Aku kembali dengan fict terbaruku di MEITANTEI NARUTO. fict ini Menceritakan tentang seorang Detective suasta yang sering diminta bantuan oleh para polisi untuk memecahkan kasus-kasus rumit dan pelik. Naruto yang seorang detektif muda berbakat dengan didampingi oleh sahabatnya Uciha Sasuke memecahkan kasus yang sedang terjadi, dan akankah dia bisa mengungkap kebenaran dibalik kasus mereka? Tanpa banyak kata, silahkan baca.

Naruto:
Masashi Khisimoto

MAITENTAI NARUTO (story):
Aoyama Eiichi

Warning:
ou, ooc, death chara, typos, etc.

Pair:
?

Genre:
Crime/suspense

-xXx-

MAITENTAI NARUTO
Sherlock Holmes vs Jack The Ripper

Chapter I

Aku terbangun dari lelapnya tidurku, aku melihat kesemua penjuru kamarku masih sama seperti saat aku membenamkan diri di ranjang yang empuk ini, kemudian aku bangkit dari tempat tidurku ini dengan sedikit berat dibagian kepala, 'pusing', itulah yang kurasakan saat ini setelah semalaman aku menulis sebuah draft untuk novel karya-karyaku, aku berjalan menuju toilet kamarku ini, namun sebelum aku sampai ke tempat itu, aku mendengar dering telepon genggam yang tidak jauh dariku, lantas aku pun mengambilnya dengan harapan bukan orang yang hendak menagih tagihan rumah yang aku tinggali ini, aku melihat nama yang tertera di handphoneku yang bertuliskan 'Itachi'.

"Ada apa, Itachi?" kataku kepada orang di sebrang sana.

"Apa kau sudah membaca koran pagi ini?" tanyanya.

"Aku baru saja bangun, memannya ada apa?"

"Baca saja sendiri, ada di berita utama ko'" timpal Itachi kakakku.

"Baiklah, aku akan membacanya setelah aku mandi," kataku yang kemudian mematikan telepon genggam yang barusan kupakai berbicara dengan kakakku.

Setelah aku membasuh semua badanku di kamar mandi, dan memakai baju alakadarnya, aku duduk di kursi dekat jendela kamarku dengan ditemani secangkir teh hangat dan sepotong roti. Aku teringat perkataan Itachi tadi sebelum aku mandi, dia memintaku membaca berita utama koran pagi ini. dan isinya sebagai berikut:

Berita utama:

konoha, 9 oktober 2005.

Pagi ini di Konoha city, Sabaku Entertaiment (S.E) mengadakan audisi pemilihan bintan film yang disutradarai oleh sutradara ternama REI GAARA, film yang bergendre romance ini dibintangi oleh Haruno Sakura. S.E mencari peran pendamping pemeran utama wanita (H. Sakura) sebagai suaminya dalam film tersebut, dan audisi dimulai tepat pada pukul 13:00 waktu setempat.

Begitulah isi berita utama tersebut, payah, berita seperti ini dibuat menjadi berita utama. Eh, tunggu 'Haruno Sakura', aku ingat nama itu, dia adalah gadis manis dan baik yang aku sukai dulu waktu aku sekolah, 'Seperti apa dia sekarang?' batinku.

Saat aku membuka halaman selanjutnya, aku dikagetkan oleh suara dering telepon genggamku lagi, 'Dobe' rupanya.

"Tumben kau bangun pagi," katakau Sarkastik.

"Ya... ya... ya... Kau sudah membaca koran?" sambarnya.

"Aku baru saja menyentuh koran,"

"Bagus, bacalah halaman tiga belas!" perintah Naruto.

"Menarikkah?"

"Bacalah dulu, baru kau beri komentar,"

Aku menuruti sarannya, aku membaca berita itu dengan cukup keras agar dia percaya bahwa aku membacanya, dan isinya sebagai berikut:

Iwa, telah terjadi beberapa pembunuhan di Iwa Mizu, para polisi tidak menemukan barang bukti sedikitpun, "Saat ini kami belum menemukan barang bukti apapun, bahkan sidik jari pelaku sekalipun," ujar ketua satuan polisi Iwa, Kabuto Yakushi. Pembunuhan ini diperkirakan terjadi pada setiap malam hari, korbanpun memiliki kesamaan atara satu dengan yang lainnya yaitu 'Wanita Tuna Susila'

Begitulah isi berita tersebut yang telah aku baca.

