Author: DY Kyunie
Pairing: Stray Kids x Yang Jeongin, All x Jeongin, Harem!Jeongin
Genre: Drama, Romance, Shounen-ai/Yaoi
Rating: T
Disclaimer: Stray Kids milik JYP ent.
- Don't Like, Don't Read -
.
.
.
Stray High School adalah sekolah elite khusus laki-laki berbasis Internasional yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan.
Banyak siswa cerdas yang bertalenta bersekolah disana. Entah dibidang Akting, Musik, Olahraga dan lainya.
Yang Jeong In. Atau biasa disapa Jeongin, siswa pindahan dari Busan.
Kini ia tengah berdiri di depan gerbang Stray High School.
Jantungnya berdegub 2 kali lebih cepat dari biasanya. Karena efek dari menjadi siswa baru di pertengahan semester.
Sekolah ini sungguh besar, Jeongin yakin mungkin dia bisa tersesat. Dan untungnya dia membawa denah sekolah di ransel hitam miliknya.
Jeongin mulai sibuk dengan ranselnya untuk mencari securik kertas berisi denah.
Eh? Sebentar... Kenapa denahnya tidak ada? Apakah dia meletakkannya di tempat yang lain?
Kali ini Jeongin merogoh kopernya yang sebelumnya tidak ia hiraukan.
Namun nihil, barang yang ia cari tetap tidak bisa ia temukan.
Jeongin mulai berfikir, untuk mengingat-ingat kembali. Dimana terakhir ia letakan denah tersebut.
Seketika Jeongin memasang wajah lesu saat mengingatnya.
Ia ingat sekarang, jika denahnya ia letakkan di lacinya tadi pagi.
Lagipula yang mengepak koper dan raselnya kan ibunya. Dan ia tidak memberitahukan sang ibu jika ada denah sekolah di laci meja belajarnya.
Kini Jeongin merogoh saku celananya dan mulai membuka layar kunci ponselnya.
Ia ragu, apakah harus menelpon ibunya atau tidak.
Jika ia menelpon, dan meminta sang ibu hanya untuk datang mengantarkan sebuah denah, rasanya tidak mungkin.
Karena mengingat jarak rumah dan sekolah yang menumpuh 3 jam lamanya.
Jeongin tidak mau membuat Orang tuanya repot karena dia.
.
.
Dengan hati berat, Jeongin kembali memakai ranselnya. Dan menggeret kopernya.
Dia seperti anak hilang di sekolah yang luas ini. Ia juga tidak tau letak ruang kepala sekolah dimana.
Mau bertanya, namun Jeongin tidak melihat satu pun siswa yang berkeliaran di sekitanya.
Mengingat sekarang jam tengah menunjukkan angka 9:30. Sudah dipastikan para siswa sekarang sibuk dengan kegiatannya. Yaitu belajar.
Tanpa Jeongin sadari. Dari arah belakang, tampak seorang siswa yang memperhatikan gerak-geriknya dan mulai mendekatinya.
"Hey!" Siswa misterius tersebut menepuk bahu kiri Jeongin.
Jeongin terkejut atas kehadiran sesosok laki-laki di belakangnya.
Jeongin membalikan badan mungilnya, dan dapat melihat seorang siswa berseragam sekolah sedikit berantakan berada di hadapannya.
"Apa kau perlu bantuan?" Seperti mengerti apa yang dibutuhkan Jeongin. Siswa dihadapannya memberi tawaran untuk membantu.
"Ah... Itu, saya ingin ke ruang kepala sekolah. Hanya saja saya tidak tau letaknya." Jeongin berkata sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Sejujurnya Jeongin orang yang pendiam. Jadi saat melihat orang asing, Jantungnya akan berpacu lebih cepat, dan kegugupan mulai menyerangnya.
"Mau aku tunjukkan jalannya?" Sosok dihadapannya sekali lagi menawari bantuan.
Sepertinya dia orang baik.
"Bolehkah?" Tanya Jeongin untuk meyakinkan.
"Tentu saja. Kajja!" Siswa tersebut, tanpa Jeongin suruh, mengambil alih kopernya. Dan tangan kiri siswa tersebut menggenggam tangan kanan miliknya.
