MY LIVE

.

.

.

.

.

.

Disclaimer:

Monsta, pinjem tokohnya bentar yak!

Saya kaga bakal apa"in kok!

Sama film Merry Riana.

.

.

.

.

"Hhhh, kerusuhan lagi! Kerusuhan lagi! Bosen deh denger ceritanya." Keluh seorang gadis SMA bernama Yaya.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba, pintu rumah Yaya di ketuk seseorang. Rupanya itu, ayahnya.

"Cepat sana siap-siap! Kita sudah nggak ada waktu lagi." Ucap tuan Yah, ayah Yaya.

Yaya pun segera bangkit dari tempat duduknya dan berkata, "Tapi yah! Kita mau kemana?" Tanya Yaya.

"Udah sana siap-siap!" Titah ayahnya.

Ibu Yaya yang daritadi juga, hanya berdiam di atas tangga pun mulai bergerak, menuruti perintah suaminya.

Yaya pun, juga mulai berjalan ke kamarnya. Ia mengambil satu koper dan satu tas sekolahnya. Ia memasukan, berpotong-potong pakaian, laptop charger handphone dan satu set krim pembersih wajah, bermerek G*rnir*, (yang pernah nonton film Merry Riana pasti tau). Kemudian ia pun membawa semua barang-barangnya, dan pergi meninggalkan rumah bersama ayah, ibu beserta adiknya (totoitoy).

Namun, di tengah perjalanan, mereka di hadang kawanan penjarah. Ibu Yaya, berusaha melindungi anaknya. Sedangkan ayah Yaya saat ini sedang melawan sebagian kelompok penjarah lain, yang berusaha mencuri harta benda mereka. Namun sayangnya, tak semua harta benda mereka selamat. Pada akhirnya, laptop Yaya lah yang di ambil kawanan penjarah.

Setelah para penjarah itu pergi, keluarga Yaya pun melanjutkan perjalanan mereka. Tujuan mereka saat ini adalah bandara.

Di bandara...

"Ini tiket kamu buat ke Singapura." Ucap ayah Yaya sambil menyodorkan selembar tiket pesawat.

"Terus ayah, ibu, dan adik-adik gimana?" Tanya Yaya heran. Berharap keluarga nya ikut, namun kenyataannya tidak.

"Ayah cuma dapet satu. Dan ini tiket terakhir." Ayah Yaya membalas ucapan anaknya.

"Ayah apa-apaan sih yah? Yaya nggak mau yah, Yaya nggak mau." Yaya yang mendengar ucapan ayahnya pun langsung terisak.

"Hiks! Kita jalan semua, atau nggak jalan semua sekalian. Hiks!" Yaya menyambung ucapan nya.

"Yaya, dengerin ayah nak. Di sana kamu lebih aman,walaupun kamu sendiri! Yaya, ayah janji nanti kalau udah ada uang ayah sama ibu dan adik bakal nyusulin kamu." Ayah Yaya pun memberikan penjelasan pada anaknya. "Ini, kartu nama Api. Kamu masih ingat pemuda itu kan? Tinggalah bersama dia. Ini, juga ada untuk biaya makan sehari-hari." Tambah ayah Yaya.

"Hiks! Ayah janji?" Tanya Yaya.

"Hhh, iya ayah janji nak." Ucap ayah Yaya, sambil memeluk dan membelai kepala anaknya.

"Andai saja kerusuhan tidak terjadi, aku pasti tak akan berpisah dengan keluarga ku saat ini. Tuhan...

Apa ini jalan yang harus ku tempuh?" Tak terasa, setetes kristal bening pun mengalir dari pipi Yaya.

Mengapa ia menangis? Entahlah. Rasanya ia hanya ingin melepas marah yang ia pendam. Marah karena, ia harus berpisah dengan keluarga nya.

TBC

Yoshaaa! Balik lagi nih bareng coklatkeju san. Ini ff multi Chapter, yang terinspirasi dari film Merry Riana. Maaf kalo pendek, soalnya aku nulis jam 9 malem sih. #jangancurcolwoy!#

Yosh! A/N pun aku nggak mau panjang panjang, jadi...

Readers, mind to Review?