"Bagaimana?" tanya Naruto setelah aku selesai membaca.

"Cukup menarik," kataku.

"Apa kau tidak merasa aneh atas berita itu?" tanya Naruto lagi.

"Hm, ya' semua korban adalah pelacur, dan itu mengingatkanku kepada kejahatan yang terjadi di London, Ingris tahun 1888 oleh orang yang menjuluki dirinya 'Jack The Riper'" kataku mantap.

"Kau payah, Teme," katanya. "Lihat, apa kau membaca cara pelaku membunuh korban?"

"Benar juga, mungkin mereka lupa mencantumkannya?" aku berkilah.

"Tidak mungkin," ujar temanku, "Barusan aku ditelpon oleh ketua polisi Iwa, dia memintaku membantunya membongkar khasus ini!"

"Apa aku boleh ikut?" tanyaku penuh harap.

"Justru kupikir kau akan bersedia menemaniku," katanya.

"Dengan senang hati, Tuan," kataku senang. "Kapan kita berangkat?" tanyaku.

"Sebaiknya kau bergegas, cepat kerumahku!" saran Naruto kepadaku.

"Ok, Chaptain," kataku sumringah.

Ya, sejak kejadian tujuh tahun yang lalu saat dia membongkar pembunuhan dirumah orang tuaku dulu, Naruto sering diminta membantu polisi untuk khasus-khasus yang rumit, aku pun tertarik kepadanya yang begitu genius. Aku meminta izin kepadanya untuk membuat Novel tentangnya, dan akhirnya aku disetujui olehnya meskipun harus sedikit memaksa, sejak saat itu aku selalu menemaninya dalam setiap khasus yang ia tangani. Banyak khasus yang telah aku bukukan, namun yang akan aku ceritakan saat ini ialah pembunuhan berantai yang terjadi di Iwa, dan mungkin kasus kami kali ini ialah kasus yang paling pelik yang dihadapi Naruto sepanjang karirnya.

Aku mengetuk pintu yang berukiran katak, tak lama si penghuni pun membukakan pintunya,

"Ayo berangkat," katanya penuh semangat. Jarang sekali aku melihat dia penuh semangat seperti ini kecuali khasus yang ia tangani benar-benar rumit.

"Biar kutebak, kasus kali ini adalah kasus yang sangat rumit," tebakku.

"Tepat sekali, Teme." katanya, "Nanti saja ngobrolnya di pesawat, ayo kita pergi..." lanjutnya memulai perjalanan kita kali ini.

o

0

o

Kami menduduki kursi pesawat sebagai mana tiket yang kami pesan.

"Jadi, Tuan Detective." kataku setelah pesawat lepas landas.

"Ya, ini kasus yang sangat rumit, tidak banyak yang Kabuto katakan padaku, dia bilang semua korban dibunuh secara sama antara korban yang satu dengan yang lainnya," terangnya.

"Mereka semua pelacur," aku berpendapat.

"Ya, dan yang lebih aneh lagi, si pelaku membunuh korban hanya dengan sebuah jarum,"

"Jarum?"

"Ya, itu hanya tebakanku saja," katanya memandang awan dari jendela dekat kami duduk.

"Tebakmu? Jadi ketua polisi itu tidak mengatakannya?" tukasku.

"Ya, Kabuto hanya mengatakan bahwa petugas forensik menemukan sebuah titik dibagian leher dan diperkirakan membuat korban gagal pernapasan, hanya itu." terang temanku ini, "Dan kupikir kau akan tertarik untuk bahan tulisanmu, Teme,"

"Sangat amat tertarik," kataku semangat, aku kira buku yang akan aku tulis kelak akan membuatku kaya raya, aku terus berkhayal akan semua pendapatanku akan bukuku yang kelak aku akan tulis.

