Hola hola, minna. Ini adalah Fic pertama saya di Fandom Naruto. Hope you Like it!

Title : Hatsukoi

Disclamier : Naruto [Masashi Kishimoto]

Pair : SasuFemNaru

Genre : Romance, Friendship, Family, Horror, Tragedy, Crime, Supranatural

Rating : K+

Summary : Naruto Uzumaki, menyukai salah satu kakak kelas 8 yang bernama Sasuke Uchiha. Akan tetapi, Sasuke hanya menganggap Naruto sebagai adik nya. Dan siapa sangka, bahwa Sasuke mempunyai pasangan nya. Apakah Naruto mampu membuat Sasuke jatuh cinta padanya?

WARNING : OOT,OOC, Typo(s) always, EYD tidak sempurna, Gajeness, Aneh, AU, Modern era, SMP (Sekolah menengah Pertama) Mode, Etc.

Chara(s) :

Uzumaki Naruto

Uchiha Sasuke

Haruno Sakura

Yamanaka Ino

Hyuuga Hinata

Uzumaki Karin

Tenten

(Chara lain akan muncul di chapter ke depan)

.

Don't Like Don't Read

Dont COPAS, Oke?

.

Chapter 1 : "Kare o mita shunkan ni, kono hito datte wakatta no." (Prologue)

By : Chikafuji Haruki

.

Pada pagi hari, di sekitar salah satu perumahan di kota Tokyo, terdapat salah satu rumah dengan pagar yang bertulisan 'Namikaze', yang berarti rumah itu milik keluarga Namikaze. Dan di dalam rumah tersebut, ada seorang gadis mungil tapi tinggi yang bernama Uzumaki Naruto.

Uzumaki Naruto adalah anak dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Minato ialah seorang pengusaha sukses yang kini bekerja di Namikaze Corp sebagai direktur dan Kushina hanyalah seorang ibu rumah tangga.

TOK TOK TOK TOK

"Naruto sayang, ayo bangun. Ini sudah jam enam pagi." Kata Kushina sambil mengetok pintu kamar Naruto.

"Unghh.. Lima menit lagi, Kaa-san." Jawab Naruto sambil menarik selimut dan menutup sampai ujung kepala.

"Bangun atau menu bangun mu hari ini adalah se-ember air dingin yang sengaja Kaa-san dinginkan di lemari es dari semalam." Kata Kushina lembut –sambil mengancam- yang masih berada di depan pintu kamar Naruto.

"Ukh! Iya iya, Kaa-san." Sahut Naruto langsung duduk dari tempat tidurnya, tentu dengan raut wajah kesal dan mata yang masih tertutup.

"Baiklah, sayang. Oh iya, Ino-chan dan Hinata-chan akan menjemputmu jam tujuh pagi. Pastikan jam tujuh pagi kau sudah siap." Kata Kushina lagi yang kemudian meninggalkan kamar Naruto.

Sedangkan Naruto hanya menguap-nguap dan merenggangkan otot tangan, lengan nya yang kaku. "Ini yang terjadi kalau Kaa-san berada di rumah ini. Huft." Gumam Naruto sambil menghela nafas kesal. Kemudian Naruto segera mandi dan segera bersiap-siap.

.

"Naru-chan! Apa kau sudah siap, sayang?" tanya Kushina yang berada di dapur, sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

"Ck. Sudah, kaa-san." Jawab Naruto sambil turun dari tangga dan ikut bergabung untuk sarapan bersama keluarganya (dan teman-temannya). "Eh ko ada Ino-chan dan Hinata-chan?" tanya Naruto bingung karena dua teman (baca : sahabat) nya kini berada di meja makan.

"Yo, Naru-chan. "Sahut Ino sambil memandang Naruto dan tak lupa melakukan kebiasaannya, menyengir(?). Sedangkan Hinata hanya mengangguk singkat sambil melambaikan tangannya ke arah Naruto.

"Yo juga, Ino-chan. Hai juga, Hinata-chan." Jawab Naruto singkat sambil duduk di kursi dan kemudian melahap sarapannya.

.

"Emm Ino-chan? Hinata-chan?" tanya Naruto sambil memerhatikan jalan raya di Shibuya yang begitu sangat padat dan ramai.

"Kenapa, Naru-chan?" tanya balik Ino dan Hinata secara bersamaan, tak lupa memasang wajah bingung pada wajah mereka masing-masing.

