PANDORA HEARTS LOVE STORY
(SEASON 1)
PANDORA HEARTS IS BELONG TO JUN MOCHIZUKI
THIS FANFIC IS BELONG TO ME
WARNING : GAJE PARAH, TYPO, ANCUR BERAT
Chapter 1:
Pagi ini kelihatan berawan, Setelah Oz dkk pergi ke Sabrie untuk mencari kepingan ingatan Alice, namun pada saat berada dalam lubang Sabrie, terjadi lah suatu peristiwa yang membahayakan mereka semua... Tapi beruntunglah mereka masih bisa kembali dengan selamat... Esok nya, Oz dkk pergi ke mansion Rufus Barma pada pukul 05:00 PM untuk memberikan laporan tentang kejadian di Sabrie kemarin.
"Ya, namun ketika aku melihat pintu menuju Abyss... Alice berteriak dan aku mencari nya. Ternyata dia sudah di kelilingi oleh mayat-mayat hidup yg sewaktu hidup nya memaksa untuk masuk ke lubang sabrie sehingga mereka menjadi seperti itu. Aku membunuh mereka semua. Namun aku tak menyadarinya, ketika menyadarinya, mereka semua sudah mati" jelas Oz pada Rufus.
"Jadi semua masalah ini berawal dari kelinci hitam itu ya?" Ucap Rufus. Ucapan itu sontak membuat Alice menatap kejam padanya."Apa maksud mu hah?" Ucap Alice mulai marah. Saat ini dia tak peduli berbicara dengan siapa."Kau sudah tau maksud nya kan? Hei! Andai saja kau tak ada, semua masalah ini tak akan terjadi" ucap Rufus datar, seakan tidak ada masalah. "SEBAIKNYA KAU BERPIKIR SEBELUM BICARA YA! JANGAN SEENAKNYA BERBICARA TANPA TAHU APA-APA!" Jawab Alice emosi. Dia sudah tak bisa menahan amarah nya. Tempramen nya pun kambuh. Oz pun terdiam.
"Dasar Chain, namanya bukan manusia, memang sulit untuk diajak menerima kenyataan, dasar tidak bermoral, apa mereka tak menyadari? mereka berbahaya bagi manusia! HEY, Kelinci! Andai saja kau tak terburu-buru pada ingatan mu itu, semua ini tak akan terjadi, bukan kah kau tau, bahwa Oz Vessalius adalah orang yg sangat penting untuk Pandora? Kau sudah tau kan?" Ucap Rufus."EH, DENGAR YA! OZ ITU MANSERVANT KU, JADI AKU-" belum selesai Alice berbicara, Gil menutup mulut nya dari belakang. "Maaf ya Tuan Rufus. Aku minta Maaf karena kekacauan ini, sekali lagi mohon maaf, permisi" ucap Gil sambil menarik Alice keluar. Diikuti dengan Oz yang daritadi hanya bisa diam.
0000000000000000000000000000
"KAU BENAR-BENAR BODOH, KELINCI!" Bentak Gil didalam kereta kuda menuju mansion Vessalius."Apa maksud mu hah? Seandai nya kau berada dalam posisi ku, apa yang akan kau lakukan, kau berbicara begitu karena kau tak tau rasanya!" Ucap alice tak mau kalah."Sudah lah, kalian itu jangan..." Belum selesai Oz berkata untuk melerai mereka, Tiba-tiba saja... "DIAM KAU OZ!" Teriak mereka. Oz yg mendengar itu pun langsung kaku.
"Seawed Head, Aku sudah bilang, Seandainya saja, kau.. Kau... Kau...~" Belum selesai Alice berbicara, dia langsung memalingkan wajah nya pada jendela, berpura-pura melihat pemandangan. Alice merasa panas, dadanya sesak, mengingat kata2 Rufus Barma, Alice pun mengeluarkan air mata. Kata-kata tadi sungguh menyinggung hati nya. 'Mentang-mentang dia manusia, memang apa yg bisa dia lakukan?' Alice pun semakin menangis. Dia menutupi wajah nya dengan mukanya.
