Hetalia Axis Power (c)

Hidekazu Himaruya. No commercial profit taken.

warning: cliché. cuma dialog satu arah dan tidak ada deskripsi. konflik berupa implikasi, sangat mungkin bikin bingung. format memang disengaja ditulis seperti ini.


Arya Kumar: Two Sides of a Coin

by sabun cair

1. Business


(nada sambung statis)

(telepon diangkat)

Halo, Tuan Kapoor.

Di sini Kumar. Arya Kumar, kawan lamamu.

Ahahaha! Ya, ya. Lama tidak bertemu. Kabarku baik sekali seperti biasa.

Aku menelepon atas laporan dari anak buahku. Kudengar kau dikejar petugas pajak, eh?

(helaan napas)

Tidak perlu berpura-pura padaku. Aku mengerti kenapa kau menunda-nunda membayarnya. Pemerintah tak pernah memanfaatkan pajak kita dengan baik. Hanya menarik-narik uang kita untuk masuk ke kantong sendiri, memperkaya pribadi dan partai mereka. Bajingan memang.

Tentu saja aku paham posisimu, Kapoor. Kau dan aku adalah teman lama, dan aku hidup lebih lama darimu. Jelas aku memahamimu. Kau membutuhkan bertahun-tahun untuk membangun bisnismu sampai seperti sekarang. Kau telah berbaik hati menyisihkan uang demi membayar gaji para buruh dengan tepat waktu, walaupun yang mereka hasilkan tak begitu memuaskan. Bahkan kadang kau pun menanggung rugi yang tak sedikit.

(menggumam)

… kalau dipikir lagi, Kapoor, kau ini bukan sekedar pengusaha. Lebih dari itu, kau adalah seorang pahlawan. Hanya saja tidak banyak yang tahu.

Kau, dengan segala kemurahan hati, membuka lapangan pekerjaan untuk para orang bodoh, orang miskin, juga orang bodoh yang miskin yang jumlahnya begitu banyak karena ketidakbecusan negara mengurus rakyat yang ada.

Kau dan pabrikmu yang menyerap tenaga kerja semestinya diberi penghargaan. Coba bayangkan, jika tak ada usahamu, berapa banyak pengangguran yang tak tertangani di India? Berapa banyak lagi para orang tua yang menjual ginjalnya untuk sekedar beli bahan pangan, Kapoor?

Kau benar-benar pahlawan. Berbanding terbalik dengan mereka yang duduk di kursi kekuasaan tapi tak melakukan apa pun.

Pemerintah tidak pernah becus mengurusi orang miskin. Isu pembangunan terus digembar-gemborkan melalui media, tapi pada akhirnya rakyat tetap miskin. Tetap jadi maling. Tetap merampok dan memerkosa anak gadis yang mereka temui di pinggir jalan. Jadi anjing liar di negeri sendiri.

Lantas, kenapa juga kau masih harus menyisihkan uang hasil jerih payahmu untuk disetor ke pemerintah?

(jeda mendengar lawan bicara)

Nah. Justru karena itu aku meneleponmu, Kapoor. Ingat, kita teman baik. Aku akan membantumu mengurus para petugas pajak itu agar menjauh. Kupastikan juga kau tak akan masuk bui karena menunggak begitu banyak pajak. Aku baik, kan, mau membantumu menjaga nama baik?

Caranya?

(tawa lepas)

Kapoor, Kapoor ….

Tidak perlu repot memikirkan bagaimana aku mengurusnya. Aku ini Arya Kumar. Aku bisa lakukan apa yang kumau. Apa gunanya punya banyak relasi tapi tak bisa membantu temanku, hm?

(jeda)

Begini saja, biar kubuat mudah. Kirimkan uangnya padaku, lalu kupastikan petugas-petugas pajak itu tak akan mengganggumu. Kau hanya perlu tenang dan tetap duduk di kursimu, Kapoor.

Percayakan semua pada Arya Kumar!

(telepon ditutup)


TBC