"Emm aku hanya heran, kenapa belakangan ini, setiap hari kalian selalu makan pagi di rumahku?" tanya balik lagi Naruto sambil memakan permen yang ia dapatkan dari festival di salah satu kuil kesukaan nya kemarin malam.

Mendengar pertanyaan tersebut, Ino hanya menyengir tidak jelas, sedangkan Hinata hanya diam tanpa sepatah kata apapun.

"Hehehe, tidap apa-apa ko, Naru-chan. Kami hanya ingin makan di rumahmu. Karena masakan ibu mu sungguh sangat lezat." Kata(alasan) Ino sambil ber-peace ria.

"Iya, Naru-chan. Masakan ibumu sangat lezat." Kata Hinata yang juga menyetujui kata(alasan) Ino.

"Oh, apa ibu kalian tidak memasak sarapan untuk kalian?" tanya lagi Naruto penuh selidik.

"Ya kamu tahu saja kan, Naru-chan. Ibu kita sudah jarang berada dirumah. Tiap pagi sebelum kami berdua bangun, ibu kami sudah berangkat duluan ke tempat kerja nya, dan kami hanya menghela nafas saja." Kata(alasan) Ino sambil memasang wajah sedih, begitupun juga Hinata sambil memegang erat tali tas nya, gemetaran.

"Ah.. umm.. emm." Kini Naruto yang tampak bersalah pada kedua sahabatnya. "Gomenasai, Ino-chan, Hinata-chan. Aku sungguh tidak tahu." Kata Naruto sambil menunduk beberapa kali di hadapan kedua sahabatnya.

"Tidak apa-apa ko." Kata Ino sambil tersenyum.

"Iya, tidak apa-apa." Kata Hinata yang juga sambil tersenyum lembut.

"Ehehehe." Tertawa pelan Naruto sambil menggaruk belakang kepala nya yang pastinya tidak gatal. "Ayo kita lanjutkan. Ntar kita terlambat. Ayo!" kata Naruto sambil mengenggam tangan Hinata dan Ino yang kemudian menyeret mereka berdua menuju sekolah mereka bertiga, Horikoshi Junior High School Internasional('1').

'Syukurlah Naru-chan tidak tahu yang sebenarnya.' Batin Hinata maupun Ino dalam hati secara bersamaan, hanya kebetulan.

.

"Fiuuhh akhirnya kita sudah sampai." Lega Naruto sambil melepaskan tangan Ino dan Hinata. Sedangkan mereka berdua (Ino dan Hinata) tersengal-sengal akibat terpaksa lari dan di tarik tangan mereka oleh Naruto. Rupanya Naruto hebat juga kalau urusan lari (dalam kata 'nyaris terlambat').

"Hahh.. Hahh.. i-iya Naru-chan." Kata Hinata yang hampir mau pingsan. Dan beruntungnya ada dua tangan yang menopang tubuh Hinata yang hampir roboh. Bukan Naruto, dan juga bukan Ino.

Ternyata seorang laki-laki dengan tato segitiga merah terbalik di masing-masing pipi nya. Serta rambut coklat yang berantakan. "Emm apa dia baik-baik saja? Apa perlu aku membawa dia ke UKS?" tanya pemuda itu yang masih memegang bahu Hinata.

Tersadar dari ke-cengo-an nya, Naruto dan Ino hanya mampu diam.

"Tidak apa-apa, Senpai. Biar kami yang membawanya ke UKS." Akhirnya Naruto membuka suara, tapi pemuda itu langsung menggendong Hinata ala Briyle Style.

"Tidak apa-apa, biar aku saja. Kalian berdua tinggal tunjukkan dimana letak UKS tersebut." Kata pemuda tersebut. Tanpa penolakan, Naruto dan Ino akhirnya setuju, dan memandu pemuda yang baru mereka kenal ke UKS.

.

TUKK

"Kasihan Hinata-chan. Ck! Gara-gara kamu sih, main lari begituan. Sekarang Hinata-chan malah pingsan ." Kata Ino sambil menjitak Naruto.

Naruto mengelus kepala nya yang dijitak Ino. "Aku tidak tahu kalau Hinata tidak kuat kalau berlari." Sahut Naruto ngotot sambil memandang Hinata dengan raut wajah bersalah. Kini mereka (Naruto, Ino, dan pemuda bertato segitiga merah terbalik.) berada di luar pintu UKS.

