'Demi kehidupan anakku, dengan cara apapun akan kulakukan. Termaksud dengan cara yang satu ini,'

::

:: It's a Wonderful Cat Life ::

::

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

It's a Wonderful Cat Life © Haruna Hajime

::

Pairing : Naruto Uzumaki & Hinata Hyuuga

::

Warning : Semua kesalahan yang dapat terjadi. Baik dalam typo, tanpa sadar ada OOC, tanpa sadar tidak sesuai EYD, dan berbagai hal buruk lainnya.

::

Genre : Romance

::

Rated : T

::

::

Selamat membaca~!

::

::

::

"Ayah, air panasnya sudah jadi. Ayah mandi saja dulu, biar Hinata yang bereskan semua peralatannya."

Hinata Hyuuga, gadis berusia lima belas tahun ini adalah anak pertama dari seorang ilmuan bernama Hiashi Hyuuga. Ia memiliki saudara laki-laki, namanya Neji Hyuuga yang saat ini sedang bersekolah di luar negeri. Ayah Neji yang merupakan kembaran ayahnya Hinata sudah lama meninggal, jadi Neji diangkat menjadi anak Hiashi. Neji sudah dianggap kakak sendiri bagi Hinata, dan Hinata memiliki seorang adik kandung. Namanya Hanabi Hyuuga, ia juga ikut bersama dengan Neji belajar di luar negeri. Hanya Hinata yang tinggal bersama dengan ayahnya.

"Terima kasih." dengan santainya Hiashi menghentikan pekerjaannya sebagai seorang ilmuan. Hiashi paling tidak bisa menolak permintaan anaknya yang manis itu.

Ini dia ayahnya Hinata, Hiashi Hyuuga. Seorang ilmuan jenius yang sangat overprotektif terhadap anak-anaknya. Dia terkenal dengan barang-barang ciptaannya yang sangat berguna dan layak pakai. Ia selalu melakukan apa saja untuk menjaga keselamatan buah hatinya. Untuk melindungi anak-anaknya, itulah yang memotivasi Hiashi untuk menjadi seorang ilmuan jenius.

"Jangan bicara saja yah, ayo mandi. Nanti keburu air panasnya jadi dingin, sayang gasnya kalau airnya dipanaskan lagi." sambil mulai merapikan barang-barang penelitian yang berantakan di atas meja, Hinata mengingatkan Hiashi kembali.

Akhirnya Hiashi pun berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang kotor dan bau keringat. Sedangkan Hinata merapikan barang-barang penelitian Hiashi untuk diletakkan pada tempat semula. Hinata memang anak yang baik~

Apa kalian percaya? Kalau orang tua kalian seorang ilmuan, pasti akan ada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Dalam keluarga tersebut, pasti ada hal yang luar biasa uniknya. Nah, sekarang. Perbedaan apa yang dimaksud?

"Sudah jam enam sore,"

Perlahan, wujud Hinata berubah menjadi sesosok kucing dengan warna bulu yang sama dengan warna rambutnya.

"Hinata, kamu berubah lagi." Hiashi yang baru saja keluar dari kamar mandi dikagetkan dengan Hinata yang sudah berubah menjadi sosoknya yang lain.

Yah~ Inilah sosok Hinata yang kedua. Sosok pertamanya adalah manusia biasa, dan yang kedua adalah sesosok kucing. Ini bukanlah hal yang aneh, karena Hiashi adalah seorang ilmuan. Untungnya sih saat berubah, pakaian yang dipakai Hinata ikutan menyusut menjadi ukuran kucing. Saat kembali pula, ia tetap memakai pakaian. 'Kan ada tuh yang di komik-komik, kalau berubah pakaiannya akan berserakan karena kebesaran. Terus kalau kembali ke wujud manusia malah telanjang bulat. Tapi kenapa Hinata dapat berubah seperti itu ya? Ini adalah keberuntungan tersendiri bagi Hinata.

"Iya, tidak apa. Ayah hanya salah membedakan Hinata dengan boneka, 'kan? Semua manusia pasti punya kesalahan," Hinata sudah biasa dengan perubahan ini, dari kecil ia sudah mengetahuinya. Jadi tidak masalah, lagi pula Hinata sudah terbiasa dengan sosok lainnya yang lincah itu. "Lagian ayah bilang, manisku sama seperti dengan boneka. Boneka itu sangat manis, 'kan? Hinata jadi merasa senang karena ayah bicara seperti itu." mengambil sisi positifnya, Hinata tidak mau melukai hati sang ayah.