Kulirik temanku yang berada disampingku, kumelihat ada sorot semangat pertualangan yang tersirat dimatanya, aku tidak tau apa yang dia pikirkan saat ini, yang aku tau dia sangat tertarik dengan masalah yang akan kami hadapi ini.

Sesampainya di bandara, kami melihat seorang yang berpakaian polisi menghampiri kami dan mengulurkan tangannya kepada sahabatku Naruto Uzumaki.

"Detektif Namikaze?" katanya dengan nada bertanya.

"Ya," jawab temanku, "Anda pasti orang suruhannya Kabuto," tebak temanku.

"Benar sekali, Tuan," kata polisi itu, kemudian ia berbalik kepadaku.

"Dia temanku, dia berperan sebagai asistanku dalam kasus ini," jelas Naruto memberi keterangan, "Oh iya, Dosu. kenapa bukan Kabuto yang menjemput kami?" tanya temanku kepada polisi yang didada sebelah kanan-nya bertuliskan 'DOSU'.

"Beliau sedang mengadakan rapat bersama anggota lain, Pak. Dan saya ditugaskan untuk menjemput anda," jelas Dosu. "Mari silahkan naik," lanjutnya mempersilahkan kami menaiki mobil yang berwarna hitam di depan kami.

Di dalam perjalanan menuju kantor utama kepolisian Iwa, polisi bernama Dosu itu tidak banyak bicara, dia hanya fokus kejalanan yang kami lalui.

Sesampainya di kantor polisi Iwa, kami disambut oleh orang berkacamata hitam bulat dan sedikit agak aneh menurutku.

"Naruto, lama tak jumpa," sapa orang berkaca mata itu.

"Ya, kau tahu akhir-akhir ini aku banyak sekali pekerjaan," kilah temanku.

"Siapa orang yang bersamamu ini?" tanyanya.

"Dia Sasuke Uciha, dia temanku dan sekarang dia berperan sebagai asistanku." terang Naruto memperkenalkanku.

"Saya Kabuto Yakushi, Senang berkenalan dengan anda, Tuan Uciha." kata Kabuto menjabat tangan.

"Begitu pula saya, Tuan Yakushi," kataku sopan.

"Ada yang ingin aku perlihatkan," kata Kabuto berbalik kepada Sobatku Naruto.

"Tentu," balas Naruto. Namun Kabuto memberikan tatapann pertanda bahwa hanya Naruto lah yang boleh ikut bersamanya, aku pun menyadari hal itu dan berkata,

"Aku bisa tunggu di sini," ujarku.

"Mungkin anda lelah, Dosu bisa membawa anda ke penginapan yang telah kami pesan," ujar Kabuto.

"Ide yang baik," kataku, dan Kabuto menyuruh Dosu mengantarku ke penginapan.

"Aku mungkin akan datang ke penginapan agak sore," kata Naruto sebelum ia pergi bersama Kabuto.

Ketika aku berada dalam mobil bersama Dosu, aku mencoba bertanya kepadanya tentang si Yakushi itu.

"Dosu, apa pendapatmu tenta Kabuto?" tanyaku. Dosu agak kaget mendengar pertanyaanku barusan.

"Maksud anda?"

"Seperti apa sih, si Kabuto itu?"

"Beliau orang hebat, dia sering mengungkap banyak khasus di Iwa ini, namun nampaknya Khasus kali ini benar-benar membuatnya prustasi." jelas Dosu.

"Benarkah?"

"Begitulah, kami telah memasang CCTV di berbagai penjuru Iwa, namun tidak pernah menemukan pelaku itu."

"Kenapa bisa begitu?" tanyaku heran.

"Kami pun kebingungan akan hal itu, sepertinya si pelaku itu benar-benar bukan manusia," ujar Dosu. "Sudah sampai, Tuan." katanya memberhentikan mobil yang aku tumpangi di depan sebuah penginapan yang terkesan sejuk dengan pohon cemara di halaman rumah itu.

