Title : Give Me One More Chance..

Author : vivimulia 'vihyora'

Cast :

Cho Kyuhyun

Lee Sungmin

And the other cast..

Genre : Genderswitch/romance/angst/AU

Annyeooong! Author hadir lagi di sini . FF ini udah aku posting di myfanfictionpage*dot*wordpress*dot*com. Happy reading chingu^^

*Sungmin POV*

Namaku Lee Sungmin. Kalian bisa memanggil namaku Sungmin. Aku adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan kereta, maka dari itu aku kini hidup sebatang kara. Aku dibesarkan oleh nenekku yang lima tahun lalu juga meninggalkanku karena menderita penyakit jantung. Aku saat ini tinggal di sebuah rumah sederhana peninggalan nenekku. Untuk menghidupi diriku, aku harus bekerja. Saat ini aku bekerja di salah satu cafe sebagai penyanyi. Yah..hidupku sangat pas-pasan. Jangankan untuk melanjutkan kuliah, makan sehari-hari pun kadang susah untukku. Tapi meskipun aku hidup serba kekurangan, aku tidak mau mencari uang dengan cara yang tidak halal. Dengan pekerjaanku sebagai penyanyi, aku sering mendapat perlakuan tidak senonoh dari para customer nakal. Untungnya aku masih berpegang teguh dengan pendirian dan menghindari yang seperti itu demi perasaan kekasihku. Oh iya aku belum bilang, aku memiliki seorang namjachingu bernama Cho Kyuhyun. Dia adalah seorang manager di salah satu perusahaan. Dulu dia sempat mengajakku pindah kerja dari cafe itu, tapi aku menolaknya. Aku tidak mau mendapat bantuan dari orang lain—meskipun ia kekasihku—. Aku ingin kerja dengan jerih payahku sendiri.

Ngomong-ngomong soal kekasihku. Aku bersamanya sudah hampir 4 tahun. Aku sangat amat mencintainya. Wajahnya, hidungnya, mata obsidiannya, rambut ikalnya, bibir tipisnya..ah semuanya sangat aku suka!

Tapi..belakangan ini dia jarang menghubungiku. Aku selalu kepikiran. Aku khawatir. Aku rajin mengiriminya pesan untuk mengingatkannya makan dan istirahat, tapi tak pernah ia balas. Apa ia sangat sibuk dengan pekerjaannya? Padahal tiga hari kedepan itu perayaan anniversary kami yang keempat. Aku sudah menabung untuk membelikannya sebuah jas yang dia inginkan. Aku tinggal membelinya dan memberikan kado itu padanya. Aku selalu ingin sekali-kali memberinya hadiah, karena selama ini hanya ia yang sering memberikanku sesuatu. Aku merasa aku juga harus membalasnya. Yah begitulah cinta, harus take and give..

*Sungmin POV end*

.

.

-oo-

.

.

*Kyuhyun POV*

Namaku Cho Kyuhyun. Tapi orang-orang biasanya memanggilku Kyu atau Kyuhyun. Aku adalah seorang manager di perusahaan. Aku memiliki yeojachingu yang sangat cantik yang aku temui empat tahun lalu saat ada perayaan kantor di cafe tempatnya bekerja. Aku ingat waktu itu...

FLASHBACK

Hari ini kantor kami sedang mengalami kenaikan keuntungan pesat karena memenangkan tender besar dari salah satu proyek pembangunan. Dan untuk merayakannya, kami semua diajak ke salah satu cafe—tapi sepertinya lebih cocok disebut club—di kota. Yah mumpung gratis minum wine, siapa yang akan nolak?

"Karena ini perayaan kantor, kalian bisa minum-minum sepuasnya!" kata kepala bagian perusahaan pada seluruh pegawai di tempat itu. Kami pun mulai meneguk sebotol minuman, mengobrol, bersenang-senang, dan menyanyi. Tak terasa botol yang di genggamanku itu sudah botol kelima untukku. Kepalaku sudah mulai pusing. Sepertinya semua berputar-putar. Yah..aku mabuk.