"Maafkan ayah ya, kamu jadi berbeda dari yang lainnya."

Hanya Hinata yang dapat berubah menjadi kucing saat jam enam sore. Ia akan berubah menjadi manusia lagi saat lewat jam dua belas malam. Untungnya sampai saat ini tidak ada orang luar yang mengetahui sosok kedua Hinata. Tapi ada hal yang mulai diteliti oleh Hiashi, dan itu adalah sebuah kelemahannya. Hiashi mulai menyadari sesuatu, kalau Hinata dapat berubah menjadi kucing setiap saat. Bukan saat jam enam sore sampai jam dua belas malam saja, tapi disaat Hinata berdebar, itu akan merubahnya menjadi kucing juga. Ia harus memberitahukan hal ini secepatnya, karena kehidupan baru Hinata baru akan dimulai besok. Neji dan Hanabi juga mengetahui hal ini, hanya keluarga Hyuuga yang boleh mengetahuinya. Kalau kalian bertanya, apakah Neji dan Hanabi sama seperti Hinata? Jawabannya tidak. Neji dan Hanabi sama seperti Hiashi, mereka hanyalah manusia biasa.

"Sudahlah yah," berusaha menenangkan ayahnya, Hinata tidak mau kalau ayahnya menyalahkan dirinya sendiri. Ia paling tidak suka seperti itu, karena sama saja itu membuat ayahnya merasa bersalah.

'Sebenarnya, bukannya ayah salah membedakanmu dengan boneka. Hanya saja, saat kamu lahir, tak ada harapan untuk hidup. Jadinya...'

Sebenarnya inilah alasan, Hiashi memberikan sembilan nyawa kucing pada Hinata sejak Hinata terlahir ke dunia. Hinata dilahirkan dengan kondisi tubuh yang begitu mengkhawatirkan, dan tidak ada harapan untuk hidup. Karena itulah, hanya memberikan sembilan nyawa kucing yang dapat membuat Hinata terus hidup.

"Ayah, aku sudah menyiapkan makan malam. Ayo makan bersama," yang paling terpenting, ia sudah menyiapkan makan malam sebelum berubah menjadi kucing. Kalau ia memakai sosok kucing, ia tidak akan bisa masak dengan ukuran tubuhnya yang seperti itu. Gawatnya lagi, Hiashi tidak bisa masak. Jadi sebelum jam enam sore, ia sudah harus menyelesaikan semua masakannya.

Pada akhirnya Hiashi dan Hinata makan malam bersama. Bagaimana cara Hinata makan dengan sosok kucingnya ya? Ya pasti makan dengan cara kucing lah! Kalian tahu 'kan cara makan kucing seperti apa? Tangannya yang seperti itu, tidak memungkinkan untuk makan menggunakan sendok maupun garpu. Memang aneh kalau manusia makan tanpa sendok dan garpu, tapi 'kan Hinata sekarang dalam kondisi bertubuh kucing.

"Jadi terbiasa ya,"

"Iya, meski sebenarnya Hinata lebih suka dengan wujud Hinata yang manusia." balas Hinata sejujur-jujurnya. Hinata pernah bilang, ia tidak mau membuat ayahnya merasa bersalah. Tapi kalau ke Hiashi, ia tidak dapat berbohong.

Hiashi yang mendengarnya pun merasa menyesal, ia jadi berhenti makan. Ia selalu melihat saat Hinata memandang manusia lainnya, yang normal. Yah~ Mungkin Hinata selalu bertanya dalam hatinya, kenapa aku berbeda? Tapi inilah jalan hidup yang dilaluinya sekarang. Tidak ada jalan lain, selain menjalankannya.