"Terima kasih, Dosu." kataku tulus.

"Sama-sama, Tuan. Saya harus segera kembali ke kantor, saya tinggal, Tuan." katanya yang kemudian meninggalkanku sendiri.

Aku berjalan menyusuri jalan setapak menuju penginapan yang hendak aku dan Naruto tinggali. Sesampainya di depan pintu, aku pun mengetuk pintu beberapa kali sebelum si pembuka pintu membukanya.

"Anda pasti detektife dari Konoha itu, ya?" kata orang yang membuka pintu yang barusan kuketuk.

"Maaf, Nyonya, saya teman beliau atau tepatnya astistan pendampingnya," kataku seramah mungkin.

"Saya kira anda detektif yang terkenal itu,"

"Jadi, dimana kamar kami?" tanyaku.

"Oh maaf, mari saya antar,"

Aku mengikutinya dari belakang wanita itu, saat aku masuk ke tempat itu, aku disuguhi pemandangan klasik khas jepang dimana di dinding sebelah kanan bangunan itu aku mendapati sebuah dua samurai yang tergantung, lukisan Zi Long (Dewa Naga) yang gagah perkasa terpangpang di atas tembok yang bercat putih, bangunan yang disanggah pilar berwarna merah darah dan lantai kayu yang berpermanadanikan warna coklat bermotif yin dan yang sungguh membuatku berada di peradaban dinasti Yue. Sungguh penginapan yang menggabungkan tradisi Jepang dan China. Aku menaiki sebuah tangga menuju lantai atas, kami pun sampai dimana tempat untuk aku dan Naruto tinggali untuk beberapa saat, wanita itu pun memberikan kunci pintu kamar yang hendak aku dan Naruto tinggali.

"Kalau anda perlu sesuatu, anda bisa panggil saya, Tuan." katanya sebelum pergi meninggalkanku di ambang pintu kamar.

"Terima kasih, Nyonya." kataku berbungkuk hormat.

Belum cukup kekagumanku akan penginapan ini, kamar yang disewa ini pun sangat rapi dan nyaman pula, dimana terdapat sebuah ranjang yang berseprai warna putih di dekat jendela yang cukup besar yang menyuguhkan pemandangan alam yang penuh warna hijau, di tengah kamar aku melihat sebuah meja dan pot bunga di atasnya dan tiga buah bangku. Di dinding kamar pun mempunyai lukisan sang raja Liu pei dinasti Yue, bisa aku tarik kesimpulan bahwa si pemilik rumah ini sangat mengagumi peradaban pertengahan.

Sudah tiga jam aku berada di kamar ini, kulirik arlojiku yang menunjukan pukul 18:45, namun Naruto belum juga beranjak datang, aku panggil dia via telpon namun si pemilik handphone tak mengaktifkannya, baru setelah beberapa menit kemudian orang yang aku tunggu pun masuk ke kamar ini dengan tampang lesu dan kusut, sangat kontras dengan Naruto yang aku lihat tadi pagi.

"Kupikir kau akan tinggal di kantor polisi itu," tukasku kepada orang berambut nanas yang kini telah berada di kamar ini.

"Tadinya," timpalnya singkat.

"Apa yang kau dapatkan?" tanyaku sembari menuangkan air ke gelas untuk Naruto.

"Ini lebih aneh dari yang aku bayangkan,"

"Apa?"

"Setelah aku lihat semua korban, aku melihat sesuatu yang aneh ditubuh korban,"

"Apa itu?" tanyaku penasaran.

"Kuceritakan dari awal, saat kau pergi dari kantor polisi itu, aku diajak Kabuto menuju kantor forensik tempat para mayat itu diotoupsi, semua nampak mengerikan! Semua mayat dicabik dengan sebuah benda tajam, dan yang sangat mengerikannya lagi ialah kelamin korban yang disayat rata, dada korban yang juga diratakan dengan perutnya, perutnya yang dibelah oleh sebuah gergaji dan sebuah ginjal yang diambil dan yang membuatku ngeri adalah sebuah tanda yang berada di dahi korban yang sangat pamiliar diabad pertengahan, aku pun merasa heran akan hal itu,"

"Tunggu! Tanda apa itu?" sergahku.

