Suara deburan ombak mulai menarik kesadarannya, pemuda berkulit sawo matang itu mulai mengerjabkan matanya. Bau laut memenuhi penciumannya, tak jauh darinya, ada empat orang yang juga baru terbangun seperti mereka. Sesaat mereka terbengong saling pandang lalu rona wajah mereka berubah,
"Kak Indo..."
"Ini..."
Brash
Kaak Kaak
"Tidak mungkin..."
"..."
"..."
"Kita terjebak di pulau selatan?!"
Teriakan mereka yang kompak itu bergema ke sepanjang pantai, mengusik burung yang bertengger di balik rimbunan pohon dibelakang mereka. Tanpa menyadari bahwa disisi lain pulau tak bernama itu tiga orang terbangun dengan pandangan bingung.
Terdampar
(c)CoffeTea
Hetalia Axis Power (c) Hidekaz Himaruya
Male!Indonesia Male!Malaysia Male!Brunei Fem!Singapura Fem!Filiphine
-No pair-humor gagalan ;w;
"Hahaha! Tujuan kita memang kesini, Phine!"Indonesia berseru riang sambil berkacak pinggang dengan bangga, "Inilah pulau tempat harta karun itu disimpan~"
"Bodoh, kita emang tedampar, monyet. Dan itu gara-gara kau"Seorang pemuda lain menyahut dengan pandangan tak suka. Mendengarnya sontak membuat Indonesia mengambil tindakan anarkis dengan melempar ranting kayu terdekat yang ia temukan kepada Malaysia yang kini membalas tak kalah sengit. Lalu perkelahian rutin mereka berlanjut lagi, membuat tiga orang lainnya hanya bisa mengelus dada untuk sabar.
"Kita harus bisa bertahan sebisa mungkin sampai bantuan datang,"Singapura yang lebih serius berujar sambil membuat tanda SOS besar diatas pasir, Brunei dan Filiphina mengangguk paham. Lalu mereka mulai berpencar mencari makanan termasuk Indonesia dan Malaysia yang masih berdebat di belakang. Sederet kosakata kebun binatang keluar, lalu tak pelak pisang yang ada di tangan Indonesia melayang menghantam jidat Malaysia, dibalas oleh salak terbang, terus begitu hingga seluruh buah yang mereka kumpulkan habis berceceran dan dicuri oleh para monyet.
"Pokoknya informasi gue itu nggak salah, Malon!"Indonesia bersikeras dengan serius, "Benda itu pasti ada di pulau ini, makanya gue ngajak si Singapore, Brunei sama Filiphina buat ikut—tapi kok loe ada ya?"
"Kampret! Yang punya kapal siapa hah?! Siapa?!"Malaysia dongkol setengah mampus.
"Nah! Itu loe udah ngakuin. Nahkoda loe tuh yang nggak becus, sampai kapal kita karam! Loe kira kita bakal pulang gimana? Numpang ama hiu?"
Si personifikasi negeri jiran itu benar-benar ingin mencekik kakaknya sekarang juga.
"Brunei, sepertinya disana tadi ada orang..."Filiphina berujar dengan nada khawatir, mencengkram ujung baju Brunei di depannya. Pemuda berpeci itu tersenyum dan menenangkannya,
"Ini pulau selatan, jauh dari kehidupan. Tidak ada siapapun kecuali kita."Jelas Brunei dengan kalem, meskipun dalam hati ia membenarkan asumsi Filiphina. Tapi ia tak mau membuat masalah lain sekarang, karena saat ini sangat penting untuk mengumpulkan bahan pangan guna bertahan hidup selama beberapa hari kedepan bersama saudara-saudaranya.
(***)
"Kita harus berpencar untuk mengumpulkan makanan...dan..."
"Hei, siapa yang menjadikanmu sebagai pemimpin disini?"Sahut suara lain dengan dingin. Si lawan bicara menatap kaget sesaat sebelum akhirnya menebar pandangan sinis, "Menyebalkan. Kau ngajak berantem denganku hah?!"