"Besok kamu masuk sekolah baru, 'kan? Mulai besok kamu akan menjadi murid SMA, hari ini jangan tidur malam-malam ya. Biar besok tidak telat,"

"Iya,"

Besok adalah hari pertama Hinata masuk ke sekolah barunya, karena Hinata sudah menjadi murid SMA. Ini adalah keberuntungan bagi Hinata karena ia mendapatkan sekolah favorit di kotanya. Sejak sekolah dasar ia punya cita-cita untuk masuk sekolah favorit, dan akhirnya tersampaikan. Konoha Highschool, itu adalah sekolah yang sangat diidamankan olehnya dan berbagai murid lainnya. Katanya juga, OSIS disana tidak biasa lho. Sebutannya saja The Star, pasti yang termasuk didalamnya adalah bintang-bintang yang hebat. Karena bintang memiliki lima sisi, jadinya anggotanya juga ada lima. Tapi Hinata tidak tahu seperti apa anggotanya, hanya tahu seperti itu saja. Hinata membacanya melalui internet, dan tidak terpasang foto mereka di sana. Katanya The Star bagaikan jantung yang sangat berpengaruh terhadap sekolah. Yang bisa masuk ke OSIS katanya hanya lima orang terpilih lho. Jadi tidak sabar Hinata bersekolah besok~

"Besok aku akan mencari teman yang cocok denganku, dan sudah pasti baik hati." katanya menyemangati dirinya sendiri. Ia yang awalnya punya niat untuk mengangkat piring-piring kotor dan menyusunnya dengan rapi agar bisa dibawa dengan mudah, malah tidak bisa melakukannya. Tenaganya yang menjadi sosok kucing, tidak kuat mengangkat dan menyusun piring-piring. Setiap seperti ini, ia merasa seperti anak tidak berguna saja. Jadi harus Hiashi yang mencuci piring dan melakukan hal-hal lainnya.

"Oh ya nak," tapi sebelum melakukan itu, ada yang harus diberitahukan oleh Hiashi. "Ayah baru meneliti satu hal, kamu dapat berubah menjadi kucing bukan saat jam enam sore saja. Tapi juga pada waktu lainnya," akhirnya tersampaikan juga informasi ini. Memang harus diberitahukan hal ini, tidak mungkin besok. Karena besok adalah perjalanan hidup Hinata yang sebenarnya.

"Kapan?" tidak merasa khawatir akan hal itu, Hinata yakin dapat mengatasinya dengan mudah.

"Saat kamu berdebar, didetakan jantung yang ketiga." kalau berdebar, kenapa bisa berubah? Itu disebabkan karena aturan detak jantung yang tidak teratur, dan itu menyebabkan sembilan nyawa kucing yang ada didalam tubuh Hinata bereaksi.

"Tenang saja yah, Hinata tidak akan berdebar kok." Hinata berkata, seolah-olah ia tahu kehidupan SMA itu seperti apa. Tapi sebenarnya, Hinata tidak mengetahuinya sama sekali.

'Kehidupan SMA adalah kehidupan yang paling mendebarkan lho, Hinata.'

::

::

::

Tok-Tok-Tok~

"Hinata? Mau tidur sampai kapan? Sudah jam segini lho," sambil mengetuk pintu kamar Hinata, sambil berbicara. Sebagai orang tua yang baik, tentu saja Hiashi harus membangunkan anaknya yang bangun kesiangan. Kesiangan ya? Memang sih.

BRUAK! Pintu kamar Hinata terbuka secara kasar, dan menyebabkan benturan antara tembok dan pintu. Untung saja keberadaan Hiashi tidak tepat di depan pintu, jadi tidak ada luka yang menghampirinya. Hiashi melihat Hinata yang berlari sambil membenarkan dasinya.

"Maaf ayah~ Hinata pergi dulu ya!" ia berpamitan pada Hiashi dan menghilang dari pandangan Hiashi dalam beberapa detik.

Lari dan terus saja berlari, "Bisa telat nih, gawat. Masa di hari pertama masuk sekolah sudah telat?" pikiran Hinata tidak dapat tenang karena memikirkan dirinya yang akan telat.

Sampai di halte, Hinata langsung naik bus. Sebenarnya ini bus kedua, harusnya Hinata naik bus yang sebelumnya. Bisa diibaratkan, selisih bus datang yaitu lima menit. Jadi Hinata akan telat ke sekolah selama lima menit. Kalau hari pertama sudah dapat teguran, bisa-bisa nanti Hinata dicap sebagai orang tidak benar. Hinata tidak mau itu, di dalam bus Hinata tidak dapat tenang. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak dari halte rumah Hinata ke halte sekolah membutuhkan lima belas menit. Karena kepanikan yang begitu mendalam, sampai-sampai Hinata bolak-balik melihat jam tangannya.

