MARS

Main Cast: Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Suspense, Action

WARNING!

BOYS LOVE

CERITA BUKAN MILIK SAYA.

INI ADALAH REMAKE DARI DRAMA MARS TAHUN 2004, DENGAN PENGURANGAN DAN PENAMBAHAN SEPERLUNYA DARI SAYA.

YANG TIDAK SUKA TIDAK USAH DI BACA DAN TIDAK PERLU REVIEW ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

THANKYOU ^^


.

.

"there's no one in this world nicer than you"

.

.

Lukisan adalah media lain untuk mengungkapkan perasaan selain tulisan dan lisan. Jika tidak bisa mengungkapkan perasaan dengan kata-kata maka tulis lah, jika tidak bisa menuliskan apa yang di rasa maka gambar lah. Lee Sungmin adalah tipe laki-laki yang tidak suka bicara, jadi ia mengungkapkan semua perasaannya lewat sebuah lukisan. Sejak kejadian buruk yang menimpanya tiga tahun yang lalu Sungmin semakin sulit bicara, ia menarik diri dari pergaulan teman-teman sebayanya dan selalu berusaha agar tidak diperhatikan banyak orang. Selain dirinya sendiri ia hanya mempercayai ibunya, baginya dunia adalah tempat yang penuh dengan kepalsuan dan itu membuatnya takut.

"hei, apa di sekitar sini ada rumah sakit yang bernama Chung...Chung...Chung apa, katanya rumah sakit itu ada di sekitar sini"

Sungmin terkesiap dan menghentikan gerakan tangannya yang sedang membuat sketsa lukisan. Ia menunduk ketakutan ketika seorang laki-laki bertubuh tinggi menghampirinya. Sebenarnya tidak ada yang aneh, laki-laki itu hanya menanyakan alamat. Tapi Sungmin membenci laki-laki, terutama yang tampak berandalan seperti laki-laki yang sekarang sedang berdiri disampingnya.

"Chung...Chung apa...ah, kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Rumah sakit Chung...Chung..."

Sungmin merasa tidak nyaman dengan keberadaan laki-laki tersebut. Ia mengenal laki-laki itu, dia adalah Cho Kyuhyun si Playboy, pembuat onar dan terkenal dengan sebutan anak bermasalah di kampus. Sungmin tidak mau bicara lebih lama dengannya, jadi Sungmin merobek kertas sketsanya lalu menggambarkan peta untuknya. Ia harap dengan begitu Cho Kyuhyun akan segera pergi. Tanpa berkata apapun Sungmin menyerah kertas sketsanya lalu berlari sekencang mungkin menghindari Cho Kyuhyun.

"ah, rumah sakit Chung Mu. Terimakasih, aku..."

Alis tebal Cho Kyuhyun bertaut, ia heran kenapa Sungmin berlari terbirit-birit menjauhinya, ia bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

"aneh"

.

.

Sungmin berlari terengah-engah menuju apartemennya yang kebetulan tidak jauh dari taman tempat ia melukis tadi. Ia membuka pintu dengan tergesa-gesa dan kemudian menguncinya, Sungmin menatap daun pintu yang baru saja ia tutup, memastikan pintu itu benar-benar terkunci. Setelah yakin pintu benar-benar terkunci Sungmin melangkahkan kakinya menuju kamar. Terlalu banyak kejadian hari ini, ia perlu beristirahat.

Tak lama setelah Sungmin menyingkir dari pintu, suara kenop pintu yang yang berputar mengejutkannya. Ia mematung memandangi bagaimana kenop pintu itu bergerak perlahan, ingatan buruk yang terjadi di masa lalunya kembali muncul.

Tidak, jangan lagi...

"Sungmin, kau kenapa? Di bawah tadi ibu melihatmu berlari terburu-buru, apa terjadi sesuatu?"

Sungmin menghembuskan napas lega ketika melihat sosok ibunya muncul dari balik pintu, ia hampir saja mati ketakutan. Kejadian tiga tahun yang lalu benar-benar melekat diingatannya dan meninggalkan bekas luka menganga dihatinya.

"di taman aku bertemu seseorang"

Raut wajah ibu Sungmin semakin cemas, ia tahu anaknya tidak terlalu suka bicara. Terlebih pada orang yang tidak ia kenal.

"siapa?

"berandalan di kampus, dia punya citra yang buruk di kampus"

"apa dia melakukan sesuatu padamu?"

Ibu Sungmin semakin cemas mendengar penuturan anaknya, ia takut kejadian tiga tahun lalu kembali menimpa putra semata wayangnya.