"Kau yang menyebalkan, Spain."Suara berat itu kembali menyahut, "Aku sedang tidak mood berkelahi denganmu. Karena sekarang kita perlu mengumpulkan makanan sebanyak mungkin."
Yang dipanggil Spain hanya bisa merengut masam, "England, tidak bisakah kau gunakan sihirmu untuk mendatangkan makanan saja? Panggil jin-jinmu buat mendatangkan tomat yang banyak~"
"Bodoh! Kau kira teman-temanku itu pelayan restoran cepat saji yang terima delivery order hah?! Dan lagi, aku tidak memelihara jin seperti Indonesia."
"Kalau begitu pakai sihirmu untuk membawa kita pulang dong England~~Mana sihir yang kau bangga-banggakan itu?Aku kangen Romano dan kebun tomatku~~"
England mengerutkan dahi, "Jika aku bisa aku pasti sudah melakukannya dari tadi, Spain."Wajahnya keruh bercampur lelah, "Sudahlah, lebih baik kita cepat mengumpulkan makanan jadi aku juga bisa segera memasak."
SIIIIINGG
Spain dan Netherlands saling pandang sesaat, seakan mereka tengah bertukar pikiran dengan telepati. Sementara England sudah cukup banyak mengumpulkan bahan makanan yang akan mereka bertiga santap nanti. Spain meneguk ludah, Netherlands membeku ditempat dengan mimik stoik sok kerennya.
...
"Kurasa bahan ini sudah cukup,"Tahu-tahu England sudah kembali dengan bahan-bahan yang akan ia masak. "ayo kita kembali."
Spain memucat, rambut tulip Netherlands mengeras secara mendadak. Dalam benak pemuda Spanyol itu tergambar sebuah sajian mengerikan yang disensor oleh siaran manapun di dunia dan tak bisa dijelaskan dalam kata-kata karena wujudnya yang absurd. Ia pasti mati sekarang. Spain bergidik ngeri membayangkan, mati kelaparan atau mati menyantap masakan England, keduanya bukan pilihan yang bagus.
Spain segera mencegat England, "Hentikan, hei pemuda berambut pirang disana!"
"Hah?"
"Kenapa yang merespon kau rambut tulip?! Harusnya kau bantuin aku dong!"Spain berbalik marah pada Netherlands yang menyahut tak jauh dari mereka. England menatapnya bingung dan berusaha melewati Spain.
"Kau tidak boleh membuat arang, alis tebal."
"Aku tidak membuatnya—tunggu, kau bilang apa tadi?"
"Pokoknya dipulau ini menu itu sangat terlarang! Kau tahu para penghuni pulau ini tidak suka melihat ada arang yang disajikan, kita bakal dikutuk oleh mereka!"
"Arang kau bilang?! Masakanku arang?!"
Dan senja itu dihabiskan oleh dua orang yang berkejaran di tepi pantai bersama sumpah serapah dan lemparan kulit kerang yang bisa mereka temukan. Sementara si Belanda stoik memasak bagiannya sendiri dengan cuek.
(***)
Sementara itu, disisi lain pulau tertinggal itu lima orang asia duduk mengelilingi api unggun yang mereka buat sambil menikmati sore yang mulai bertandang dan menganak jingga di kaki langit. Indonesia menguap, Malaysia nyaris mati kebosanan, Filiphina bengong disampingnya sementara Brunei terus memanjatkan do'a agar mereka semua bisa segera ditemukan dan selamat selama berada dalam pulau, dan Singapura...loh?
"Ayo kita cerita hantu!"
"Ooh!"Indonesia mendadak cerah, dinyalakannya obor dan melempar senyum kepada adik-adiknya, "Ini bisa jadi ganti lilinnya! Kita oper bergantian aja."
"Tunggu, ini ruang terbuka. Memangnya bisa begitu?"Filiphina bertanya ragu. Brunei menyudahi do'anya, sementara Malaysia yang sedari tadi uring-uringan diatas pasir pun bangkit dan mendekat.
Indonesia tersenyum kikuk, "Tapi kan sebentar lagi malam, kita dua kali putaran aja juga semuanya sudah gelap! Apalagi..."