"Sudah.. sudah.. Kalian ini seperti kucing dan tikus saja. Susah diam kalau sudah ribut." Kata pemuda tersebut melerai Naruto dan Ino.

"Hoi, kita ini bukan kucing dan tikus. Kalau kucing dan tikus berarti kita main kejar-kejaran donk." Sahut Ino.

"Lha terus apa?" tanya pemuda tersebut.

"Kita ini mirip tikus dan kucing, susah diam kalau sudah bicara." Timpal Naruto sambil menyengir GaJe.

"Sungguh tidak masuk akal bagiku." Kata pemuda tersebut sambil ber-sweatdrop ria.

"Sungguh tidak masuk akal tapi terbaik." Kata Ino dan Naruto secara bersamaan sambil mengikuti gaya 'Terbaik' dari kartun Boboiboy. (Leaders : woii salah Fandom. || Me : wkwkwkwkwk. )

"Hhh~ ya sudah aku pergi ke kelas ku dulu, Jaa mata." Kata pemuda yang mau meninggalkan Naruto dan Ino, namun di tahan oleh Ino. " Eh, ada apa?" tanya pemuda tersebut bingung sambil menoleh ke arah Ino.

"Kalau kami boleh tahu, siapa namamu dan kamu dari kelas mana?" tanya Ino balik.

"Namaku Inuzuka Kiba, dari kelas 2-3." Jawab pemuda itu yang bernama Kiba. " Sudah dulu ya, aku hampir mau terlambat. Apakah kalian mau terus berada di depan pintu UKS hanya untuk mendapat hukuman dari guru kalian?" tanya Kiba menasihati (mengejek) Naruto dan Ino.

"Oh iya, tapi bagaimana dengan Hinata-chan, senpai?" tanya Naruto.

"Bilang saja sama guru kalian bahwa Hinata sedang di UKS. Minta izin kepada wali kelas kalian." Saran Kiba yang tampak tidak mau basa-basi lagi segera meninggalkan Naruto dan Ino.

"Ha'i. Arigatou, Kiba-senpai!" kata Naruto dan Ino berbarengan.

"Ayo, ntar kita benar-benar terlambat." Kata Naruto dengan mimik kuatir.

"Ayo!" dan mereka berdua meninggalkan pintu UKS.

Di dalam UKS.

"Arigatou, Shizune-san." Kata Hinata yang terbaring di ranjang UKS.

"Dou itashimashite, Hinata-chan. Lain kali jangan berlari-lari, tidak baik untuk jantung mu." Tegur Shizune dengan halus.

"Ha'i." Jawab Hinata.

"Hinata-chan? Boleh aku berbincang sebentar denganmu?" tawar Shizune sambil menyodorkan beberapa obat tablet untuk Hinata.

"Boleh ko, Shizune-san." Jawab Hinata sambil meminum obat yang di berikan dari Shizune.

"Apa kamu masih bekerja di sana? Bahkan mengabdi?" tanya Shizune.

"Bekerja? Yap! Sampai matipun aku tetap mengabdi kepada pekerjaan tersebut." Jawab Hinata mantap.

"Apa kau yakin? Berdasarkan kesehatanmu, aku sarankan kau berhenti dari pekerjaan tersebut. Kau tahu kan, kalau pekerjaan itu sangat berbahaya." Kata Shizune kuatir.

"Iya aku tahu, tapi setelah menyelesai misi terakhir, aku akan berhenti." Jawab Hinata.

"Misi? Apa misi terakhirmu?"

"Menjaga Naruto dari para teroris."

.

SKIP TIME

.

"Syukurlah kini kau baik-baik saja. Maafkan aku tentang kejadian tadi." Kata Naruto sambil memeluk Hinata erat, sanggup membuat Hinata hampir kehabisan nafas.

"Ehh! Naru-chan! Kau jangan bunuh Hinata akibat Pelukan Maut mu!" histeris Ino sambil menarik tubuh Naruto. Dan aksi Tarik-Memeluk pun menjadi pusat perhatian siswa-siswi di kelas 1-3.

"Oi oi oi. Hentikan aksi kekanak-kanakkan kalian." Kata seorang gadis berambut merah dan berkaca mata sambil menatap geli pada Naruto, Ino, dan Hinata.

