chanyeol mengobrol dan bercanda dengan Jongin, tapi Kyungsoo... Tidak, Baekhyun tidak membenci Kyungsoo sama sekali. Baekhyun juga tidak ingin membatasi setiap member ingin dekat dengan siapa saja. Terlebih juga Baekhyun dan Kyungsoo itu bersahabat; benar-benar bersahabat. Tapi, apakah tidak apa-apa jika Baekhyun boleh jujur, ia cemburu dengan Kyungsoo? Kyungsoo tahu dengan benar akan perasaannya pada Chanyeol, orang yang menjadi nomor satu tempat curhatan Baekhyun apabila menyangkut tentang Chanyeol. Tapi, bahkan Kyungsoo saat ini terlihat seperti tidak pernah dapat berpikir bahwa Baekhyun kecewa dengan kedekatan Kyungsoo dan Chanyeol, yang kian lama tanpa mereka sadari semakin intens setiap harinya.

Jongin bahkan juga cemburu dengan mereka.

Dan di saat seperti inilah, Baekhyun merasa bahwa malam hari terasa sangat panjang.

.

.

.


The rhyming of the rain...


.

Tangan Baekhyun tergerak untuk membuka pintu balkon yang ada di kamarnya. Hawa dingin langsung menusuk tubuh Baekhyun yang hanya terbalut kaos tipis dan celana training selutut, dan suara sayup hujan tadi menjadi sangat jelas saat ini. Kaki Baekhyun bergerak, melangkah menuju pagar balkon dan sedikit menyandarkan tubuhnya di sana.

Sementara Baekhyun mencoba menikmati suara irama hujan di antara suara-suara keakraban dari kamar sebelah yang membuat jantung Baekhyun berdetak menyakitkan, Baekhyun menatap ke arah rintikan air hujan di hadapannya. Cahaya kota Seoul yang terang benderang terlihat semakin indah jika dihiasi oleh air hujan, membuat pandangan menjadi sedikit blur tapi menambah kesan tersendiri. Meski pemandangannya sebagus itu, di dalam pikiran Baekhyun, Baekhyun hanya bisa melihat bagaimana wajah sendu Jongin berada di hadapannya saat mereka hanya berdua di ruang latihan kemarin.

Saat itu Baekhyun tidak mengerti mengapa Jongin memintanya untuk ikut dengannya ke ruang latihan berdua saja seperti ini. Tapi saat Baekhyun bertanya ada apa, bahu Jongin langsung bergetar dan untuk pertama kalinya, Baekhyun melihat setetes air mata mengalir di pipi Jongin. Wajah Jongin yang benar-benar sendu itu membuat Baekhyun paham; Jongin mungkin sedang terluka, bukan fisik tetapi batin.

Jongin hanya diam ketika Baekhyun mencoba menenangkannya, mengusap bahunya pelan dan membiarkan Jongin mengeluarkan air matanya selama ia masih bisa. Yang Baekhyun pikirkan hanyalah apapun asalkan Jongin yang sudah ia anggap sebagai teman sekaligus keluarganya itu merasa lega. Sebagai hyung, Baekhyun juga harus bisa bersikap layaknya ia berguna ketika di saat seperti ini.

Ketika tangisan Jongin mereda, Baekhyun kembali bertanya apa yang terjadi; mengapa Jongin menangis. Jongin membuka mulutnya, dan semua cerita itu mengalir begitu saja. Sampai akhirnya Baekhyun menyadari, tidak hanya dirinya yang tersakiti dengan kedekatan Chanyeol dan Kyungsoo.