"Apalagi apa, kak?"Sodok Singapura ingin tahu.
Melihat reaksi adik-adiknya yang penasaran bercampur takut membuat Indonesia tersenyum sumringah, ia merapatkan diri, diikuti oleh keempat orang lainnya yang terbawa suasana temaram dari senja yang sudah hampir terbenam. "Kau tahu kan...Kalau aku bisa melihat itu?"
Brunei kaget, "Kakak melihat penghuni disini ya?!"
"Kau melihatnya saat siang?"Malaysia setengah tidak percaya. Indonesia menatap serius pada adik kembarnya yang satu itu,
"Ya, Malon. Aku melihatnya, melihaaatnya dengan sangat jelas tadi saat kita masuk ke hutan."
Malaysia nelen ludah, Brunei, Singapura dan Filiphina serius mendengarkan.
"Dia terus menerus berada di sampingku tadi, sepertinya dia tak suka dengan kehadiranku, dan kalian tahu apa yang dilakukannya padaku...?"
Mereka berempat terbius oleh cerita Indonesia.
"Dia melempar salak! Ia melempariku dengan sangat brutal!"
Malaysia-lah yang pertama kali memprotes, "Itu gue, ndon! Sialan!" ditinjunya Kakak kembarnya itu dengan sebal.
Singapura, Brunei, dan Filiphina saling lirik dengan sweatdrop.
"Heh! Tapi kau serius mendengarkanku tadi kaan? Kau takut kaan~~?"
"Bodoh! Gue nggak takut!"Malaysia membela diri, "Dan tadi bukannya gue serius mau dengerin yah, cuma sebagai pengusir bosan! Pengusir bosan!"
"Bahkan dari pandangan Nenek rabun aja udah tahu kalau loe bergidik ngeri dengernya, monyet."
Malaysia menggeram sebal, "Ntar gue bakal cerita terseram dari negara gue yang bahkan bikin loe ketakutan, ndon!"
Indonesia tersenyum sinis, "Apa coba? Mau cerita kuntilanak? Pocong? Itu mah kenalan gue semua di rumah, geblek. Kapan gue bisa takut ama yang begituan?"
Malaysia terhenyak.
"Udah, deh...Kita mulai ceritanya dari Filiphina saja."Singapura menengahi dengan dahi berkerut. "Kau pasti punya cerita bagus kan?"
" ..."Gadis manis di sebelah Brunei itu mengangguk patuh dan mulai bercerita. Obor yang tadi dinyalakan pun telah mati ditelan angin tanpa diperhatikan oleh mereka semua.
(***)
"Oi, bisa temani aku ke hutan tidak?"
"Apa? Mau kencing, ya?"Tanya Netherlands acuh sambil menghisap cerutunya.
"Pergi saja sendiri."Timpal England, "Jangan-jangan kau takut ya ke hutan malam-malam?"
"Bukaaan!"Spain membantah dengan serius, "Kalian pikir apa jadinya kalau nanti aku tersesat?"
Netherlands mengacuhkannya dan membakar ranting lebih banyak lagi, "Kalau begitu tidak apa-apa kan kalau kau kau hilang?"Kata Netherlands kemudian.
"Cih,"Spain yang kesal berlalu pergi seorang diri, 'kalau aku hilang dan jadi hantu disini, si tulip itu pasti bakal kuhantui sampai mampus' batinnya.
(***)
"Brunei mana sih? Nggak balik-balik dari tadi,"Indonesia bertanya-tanya dengan tidak sabar, "Buang air kecil aja lama banget."
"Nyasar kali, Kak. Sekarang kan sudah gelap."Sahut Filiphina, Singapura mengangguk setuju. Dan mereka kembali termenung menanti pemuda alim tersebut, acara bercerita hantu mereka sudah memasuki ronde kedua. Pandangan mereka tertuju pada arah menghilangnya Brunei dibalik hutan, saat ini malam gelap total tanpa rembulan maupun bintang di angkasa. Penerangan mereka sendiri hanya bergantung pada handphone ditangan yang makin lama makin sekarat baterainya. Malaysia merutuk kesal, Filiphina kedinginan, Singapura menguap, Indonesia bengong sambil melukis abstrak diatas pasir. Sudah tiga puluh menit berlalu—tunggu, tiga puluh menit untuk buang air kecil?!