Sungmin menggeleng pelan, "tidak, dia hanya menanyakan jalan"

"hanya menanyakan jalan, kenapa begitu tegang?"

"karena, aku tidak menyukainya"

.

.


"kau datang?"

Kangin tersenyum cerah ketika melihat Kyuhyun berdiri di ambang pintu dengan jaket dan celana jeans belel yang membalut tubuh tingginya. Kangin melambaikan tangannya, mengisyaratkan kepada Kyuhyun agar duduk di kursi yang telah disediakan. Kyuhyun mendengus menatap Kangin yang kini duduk di kursi roda, dalam keadaan seperti ini pun Kangin masih sanggup tersenyum. Padahal saat di jalan tadi, Kyuhyun membayangkan betapa menderitanya wajah Kangin.

Pagi-pagi sekali Donghae sahabat karibnya memberitahu Kyuhyun bahwa Kangin—guru sekaligus sahabatnya—masuk rumah sakit karena kecelakaan di arena balap. Kyuhyun tidak mengerti, kenapa pembalap hebat seperti Kangin bisa mengalami kecelakaan, yang ia tahu Kangin adalah pembalap yang sangat hati-hati dan penuh dengan perhitungan.

"untung saat di Italia aku membelikanmu wine-wine ini. Kalau tidak, kau pasti tidak mau datang menjenguk. Ah, dan ini adalah mie buatan tangan yang terkenal di Italia, aku juga membawakanmu keju khas Italia. Sebentar, sepertinya di koper masih ada banyak wine"

Kangin berusaha mendorong kursi rodanya menuju pojok ruangan dimana kopernya diletakkan. Kyuhyun tak bergeming ketika melihat kondisi kaki Kangin yang tinggal sebelah. Ia tidak tahu seberapa hebat kecelakaan itu terjadi hingga membuat Kangin kehilangan sebelah kakinya.

"bagaimana rasanya?

"saat belok, rasanya seperti meluncur begitu saja. Entahlah, aku juga tidak begitu mengingatnya"

"maksudku kakimu yang tinggal sebelah"

Gerakan tangan Kangin terhenti, ia mengalihkan pandangannya pada Kyuhyun yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia terkekeh, "apa boleh buat? Mereka bilang jika tidak diamputasi aku bisa mati. Jangan menatapku seperti itu! Sudahlah, lagi pula dokter akan memberiku kaki yang baru"

"eh, Kyuhyun? Kau sudah sampai, sejak kapan?"

Seorang laki-laki manis dengan kantong belanjaan di tangan kirinya menghampiri Kyuhyun dan Kangin. Sebelah tangannya memberikan gelas wine pada Kangin. Senyum Kangin semakin bersemangat ketika melihat asisten sekaligus istrinya itu datang.

"belum lama, aku baru saja datang"

"Kangin, kau belum boleh minum terlalu banyak"

"Jungsoo...ayolah sayang, ini bukan alcohol! Ini bensin dari Italia" elak Kangin.

Laki-laki itu mendengus sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya. Selain keras kepala, suaminya juga susah sekali di atur.

"dengar, semua motor menyukai bensin. Benarkan, Kyu?"

Kyuhyun hanya mengangguk kecil sambil tersenyum, jika sudah ada maunya Kangin memang tidak bisa di bantah.

"hei Kyu, dia baru bisa tersenyum secerah itu saat kau datang. Ketika kau belum sampai, dia terus mengomeliku dan memaksaku meneleponmu. Aku bingung bagaimana cara menghubungimu, ponsel saja kau tidak punya. Akhirnya aku harus menghubungi Donghae"

Jungsoo menunjuk Kangin yang sedang tersenyum dengan dagunya sementara kedua tangannya sibuk merapikan belanjaannya.

"aku tidak begitu!" Lagi-lagi Kangin mengelak dengan wajah yang di buat lucu.

"jadi Kyu, apa susah mencari rumah sakit ini?"

"susah sekali! Kenapa kalian memilih rumah sakit yang terpencil seperti ini? Untung saja tadi ada seseorang yang menggambarkan peta untukku"

Kyuhyun berdiri hiperbola dari duduknya kemudian ia mengeluarkan selembar kertas dari kantong celananya, menunjukan pada Kangin dan Jungsoo bahwa dirinya benar-benar kesulitan mencari rumah sakit ini.

"peta? Eh, ada lukisan dibelakangnya. Wah, sketsa lukisan ini halus sekali. Lihat dirimu Kyu! Kau melipat gambar orang sembarangan!" Jungsoo menunjuk kertas yang sedang di pegang Kyuhyun.