"Pemberhentian selanjutnya~"

"Ah! Disini~" Hinata menekan tombol bus, ia sudah sampai pada halte tujuannya. Tidak lama lagi ia akan sampai di sekolah, ia sudah pasrah. Pasti telat~

Bus berhenti, Hinata berdiri dan berjalan perlahan untuk keluar dari dalam bus.

"Gawat! Aku ketiduran!" sesosok pria yang baru saja membuka matanya, langsung berlari untuk turun juga. Tapi ia malah menabrak Hinata yang tidak bersalah, dan menyebabkan Hinata jatuh.

"Huaaa~ Maaf!" pria ini sih tidak jatuh, hanya Hinata yang jatuh. Matanya langsung tertuju pada seragam Hinata, bukannya membantu Hinata berdiri dulu. "Kau murid baru Konoha Highschool ya? Ayo ikut aku!" ia malah menarik Hinata untuk berlari bersama dengannya.

"Eh?"

"Lain kali hati-hati saat di dalam bus,"

"Iya pak,"

Turun dari bus, dengan cepat pria itu berlari. Ia pasti lupa kalau ada Hinata yang tidak dapat menyamakan kecepatan larinya. "Ah, maaf. Disaat telat seperti ini, ada jalan pintas yang sangat efektif. Lewat sini, jalanan tikus ini. Kalau jalan biasa, bisa memakan waktu sepuluh menit. Tapi kalau lewat sini, dalam lima menit juga sampai." pria ini menyusuri jalan sempit itu. Sepertinya Hinata baru saja dikasih tahu hal yang hebat~

Hinata memang sempat bengong melihatnya, tapi tetap saja diikuti. Ia penasaran dengan sesuatu yang ada diujung jalan tikus yang sempit ini. Sebuah keajaiban~

"Nah, kita sudah sampai. Ajaib, 'kan?" senyumannya yang menyilaukan, diterpa oleh sinar matahari pagi. "Oh ya, sudah waktunya kita berpisah. Sama-sama berjuang ya! Daaah~" suaranya yang terdengar sangat lembut. Untuk pertama kalinya, Hinata merasakan debaran hangat di dalam hatinya.

"Ah! Aku tidak boleh berdebar. Tenang~ Tenang~" kalau sampai debaran ketiga terjadi, tamatlah sudah. Tapi kenapa ia sempat berdebar ya? Padahal tidak ada kegiatan apapun yang dapat memicu kecepatan jantung. Tapi kok perasaan ini, jadi tidak tenang?

'Dia kakak kelas ya?'

::

::

::

"Maaf! Maaf! Aku telat!"

Inilah dia kelima anggota The Star, jantung kehidupan Konoha Highschool yang banyak dibicarakan.

Sisi tangan kiri bintang, "Seharusnya aku yang jadi ketua, kenapa malah jadi kau sih?!" gerutunya masih tidak percaya dengan fakta. Kiba Inuzuka, jabatannya sebagai sekretaris. Si jago olahraga ini, mendapatkan julukan 'The Fire' karena semangatnya. Tugasnya adalah mendata atau mencari informasi tentang kelemahan sekolah lain. Selain memiliki kelebihan dalam olahraga, ia juga memiliki penciuman yang tajam.

Sisi tangan kanan bintang, "Pikirannya sudah penuh sama manusia dengan sembilan nyawa kucing sih." sambil membaca buku sambil berbicara. Sasuke Uchiha, jabatannya adalah wakil. Si keren dengan hati es ini memiliki julukan 'The Ice' karena sifatnya yang dingin. Tugasnya hanya menemani ketua, atau menggantikan ketua disaat ada keperluan. Selain memiliki sifat yang dingin, ia memiliki kelebihannya pada daya tariknya. Tapi ia tidak suka menjadi populer, karena merepotkan.