"Jangan-jangan beneran ada penunggu pulau ini!"Filiphina beramsumsi dengan cemas. Api unggun mereka sudah lama mati oleh hempasan angin yang kuat, menyisakan kegelapan disekeliling mereka.
Mereka terdiam cukup lama sebelum akhirnya Indonesia memilih bangkit, "Aku bakal nyusul Brunei. Siapa tahu dia tersesat."Katanya dengan kalem, "Dan jangan ada yang beranjak pergi sampai aku kembali."
Apakah Brunei benar-benar diambil dedemit pulau ini? Batin Indonesia dan mulai menembus hutan lebat untuk mencari adiknya. Ketiga saudaranya yang lain saling pandang dalam bisu.
"...Kak Indo...Nggak bakal hilang juga kan?"
(***)
Netherlands mengerutkan dahi, api unggun mereka kembali mati diterpa angin. Bahkan meski memakai syal rupanya itu belum cukup untuk menahan dingin yang menjalari ke seluruh penjuru pulau. Dikeluarkannya pemantik api dan mencoba menghidupkan kembali api unggun mereka, 'Ini pulau tropis tapi kenapa dingin sekali?' tanyanya dalam hati.
"Oi, alis tebal."Panggilnya pada pemuda di depannya, yang dipanggil menatapnya dengan kantuk yang tertahan. "Menurutmu di pulau ini ada penunggunya?"
England menaikan alis, "Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya?"
Netherlands menghela nafas panjang, lagi-lagi api yang diciptakannya mati, "Kau lihat sendiri kan? Berapa kalipun aku mencoba, ada atau tidaknya angin, api unggunnya tidak mau jadi."
'Itu karena jika disini terang bisa-bisa kau melihat mereka yang sudah mengelilingi kita', batin England, tapi ia tidak mau mengatakannya pada si jabrik lolicon itu jika sebenarnya mereka telah dikepung. Lagipula mana mungkin orang ini bisa percaya.
Krik krik krik krik
Zraaash
"Nether."
"Hm?"
"Susul Spain sana, gih."
Wajah Netherlands mendadak keruh, "Males. Aku nggak mau berurusan sama si gila tomat itu."Ia terhenti sesaat, "Kenapa tidak kau saja, alis tebal? Kurasa orang itu tersesat."
Englands menghela nafas panjang, 'kalau aku yang pergi jangan-jangan yang hilang malah kau, dasar tulip jabrik'
"Tapi pulau ini beneran ada penghuninya nggak sih?"
"Kenapa memangnya?"
"Aku mengkhayal kalau Spain beneran diculik sama mereka. Kau tahu? Di Indonesia hal begituan bisa terjadi lho."Netherlands tersenyum sinis. England menelan ludah mendengarnya, apa ia harus mengatakan kalau sekarang sederet makhluk astral sudah mengitari Netherlands?
SRAK
SRAK
Sosok yang ditunggu-tunggu mereka berdua akhirnya muncul. Wajah Spain memucat, senyum clueless yang biasa ia tebar kemana-mana menghilang, dengan gontai ia duduk bergabung dengan dua rekan tersesatnya itu.
"England, tempat ini..."
Personifikasi Inggris itu punya firasat buruk tentang hal ini.
"Kenapa Spain? Ngeliat hantu ya?"Potong Netherlands tersenyum merendah melihat ketakutan yang tergambar di wajah sang Espania. Yang diremehkan merasa tak terima, "Bodoh, gue itu ngeliat mantan koloni elo, jabrik."
(***)
"Brunei!"
"Kakak...?"
Indonesia tersenyum lega dan merangkul adiknya itu, "Kau kemana saja sih? Semuanya khawatir tau! Kok bisa nyasar sejauh ini sih?"
