Vulnerable

Disclaimer: Naruto? By Masashi Kishimoto 4ever :D

Genre: Romance/Hurt/Angst

Rate: T

Pairing: Naruto Uzumaki & Sakura Haruno

Warning: OOC, miss typo dan gaje. Inspirasi saya mendapat cerita ini murni dari pikiran dan apa yang saya pernah mengalaminya sendiri. Mohon dimaafkan bila para ARE (all readers) #singkatanapaannih kurang bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya pada kejadian-kejadian tertentu (_ _). Jujur, walau inspirasi ini dari pengalaman saya, tapi saya tengsin untuk menuangkannya. Karena terlalu menyakitkan T.T *kok malah jadi curhat?* #plaak. Langsung mulai!

Summary:"Sakura termakan ucapan Ino, sahabatnya tentang 'cemburu tanda cinta'. Dia berniat mempermainkan pacarnya, Naruto. Tepatnya mengetesnya. Rencana sebenarnya bisa berjalan mulus sebelum 'dia' datang dan berusaha merebut semuanya. Sejak itu, teori cinta terpatahkan dengan kenyataan yang harus diperbaiki."

Vulnerable: Chapter 1: Cemburu 'tanda cinta'?

By De Veela

Ready…

2

1

0

Read it! *iklan lewat* #cling

Normal POV

Seorang gadis berambut pink sedang bersiap-siap pergi ke sekolah. Tampak saat ini, dia sedang memakai bandana hitam yang sangat kontras dengan warna rambutnya. Tapi, bila dipadu padankan dengan baju seragamnya sangat lha serasi. Kemeja warna putih dengan dasi warna biru, lalu dibalut dengan jas berwarna hitam yang sangat terlihat mewah. Sedangkan pada bagian bawahnya, ia memakai rok bermotif kotak-kotak dengan warna merah bercampur hitam seukuran enam senti di atas lutut. Dia menatap wajahnya di cermin, 'manis' pikirnya ringan. Lalu, ia melangkahkan kakinya menuju ruang makan.

"Ohayou,"

"Saku-chan, ohayou,"

Seperti biasa, mengingat ia selalu telah dalam bangun pagi, ia menggigit sandwich buatan Ibunya sambil mengambil kunci motor di ruang tamu dan menyalakan mesinnya.

"Kami-sama, kapan anak itu mau merubah sifatnya? Hah," Yuri, sang Ibu hanya mengeluh dan menghela napasnya.

Perjalanan ke sekolah tidak membutuhkan waktu lama, karena rumah Sakura hanya berjarak 9 km dari sekolah. Pasti kalian pada sweatdrop berjamaah, ya, dengarnya? Tepatnya itu terjadi karena Sakura selalu menyetel motornya dengan kecepatan 70 km/jam. Cukuplah. Tapi, tidak ada waktu lagi. Ia sudah hampir telat, waktu menunjukkan pukul 06.55. ia segera berlari menuju kelasnya, tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita.

"Gomen,"

"Ah, harusnya aku yang berkata itu. Gomen, aku sudah terlambat, permisi,"

"Oh, iya,"

Wanita itu memandang punggung Sakura yang telah menjauh dari tempatnya bertabrakan tadi. Dia berpikir sejenak, 'gadis itu, kan, ...' . dia tersenyum, ah, tidak, dia menyeringai senang. Karena tabrakan ini, dimulailah kisah awal yang akan terjadi.

"Heh, Jidat! Telat terus kau itu!"

Sakura hanya melempar deathglarenya yang cukup membuat sahabatnya itu terdiam. Walaupun dengan senyuman, tapi deathglare tetaplah deathglare.

"Sudahlah, Ino, begitu saja kau permasalahkan" Tenten ikut nimbrung dalam forum yang baru diisi oleh dua orang itu.

"Benar kata dia, Pig. Haha, semoga kau jadian dengan Neji-senpai, ya,"

Tenten hanya memalingkan mukanya. Dia memerah, tapi bukan karena dia suka dengan Neji. Tapi karena kejadian memalukan beberapa waktu lalu yang dialaminya bersama Neji.

"Ah, k-kau! Sudah, berhentilah membahasnya. Aku bosan," tepatnya sebal, itulah yang ada di dalam hatinya.

Kakashi-Sensei pun datang untuk membubarkan forum mereka dan membuka forum baru yang ia buat. Ehm, kata lainnya, pelajaran maksudku.