"Aku merasa sakit hati hyung, ketika melihat Chanyeol dan Kyungsoo bersama. Entah mereka sedang mengobrol, bercanda bersama, atau bahkan ketika mereka hanya berdiri berdampingan aku sangat tidak menyukainya. Aku satu kamar dengan mereka, dan setiap malam aku harus melihat bagaimana Chanyeol mencoba membuat Kyungsoo—ya, menurutku hanya Kyungsoo saja, tidak termasuk aku—tertawa. Chanyeol, hampir setiap kali, juga menggoda Kyungsoo seolah ia menyukai Kyungsoo—mungkin iya, aku tidak tahu. Meski Kyungsoo mungkin akan menjitak Chanyeol begitu Chanyeol menggodanya, tetapi rasanya sakit, hyung. Aku hanya bisa berandai-andai di antara mereka, apakah aku dapat menggoda Kyungsoo lebih dari yang Chanyeol lakukan, apakah aku bisa menyatakan perasaanku pada Kyungsoo, atau apakah Kyungsoo bisa menyadarinya, atau setidaknya Chanyeol menyadarinya, jika aku benar-benar cemburu berada di antara mereka?"

Ya, Baekhyun tahu. Semua perasaan yang Jongin rasakan, Baekhyun tahu betul rasanya. Maka dari itu, ketika Jongin bertanya mengapa Baekhyun mengatakan kalau ia bisa merasakan semua yang Jongin rasakan, Baekhyun mengatakannya begitu saja. "Karena aku mencintai Chanyeol."

.

.

.


Or how it feels to fall behind,


.

Memori ketika dirinya dan Jongin sama-sama rapuhnya karena orang yang mereka cintai dekat satu sama lain, membuat dada Baekhyun terasa terhimpit. Ia menghela nafas, tapi justru terlihat sangat bergetar.

Baekhyun tidak tahu apakah hujannya makin deras sampai pandangan matanya benar-benar sangat blur, tapi ketika ia merasa pipinya tiba-tiba dialiri sebuah liquid, ia tersadar. Ia menangis.

Rasanya seperti dijatuhkan, lalu ditinggal pergi dan ia hanya bisa merasa sakit. Baekhyun mencoba mengingat dari masa-masa pertama kali melihat Chanyeol. Baginya, Chanyeol tampak sangat tampan ketika ia menatap wajahnya pertama kali. Dan senyuman Chanyeol yang ditujukan padanya membuat Baekhyun berpikir bahwa orang ini pasti sangatlah menyenangkan.

Dan memang benar, karena hanya dengan satu malam setelah mereka resmi jadi member EXO, mereka menjadi benar-benar akrab. Semakin akrab daripada ketika mereka trainee. Baekhyun tidak tahu bagaimana Chanyeol merubah segalanya. Bagaimana tubuh Baekhyun tiba-tiba merasa meremang ketika tubuhnya dan tubuh Chanyeol bersentuhan, bagaimana pipinya menghangat ketika ditatap oleh mata Chanyeol, bagaimana jantungnya berdegup ketika Chanyeol memeluknya. Sampai Baekhyun menyadari suatu hal saat itu, ia jatuh cinta dengan Chanyeol.

Tapi, menyakitkan ketika Baekhyun merasakan Chanyeol mulai jauh darinya. Ini dimulai sejak promosi MV Growl dan album XOXO. Baekhyun tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja Baekhyun menyadari kalau Chanyeol semakin menempel pada Kris dan menjadi manja pada Kyungsoo, kerap kali menggoda. Untuk pertama kalinya saat itu, Baekhyun baru tahu jika mencintai seseorang bisa sesakit itu. Apalagi setelah apa yang ia dan Chanyeol lakukan bersama di setiap malam, mungkin terlihat biasa. Ketika mereka mengobrol dari satu topik ke topik yang lain, ketika mereka bercanda bersama sampai tertawa keras-keras, ketika mereka memainkan permainan batu gunting kertas sebelum terjatuh ke alam mimpi, ketika Chanyeol memeluk tubuhnya sebelum tidur, menggumamkan kalimat aku menyayangimu di telinga Baekhyun dan mencium dahi Baekhyun.

Apa hal seperti itu tidak langsung membuat Baekhyun menjadi semakin jatuh cinta?

Dan begitu saja, Chanyeol menjatuhkan segalanya? Menjauhinya entah untuk alasan apa, semakin intens berdekatan dengan Kris, apalagi dengan Kyungsoo, sangat dekat. Baekhyun tahu ia bukanlah apa-apa untuk sekedar mencoba bertanya kenapa Chanyeol terlihat seperti menjauhinya. Yang dapat Baekhyun pikirkan saat itu, Chanyeol dekat dengan siapa saja itu hak Chanyeol sendiri dan ia tidak seharusnya bertanya kenapa Chanyeol menjauhinya. Ia bukan apa-apa, ia bukan siapa-siapa.