Brunei menatap bingung Kakaknya, "Eh...Iya...Maafkan aku..."Pemuda berpeci hitam tersebut tersenyum masam, "Kalau begitu ayo kita kembali."
Digenggamnya tangan Brunei dan mulai berjalan pulang menyusuri rimba malam. Brunei mengiring di belakang dengan pikiran yang campur aduk. Tapi setidaknya ia bersyukur Kakaknya itu bisa menemukan dirinya, sesekali Brunei menoleh kebelakang memastikan tak ada binatang buas yang mengintai mereka,
Tiba-tiba Indonesia berhenti. Brunei menatapnya bingung, Indonesia menggenggam erat tangannya dan terlihat was-was, menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, "...Kakak...?"
"Shhh...Aku..."
(***)
Hyuuush
Spain menguap dan bergulingan diatas pasir, Netherlands dan England duduk diam termenung dalam pikiran mereka masing-masing.
SRAK
Netherlands menarik senyum sinis dan berdiri, disusul oleh England yang kini juga bersiap dengan senjatanya. Spain yang sudah nyaris terlelap pun bangun dengan kantuk yang tertahan.
"Mereka datang."
"Hn."
"Eh? Siapa? Siapa?"
"Hahahahaha! Kalian sudah terkepung!"Indonesia berseru paling nyaring. Di sampingnya sudah berdiri adik-adiknya dengan senyum lebar.
"Para Asean!"
Muka kelima saudara itu di close-up satu-satu seperti adegan di film.
"Hahahaha! Inilah saatnya untuk membuktikan bahwa kami lebih ganteng dan kece dari kalian bertiga!"Indonesia berkoar-koar memimpin, "Inilah waktu yang tepat untuk membalas dendam kepada kalian bertiga!"
Singapura dan Filiphina sebagai perempuan hanya saling pandang dengan bingung pada orasi kakaknya.
"Cih, mereka main keroyokan..."Netherlands merutuk kesal, dikeluarkannya revolver yang selama ini berada dibalik jaketnya. Ketiga erropa itu pun bersiap untuk menghadapi serangan mendadak ini.
"Singapore! I choose you!"
"Aiyaaa!"Gadis Singapura yang wajahnya mirip dengan China itu melompat turun dengan kuali yang tadi dipakai untuk memasak sebagai senjatanya—tunggu, kuali??
Sasaran pertamanya adalah Netherland, perbandingan tinggi mereka yang jauh itu tak membuat gadis setengah China itu menyerah. Netherlands berhasil mengelak dari serangan pertama, lalu kedua, tak menyerah juga, Singapura pun mengeluarkan gerakan kungfu andalannya.
JDAANG
Pria tulip itu terhuyung kebelakang, Singapura segera melompat dan melancarkan pukulan keempatnya dengan sekuat tenaga kearah Netherlands.
JDAANG
Rest in peace, Netherland...
Melihat Netherland yang telah tepar membuat England dan Spain tersulut emosinya dan menyerang Singapura secara bersama-sama. Dengan lincah adik Indonesia itu berkelit dari serangan yang dilancarkan kepadanya, menciptakan sebuah tontonan yang bakal membuat sutradara film kungfu Hongkong pucat pasi!
Brunei yang pertama kali turun membantu Singapura, Malaysia dan Indonesia digetok pakai sendal sama Filiphina gara-gara keasikan nonton.
"Hiyaaah!"
JDAANG
JDAANG
Dua eropa itu pun tepar diterpa oleh terjangan kuali Singapura.
"Ugh..."
"Hahahaha! Kalian sudah terkepung!"Ketiga nation tersebut terkepung oleh kelima bersaudara asia tersebut. Spain dan England meringis kesakitan oleh pukulan barusan, kepala mereka didera pusing yang membuat bumi berputar di mata mereka.
Spain bergidik ngeri melihat seringai licik di kelima asean itu, firasatnya tidak enak, apalagi dengan adanya duo jahil bernama Malaysia dan Indonesia yang kini bersiap dengan seribu hal untuk mengerjai mereka.