Aku pun memutuskan untuk berhenti minum dan menikmati alunan musik di cafe itu. Seorang yeoja cantik nampak duduk di sebuah kursi di atas panggung sembari memangku sebuah gitar. Ia menyenandungkan sebuah lagu mellow. Ah..cantik sekali yeoja itu. Rambutnya yang panjang, matanya yang sendu, hidungnya yang mancung, bibirnya yang..ehm seksi, dan kulit putih susunya itu sangat menarik perhatianku. Suaranya juga sangat manis seperti orangnya.

Tak lama lagunya berhenti dan yeoja itu menuruni panggung.. Ah aku harus tahu namanya! Tanpa aku perintahkan, kakiku sudah melangkah gontai menuju yeoja itu. Badanku sempoyongan—karena pengaruh alkohol—tapi berusaha aku tahan agar tak jatuh. Biarpun aku mabuk, tapi aku masih sadar kok.

"Heee..eeii.." aku memanggil yeoja yang terlihat sudah hampir masuk ke sebuah ruangan karyawan dengan suara orang mabuk yang sangat khas. Yeoja yang aku panggilpun berbalik. Dari wajahnya ia sepertinya takut dengan kedatanganku.

"Nu..nugu? Mau apa kau, hah?" jawabnya sedikit lantang sambil mundur perlahan. Apa aku terlihat menyeramkan?

"Aku cuma mau.." aku pun mendekati yeoja itu. Jarak kami sudah sangat dekat dan...

'hueeeek..' yah aku muntah di badan yeoja itu. Karena aku sudah sangat lemah akhirnya badanku pun tumbang jatuh tepat di badan mungil yeoja itu. Sangat memalukan.

"YA! APA-APAAN KAU?" bentaknya yang sempat aku dengar sampai saatnya aku sudah tak sadarkan diri lagi.

FLASHBACK END

Hm..sejak kejadian itu aku jadi sering mampir ke cafenya, melihatnya tampil dan mengikutinya terus. Awalnya ia menolak dan sangat marah dengan semua tingkahku, tapi lama-lama..yah..kami sekarang sudah berpacaran kan?

Dua hari lagi tepat empat tahun kami berpacaran. Hm...meskipun aku mencintainya, aku sedikit kesal padanya yang masih terus-terusan bertahan kerja di tempatnya itu. Aku pernah menawarinya kerja di perusahan tempatku bekerja tapi ia menolak. Padahal sama saja kan? Malah lebih aman disini daripada di tempatnya bekerja itu. Aku tak habis pikir.. Apa dia senang diganggu dengan namja-namja di cafe itu?

Oh iya, sudah hampir seminggu aku tak bertemu dengannya. Belakangan aku sangat sibuk dengan pekerjaanku dan menemani rekan kerja pak direktur yang berkunjung ke Korea sejak 5 hari yang lalu. Ia kepala perusahaan dari Amerika yang bekerja sama dengan perusahan kami. Dia seorang yeoja, namanya Tiffany. Dari wajahnya aku pikir umurnya masih seusia denganku. Meskipun lama di Amerika, ia sangat fasih berbahasa Korea karena menurut perkataannya, ayahnya itu merupakan warga negara Korea yang hijrah ke Amerika.

Aku ditugaskan oleh pak direktur untuk selalu mengikutinya dan mengantarnya kemanapun ia mau. Ehm..yah menurutku tugas ini sangat berat, karena...dia selalu terlihat menggodaku. Tiap bertemu denganku ia langsung saja merangkul atau memelukku. Aku risih tapi tak berani mengelak karena takut menyinggungnya dan menghancurkan karirku di perusahaan.

Ini saja aku dipanggil olehnya untuk menemaninya di ruangan kerjanya. Entah apa tujuannya ia menyuruhku kesini. Aku kini duduk di sofa yang ada dalam ruangannya itu. Aku sedikit risih dengan suasana disini yang sangat menakutkan. Ruangan ini pencahayaannya remang-remang. Jendelanya di tutup oleh sang pemilik ruangan. Hawa-hawanya sangat tidak enak..