Sampai ketika pembagian kamar di dorm berubah, Baekhyun tertekan. Setiap malam mendengar suara tawa Chanyeol dan Kyungsoo, atau suara kekehan Jongin padahal Baekhyun tahu Jongin sedang berusaha keras menahan rasa sakit hatinya di sana...

Membayangkan nasibnya sendiri dengan nasib Jongin yang tak beda jauhnya membuatnya hanya semakin ingin menangis dan menangis, sia-sia.

.

.

.


...and watch you called his name...


.

Tangan Baekhyun mencengkram pagar balkon, mencoba mencari kekuatan untuk dirinya sendiri. Kepala Baekhyun menoleh ke samping, tempat di mana ada jendela yang terhubung dengan kamar Chanyeol-Kyungsoo-Jongin. Gordennya sedikit tersibak, dan Baekhyun membeku di tempat bersamaan dengan telingannya yang menangkap suara.

"Kyungsoo... Kyungsoo... Kyungsoo..." Kyungsoo sudah terbaring di atas kasurnya, matanya terpejam tetapi raut wajahnya nampak terganggu. Sedangkan Chanyeol, di belakang Kyungsoo, sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengintip wajah Kyungsoo, memanggil namanya seperti orang kurang kerjaan dan menusuk-nusuk pipi Kyungsoo dengan jari telunjuknya.

Chanyeol terlihat senang sekali ketika ia memanggil nama Kyungsoo sambil mencoba mengganggu tidur Kyungsoo. Beberapa kali Kyungsoo mengerang dan menyuruh Chanyeol untuk tidak mengganggunya, tapi toh hal itu tak berpengaruh pada Chanyeol yang semakin gencar mengganggu Kyungsoo.

Baekhyun memejamkan matanya sejenak, kemudian membuka kelopak matanya seiring setetes liquid bening yang jatuh tiba-tiba tanpa disadarinya lagi, dan Baekhyun membeku ketika ia mendapatkan Chanyeol berhenti bergerak. Jari tangannya yang hendak menusuk pipi Kyungsoo itu melayang di udara, dan ketika Baekhyun mencoba melihat wajah Chanyeol, Baekhyun tercenung ketika tatapan mata Chanyeol sedang terfokus padanya. Kaca jendela tersebut tidak terkena air hujan sama sekali karena masih ada sedikit atap yang menaunginya, dan sinar dari lampu yang tergantung di atap jendela itu menyinari wajah Baekhyun, membuat air mata Baekhyun yang masih membekas di pipinya nampak sangat jelas.

Chanyeol memutuskan kontak matanya dengan Baekhyun terlebih dahulu. Kemudian Baekhyun dapat melihat tubuh Chanyeol bergerak dan namja jangkung itu beranjak dari tempatnya, sepertinya keluar kamar. Baekhyun mendesah lelah, kembali menatap pemandangan malam hari Seoul dengan hiasan rintik hujan tanpa repot-repot menghapus jejak air matanya.

Jantung Baekhyun berdenyut menyesakkan, membuat Baekhyun berpikir berapa lama lagi ia bertahan untuk mencintai Chanyeol. Entah berapa lama lagi ia sanggup menahan rasa sakit dari setiap malam panjang yang ia alami. Malam yang terasa panjang hanya karena suara keakraban dari kamar sebelah.

Tubuh Baekhyun menegang ketika ia merasa punggungnya menyentuh sesuatu yang lebar dan hangat, dan sepasang tangan muncul untuk berpegangan pada pagar balkon dari balik tubuhnya. Sebelah bahu Baekhyun merasakan beban ketika ia merasa sesuatu seperti dagu seseorang menimpa bahunya. Baekhyun mencoba menoleh, hanya untuk mendapati wajah Chanyeol yang sangat dekat dengannya, menatapnya dengan tatapan khawatir. "Kau tidak kedinginan?"

Tatapan Baekhyun kembali ke depan, ia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Chanyeol. "Sedikit..."