Sisi kaki kanan bintang, "Merepotkan, semuanya sudah pada menunggu tuh." mengotak-atik catur Jepang yang ada di atas meja, dan memperingati semuanya. Shikamaru Nara, jabatannya adalah bendahara. Si pemalas ini mendapatkan julukan 'The Shadow' karena keberadaannya. Tugasnya adalah memegang keuangan keperluan OSIS. Meski pemalas, ia memiliki kelebihan pada otaknya. Otaknya yang encer dengan IQ yang besar, sungguh berguna untuk sekolah.

Sisi kaki kiri bintang, "Dari buku yang kubaca, kita harus memaafkan kesalahan orang lain." mengeluarkan senyumannya. Sai, jabatannya adalah seksi-seksi. Baik seksi kebersihan, kesehatan, kerohanian, ataupun lainnya. Si penipu ini mendapatkan julukan 'The Earth' karena kelicikannya. Tugasnya tidak menentu, banyak tugas yang harus dikerjakannya. Kelebihannya adalah menipu orang dengan senyuman palsunya.

Sisi kepala bintang, "Ya sudah, kalau begitu dimulai saja acara penyambutan siswa barunya." ia merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Naruto Uzumaki, jabatannya sudah pasti ketua. Si pirang ini mendapatkan julukan 'The Shine' karena cahayanya. Tugasnya sudah pasti tugas seorang ketua. Kelebihannya adalah dapat memberikan semangat dan cahaya untuk orang di sekitarnya.

"Oke, itu yang sudah kami tunggu dari tadi."

Yah~ Setidaknya itulah pengenalan anggota OSIS yang disebut-sebut sebagai The Star. Mereka memiliki jabatan dan posisi yang berbeda-beda, dengan kelebihan yang berbeda pula. Kelima jantung Konoha Highschool ini, sangat berpengaruh terhadap lingkungannya. Sudah waktunya bagi mereka untuk memulai acara penyambutan murid-murid baru.

"Murid-murid baru, bagaimana perasaan kalian hari ini?!" dengan semangat yang membara, Kiba memulai acara duluan.

JDUK~ "Harusnya aku yang memulainya duluan, ya 'kan Teme?" Naruto yang merasa kesal malah memukul kepala Kiba.

"Hn," dengan sifat cool-nya pun, Sasuke menyetujui ucapan Naruto. Kiba pun merasa kesal karena Naruto yang dibela oleh Sasuke.

"Cih, merepotkan." bahkan Shikamaru pun merasa bosan melihat beratus-ratus murid baru yang ada di hadapannya sekarang.

"Dari buku yang kubaca, pertengkaran itu tidak akan menyelesaikan apapun." peringat Sai, tidak lupa mengeluarkan senyumannya.

Bengong, semua murid baru heran melihat tingkah lima orang yang berada di atas panggung. Ini yang namanya The Star? Tanya mereka semua. Kok rasanya...

"Kyaaaaa! Yang bilang 'dari buku yang kubaca' itu keren banget sih!" teriak salah satu gadis berikat satu, tepat di sebelah Hinata. Hinata yang mendengar teriakkannya jadi kaget dan hampir terjatuh.

"Jangan berisik," peringat gadis berambut soft pink, Hinata yang melihatnya jadi tambah heran. "Maaf ya, anak ini memang sedikit gila. Ayo kita pergi dari sini~" sambil menjewer telinganya, gadis itu pun pergi menjauh dari pandangan Hinata.

Lupakan kejadian tadi, Hinata merasa kaget dengan semua laki-laki yang berada di atas panggung. Mereka memiliki aura yang berbeda, jadi ini yang namanya The Star. Tapi ada satu orang yang menarik perhatian Hinata, yaitu yang berambut pirang.

'Jadi yang kutemui tadi pagi itu, anggota The Star ya.' batinnya. Saat ditabrak dan dibantu olehnya, Hinata ingin sekali bisa dekat dengannya. Tapi sepertinya tidak akan bisa, karena mereka sangat berbeda jauh. Tidak mungkin bisa, lupakan saja keinginan itu.

"Oke, pertama-tama sebagai anggota OSIS, kami akan memperkenalkan diri. Saya Naruto Uzumaki, ketua." dengan menunjuk dirinya sendiri, dan memberikan senyuman bagaikan mentari. Inilah Naruto Uzumaki, orang yang membuat Hinata penasaran.