"Kyu..ini.." ia tiba-tiba menyodorkanku segelas minuman. Dari aromanya seperti wine buatan Prancis. Pasti sangat mahal. Ia mendekatkan gelasnya dengan gelasku untuk bersulang. Setelah menegaknya habis, ia kemudian duduk di sampingku. Jarak kami sangat dekat. Aku berusaha menjauh tapi ia kembali mendekatkan tubuhnya. Saat ini ia mengenakan pakaian yang sangat ketat sehingga menampakkan setiap lekukan tubuhnya. Mungkin kalau aku namja yang ganjen, pasti kami sudah..ah..ANDWAE! Aku berusaha menampikkan pikiran-pikiran kotor yang tiba-tiba saja terlintas di otakku.

Oh ya, kenapa tiba-tiba badanku panas gini ya? Padahal ini ruangan ber-AC, tapi kok rasanya tubuhku ini memanas ya. Aneh sekali.

"Kyu..kau namja terganteng yang pernah aku temui.." ucapnya ngawur kali ini sambil mengusap-usap lembut pipiku. Omo..omo..

"Egh..,josonghamnida..tangan Anda itu.." ucapku gugup mengingatkannya. Tapi sepertinya peringatanku itu diabaikannya. Ia kemudian lebih liar menciumi tengkuk ku. Ah shit! Aku tidak boleh begini.

Dengan segera kujauhkan tubuhku dari gencarannya. Tapi...sepertinya gagal. Ia berhasil menarikku kembali ke sofa dan membuatku berada di bawahnya kendalinya. Dia kembali menciumi leherku. Ah..aku tidak boleh seperti ini. Aku tidak boleh.

"Tiffany-ssi..egh..jebal, andwae. Andwae..eegh.." aku menahan setiap rangsangan yang diberikan oleh Tiffany pada setiap inchi lekukan leherku. Ia kemudian berhenti sejenak dengan kegiatannya tadi dan membuka kancing kemejanya yang ketat itu. Omo..aku ini namja normal yang tergoda melihat hal itu. Ia kemudian menanggalkan kemejanya beserta roknya. Ah..sepertinya keteguhanku runtuh. Aku tak bisa menolak lagi. Dengan mudah ia menanggalkan pakaianku hingga tak bersisa. Aku pun ikut bantu membuka pakaian yang masih tersisa di tubuhnya. Kini kami sudah sama-sama tak mengenakan apapun.

-SKIP BED SCENE-

"Kyu..kau hebaat.." pujinya mengakhiri pemainan tadi. Omo..entah kenapa setelah semua ini berakhir perasaan bersalahku baru muncul? Kenapa aku melakukan hal ini dengan yeoja lain? Bagaimana perasaan Sungmin kekasihku kalau ia tahu?

Ah tuhan, aku pabo! Mianhe Sungmin..Jeongmal..

*Kyuhyun POV end*

.

.

-oo-

.

.

*Sungmin POV*

Masih sore, belum waktunya kerja. Aku memeriksa ponselku. Masih tak ada tanda-tanda akan adanya pesan dari seseorang yang aku tunggu-tunggu. Yah..mungkin dia sibuk. Aku harus mengerti itu. Oh iya sisa dua hari lagi perayaan hubungan kami yang keempat tahun. Aku kan mau membelikan jas untuk Kyuhyun. Berapa ya harga jas itu? Daripada hanya tinggal termenung di rumah menantikan pesan yang tak kunjung datang, akhirnya aku putuskan untuk pergi ke butik tempat jas itu dijual. Aku pun mengambil sweater yang tergantung di dekat tempat tidurku.

'praaaang..' Omo..fotoku dengan Kyuhyun jatuh. Bingkainya rusak. Ah..aku pabo! Kenapa bisa aku menyenggolnya? Dengan segera ku bersihkan pecahan kaca yang berhamburan di lantai. Dan..