"Ini sudah malam, hujan deras, dan kau berani ke balkon hanya dengan pakaian setipis ini? Kau mau masuk angin?" Ujar Chanyeol panjang lebar. Baekhyun membuka mulutnya lagi, berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar. "Maaf."

Mati-matian Baekhyun menahan diri untuk tidak meneteskan air matanya lagi untuk kesekian kalinya. Baekhyun tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, kenapa ia merasa sangat lemah dan cengeng hanya karena satu orang. Dan posisi tubuhnya dengan Chanyeol saat ini, bagaimana Baekhyun merasa tubuhnya berada dalam kungkungan hangat seorang Park Chanyeol bahkan tanpa Chanyeol memeluknya, membuat Baekhyun merasa semakin sesak. Bukannya senang.

Tidak, Baekhyun hanya merasa bagaimana perasaannya dipermainkan semenjengkelkan ini. Ia baru saja melihat Chanyeol dan Kyungsoo bermesraan, namun tak ada satu jam dan Chanyeol sudah mendatanginya lalu memberinya posisi sedekat ini. Perasaannya terombang-ambing tetapi Baekhyun tidak tahu harus berbuat apa.

Baekhyun refleks menoleh ketika ia merasakan sebuah jari mengusap pipinya. Ia melirik dengan ekor matanya, mendapati ibu jari Chanyeol menghapus jejak air matanya. Chanyeol berbisik pelan. "Kau menangis... kenapa?"

Mata Baekhyun mengerjap sesaat, kemudian tatapannya meredup. Ia mengalihkan pandangannya untuk kembali menatap pemandangan hujan, mencoba menghindari Chanyeol yang menatapnya seolah menuntut penjelasan. Baekhyun mendesah pelan setelah keheningan melanda mereka sesaat. "Aku... tidak apa-apa."

Tangan Chanyeol berpindah untuk menyentuh pinggang Baekhyun, memutar tubuh Baekhyun dan membuatnya berhadapan langsung dengan tubuhnya. Baekhyun mendongak, menatap Chanyeol dengan tatapan sendu, sarat dengan kelelahan. Dalam hatinya, Baekhyun menerka-nerka. Apa Chanyeol tidak bisa menyadarinya kalau Baekhyun lelah dengan semuanya?

"Kau yakin kau tidak apa-apa?" Bisik Chanyeol, wajahnya mendekat ke arah Baekhyun. Jantung Baekhyun berdegup cepat, yang tak bisa Baekhyun terka apakah itu karena ia gugup atau karena ia merasa sakit hati. Meski begitu, bibir Baekhyun masih dapat membuat senyuman tipis dan menggumamkan kalau ia merasa baik-baik saja, yang Baekhyun sendiri bahkan tahu kalau mulutnya berkata munafik.

Tatapan Baekhyun dan Chanyeol bertemu, seolah saling menghanyutkan diri masing-masing, tapi Baekhyun tidak dapat menangkap arti tatapan Chanyeol kepadanya. Baekhyun selalu tidak dapat membaca sirat mata Chanyeol kepadanya, apakah arti dari itu semua.

Ketika jarak di antara mereka menipis dan bibir Chanyeol bertemu dengan bibir Baekhyun, Baekhyun memejamkan matanya begitu saja. Mata Baekhyun terasa basah, Baekhyun sadar itu. Dalam diam Baekhyun berjuang untuk menahan liquid bening itu tetap di dalam matanya dan tidak tumpah selama tautan bibir mereka belum berhenti.

Ini juga hal yang Baekhyun benci, ketika Chanyeol menciumnya tanpa alasan. Tapi Baekhyun lebih benci mengapa ia selalu menerima ciuman itu bahkan kalau ia tahu ia sendiri membenci ciuman tanpa alasan itu. Baekhyun membenci tubuhnya yang tidak dapat menolak ciuman Chanyeol, dan itu sudah terjadi sejak dulu.

