Disclaimer: Persona 3 © ATLUS, bukan punya atashi!! Ingat itu! -dilindes-
Rating: K+ (maybe lol)
Genre: Humor/Mystery
Summary: Naoto adalah seorang detektif ternama. Ia harus menyelesaikan kasus-kasus aneh nan gajebo yang ada di sekitarnya bersama partnernya, Souji. AU ngaco dan abal, R&R?
Warning: Sangat ngaco sekali, gaje, abal, alay, banyak karakter game lain yang numpang lewat, and so on. -digiles-
Naoto tengah duduk dengan santai di ruang kerjanya yang penuh akan kertas berisi file kasus. Ia tengah mengistirahatkan pikirannya ketika Souji, partnernya, menerobos masuk.
"Souji!! Kalau mau masuk ketok dulu, dong!!" teriak Naoto jengkel karena istirahatnya diganggu.
"Oh, maaf, aku tidak bermaksud melakukannya. Aku hendak memberitahu bahwa tadi ada telepon—"
"Permohonan kasus lagi? Eegh, oke, oke... di mana lokasinya?" potong Naoto dengan nada malas. Souji sweatdrop.
"Di Jalan Kipas-Itu-Dunia, Blok 5 RT 99 RW 44 nomor XXXX," jawab Souji sambil melihat catatannya.
"Baiklah, kita ke sana sekarang. Tapi..." Naoto melirik Souji.
"Apa?" sahut Souji yang tengah sibuk dengan catatannya.
"Gendong aku sampai tujuan."
Hening sesaat. Souji melongo sebentar dan kemudian menghela napas.
"Ba, baiklah..." baik sekali.
"Jadi, ada apa sampai anda memanggil kami ke sini?" tanya Naoto setelah sampai di tujuan. Souji sendiri kelihatannya sedang terjangkit virus sangat-capek-sekali-sehingga-akan-mati-kalau-tidak-segera-diberi-minum-secepatnya. Tuan rumah yang kasihan melihat kondisinya yang sangat memprihatikan tersebut langsung memberinya segelas air.
"Terjadi pembunuhan di rumah ini!" kata Tuan Rumah yang kemudian diketahui bernama Yosuke Hanamura. Kemudian ia langsung mengajak mereka ke TKP yang terletak di ruang tengah.
"Hm, korban bernama Teddie alias Kuma, bekerja di sini sebagai babu, berumur 15 tahun dan ia terbunuh karena ada sebuah pisau yang menancap tepat di jantungnya, benar?" kata Naoto membacakan(?) identitas korban. Yosuke mengangguk.
"Ya, benar. Dan saya bingung dengan satu hal; kenapa dia mati dengan posisi begini?" tanya Yosuke sambil menunjuk mayat Teddie yang berpose layaknya seorang model dengan senyum mengembang di wajahnya. Seram sekali. Souji sweatdrop untuk yang kedua kalinya.
"Kasus ini cukup unik juga," kata Naoto sambil ternsenyum misterius. Um, ini sih bukannya 'cukup unik' lagi tapi 'kelewat unik', batin Souji sambil (masih) sweatdrop. "Pertama-tama, saya harus mengumpulkan data dan bukti-bukti terlebih dahulu."
Mereka mengelilingi seluruh tempat di rumah itu, bahkan sampai WC pun tak luput dari penyelidikan. Untungnya mereka tidak memeriksa septic tank-nya juga.
"Hm, benda ini mencurigakan," kata Naoto sambil memperhatikan sebiji--maksudnya author sebatang--besi. Souji ikut memperhatikan benda tersebut. "Lihat? Ada bercak darah di ujungnya."
"Let me take a look for it," kata Souji sok Inggris. -dilempar sandal- Ia memperhatikan batangan besi itu dengan seksama. "I, ini kan...?!"
"Apa?! Apa itu?!" sambut Naoto dengan semangat.
"Ini... ini logam!"
BLETAK!! Sebatang kayu sukses mendarat di kepala Souji yang sekarang terkapar. Naoto mengambil kembali barang bukti itu dari tangan partner--atau mungkin babunya--dengan wajah masam.
"Sebaiknya aku mencari barang bukti yang lain. Oh iya, Yosuke-san, siapa saja yang tinggal di rumah ini selain anda dan almarhum Teddie?"
"Hmm... di rumah ini masih ada dua orang lagi, yaitu tukang kebun dan pembantu. Tukang kebun bernama Takaya dan pembantu namanya Yuko," kata Yosuke memberi informasi. Naoto mengangguk-angguk mengerti.
"Bisa kita menemui mereka sekarang?" tanyanya. Yosuke mengangguk dan kemudian mengajak Naoto (yang menyeret Souji) ke tempat Takaya.
~TBC?~
A/N:
Hyaaaaaahahahahahaaaaaa~ super duper puendueeeeeek~ hohohoho~ -bangga- lanjut nggak yaaaaaaaaaa....