"Auch!" tanganku terkena pecahan kaca itu. Darah pun mengalir pada jari manisku. Apakah ada pertanda dengan semua ini? Ah..aku tidak boleh berfikir yang bukan-bukan! Semua ini hanya kebetulan.

Tanpa memusingkannya lagi, setelah membersihkan pecahan kaca di lantai dan membalut luka di jariku, aku akhirnya keluar dari rumah menuju butik itu. Aku berjalan kaki menuju halte dan naik kedalam sebuah bus yang akan mengantarku ke Myeondong.

Setelah sekitar 15 menit perjalanan akhirnya aku sudah sampai. Kini aku berada di depan butik yang aku maksud. Sebulan yang lalu aku ingat betul saat kami berdua melewati tempat ini. Kyuhyun berhenti dan mengamati terus jas yang di pajang di sebuah manekin. Karena aku pikir ia menyukainya, aku akhirnya memutuskan untuk menabung demi membelikannya jas itu. Aku sampai rela menambah part time mengantar susu setiap pagi hari demi mendapatkan uang lebih.

Akhirnya aku masuk kedalam butik itu. Saat aku memasukinya, seorang yeoja yang merupakan pelayan butik itu menghampiriku dan tersenyum ramah.

"Annyeonghaseyo..hwan yeong, miseu.. eotteohge mueoseul dowa deulikkayo?" sapa pelayan itu padaku.

"Hm..aku hanya ingin bertanya, tak apa?"

"Ah..tak apa, miseu.." ucapnya lagi kali ini tak kalah ramah.

"Hm..harga jas itu berapa ya?" tanyaku to the point sambil menunjuk jas yang terpajang di manekin depan toko.

"Oh..harganya 500000 won, miseu."

'deg' harga jas itu lebih mahal dari uang gajiku sebulan. Uang yang aku kumpulkan dari hasil kerja kerasku hanya sampai 200000 won. Itupun sudah sangat maksimal karena aku sudah menghemat biaya makanku hampir setengah dari yang seharusnya.

"Oh..nanti saya datang lagi ya." Ucapku basa-basi sembari berjalan menuju keluar butik itu

"Ah iya, miseu.. Datang kembali." Itulah sapaan terakhir pelayan butik yang aku dengar sebelum aku menutup pintu butik itu.

Apa yang harus aku lakukan? Aku harus mendapatkan uang lagi untuk membeli jas itu buat kekasihku Cho Kyuhyun. Tapi..bagaimana caranya? Apa aku harus...

*Sungmin POV end*

.

.

-oo-

.

.

Seorang yeoja cantik dengan rambut yang panjang terurai berjalan gotai memasuki sebuah cafe yang setiap hari ia datangi. Ia terlihat sangat lesu. Wajahnya lusuh. Di pikirannya hanya ada pertanyaan 'bagaimana caranya mendapatkan uang 300000 won?'

"Hei, Min." Panggil seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ah..Henry.." ternyata orang yang memanggil yeoja cantik bernama Sungmin itu adalah Henry Lau. Ia adalah rekan kerja Sungmin. Henry sebenarnya mencintai yeoja di hadapannya itu sejak awal ia bertemu—siapa sih yag akan tahan dengan pesona kecantikan Sungmin?—. Ia sampai rela bekerja di tempat itu hanya demi bertemu dengannya, padahal kalau soal uang ia bahkan bisa membeli cafe itu dengan uangnya sendiri kalau ia mau. Tapi demi cinta, ia tidak melakukan hal demikian. Ia berjuang mati-matian demi mendapatkan perhatian Sungmin walaupun ia sudah memiliki kekasih. Sebenarnya ia sudah tau kalau Sungmin telah memiliki kekasih, namun ia benar-benar sudah buta akan hal itu dan selalu berfikir bahwa masih ada kesempatan baginya sebelum diucapkannya janji di depan pendeta.