'Apa yang harus kulakukan?' tanya Spain dalam hati. Merapalkan do'a pada Yang Maha Kuasa. Amin.
JREENG
JREENG
Keajaiban terjadi, sebuah perahu melintas di tengah laut dengan iring-iringan musik yang dimainkan oleh seorang pria tua yang dikelilingi oleh wanita-wanita cantik dengan kedipan menggoda. Kelima bersaudara itu cengok, England dan Spain hening, bahkan Netherland yang tepar pun memasang wajah kosong melihatnya—England merasa deja vu.
"Listen~!"Ucap sang pemain gitar dengan kecenya, lengkap disorot lampu panggung gaib entah darimana.
Dunia adalah neraka~~
Jika kokinya adalah Filiphina~
Filiphina masih cengok,
Mekanik adalah Brunei~~
JREENG JREENG
Brunei speechless, baca'an ayat Kursi yang diucapkannya mendadak lepas saking kagetnya.
Organizer adalah Indonesia~~
JRENG
Indonesia merasa gondok mendadak,
JRENG
~Polisinya adalah Malaysia ~~
Malaysia yang sempat menertawakan Indonesia kini membatu
JRENG JRENG JRENG JRENG JRENG
Dan pacarmu(boyfriend) adalah Singapura~~
"Tunggu! Gue kan cewek!"Protes yang disebut terakhir dengan sangat tidak terima.
JREENG JREENG
"Thank you~!" Dan si penyanyi tak diundang pun pergi dengan gajenya.
SIIIING
BRASH
BRASH
"Kabooor!"Komando Indonesia serentak dan menghilang dibalik semak bersama adik-adiknya.
"WOOOI!"
-Terdampar part 1 : Complete-
Omake(haruskah ada?)
"Kata author mereka berlima mau cari harta karun, lho!"Seru Spain sungguh-sungguh. Netherlands yang menyalakan api unggun berhenti menatapnya sebentar, "Hari gini masih percaya harta karun."Netherlands berguman skeptis, "Memangnya harta karun itu ada dimana?"
Dasar Nether, begitu dengar kata harta langsung sigap.
"Yaah~katanya di pulau selatan. Apa pulau ini, ya? Gue pernah denger Indonesia ngomongin ini pas waktu meeting PBB."Spain menjelaskan serius, "Yang pasti sih ada di kaki gunung gitu..."
Nethelands dan England mengangguk paham.
"Sungguh saudara yang akrab ya, selalu bersama-sama."
"Iya~iya~"
"Hn"
"Tunggu dulu! Lalu kenapa kita bertiga bisa terdampar bersama?!"
Terdampar part 1 : Complete
:Nyungsep ke selokan:
Bagaimana para reader sekalian? Kurang lucu kah? Garing kah? Alay kah? Kependekan kah? Sebenarnya ini versi parodi abal-abal dari Hetalia—mungkin di fandom ini sudah banyak yang beginian tapi asli ini ide nista author belaka! Dan ampun sumpah lagunya kakek Roma itu sangat sangat sangat fail*nangis* Tapi lagu itu sekedar buat lelucon belaka, tidak bedasarkan kenyataan atau buat seriusan...sekali lagi, untuk lucu belaka! Ingat! Ketawa itu sehat! Jadi tolong yang ditangannya sudah ada gayung jangan dilempar ke saya! Tapi mau dikasih boleh kok#ditampol.
Eiiits! Jangan kemana-mana dulu. Belum! Cerita belum berakhir! Anggap saja ini prolog nista dari saya! Inti cerita baru mulai di chapter depan dan sekali lagi, fict ini penuh parodi~Silahkan tertawa dan facepalm sepuasnya dengan kenistaan saya! Huahahahahaha! Terakhir, waspadalah! Waspadalah! Kenistaan tidak sekedar terjadi karena pelakunya tapi karena adanya kesempatan!#dibakarbangnapi
Cukup sekian bacot nista author, maaf kalau ada salah kata dan menyinggung para reader sekalian. Kritik, saran, serta komentar diterima dengan senang hati~~
Sampai ketemu di chapter depan!