"Sasuke Uchiha, wakil." dengan tatapannya yang dingin, seakan membuat sekelilingnya mati kedinginan. Inilah Sasuke Uchiha, orang yang paling populer diantara kelima anggota OSIS.

"Kiba Inuzuka, sekretaris." tidak kalah dengan Naruto, ia juga menunjukkan kelebihannya. Inilah Kiba Inuzuka, orang yang memelihara anjing besar di rumahnya.

"Shikamaru Nara, bendahara." dengan malas ia mengucapkannya, tidak lupa sesekali menguap. Inilah Shikamaru Nara, orang yang sangat ahli menyusun strategi.

"Sai, seksi-seksi." dengan senyum yang entah asli atau palsu, salah satu anggota OSIS yang tidak diketahui nama keluarganya. Inilah Sai, orang yang suka sekali mengucapkan kata-kata bijak.

"Nah~ Jangan dilupakan ya. Sekarang waktunya untuk mengetahui kelas apa kalian. Di mading sebelas sana, sudah ada pengumuman kelas kalian masing-masing. Silahkan dilihat dan segera masuk ke kelas tersebut. Jangan rebutan ya!" Naruto memberitahukan mading yang dibilang olehnya, ia menunjuk mading besar yang hanya ada satu itu.

Tanpa berkata apa-apa, murid-murid baru pun segera bergerak ke arah mading untuk melihat kelas mereka masing-masing. Hinata pun begitu, ia berjalan perlahan menuju mading. Ia juga mau tahu kelas berapa ia, 1-A kah atau 1-B kah, atau malah 1-E.

"Naruto-senpai ya?" sambil jalan, sambil mengingat nama orang. Ternyata nama orang yang membuatnya penasaran adalah Naruto Uzumaki. Ia jadi senyum-senyum sendiri, mengetahui namanya saja sudah membuat dirinya sesenang ini.

Merasa bosan dengan sekelilingnya, mata Kiba berkeliling melihat-lihat keadaan. Dari kiri ke kanan, dan matanya terhenti melihat sesuatu yang menarik. "Hei~ Apaan itu?" ia menyeringai dan melompat dari atas panggung. Ini baru namanya, menemukan mangsa (kucing) bagi sang anjing.

"Hei! Kiba! Apa yang kau lakukan?!" Naruto yang melihatnya jadi panik sendiri, ada apa ini sebenarnya!? Sebagai ketua, ia tidak boleh membiarkan anggotanya bertindak seenaknya.

Kiba berlari ke arah Hinata, dan berhenti tepat di depannya. "Kenapa ya?" sambil mengendus-endus bagaikan anjing, "Manis banget~" dan kemudian tersenyum melihat Hinata.

"Eh?" Hinata kaget melihatnya, sejak kapan ada anggota OSIS di depannya? Perasaan orang itu tadi ada di atas panggung. Naluri kucing Hinata berkata, sepertinya kehidupannya akan berubah setelah masuk sekolah ini.

"Hei Kiba! Kau ini apaan sih?!" Naruto yang menyusul Kiba pun berhenti di sebelah Kiba. Matanya sekarang tertuju pada Hinata, ia melihat Hinata seksama. "Kau, auramu seperti kucing." celetuk Naruto tiba-tiba. Ini benar-benar membuat Hinata kaget, seperti itukah auranya?! Anggota OSIS memang tidak dapat diremehkan.

"Benar, 'kan?" ternyata sudah dari kejauhan Kiba merasakan aura Hinata yang bagaikan kucing. Naluri Kiba yang seperti anjing, sudah pasti akan selalu mengejar kucing yang ada di hadapannya.

Hinata terdiam dengan kejadian yang menimpanya, di hari pertama masuk sekolah sudah ada kejadian seperti ini. Bagaimana selanjutnya? Bukankah seharusnya sekarang Hinata sudah melihat ke mading dan masuk ke kelasnya? Tapi ia masih tertahan disini. Bahkan semua mata tertuju padanya, ia tidak terbiasa.

"Bagaimana kalau anak ini kita jadikan 'Cat' saja?" Sasuke yang ternyata sudah berada didekat Naruto dan Kiba pun memberikan ide yang menurut Hinata, sangat tidak masuk akal.