"Kenapa murung, Min? Ada apa?" tanya namja berkulit putih itu pada yeoja yang kini sedang terduduk di sebuah kursi.

"Aku butuh uang Henry, aku benar-benar tak tahu harus mencari uang kemana lagi.." ucap yeoja itu dengan wajah yang sangat memprihatinkan. Henry sampai iba melihatnya.

"Uang? Untuk apa, Min?" tanya Henry penasaran.

"Sebentar lagi hubunganku sama Kyuhyun sudah empat tahun, aku berniat memberikannya hadiah yang ia inginkan. Tapi barang itu sangat mahal. Uangku hanya cukup setengahnya..hiks.." Sungmin mencurahkan seluruh isi hatinya pada Henry. Hati Henry sebenarnya sakit mendengar pernyataan Sungmin tadi, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Ia sudah tahu hal itu dari awal kan? Meskipun sakit hati, Henry ingin sekali rasanya membantu yeoja yang sedang menangis di hadapannya itu.

"Min..tidak usah menangis, ne? Kau mau aku bantu?" ucap Henry menenangkan Sungmin sembari mengelap air mata yang mengalir di pipi yeoja manis itu.

"Kau mau membantuku? Bagaimana bisa Henry.. Uang yang aku butuhkan itu besar. Uang yang aku butuhkan hampir sama dengan gaji kita disini." Yah..Sungmin memang tidak mengetahui latar belakang ekonomi Henry yang sebenarnya. Henry sendirilah yang menutupi itu semua. Ia tahu betul Sungmin paling tidak suka di cap sebagai peminta-minta. Ia juga tidak suka melihat orang yang berfoya-foya dengan harta milik keluarga, karena ia tidak seperti itu, ia ingin berusaha dengan keringatnya sendiri untuk menghidupi dirinya. Itu pula alasan Henry merahasiakan kekayaannya pada Sungmin. Ia menginginkan perhatian Sungmin.

"Anniyo..aku juga tidak punya uang. Tapi..aku bisa mengenalkanmu pada kenalanku. Dia bisa memberikan pinjaman uang untuk orang lain tanpa bunga." Tentu saja ucapan Henry kali ini bohong. Mana ada pemberi utang memberikan uangnya tanpa bunga?

"Jinjja? Kau tak berbohongkan? Aku mau Henry!" dengan bodohnya Sungmin mempercayai ucapan Henry itu yang sudah pasti hanya kebohongan.

"Ne..besok aku akan mengenalkannya padamu. Ne? Makanya jangan nangis gitu doong. Kau jauh lebih cantik kalau sedang tersenyum, Min." Ucap Henry menenangkan Sungmin. Sungmin akhirnya berhenti menangis dan tersenyum manis pada Henry.

"Gomawo, Henry. Aku tak tahu harus berkata apa lagi padamu. Gomawooooo.." ucap Sungmin yang langsung memeluk pinggang namja di depannya itu. Henry tak bisa berkata-kata saat tubuhnya itu direngkuh oleh Sungmin. Ia benar-benar sangat menyukainya.

"Eh, Min. Aku ganti baju dulu ya. Annyeong." Ucap Henry sembari berjalan menjauhi Sungmin. Wajahnya masih memerah, ia malu dan senang dipeluk oleh Sungmin. Kakinya pun berhenti melangkah di tempat yang cukup sepi. Setelah memastikan tidak ada orang di sekelilingnya, ia pun mengambil ponsel dari sakunya dan menelfon seseorang.

"Yeobseo.."

".."

"Anniyo, aku bukan mencari appa."

".."

"Aku butuh bantuanmu, Park-ssi."

.

.

-oo-

.

.

*Sungmin POV*

Besok adalah hari peringatan keempat tahun hubunganku dengan Kyuhyun. Tak terasa sama sekali hari demi hari cepat bergulir. Hari ini aku ada janji dengan Henry untuk bertemu dengan kerabatnya yang bisa meminjamkan aku uang. Henry memang sangat baik. Aku benar-benar berterimakasih padanya yang telah membantuku.