Jeongin tidak dapat berkata-kata, karena dia bingung.
"Ah iya, ngomong-ngomong siapa namamu?" Siswa disampinya membuka suara saat mereka berjalan beriringan.
"Nama saya Yang Jeongin. Biasa dipanggil Jeongin. Murid pindahan dari Busan. Dan saya kelas 10. Sa-salam kenal." Jeongin memperkenalkan diri dan tidak lupa membungkuk hormat.
Setelah selesai membungkuk, Jeongin dapat melihat siswa dihadapannya terkekeh pelan.
Dia sangat menarik dan polos.
"Jeongin-ah, kau terlalu formal." Laki-laki tersebut masih saja terkekeh geli.
Jeongin hanya tersenyum kikuk karena malu.
"Namaku Kim Seungmin. Kau bisa panggil aku Seungmin. Dan kita seangkatan." Seungmin, laki-laki dihadapannya tersenyum sehingga memperlihatkan gigi putihnya.
Jeongin membalas senyum Seungmin.
Dan mereka kembali berjalan beriringan dengan Seungmin yang kembali menggandeng tangan Jeongin.
Jeongin tidak keberatan tangannya digenggam oleh Seungmin. Dan ia rasa ia akan sangat akrab kedepannya dengan Seungmin.
.
.
.
Hampir 15 menit mereka berjalan, akhirnya mereka sampai ketujuan utama mereka.
Seungmin mulai membuka suara.
"Ok, kita sudah sampai. Masuklah."
"Hm, baiklah." Jeongin membalas dengan senyum manisnya dan menampilkan gigi kecilnya yang berbehel.
"Aku akan menunggumu." Seungmin berkata setengah berbisik, dan mengepalkan tangannya. Tanda menyemangati.
.
.
Setelah menunggu kurang lebih 10 menit. Seungmin dapat melihat Jeongin yang keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana?" Tanya Seungmin penasaran.
"Aku akan masuk di kelas 10-1 dan besok sudah bisa mengikuti pelajaran. Dan seharian ini aku bisa bersantai di asrama." Jeongin menjeda.
"Apa ini kebetulan? Kita sekelas Jeongin-ah!" Seungmin berseru senang.
"Jinjayo?" Jeongin bertanya dengan nada tidak percaya.
"Benar Jeongin-ah!" Dengan tiba-tiba Seungmin memeluk tubuh kecilnya.
Tapi Jeongin tidak menghiraukan pelukan tersebut, karena fokus dengan selembar kertas ditangannya.
"Lalu, aku akan ditempatkan di asrama A dan... Ah! Nomor 126. Tapi, aku kurang mengerti dengan denah ini." Jeongin memulai kebiasaannya, menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat dia bingung.
Seungmin melepas pelukannya.
"Biar ku bantu, kajja!"
Dengan semangat, Seungmin kembali menarik pergelangan Jeongin dan tangan satunya sibuk membawa koper Jeongin.
.
.
.
"Sampai."
"Terima kasih Seungmin-ah." Jeongin mengambil alih kopernya dari tangan Seungmin.
"Kau tau, aku sangat kenal dengan roommatemu ini. Aku yakin kalian pasti akan akrab." Setelah mengatakannya, Seungmin beralih melihat jam digital yang bertengger manis di tangan kirinya.
"Aku akan telambat. Jadi aku harus pergi sekarang. Ok, bye Jeongin-ah!" Seungmin meninggalkan Jeongin sambil sedikit berlari.
Jeongin jadi agak sedikit kesepian atas kepergian teman barunya, Seungmin.
Ia pun menghela nafasnya pasrah dan merogoh saku celananya untuk menemukan kunci kamarnya dan mulai membuka pintu yang akan menjadi kamarnya tersebut.
Kata pertama yang Jeongin pikirkan saat memasuki kamar tersebut adalah...
Jorok!
Sungguh kamar ini sangat berantakan.
Baju berserakan dimana-mana. Buku yang berantakan di meja. Dan apa itu? Noda saus ramyun yang berserakan dilantai?
Sepertinya sebelum beristirahat, dia perlu membersihkan kamar ini.
Karena asal tau saja, Jeongin sungguh benci dengat kata berantakan.
.
.
.
To be Continued