Skip time

Pelajaran pun selesai, tapi bukan berarti pulang, hanya saja dipotong dengan istirahat. Tiga sahabat ini pergi ke kantin bersama-sama. Mereka yang melihat kantin sangat ramai, berusaha mencari tempat duduk yang tidak berpenghuni dan mata Ino tertuju pada meja yang berada di pojokan di samping meja para geng kakak kelas mereka.

"Eh, disana kosong. Yuk!" Sakura berjalan di samping Ino, sementara Tenten di belakang mereka. Mereka pun memesan makanan, sambil menunggu, mereka bercerita seperti kebanyakan gadis biasanya.

"Tenten," panggil Sakura.

"Tenten!" Ino ikut membantunya.

"Ah, iya, gomen!" Tenten pun akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Hayo, kau melamuni Neji-senpai, ya?" goda Sakura.

Tenten hanya cembertu dan mengalihkan mukanya meihat situasi sekitar. Glek. Dia tidak sadar bahwa ternyata tadi dua sahabatnya itu memilih meja di samping meja gengnya kakak kelas yang terdapat Neji disitu. Baka! Maki gaids itu. Inilah ruginya mempunyai otak yang agak lemot dalam membaca keadaan.

"Eh, Sakura, sudah baca belum majalah Go Girls bulan ini?"

"Demi Kami-sama, Ino Pig sejak kapan aku suka membaca majalah fashion seperti itu?" jawab Sakura dengan nada setengah terlihat berpura-pura jijik.

"Tapi disini ada rubrik yang baru, lho. Isinya kata-kata mutiara dan ada diantara sederetan kata-kata itu yang menarik perhatianku,"

"Apa?" Minuman yang mereka pesan sudah datang. Jadi, sembari Sakura mendengarkan Ino berbicara, ia menyesap minumannya perlahan.

"Jadi katanya, cemburu itu tanda cinta, lho. Kalau ada pria atau wanita yang tidak pernah saling cemburu satu sama lain berarti mereka tidak saling cinta,"

Sakura langsung sweatdrop. Sejak kapan Ino memerhatikan kata-kata yang seperti ini?

"Menurutku tidak begitu, Ino. Cemburu itu sifat yang..."

Ino langsung memotongnya. "Tenten! Ini majalah langganan favoritku, yang terbaik, deh! Masak kau tidak percaya?"

"Ah, terserah kaulah," Tenten memilih diam dan memakai earphonenya.

"Nah, Sakura, apakah selama ini Naruto pernah cemburu padamu?"

Pertanyaan itu seakan menohok Sakura. Dia sadar akan kenyataan yang selama ini ia lupakan. NARUTO TIDAK PERNAH CEMBURU PADANYA. Tulisan dengan gaya capslock itu tiba-tiba saja terlintas di bayangan jidatnya yang lebar. Apa jangan-jangan...?

"Errr,"

"Kau tidak bisa menjawabnya, kan? Karena, pada kenyataannya Naruto tidak pernah cemburu padamu. Wah, jangan-jangan dia tidak cinta padamu lagi," Sindir Ino yang tepat dang sangat absolut menuju sasarannya.

Sakura lelah berdebat dengan Ino. Apalagi jika ini menyangkut hubungannya dengan Naruto. Ia pasti akan memilih mengikuti jalan pikiran Ino.

"Jadi, aku harus bagaimana, Ino? Apa benar Naruto tidak mencintaiku?" Nada yang ditunjukkan Sakura langsung berubah drastis.

"Emm, mungkin kau perlu mengetesnya, Jidat. Carilah laki-laki lain yang bisa kau ajak kerja sama untuk mengompori pacarmu itu. Bagaimana?"

"Ah! Kau cerdas, Pig! Baiklah,"

"Nah, gitu dong! Aku harap, sih, hasilnya bagus," Ino berkata sambil menghabiskan jus yang dipesannya. Dia senang bisa membantu sahabatnya. Padahal, tanpa ia sadari. Ia telah membuat Sakura nantinya akan terjebak masalah cinta yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Pendapat? Kritik? Saran? Sangat dibutuhkan dalam kelanjutan fic ini -.-

Maaf, bila ada kesan amatiran. Namanya juga newbie...

Bila berkenan, mohon saya minta

R E V I E W