Sudah pukul 9 pagi, aku janji bertemu dengannya sedari tadi. Tapi berhubung ada cucian yang belum selesai, aku baru berangkat sekarang.

"Henry!" Yang kupanggil menoleh kearahku. Dia pun melambai-lambaikan tangannya.

"Hei, Min." Sapanya dengan menyematkan senyuman khas miliknya itu di bibirnya.

"Mianhe. Aku terlambat." Kataku seketika itu juga.

"Gwaenchana..eh kenalin, ini dia temanku namanya Park Ji Won." Ucapnya memperkenalkan namja yang tak kusadari keberadaannya sedari tadi.

"Annyeonghaseyo. Je ireumeun Park Ji Wonieyo.." ia memperkenalkan dirinya sembari menunduk hormat.

"Annyeonghaseyo. Lee Sungmineyo." Aku juga memperkenalkan diri depan namja bernama Ji Won itu.

"Sungmin-ssi, mannaseo bangawoyo.." ucapnya kali ini ramah.

"Jeodo bangawoyo. Kamsahaeyo.." balasku kali ini. Dari penampilannya, sepertinya ia seumur denganku. Wajahnya juga tampan, tapi tentu saja lebih tampan kekasihku, Cho Kyuhyun.

"Ne, Sungmin-ssi. Tuan—"

"Ah..bagaimana kalau kita langsung saja bicara pada pokok permasalahan?" potong Henry langsung sembari mengedip-ngedipkan matanya seperti kelilipan. Kenapa ya?

"Ah..ne, jadi..Sungmin-ssi mau pinjam 300000 won, ne?" ucap namja bernama Ji Won itu langsung setelah mendengar perintah Henry.

"Ne..apakah ada jaminannya?" tanyaku mengenai persyaratan peminjaman.

"Anniyo..kami memberikan pinjaman tanpa bunga karena ini adalah jasa sosial." Ucapnya meyakinkan. Ah..aku benar-benar bersyukur!

"Terus kapan jatuh tempo pembayarannya?" Yah itu juga penting, kan sama aja kalau tanpa bunga tapi jatuh tempo pembayarannya cepet.

"Hm..tak usah khawatir. Bisa sampai tahun depan kok." Ucapnya mengejutkanku.

"Jeongmal? Aaaah..kamsahamnida.." Ucapku pada mereka berdua. Kalau bukan karena kedua namja di hadapanku ini, aku pasti masih kebingungan nyari uang.

"Kalau begitu..tanda tangan disini, Sungmin-ssi." Ucap namja itu sembari menyodorkan selembar surat penjanjian pinjaman

*Sungmin POV*

.

.

-oo-

.

.

Seorang namja dengan seorang yeoja tengah berjalan berdua di sepanjang Myeongdong. Sang namja setia menemani sang yeoja pergi kemana saja.

"Kyuu..itu bagus ya!" ucap sang yeoja sembari terus menggenggam tangan namja bernama Kyuhyun itu.

"Hm..ne, Tiffany-ssi." Jawab sang namja malas.

"Ya! Jangan memanggilku formal begitu!" protes sang yeoja bernama Tiffany saat mendengar Kyuhyun memanggilnya demikian.

"Ne.." jawab Kyuhyun dengan lebih malas lagi. Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah jas berwarna biru yang terpajang di sebuah manekin butik mengingatkannya pada sesuatu.

'Sebulan yang lalu, aku besama Sungmin juga berjalan kesini. Aku sangat tertarik dengan jas ini, tapi karena mahal aku pun tidak jadi membelinya. Hm..ternyata masih belum terjual ya.' Batin Kyuhyun yang masih terbengong di depan sebuah butik memandang ke arah sebuah jas di manekin.

"Kyu?" panggil Tiffany mengagetkan Kyuhyun.

"Ah..ne. Kajja" jawab Kyuhyun yang sudah sadar kembali.

Tiffany sadar bahwa Kyuhyun sedari tadi memandang jas yang di pajang di butik itu. Kyuhyun seperti menginginkannya. Ia pun memikirkan sesuatu..