"Simbol 'ANKH'! kau tau? 'ANKH' adalah lambang setan yang dipakai untuk ritual keabadian diabad pertengahan, namun yang aku tau bahwa wanita yang dipakai untuk ritual itu seharusnya perawan, tapi seperti yang kita ketahui sekarang adalah seorang pelacur yang menjadi korban, ini benar-benar baru!" seru temanku ini.

"Bukankan ANKH itu langbang salib?" aku mencoba berpendapat.

"Sepintas simbol ini mirip dengan salib dalam ajaran kaum Nasrani. Tapi tidak. Simbol ini sama sekali tak ada hubungannya dengan salib. Ankh merupakan salah satu simbol kekuatan terdahsyat dari dunia mistik hitam. Bila ditelusuri sejarahnya, Ankh berasal dari mistik Mesir kuno. Pada masa itu Ankh dipergunakan dalam upacara pemujaan RA, dewa matahari Mesir kuno yang diyakini sebagai wujud lain dari setan. Ra juga dianggap sebagai pencipta alam semesta dan disembah oleh orang-orang Mesir kuno. Lingkaran di atas kepala adalah gambaran matahari. Ankh merupakan simbol reinkarnasi. Namun konsepnya berbeda dengan pengertian ajaran Budha dan Hindu. Dalam ajaran Mesir kuno, Ankh bermakna sebagai keabadian hidup. Syarat utama untuk menggunakan simbol ini, orang-orang Mesir kuno diwajibkan mempersembahkan kesucian para gadis perawan dalam sebuah pesta ritual yang menyeramkan." terang Naruto panjang lebar.

"Aneh sekali," pendapatku setelah mendengar penuturan Naruto.

"Begitulah, dan sebaiknya kita tidur dan bangun sebelum pukul sebelas," ujarnya.

"Untuk apa?"

"Tentunya jika kau ingin ikut bersamaku menyelidiki kasus kita ini,"

[TO BE CONTINUES]

x

x

a/n: YOSH! mungkin para readers yang doyan sama Novel Sherlock Holmes, pasti pada tau gaya bercerita dalam fict ini.

Saya sengaja membuat Sasuke sebagai narator di fict ini, karena dalam imajinasi saya, saya sedang bersama Naruto (dan semoga imajinasi saya ini bisa menempatkan reader sebagai partner Naruto)

Heran kenapa disini Naruto jadi orang pinter? Jawabannya adalah :Karena Author bosan melihat Naruto jadi orang bodoh. emang sebenernya Naruto itu pinter kan? terbukti saat ujian Chunin (saat vs Kiba, dan Neji) terus disiphuden (vs Akatsuki yang partnernya Hidan (lupa namanya sapa :p)), waktu belajar Sage mode, dan masih banyak yang lainnya XD

Saya mendapat inspirasi dari dua sumber, pertama dari khasus 'Jack The Ripper' dan kedua dari 'Ankh symbol' kedua sumber ini saya gabungkan menjadi imajinasi saya yang readers baca.

Dan tentu saja Naruto saya buat menjadi seorang detective gabungan (Shinici, Kindaichi, poirot, dan tentunya tokoh paporit saya, yaitu Sherlock Holmes).

Beri tahu saya bila anda telah membaca fic aneh bin abal ini, apakah saya layak melanjutkannya? atau cukup samapai disini saja dan saya harus menghapusnya? caranya mudah, klik link review di bawah fict ini.

[Cerita Selanjutnya]

Naruto dan Sasuke mengintai seorang wanita, Saat mereka hendak mengejar seorang yang mencurigakan mereka disergah oleh orang asing, Siapakah orang asing itu?

"Bagaimana bisa surat ini sampai di kamar kita?"

"Serangan frontar tidak akan menguntungkan kita, Teme."

"Ca... cantik,"

"ORANG ITU!"

X

X

X

X

Once AGAIN, PLEASE REVIEW... :)