Jadi… Ini fic diinspirasi dari Story of Evil ~Happy Version~ yang disubbed oleh Kannanon di Youtube

Disini belum ketahuan sejarah Alf dan Matt tukeran tempat, jadi…

Rin: Alfred

Len: Matthew

Kaito: Arthur

Miku: Gilbert

Meiko: Ivan

Warning: OOC sangat, gaje, abal, don't like don't read

Pairing: Americest, FrUK, PruCan, EngPrus (OTP baru 8D)

Hetalia © Hidekaz Himaruya

Story of Evil © Mothy (Akuno-P)

"Jadi… pemenang lomba balap se-negeri tahun ini adalah… Sang raja di Mercedes-nya!"

Sorak sorai terdengar dari penonton, seorang pria muda berambut kuning cerah, berkacamata, bermata biru cemerlang, dan memakai baju putih, ber-pose di atas Mercedes kesayangannya yang berwarna putih mengkilat.

Dia adalah pangeran dari negeri kuning, Alfred F. Jones namanya.

Dia cukup humoris untuk seorang penguasa, dia selalu didampingi oleh pelayan alias adik setianya, Matthew Williams.

"Aku hanya ingin burger menjadi makanan khas negeri kita…" pinta Alfred suatu hari.

Matthew selalu punya solusi untuk mengabulkannya.

"Tuan! Mari kita mencari burger terenak!" ajak Matthew.

"Sungguh? Ayo!" teriak Alfred.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Uh, jadi, beberapa bartender membeli banyak sekali bir dari negeri tetangga…" sahut Matthew sambil membaca sebuah surat.

"LAGI-LAGI?" teriak Alfred.

"Apa yang harus kita lakukan, tuan?" tanya Matthew.

"Larang alkohol!" perintah Alfred.

Beberapa saat kemudian, setelah Matthew melarang alkohol di negerinya…

"Kau! Matthew! Tunduklah kepadaku!" perintah Alfred.

Dia memanjat punggung Matthew untuk mengambil buku di lemari yang tidak bisa dijangkaunya.

"Apakah kau sudah selesai, tuan?" keluh Matthew kesakitan.

"Sedikit lagi." jawab Alfred.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Oke, bartender, vodka lagi!" teriak Ivan di sebuah bar.

"Maaf, tuan Ivan, tapi saat ini, alkohol dilarang oleh sang raja…" bisik bartender itu.

"APA?"

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Alfred berniat menyamar menjadi rakyat biasa dan mengunjungi negeri putih.

"Hah? Itu kan… Pangeran Arthur dari negeri seberang laut?" Tanya Alfred.

Dia melihat Arthur berlari-lari telanjang dan vital regionnya hanya ditutup oleh sebuah celemek hitam dan memakai kerah bartender.

"Bisa tidak lari-lari ngibul begitu, kumohon?" Tanya Gilbert.

"Jangan jahat begitu! Nanti kubelikan bir yang banyak!" bujuk Arthur.

"Bir! Mauu!" teriak Gilbert.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Aku hanya ingin bir disegel…" pinta Alfred beberapa minggu setelah dia melihat Gilbert dan Arthur.

Matthew, sebagai gudang solusi, akhirnya memojokkan Gilbert.

"Kau! Berikan semua bir-mu!" perintah Matthew.

Dan setelah dia menyimpan semua botol bir di gudang istana.

"Uuffftt… Bau alkohol…" keluh Matthew sambil menutup hidungnya, dia jelas tidak familiar dengan bau seperti ini.

Setelah Matthew kembali ke istana…
"Oke, Matt, apa snackku hari ini?" Tanya Alfred.

"Snack anda hari ini adalah…

French Fries." jawabnya.

"KUBILANG KELUARKAN BRIOCHE!" teriak Alfred sambil melempar Matthew dengan buku.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Tuan! Aku membuat pakaian pelindung untukmu!" panggil Matthew.

"…Ini hanya baju biasa yang berduri, bukan?" tanyanya.

"…Ah ya, benar juga." jawab Matthew.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Kembalikan vodka-ku! KolKolKol…" teriak Ivan.

"Jangan memanggilku idiooottt!" teriak Arthur sambil mengacungkan surat yang bertulisan "Kau seorang idiot".

Tak lama kemudian, Alfred keluar dari istananya, dengan jaket merah favoritnya.

"Kami sudah muak dengan pemerintahanmu, tuan." ucap Ivan seraya mengacungkan pipa kesayangannya ke leher Alfred.

Tanpa segan, Alfred menjawab:
"Dasar orang-orang barbar!"

"Kenapa kau terlihat senang sekali?" Tanya Ivan.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Waktu eksekusi adalah… jam 3 sore." umum Arthur.

Pada saat itu juga, Alfred yang mendekam di penjara.

Mulai berpikir.

"Aku tak ingin makan French Fries lagi…"

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Dan akhirnya, jam 3 sore pun tiba.

Alfred berjalan kea rah guillotine menunggu, menunggu kepalanya dipenggal.

Namun, ketika lonceng berbunyi, Ivan tidak menarik tali guillotinenya.

"Surprise!" teriak penduduk negeri tersebut.

"Matt!" teriak seseorang dari kerumunan penonton tersebut.
"Terkejut?" Tanya Gilbert.

Matthew dan Alfred hanya bisa tersenyum melihat kelakuan rakyatnya tersebut.

Abal kan? Silakan flame saya sepuas anda.

Pokoknya Review aja, kalo ada yang review, saya bakal lanjutin ceritanya.

Tungguin aja chap 2: Servant of Evil-nya yah!