.

.

-oo-

.

.

*Sungmin POV*

Akhirnya aku mendapatkan uangnya! Ah..aku harus membelinya sebelum berangkat kerja. Tak bisa tertunda lagi. Besok itu hari perayaan kami. Jadi aku harus bergegas! Besok pun aku sudah menyiapkan surprise terindah untuk kekasihku itu. Semua harus berhasil..

Aku pun melangkahkan kakiku penuh percaya diri ke arah butik itu. Ah..semoga aja belum terjual deh. Aku sudah tiba di depan butik itu, dengan segera aku melangkah kan kakiku masuk.

'brakkk..' tas yang aku bawa terjatuh saat melihat pemandangan di depan mataku.

"K..k..kyu?" panggilku terbata-bata. Aku masih belum percaya. Omo..aku mematung memandanginya. Apakah ini mimpi? Pasti mimpi, atau mungkin khayalanku saja. Aku pun memejamkan mataku berharap apa yang aku lihat itu bukanlah yang sebenarnya.

"Su..sungmin?" panggil namja yang aku lihat tadi bersama seorang yeoja tengah bermesraan. Kenapa ia tahu namaku? Jadi...dia benar Kyu? Dia itu Kyuhyunku? Air mataku pun langsung mengalir menyaksikan kenyataan ini. Aku pun berlari keluar dari butik itu dan menghindar sejauh-jauhnya. Aku tak tahan lagi..aku tak tahaan...

*Sungmin POV*

.

.

-oo-

.

.

"Aku tidak mau..ini mahal, Tiffany!" ucap seorang namja menolak penawaran yeoja seksi bernama Tiffany.

"Aku yang bayar kok, Kyu! Ini ayo coba dulu yaa chagi." Karena dipaksa, namja bernama Kyuhyun itupun mau tidak mau mengikuti perintah yeoja di hadapannya itu.

"Waaah...kau ganteng chagi..mmmuah." tiba-tiba saja Tiffany menyosor mencium bibir namja yang masih kaget itu belum menyadari apa yang sedang terjadi.

'braakk..' tiba-tiba terdengar suara barang yang terjatuh. Tiffany pun melepaskan bibirnya itu.

"K..k..kyu?" panggil seseorang mengagetkan Kyuhyun. Ia tau suara itu. Ia pun segera menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

"Su..sungmin?" jawab namja yang dipanggil tadi sedikit kaget melihat seorang yeoja berdiri terpatung di depan pintu masuk butik dan meneteskan air matanya. Yeoja bernama Sungmin tadi kemudian berlari keluar dari butik itu. Saat Kyuhyun berniat untuk mengejarnya, tangan Tiffany kalah cepat mencegahnya.

"Kalau kau meninggalkanku sekarang, jangan harap besok kau masih bisa bekerja di perusahaanmu saat ini." Ancam yeoja itu yang berhasil membuat Kyuhyun galau. Ia terdiam tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi ia ingin mengejar kekasih yang sangat ia cintai untuk menjelaskan yang sebenarnya, tapi di lain sisi ia juga tak mau kehilangan karir yang dibangunnya selama 5 tahun itu.

.

.

-oo-

.

.

'Dalkomhan ne geu mal nal jugineun ne geu mal, gamanhi kkaemulmyeon sseudisseun geu mal geumanhae
Miweohaji mothae saranghajido mothae gyeolguk domangjyeobeorindan geu mal jebal geuman geumanhae'

Seorang yeoja cantik sedang melantunkan sebuah lagu di sebuah cafe. Suara indahnya yang mengalun lembut itu membuat siapa saja yang menyaksikannya terpana.

'..samkil su eobseotdeon mal geutorok tteugeopgo dokhaetdeon ne geu mal
Geu janinhan ibsul nameun nae miryeomajeo chagapge jareugo gani
On gaseum eoreobuteun nae gyeoten sarajineun geot deul ppuniya..'