Oz dan Gil terdiam. Mereka tak menyangka ternyata Alice akan menangis. Gil tidak tega menanggapinya lagi. Yah, meskipun dia kesal dengan Alice yg tak dapat menahan diri, tapi siapa pun pasti sakit jika mendengar kata-kata seperti itu."Baiklah untuk kali ini... Tapi aku minta untuk mu supaya bisa lebih menahan diri" Ucap Gil. Alice tak menggubris nya, dia masih menangis.
Suasana hening. Hanya ada suara Alice yang masih menangis. Sampai akhir nya Alice berhenti menangis dan menenangkan diri dengan masih menghadap akhir nya pun kereta kuda yang membawa mereka sampai di Mansion Vessalius yang cukup memakan waktu sehingga mereka sampai Mansion ketika malam, Alice pun sudah ketiduran dan akhirnya ia dibawa Oleh Oz menuju kamar nya.
000000000000000000000000
2 minggu pun berlalu setelah kejadian , kejadian itu juga lah yang mebuat Oz tidak mau mengajak Alice untuk menemui Rufus Barma lagi.
Saat ini sore yg masih sangat cerah. Matahari sore yg mewarnai langit, burung-burung yg berterbangan kesana yg sejuk, dan senyum orang-org yg ada disana-sini. Ya sore ini cerah sekali.
Namun tidak untuk gadis satu ini. Gadis yg berambut brunette, bermata ungu, tampak bosan ktika itu, Ya, memang cukup -atau dibilang sangat- bosan.
Dia memandang keluar jendela dengan melipat kedua tangan nya tanpa peduli dengan sinar mentari sore yg menerpa mukanya. Tetap saja melihat keluar.
Dan jg tidak peduli -atau lebih tepatnya tidak tahu- ada sepasang 2 buah mata emerald yg dimiliki bocah berambut blonde sedang memerhatikannya dengan begitu fokus, hingga saking fokus nya, dia jd senyum2 sendiri. Baginya itu pemandangan yg indah. Pesona wajah nya, ditambah lg dengan sinar matahari yg menambah kesempurnaan nya...
You zoom my heart like a rocket
Yeah, you are my beautiful target
You make me flying
Too beautiful, and i know it
And you make me crazy
Yeah, you are important more than anyone else
You take my heart
Please give my heart back
Yeah i know
It's Called...
"Oz! Oz! Oz!" Teriak Alice membuyarkan lamunan Oz. Rupanya dia sudah kesal karena berkali-kali memanggil nya namun Oz tetap diam saja."Eh ada apa Alice?" Kata Oz dengan harap bahwa Alice tak tahu tadi dia memikirkan nya."Kau senyam senyum sendiri dari tadi tahu! Aku takut kau sudah tak waras lg! Sebenarnya apa yg kau pikirkan?" Tanya Alice."Eh? Tidak, aku hanya memikirkan kejadian lucu saat aku dengan Gil. Memang nya kenapa?" Jawab Oz. "Hari ini aku bosan. SANGAT Bosan ! Bagaimana dengan mu?" Jelas Alice. Oz terdiam. 'Bosan? Bagaimana aku bisa bosan melihat mu itu? Tentu saja aku tak bisa bosan untuk mu... Ah aku ini berpikir apa sih? Mana mungkin aku...atau jangan-jangan... Aku sudah...' pikir Oz."Aku tidak bosan" jawab Oz datar. Alice bingung."Yah, Kalau begitu ayo kita jalan-jalan, manservant ku! Kita cari tempat yg menyenangkan!" Kata Alice bersemangat, semangat yg sudah sangat yakin bahwa Oz akan menurutinya.
"Sebaiknya jangan sekarang. Aku tak mau kalau sekarang" jawab Oz."Maksud mu? Lalu kapan? Aku kan bosannya sekarang, mana mungkin bisa ditunda. Pokoknya aku ingin jalan-jalan! Terserah kemana saja yg penting menghibur" ucap Alice kesal."Hmm... Meski berjalan-jalan pun, Tetap saja diluar sana sama membosankan nya, tidak ada yg spesial sore ini" Jelas Oz. "Hmhh ya sudah lah kalau begitu" ucap Alice. Oz berpikir, dan iya! Dia baru ingat, kalau nanti malam ada pesta kembang api."Alice, aku baru ingat kalo nanti malam ada pesta kembang api, dan kemungkinan... Akan ada banyak daging" ucap Oz. Mendengar itu, raut wajah Alice pun mulai bersinar, dia sangat senang mendengar itu."Benarkah? Kalau gitu, aku sudah tak sabar untuk menunggu nanti malam!" Ucap Alice bersemangat.