Tanpa melepas ciumannya, Chanyeol menuntun tubuh Baekhyun untuk bergerak menuju ranjang. Sadar-sadar, Baekhyun sudah merasakan benda empuk menghantam punggungnya. Kasur kamarnya. Ciuman mereka terlepas, dan mereka terengah bersama. Setelah beberapa detik, Chanyeol bergerak dan mendaratkan kecupan di leher Baekhyun. Baekhyun mendesah tertahan merasa sensasi geli di lehernya. Chanyeol mengecup dan membuat kissmark di lehernya, lalu ciumannya merambat semakin ke bawah.

Baekhyun bahkan tidak sadar kalau bajunya sudah terlepas entah sejak kapan selama Chanyeol masih menggerayangi tubuhnya. Sampai di bagian inti, ketika Chanyeol bergerak untuk memasuki Baekhyun, Baekhyun mendesah lirih. Tetapi Baekhyun bisa menangkap dengan jelas di setiap gerakannya, Chanyeol berbisik tepat di telinganya. Membisikkan satu kalimat yang sama terus menerus. "Aku merindukanmu...,"

Tubuh Baekhyun bergetar ketika puncak kenikmatan menghantamnya, diiringi suara Chanyeol yang mendesahkan namanya dan mereka berdua mencapai orgasme. Tangan Baekhyun bergerak untuk memeluk erat Chanyeol, menenggelamkan wajahnya di bahu Chanyeol dan menyebut nama Chanyeol di tengah-tengah puncak kenikmatannya. Dan bersamaan di saat itu pula, Baekhyun meneteskan air matanya.

Semua ini tanpa alasan. Dan Baekhyun menyayangkan itu. Dada Baekhyun seolah terhimpit, membuatnya sesak dan sakit di saat yang bersamaan. Yang ada di pikirannya adalah; kenapa? Kenapa Chanyeol melakukannya sejauh ini dan membuatnya berharap? Kenapa Chanyeol dari dulu melakukan ini, di setiap malam mereka ketika mereka masih satu kamar, membuatnya berharap, dan selama itu pula Baekhyun menunggu membuatnya bertahan pada alasan tak pasti? Kenapa Chanyeol kembali melakukan ini lagi setelah sekian lama sejak mereka pisah kamar dan membuatnya semakin menyesakkan? Atau, yang lebih menyakitkannya, apa hanya Baekhyun yang jatuh cinta di antara mereka sedangkan Chanyeol hanya memanfaatkan tubuhnya saja?

Baekhyun berbaring memunggungi Chanyeol, dan Chanyeol ikut berbaring di samping Baekhyun. Setelah menaikkan selimut sebatas bahu mereka berdua, tangan Chanyeol bergerak untuk memeluk pinggang Baekhyun. Baekhyun membuka matanya, menatap dinding dengan tatapan menyakitkan, dan kembali mengalirkan air matanya ketika Chanyeol mengecup bahunya dan berbisik pelan di belakangnya. "Aku menyayangimu, Baekhyun."

Yang Baekhyun tahu, alasan menyayangimu saja tidak cukup untuk melakukan hubungan intim sampai berkali-kali dan semua hal yang Chanyeol lakukan.

.

.

.

END

.

.

.


YOU'LL NEVER KNOW THE ENDLESS NIGHT, THE RHYMING OF THE RAIN, OR HOW IT FEELS TO FALL BEHIND, AND WATCH YOU CALLED HIS NAMEEEEE~ *nyanyi*

Ya Tuhan maafkan saya udah bikin anak orang sengsaraaa *pelukbaekhyun* *digebuksekampung*

Saya Cuma lagi galau gegara abis ditikung sahabat saya *dihcurcol*

Terus saya nemu lagunya Sam Smith yang judulnya Leave Your Lover, dan saya kepincut sama lagu itu demiapah.

Makanya saya ambil sedikit lirik lagunya buat bikin fanfic ini HUAHAHA.

Tapi kayaknya ini gak galau ya wkwk-_- Ngegantung kan ya'-'

Jangan minta sequel yaw, saya ga sanggup bikin ChanBaek ternistkan begini untuk kedua kalinya :'v

Biarkan saya sekali ini aja ngelampiasin kegalauan saya ke dalem fanfic ChanBaek huiks.

Jadiiii, review?

.

.

.

.

.

xoxo,
baekfrappe.