Yeoja itu melantunkan syair itu penuh penghayatan. Ia benar-benar mendalaminya. Air matanya menetes perlahan. Ia terus bernyanyi sembari menatap ke arah pintu masuk cafe. Ia berharap seseorang yang ia harapkan muncul darisana dan menemuinya.

'..Dorago nega itdeon jariro
Nega nal moreudeon deo yetnalro
Dasineun ireon sarang hajimalja
Samkil su eobseotdeon mal geutorok tteugeopgo dokhaetdeon ne geu mal
Geu janinhan ibsul nameun nae miryeomajeo chagapge jareugo gani
On gaseum eoreobuteun nae gyeoten sarajineun geot deul ppuniya
Charari uri cheoeumbuteo
Amu geotdo anieotdamyeon..'

Riuh tepuk tangan dari para penonton menggema di cafe itu. Semua orang terpukau dengan suara yeoja yang bernama Lee Sungmin tadi. Mereka hanya tau yeoja itu sangat menghayati lagunya, tapi mereka tidak tahu latar belakang dari pemilihan lagu itu.

Sungmin pun berjalan gontai menuju ke ruang pegawai. Ia merasa tidak enak badan. Setelah meminta izin pada bosnya, ia pun diizinkan untuk pulang. Kini ia pulang sendiri. Henry sebenarnya berniat mengantarnya tadi, namun karena bos mereka melarang, akhirnya Sungmin pun pulang sendirian.

Di jalan kecil yang cukup sepi Sungmin berjalan tanpa memperhatikan apapun. Ia masih sedih dan masih lemas. Ia masih tertekan.

"Hei manis..mau kemana?" ucap seseorang mengagetkan Sungmin. Di belakang Sungmin ternyata ada dua orang namja yang satunya berbadan besar dan yang lainnya berbadan kurus tengah memperhatikannya dari atas ke bawah. Sungmin tahu mereka pasti ingin berniat jahat padanya.

"Kalian siapa hah! Pergi!" bentak Sungmin sembari berjalan mundur menghindari kontak dengan mereka.

"Eh, Kangin, dia membentak kita hahaha kasihan...yeoja manis seperti ini kok jalan sendirian sih? Temenin kita makanya." Ucap namja yang berbadan kurus itu sembari berniat menyentuh pipi yeoja yang sedang ketakutan itu.

"Hahaha..mau kita apakan ya dia?" ucap namja yang berbadan besar kali ini tak kalah menakutkan.

"Eh, itu polisi disana!" ucap Sungmin sambil menunjuk ke arah belakang kedua namja itu.

"DIMANA?" jawab mereka berdua serempak yang langsung saja menolehkan kepalanya ke arah yang di tunjuk yeoja itu. Mereka benar-benar bodoh.

Tak menyiasiakan kesempatan, akhirnya Sungmin berlari ke arah berlawanan mencoba kabur dari kejaran kedua namja menyeramkan tadi.

Sadar di tipu, kedua namja tadi tak tinggal diam dan mengejar yeoja yang ketakutan setengah mati itu.

Sungmin berlari sekuat tenaganya hingga sampai ke jalan raya. Ia tak melihat situasi dan terus berlari karena merasa dirinya terancam.

'tiiiin..' bunyi klakson terdengar dari sebuah mobil yang sedang melaju sangat kencang.

"AAAAAA..." teriak yeoja tadi saat melihat mobil yang melaju kencang tadi mengarah padanya.

'bruuuaaaaak...'

"Ah, Kangin, yeoja itu tertabrak."

"Kalau gitu ayo kita pergi, Hyukkie. Sebelum kita ikut disalahkan." Kedua namja tadi pun berlari meninggalkan tubuh yeoja yang berlumuran darah itu di jalanan.

.

.

To be continue

Gimana chingu? Ayo tinggalin review ya. Dont be silent readers! Kalo pengen yang versi asli tanpa skip-skipan bisa langsung ke myfanfictionpage*dot*wordpress*dot*com. Gomawo^^