Benar, ada sebuah lukisan Ibu yang sedang menggendong bayi mungil, lukisan yang sangat halus dan sempurna. Kyuhyun tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sketsa tersebut, hati Kyuhyun tiba-tiba menghangat melihat sketsa lukisan itu, lukisan itu seakan hidup dan mengingatkannya pada masa lalu yang entah kenapa tidak bisa ia ingat dengan utuh.

.

.

"terimakasih sudah mau menemaniku mengobrol hari ini"

Kyuhyun hanya menggumam pelan sambil terus mendorong kursi roda Kangin menuju pintu keluar.

"Hyung, sudah antar sampai sini saja. Kau kembalilah ke kamar dan istirahat"

"kalau ada waktu datang lagi, kita minum bersama"

"kalau ada waktu kau harus banyak istirahat"

Kangin mendengus tidak suka, terkadang anak didiknya cerewet sekali soal kesehatannya. Padahal ia masih muda dan belum renta. Ayolah, tahun ini usianya baru menginjak kepala tiga, ia tidak setua itu.

"baiklah, aku akan banyak istirahat"

"jaga dirimu, aku pergi dulu"

Ketika Kyuhyun baru saja dua langkah menjauh, Kangin kembali memanggilnya. Kyuhyun kemudian menolehkan pandangannya.

"ada apa?"

"aku lupa memberikanmu sesuatu"

Kangin mengeluarkan kunci motor dari dalam sakunya, ia berniat memberikan motor kesayangannya pada Kyuhyun, namun sebelum benar-benar memberikannya pada Kyuhyun, Kangin memandangi kunci motornya dengan seksama. Mengingat semua kenangan yang pernah ia lalui bersama motornya. Sebagian hatinya sedikit tidak rela melepaskan motor kesayangannya itu. Motor yang ia dapat dari hasil kerja kerasnya selama ini. Meski begitu, ia juga tidak bisa menyimpannya karena hanya akan menambah luka dihatinya setiap melihat motor itu.

Setelah puas memandangi kunci motornya, Kangin memantapkan hati untuk merelakan motor kesayangannya pada Kyuhyun. Untuk saat ini hanya Kyuhyun yang pantas mengendarai motornya, ia yakin Kyuhyun akan merawat motornya dengan baik, bahkan mungkin lebih baik darinya.

"aku serahkan dia padamu, kau tahu dimana dia berada. Rawat dia baik-baik karena aku sudah tidak bisa melakukannya lagi"

Kyuhyun mematung, ia tidak tahu apakah harus menerimanya atau menolaknya dengan halus. Ia tahu betul bagaimana perjuangan Kangin mendapatkan motor itu dan sebrapa besar rasa sayang Kangin motor itu.

"kau memberikan motor kesayanganmu padaku, Hyung?"

"aku sudah tidak memerlukannya lagi"

"apa dengan begini aku tidak bisa melihatmu naik motor lagi?"

Suara Kyuhyun terdengar lemah, ia tidak bisa membayangkan jika Kangin guru yang sangat ia hormati berhenti dari dunia balap. Ia begitu mengaggumi Kangin, bagi Kyuhyun tidak ada pembalap yang bisa menandingi kemampuan Kangin.

Mendengar kalimat terakhir Kyuhyun hati Kangin tiba-tiba berdenyut. Ia begitu mencintai dunia balap, menjadi pembalap GP kelas dunia adalah impiannya, bohong jika ia tidak menderita. Ia begitu terpuruk dan sulit menghadapi kenyataan bahwa ia harus melepaskan impiannya.

"ayolah, Kyu. Setidaknya aku masih hidup"

Tanpa menunggu kata dari Kyuhyun, Kangin segera memutar kursi rodanya dan pergi begitu saja. Ia takut jika terus berlama-lama melihat wajah Kyuhyun pertahanannya akan runtuh dan menangis di hadapan muridnya.

Dengan begini aku harap aku bisa benar-benar merelakan semuanya...

.

.

TBC


HAAAAIII ! ^^ KETEMU LAGI SAMA SAYAAAAA kkkk ^^

saya bawa cerita remake kali ini. kenapa? krn saya suka banget sama drama ini dari jaman kelas 4 SD sampe sekarang gak bosen ngulang2 dramanya. ada tau drama ini? kkkkk saya remake dengan cast KyuMin krn entahlah, saya ngerasa cocok aja...pas gitu...

untuk sementara FF ini rate nya T tapi untuk selanjutnya mungkin akan di pindah ke rate M karena bahasa yang kasar dan mengandung unsur seksual ^^

review ya? kritik dan saran sangat di butuhkan..maaf kl ada typo, ngetik di kantor nih seperti biasa hahahahah.

.

.

With Love,

Milkyta Lee