"Ck." Hanya kata itu yang Naruto dan Ino keluarkan ketika melihat bahkan mau berbicara dengan salah satu geng di kelas 1-3, Uzumaki Karin. Sepupu jauh Naruto. Tapi sayangnya Naruto sudah tidak menganggapnya sepupu. Hanya teman jauh yang tidak dikenalnya.

"Ayo, guys. Kita pergi ke kantin." Kata Karin sambil melenggang pergi, di ikuti anak buah mereka. Yang pasti semua anggota nya perempuan dan jumlah nya ganjil jika di tambah Karin.

"Ck, sombong sekali dia!" umpat Naruto dengan suara pelan sambil menatap tajam Karin.

"Iya, kau benar! Masa dia menyuruh para siswa-siswa untuk tunduk kepadanya. Dan bagi siapapun yang ikut padanya akan diberi uang sebesar 180 yen dalam sebulan. Untung saja siswa-siswa yang ada di kelas kita menolaknya, karena itu melanggar HAM. Kau masih ingat kan waktu kita di tindas mereka pada hari pertama MOS? Itu sangat membuatku marah." Kata Ino kepada Hinata. Hinata mengangguk cepat. Naruto pun terkejut.

"Apa?! Kalian Ditin- Hmpphh!" Mulut Naruto di tutup oleh Ino dan Hinata. Dan mereka berdua membawa Naruto di TB (Taman Baca) yang masih membengkam mulut Naruto.

"Hmmphh! Hmphh! Hmmphhh!" Berontak Naruto dalam kuncian tangan Hinata dan Ino. Karena kasihan melihat Naruto yang wajahnya sudah hijau, bisa di artikan kehabisan nafas, akhirnya mereka melepaskan kuncian mulut dari Naruto. Lalu Naruto mulai menghirup udara dengan bengisnya dan perlahan-lahan pernafasannya mulai normal. Ckckckck poor Naruto.

"Hehehe, gomenne Naru-chan." Kata Hinata sambil menyengir kecil. Kalau Ino juga menyengir, tapi lebih lebar daripada Hinata.

"Huft!" Kesal Naruto sambil mengembungkan pipinya, ngambek.

"Hahaha kau memang selalu imut kalau sedang ngambek, Naru-chan." Kata Ino sambil mencubit pipi Naruto, begitupun juga Hinata melakukan hal yang sama.

"Akh! Yamate yo! Hinata-chan! Ino-chan!" Kata Naruto sambil setengah teriak.

"Hahahaha." Tertawalah Hinata dan Ino, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa daritadi ada yang memandang mereka bertiga dengan tatapan tajam, lebih tepatnya kepada Naruto.

"Naruto, Uzumaki Naruto."

.

.

"Eh, ada Naruto. Konnichiwa, Naruto." Sapa seorang gadis berambut coklat dan bercepol dua, Tenten.

"Konnichiwa mou, Tenten." Sapa Naruto juga.

"Emm Naruto, apa aku boleh meminjam buku mu?"

"Buku?"

"Iya. Buku yang berwarna kuning itu."

"Oh buku itu. Sebentar ya, ku ambilkan dulu di kelas." Kata Naruto yang kemudian masuk kedalam kelas. Tak lama beberapa menit kemudian, dia keluar kelas sambil membawa buku kuning nya.

"Nih, buku kuningku. Memangnya buat ap-" belum Naruto menyelesaikan kata-katanya, Tenten langsung mengambil buku kuning milik Naruto.

"Wahh, arigatou ne, Naruto. Ayo ke Taman Baca." Kata Tenten yang langsung ke Taman Baca. Dan Naruto pun juga menyusul, takut kehilangan barang kesayangannya. Sungguh sekarang jiwa OverProtective Naruto mulai muncul pada benda kesayangannya. Ya seperti buku kuning itu.

"Eh, tunggu dulu, Tenten." Kata seorang pemuda berbadan tinggi, berkulit putih, dan berambut emo. Dan langkah kaki Naruto berhenti dan melihat pemuda yang tadi memanggil Tenten.

"Ada apa, Sasuke?" tanya Tenten dengan nada santai nya. Sedangkan Naruto menatap takut pada dua pemuda yang berada di Taman Baca.

"Apa aku boleh melihat isi nya?" tanya pemuda yang bernama Sasuke.