"Apa?" sudah waktunya bagi Hinata untuk kabur. Tapi bagaimana caranya kabur dari lima sisi bintang ini!? Dirinya sudah dikelilingi oleh kelima anggota OSIS.

"Jadikan Cat ya?" Shikamaru mengangguk-angguk mendengar ide Sasuke, boleh juga. Kalau menambah anggota, maksudnya bukan sebagai anggota, boleh juga.

"Hee? Boleh juga~" Naruto yang mendengarnya menyeringai, ini adalah kesempatan dirinya untuk mengenal dunia baru yang disebut dengan perempuan. "Idemu bagus Teme! Mulai sekarang anak ini akan jadi Cat, sisi tengah bintang! Tugasmu... Aku tidak tahu tugasmu apa, jadi terserah mau melakukan apapun. Setuju 'kan, Cat?" keputusan yang sudah diambil oleh ketua, tidak dapat diganggu gugat.

"Ide yang cemerlang, akan membuahkan hasil yang cemerlang pula." dan kata bijak dari Sai, menutup keputusan ini.

"Hee?!"

::

::

To Be Continue

::

::

Hohoho~ Setelah menyelesaikan fic NaruHina-ku yang sebelumnya, sekarang daku membuat fic NaruHina yang baru. Maaf, kali ini diriku membuat fic multichap kembali. Otak ini tak dapat membuat fic oneshoot, mengetahui itu membuatku sedikit kesal. Selalu saja multichap, padahal ingin sekali diri ini membuat cerita pendek. Ide untuk cerita pendek yang kumiliki sangat sedikit, itu menyedihkan sekali.

Fic ini akan menjadi fic yang panjang, mungkin akan ada 20 chap lebih, dengan masing-masing word-nya 3k+ per chapter. Mudah-mudahan saja fic ini tidak mengecewakan pembaca nantinya. Untuk genre, awalnya kupikir ini termaksud fantasy. Tapi entah kenapa sepertinya bukan, jadi aku hanya memasukkan genre romance saja di dalamnya. Ada yang tau genre apa lagi yang cocok dengan fic ini?

Fic kali ini bercerita tentang seorang gadis bernama Hinata Hyuuga yang memiliki sembilan nyawa kucing di dalam tubuhnya. Ia bisa berubah menjadi kucing saat jam 6 sore sampai 12 malam. Tapi baru-baru ini diteliti oleh Hiashi, bahwa setiap saat Hinata dapat berubah menjadi kucing. Saat berdebar, gejolak kucingnya akan membara dan membuatnya berubah menjadi kucing. Apalagi kehidupan SMA adalah kehidupan yang paling mendebarkan. Itulah yang membuat Hinata harus berhati-hati dan tidak boleh berdebar. Tapi untuk menahan debaran itu memang menyusahkan, apalagi ia menemukan orang yang akan membuatnya berdebar selalu. Ditambah orang itu malah mempercayai bahwa ada manusia yang memiliki sembilan nyawa kucing. Tambah rumitlah kehidupan Hinata~ Tapi ribet juga ya kalau setiap berdebar berubah menjadi kucing. Entah ide ini pasaran atau tidak, tapi diri ini akan berusaha membuat fic ini menjadi tidak biasa.

Di chapter 1 dari fic "It's a Wonderful Cat Life" ini masih pengawalan saja. Bumbu-bumbu romance-nya baru akan dimasukkan setelah Hinata sadar dan merasakan perasaan yang namanya "cinta". Jadi bagaimana dengan karyaku yang satu ini? Kalau ada kekurangan, maafkan daku ya. Kalau judul tidak nyambung dengan cerita maafkan daku juga. Daku paling susah menentukan judul~ Awal-awal judulnya "Cat Girl", tapi setelah dipikir-pikir nggak banget. Saudara kasih saran, judulnya "Cat" saja. Tapi kalau judulnya seperti itu, rasanya biasa-biasa saja. Jadi saya memutuskan memberinya judul "It's a Wonderful Cat Life", seperti judul lagu, 'kan? Setidaknya itu sekilas informasi pembuatan fic ini.

Ditunggu chapter berikutnya ya~

V

V

V

Ttd,

Haruna Hajime

13 Januari 2016