Malam pun tiba."Alice kau sudah siap belum?" Tanya Oz."Sudah, ayo kita berangkat" Ucap Alice penuh semangat. Lalu Oz membawa Alice ke atas bukit di pinggir Leveiyu.
Saat ini mereka hanya berdua saja di atas bukit."Mana kembang api nya?" Tanya Alice."Mungkin orang-orang sedang mempersiapkannya, karena kembang api nya di nyalakan di kaki bukit" ucap Oz."Lalu kenapa kita disini?" Tanya Alice bingung."Supaya kita bisa melihat nya dengan lebih jelas dan lebih besar" jelas Oz.'Dan kita bisa- ah aku ini mikir apa? Bodoh!' pikir Oz.
Tiba saat nya, kembang api nya pun dinyalakan. Suara kembang api yg meledak dilangit terdengar jelas. Langit pun penuh cahaya. Alice pun tersenyum kagum. Cahaya kembang api pun menyinari org yg terdekat melihat nya, yaitu Oz dan Alice.
Oz menatap Alice dengan sambil melamun.'Ya ampun wajah nya itu... Eh ? Apa maksud nya ini? Dada ku berdegup kencang. Aku merasa sangat senang. Perasaan ini berbeda. Tapi ini apa? Perasaan ini lebih kuat saat aku pertama kali bertemu Sharon dan langsung suka pada nya. Tp aneh nya setiap ada Alice, perasaan ini muncul. Dan lebih kuat drpd waktu aku dengan Sharon. Apa mungkin...'.
So Crazy is This Thing We Call LOVE
'Ya, pasti aku mencintainya! Ya, itulah namanya, itulah efek nya, dan mungkin perasaan ini sudah timbul sejak lama dan aku tak menyadari nya' Oz meremas bagian baju yg menutupi dada nya.
Tiba-tiba saja, tangan Oz bergerak menuju tangan Alice dan menggenggamnya. Alice pun sontak melihat Oz."Tangan ku kedinginan, aku butuh sesuatu yg menghangat kan"Kata Oz beralasan. Alice pun membiarkannya sambil tetap melihat-lihat cahaya-cahaya kembang api.
Cause baby, you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go
As you shoot across my heart
Baby, you're my firework
This one's for you and me,
living out our dreams
We're all right where we should be
Lift my arms out wide I open my eyes
And now all I wanna see
Is a sky full of lighters
And my heart is full of you
"Oz! Oz! Oz! OZZZZ!" Teriak alice. Oz pun kaget. "Kau melamun lg ya?" Tanya Alice."Kembang api nya sudah selesai. Ayo turun, aku lapar. Kita cari daging, setelah itu, kita pulang"."Baiklah, ayo" jawab Oz. Dan akhirnya mereka pun menuruni bukit sambil masih berpegangan tangan.
Akhirnya mereka pun dalam perjalanan pulang menuju rumah. Oz melihat Alice sudah tertidur pulas didalam kereta. 'Manis. Sangat manis' pikirnya.
Sampai di Mansion Vessalius, Oz segera turun dan membawa Alice ke kamar. Sampai dikamar nya, Oz pun menaruh Alice di tempat tidur nya, dan dia pun mencium kening Alice yg sudah tertidur dalam damai itu.
Tidur lah Alice,
Jelajahi lah mimpi mu dalam damai
Besok kita akan buka lemabaran baru lagi...
To Be Continued
Mind to RnR?
Makasih banget nget nget an udh mau baca ff yg kacau kalo ceritanya jelek soal nya, b. ing nya ada yg ku ambil dari lyric lagu *ketauan deh* Oya Review nya sangat berguna buat kemajuan ff ini di next chapter nya ;) sekali lagi, review nya please:D