"Ehh tunggu dulu. Aku dulu yang harus melihatny-" belum menyelesaikan kata-katanya, Sasuke mengambil buku kuning milik Naruto dan langsung membuka dan melihat-lihat isi nya bersama temannya yang berambut merah, terdapat tanda lahir sepert mata panda, dan terdapat tulisan Jepang "Ai" di dahi nya.

"Wow. Shugoii." Hanya kata itu yang dapat membuat Naruto terkena panah 'Cupid'. "Hei, ini gambaran siapa?" tanya Sasuke kepada Tenten.

"Ohh.. Itu gambarannya Naruto." Jawab Tenten sambil menunjuk ke arah Naruto. Naruto tampak salah tingkah ketika di pandang oleh dua pemuda tersebut.

"Apa benar kau, Naruto?" tanya Sasuke dengan tatapan intens. Malah membuat Naruto semakin salah tingkah.

" I-iya, Senpai." Jawab Naruto.

"Apa aku boleh meminjamnya? "

"Ten-tentu, Senpai. Tapi saat istirahat ke-dua Senpai HARUS mengembalikannya." Jawab Naruto dengan tatapan tenang.

"Hn." Jawab Sasuke dengan singkat, padat, jelas, dan sangat menjengkelkan bagi Naruto sekarang.

"Heii! Aku duluan yang meminjamnya!" Kata Tenten.

"Hn, aku duluan. Jaa mata, Tenten. Dan Naruto." Kata Sasuke yang menambahkan nada menggoda pada nama 'Naruto'.

"Jaa mou, Sasuke." Kata Tenten dengan kesal. "Eh? Nar? Naruto?" tanya Tenten sambil menguncangkan bahu Naruto.

"Ah! Eh? Ada apa?" tanya Naruto balik.

"Malah kamu yang nanya. Memang nya kenapa sih, ko bengong?" kata Tenten dengan tatapan heran.

"Ehhehehe, nande monai yo, Tenten." Jawab Naruto. "Ah, aku pergi dulu ya. Jam pelajaran di kelas ku sudah hampir mau dimulai. Jaa ne, Tenten." Kata Naruto sambil berjalan tergesa-gesa.

"Jaa mata mou, Naruto." Jawab Tenten.

.

.

"Hhh~ aku rasa, aku mengalami 'Cinta pada pandangan Pertama'. Hmm atau bisa di bilang 'Hatsukoi'. Aduhh .. bila aku merasakan itu, takut nilai ku hancur." Kata Naruto yang kini sedang mendung di pojokan.

"Lhaa, Naru-chan? Kenapa wajah mu begitu?" tanya Kushina.

"Kaa-san. Apa kaa-san pernah mengalami 'Cinta pada pandangan pertama'? Atau bisa di sebut 'Hatsukoi'?" tanya Naruto.

"Hmmm.. pernah. Memangnya untuk apa kau bertanya seperti itu, Naru-chan?"

"Emm.. memangnya siapa yang menjadi 'Cinta pada pandangan pertama' pada Kaa-san?" tanya Naruto balik.

"Hmm.. kalau tidak salah. Tentu saja ayahmu." Kata Kushina sambil tertawa garing. "Memang nya ada apa, Naru-chan?"

"Kaa-san?"

"Iya, Naru-chan?"

"Sepertinya aku mungkin sedang Jatuh cinta."

"..."

"..."

Keheningan mulai tercipta saat Naruto mengucapkan 'Jatuh Cinta'. Dan reaksi Kushina adalah-

"KYAA! Kaa-san sangat senang! Akhirnya kau bisa merasakan 'Jatuh Cinta' lagi!" kata Kushina kegirangan sambil memeluk Naruto erat.

"Ukh! Tapi aku bilang 'mungkin, Kaa-san." Sahut Naruto kesal sambil melepaskan diri dari 'Pelukan Iblis' milik Kaa-san nya.

"Ya tapi setidaknya kini kau merasakannya lagi." Kata Kushina. "Sebenarnya, dulu kaa-san sangat sedih ketika hatimu," Kushina memegang dada Naruto. "Sudah membeku layaknya batu yang sulit di hancurkan." Dan sambil membelai kepala Naruto dengan lembut.

"Dan itu gara-gara pemuda itu." Kata Naruto. "Dan, parah nya. Aku bertemu dengannya lagi."

"Siapa? Apa jangan-jangan-"

"Ya. Uchiha Sasuke." "Dan kini aku mungkin akan jatuh cinta lagi dengannya."

.

.

TBC

Mind to Review?